Makalah Tranfusi Menyelamatkan Jiwa
Makalah Tranfusi Menyelamatkan Jiwa
Disusun Oleh :
Wahyuni
Rosita devi
Sitti Rahma
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “TRANFUSI
MENYELAMATKAN JIWA PADA PENGANUT SAKSI JEHOVA (JEHOVA WITNES)”ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen
pengampuh Indrawati,S.kep,Ns,M.Kes [nama bidang studi/mata kuliah]. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang [topik makalah] bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
MAKALAH................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................6
C. Tujuan Masalah................................................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................7
A. Pengertian Saksi-saksi Yehuwa.......................................................................................................7
B. Bagian-bagian dan komponen-komponen darah............................................................................8
C. Sikap Terhadap Agama-Agama Lain...........................................................................................10
D. Penyataan-Pernyataan Tentang Dirinya Sendiri.........................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................................15
A. Kesimpulan.....................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di negara bagian AS, Kansas cukup ramai diberitakan kasus yang menyangkut
keyakinan agama yang berbenturan dengan prinsip kedokteran di dalam penanganan pasien.
Kasus dimaksud adalah keyakinan dalam agama Saksi Yehovah (Jehovah’s Witness) yang
mengharamkan penganutnya untuk menerima donor darah sekali pun dalam kondisi yang
mengancam nyawa (life threatening). Adalah Mary Stinemetz (64) warga Kansas yang
menderita penyakit hati stadium lanjut yang mengalami dilema berat di dalam memperoleh
penanganan medis untuk menyelamatkan jiwanya. Satu-satunya harapan untuk
mempertahankan hidupnya, maka ia harus menjalani cangkok hati (liver transplant). Namun
prosedur bedah pencangkokan hati mengharuskan dilakukan transfusi darah. Sebenarnya
negara bagian Kansas sudah menyetujui pembedahan transplantasi hati yang berbeaya
250.000 dollar ini melalui asuransi kesehatan Medicaid. Namun operasi ini tidak
dilaksanakan, karena Stinemetz bersikukuh untuk meminta operasi yang dilaksanakan tanpa
transfusi darah.
Operasi tanpa transfusi darah (bloodless surgery) ini memang sudah dikembangkan di
beberapa negara bagian antara lain karena mempertimbangkan keyakinan agama Saksi
Yehovah ini. Namun persoalannya, di negara bagian Kansas sendiri belum ada
fasilitas bloodless surgery ini dan sarana yang terdekat ada di Omaha, negara bagian
Nebraska. Pemerintah negara bagian Kansas menolak opsi transplantasi hati dilakukan di
negara bagian lain, dengan berdalih bahwa operasi ini dapat dilakukan di Kansas. Akhirnya
Mary Stinemetz terkatung-katung nasibnya, meskipun sesungguhnya dia sekarang sedang
berpacu dengan maut karena penyakit biliary cirrhosis semakin menggerogoti
kesehatannya. Biliary cirrhosis adalah penyakit kronis di mana saluran empedu (bile duct)
mengalami peradangan dan akhirnya hancur sehingga terjadi penumpukan cairan empedu di
hati. Semenjak penyakit ini mengalami progresi, dia mengalami penurunan berat badan yang
drastis, sesak nafas, perutnya membuncit dan dalam tempo 18 bulan terakhir sudah
menjalani penyedotan cairan di paru-parunya sebanyak 13 kali. Dia juga terus menerus
menggigil, karena mengalami anemi (kurang darah) akut.
Agama Saksi Yehovah adalah sempalan dari agama Kristen yang sangat menekankan
kemurnian ajaran. Di seluruh dunia penganutnya berjumlah sekitar 16,6 juta umat dan
terbanyak berada di negara AS, Brazil dan Meksiko. Karena kuatnya menjaga kemurnian
agama ini, mereka tidak mengakui keberadaan agama-agama lain dan menanggapnya
sebagai kafir. Mereka juga tidak mengakui keberadaan negara dan segala peraturannya dan
percaya pada suatu saat negara akan lenyap. Oleh karenanya, fatwa agamanya melarang
penganutnya untuk masuk dalam dinas tentara, menghormati bendera nasional,
menyanyikan lagu kebangsaan. Mereka juga tidak merayakan hari ulang tahun, hari Natal,
Paskah dan terutama hari Thanksgiving karena semuanya merupakan ritual orang kafir
(pagan).
C. Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Saksi-Saksi Yehuwa adalah satu agama dari agama Kristen yang mengabar luas di
berbagai negara. Pada mulanya Saksi-Saksi Yehuwa disebut “Asosiasi Pelajar Kitab Suci
Internasional” yang menamakan mereka sebagai Siswa-Siswa Alkitab. Kemudian
berkembang dan mengubah namanya menjadi Saksi-Saksi Yehuwa pada tahun 1931. Mereka
merupakan gerakan keagamaan yang perkembangannya mengalami pasang surut. Karena
dianggap keluar dari Ajaran Kristen. Di Indonesia sendiri, Saksi-Saksi Yehuwa telah diakui
oleh negara. akan tetapi, perizinannya di Indonesia pernah dicabut dan pada akhirnya telah
diakui oleh negara Indonesia. Sedangkan keberadaannya di Yogyakarta belum diterima di
masyarakat, terbukti dengan adanya penolakan dalam pembangunan tempat ibadah. Jenis
penelitian ini adalah penelitian pustaka. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan menggunakan pendekatan teologi. Sedangkan teori yang dipakai dalam
penelitian ini adalah teori yang di tawarkan oleh Mufti Syafi’i bahwa darah adalah najis,
dalam kondisi biasa, transfusi darah merupakan pekerjaan yang haram, karena; Pertama, darah
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tubuh manusia; dan Kedua, darah adalah najis.
Namun demikian, boleh mentransfusikan darah dibolehkan atas dasar keterdesakan.
Pembolehan melakukan transfusi darah harus didasarkan kekhawatiran terancam jiwanya dan
tidak ada jalan lain selain melakukan transfusi darah. Sedangkan dalam ajaran saksi-saksi
Yehuwa darah aadalah suci, tidak boleh makan darah dan transfusi darah.
Dalam kasus bagian-bagian yang lebih kecil yang diuraikan dari darah, masing-masing
individu didorong untuk mengikuti hati nurani mereka sendiri tentang sejauh mana hal-hal ini
dapat diterima.Ini disebabkan karena sulit mendefinisikan pada titik mana darah itu bukan lagi
darah. Ketika zat itu diuraikan ke dalam bagian-bagian yang semakin kecil, maka ia dapat
diterima atau ditolak sebagai sama dengan zat aslinya Karena itu sebagian anggota Saksi-
Saksi Yehuwa secara pribadi memutuskan untuk menerima penggunaan bagian-bagian dari
darah sementara lainnya tidak.
2. Pertimbangan-pertimbangan Hukum
Apapun pertimbangan-pertimbangan medisnya, Saksi-Saksi Yehuwa menganjurkan
bahwa para dokter harus menghormati hak-hak pasien untuk menerima perawantan apa
yang akan mereka terima atau tolak (meskipun seorang SSY akan dikenai sanksi-sanksi
keagamaan bila mereka melaksanakan hak mereka untuk memilih transfusi
darah). Karena itu, pengadilan-pengadilan di AS cenderung untuk tidak menganggap para
dokter bertanggung jawab apabila kondisi kesehatan seorang pasien menurun karena
permintaannya sendiri. Akan tetapi, pandangan bahwa dokter, dalam keadaan apapun
juga, harus berpegang pada keinginan-keinginan si pasien berdasarkan keyakinan
keagamaannya tidak diakui oleh semua yurisdiksi. (misalnya, lihat Prancis).
Situasinya menjadi kontroversial, khususnya untuk anak-anak di bawah umur.
Di Amerika Serikat, banyak dokter akan setuju untuk menjajaki dan mengupayakan
semua alternatif non darah dalam perawatan anak-anak berdasarkan permohonan orang
tua atau wali mereka yang sah. Akan tetapi, beberapa hukum negara bagian
mengharuskan dokter memberikan pelayanan yang berbasis darah kepada anak-anak di
bawah umur apabila opini profesional mereka menyatakan bahwa hal itu dibutuhkan
untuk menghindari kematian yang mengancam atau kerusakan permanen yang hebat.
Sebuah esai yang berjudul, "Jehovah's Witnesses, Blood transfusions, and the Tort
of Misrepresentation," yang terdapat dalam terbitan Musim Gugur Journal of Church dan
State dari Universitas Baylor, terbitan 13 Desember 2005, membahas kemungkinan
kerentanan lembaga-lembaga hukum Saksi-Saksi Yehuwa untuk melakukan klaim-klaim
yang signifikan berupa kompensasi karena kemungkinan penipuan agama itu tentang
risiko-risiko medis dari transfusi darah. Menurut esai itu, jaminan-jaminan konstitusional
untuk kebebasan beragama tidak menghapuskan tanggung jawab hukum dari setiap orang
atau organisasi dalam penipuan menyangkut fakta sekular.
Para pengritik Lembaga Menara Pengawal (dan Saksi-Saksi Yehuwa pada umumnya)
seringkali mengutip pernyataan-pernyataan seperti yang disebutkan di atas bersama-sama
dengan pernyataan-pernyataan resmi yang diterbitkan dan dibuat oleh Lembaga Menara
Pengawal sendiri tentang dirinya sendiri; yaitu:
1. Lembaga Menara Pengawal adalah "satu-satunya dan hanya satu saluran" yang digunakan
Allah untuk terus-menerus menyampaikan kebenaran.
2. Lembaga Menara Pengawal "diarahkan oleh Yehuwa" dan "berada di bawah pengawasan
langsung oleh Kristus Yesus "dan bahwa hanya "dia sendirilah satu-satunya, di seluruh dunia,
yang dibimbing oleh roh kudus atau kekuatan Allah. "
Pakar agama Sergei Ivanenko menyatakan, "Adalah suatu kekeliruan yang serius
bila kita menggambarkan Organisasi Keagamaan Saksi-Saksi Yehuwa sebagai sebuah
agama yang pimpinannya memaksa anggota-anggota di barisan terbawahnya untuk
terlibat dalam suatu bentuk aktivitas atau lainnya, atau memberlakukan bagi mereka
pembatasan-pembatasan atau arahan-arahan yang ketat. Saksi-Saksi Yehuwa berusaha
untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Kitab Suci berdasarkan pilihan individu
yang suka rela.Hal ini juga berlaku sepenuhnya dalam pemberitaan."James Beckford,
seorang pakar dalam keyakinan-keyakinan Saksi-Saksi Yehuwa dan profesor pada
Universitas Warwick, Inggris, mengatakan,"Penting bagi masing-masing dari mereka
untuk menjalankan agensi moral yang bebas dalam memilih untuk mempelajari
Alkitab dan hidup sesuai dnegan penafsiran mereka tentang pesannya.
Bila seorang anggota Saksi Yehuwa tidak menaati penafsiran organisasi tersebut,
mereka dapat dikucilkan, yang diistilahkan dengan dikeluarkan dari persekutuan. Hal
ini dilakukan dengan cara semua anggota agama ini, termasuk keluarga anggota-
anggota tersebut yang tidak tinggal di rumah yang sama, harus menjauhkan diri
daripadanya. Karena sifat social agama ini, seseorang yang dijauhi berarti diasingkan
dengan cara yang sangat hebat dan hal ini dapat sangat merugikan bila setiap orang
dalam lingkaran sosial seorang anggota ikut serta menjauhkan diri daripadanya. Saksi-
Saksi Yehuwa mengatakan bahwa pengeluaran seseorang dari persekutuan adalah
sebuah metode yang terdapat dalam Kitab Suci untuk melindungi sidang dari pengaruh
mereka yang mempraktikkan kesalahan yang serius. Diarsipkan 2006-09-10
di Wayback Machine. Encyclopedia of Religion menulis: “Setiap komunitas
mengklaim memiliki hak untuk melindungi dirinya sendiri terhadap anggota-anggota
yang tidak taat yang dapat mengancam kesejahteraan bersama. Dalam suatu lingkup
keagamaan, hak ini telah sering diperkuat oleh keyakinan bahwa sanksi
[ekskomunikasi] ini memengaruhi kedudukan seseorang di hadapan Allah.”
Sebelum 1981, bila seorang anggota memisahkan diri dari agama ini, tetapi tidak
dikeluarkan dari persekutuan, anggota lainnya tidak diharuskan menjauhkan diri dari
mereka dan mereka masih boleh memelihara hubungan yang biasa. Pada 1981
kebijakan ini berubah dan semua orang yang dianggap telah memisahkan diri melalui
tindakan-tindakan mereka harus diperlakukan dengan cara yang sama seperti anggota
yang telah dikeluarkan dari persekutuan karena kesalahan yang serius. Kebijakan baru
ini berarti bahwa anggota-anggota sidang (jemaat) tidak diberitahukan apakah
seseorang itu dijauhi karena “dikeluarkan dari persekutuan” atau karena “memisahkan
diri” atau karena alasan apa. Banyak dari perubahan-perubahan ini dikeluarkan karena
kejadian-kejadian di sekitar Raymond Franz, seorang mantan anggota Badan
Pimpinan.
Para kritik menyatakan bahwa rasa takut dijauhi dan perpecahan keluarga
menyebabkan orang yang mungkin ingin meninggalkan agama ini memutuskan untuk
tidak keluar.Satu-satunya cara untuk secara resmi meninggalkan agama ini adalah
menulis sepucuk surat permohonan untuk memisahkan diri atau untuk dikeluarkan
dari persekutuan, tetapi kedua-duanya melahirkan serangkaian larangan dan hukuman
yang sama. Para kritik berpendapat bahwa proses yuridis yang dilakukan, karena
sifatnya yang pribadi dan hampir otonom, berlawanan dengan preseden yang
ditemukan dalam Kitab Suci dan ajaran-ajaran organisasi ini sendiri dan dapat
digunakan secara sembarang bila ada konsensus di antara segelintir orang saja untuk
menggunakan wewenang mereka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua tingkat tinggi yang berfungsi
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutukan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-
bahan kimia hasil metabolisme, dan jugamerupakan pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri. Hubungan antara darah dan proses-proses kehidupan sangat erat sehingga darah dan
kehidupan tidak bisa dipisahkan. Dalam pandangan Yehuwa darah itusuci, Yehuwa
menjelaskan bahwa jiwa atau kehidupan ada dalam darah. Dan merupakan hal yang salah
untuk makan darah.
Demikian pula hal yang salah untuk makan daging yang belum dicurahkan darahnya
dengan sepatutnya. Jiwa hewan itu mati karena dicekik hendaknya jangan makan,dan jika
hewan itu mati karena kena tombak hendaknya darahnya dicurahkan sebelum memakan
hewan tersebut.
Tidak boleh makan darah menyebabkan pemahaman mereka menolak transfusi darah,
menurut mereka transfusi darah sama halnya dengan memakan daging, dan haram
hukumannya memasukkan darah ke dalam tubuh manusia melalui apapun. Transfusi darah
umumnya dilakukan sebagai pengobatan, akan tetapi ajaran sanksi-sanksi Yehuwa melarang
untuk melakukan transfusi darah. Walaupun sanksi-sanksi melarang untuk melakukan
transfusi darah, mereka masih toleran dalam penggunaan fraksi dan komponen darah utama .
ini bukan suatu keputussan yang mutlak,akan tetapi hal ini dikembalikan kepada hati nurani
Saksi-saksi Yehuwa dalam mengambil keputusan sehubungan dengan darah.
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, Jan S. Berbagi Aliran Dalam Dan Sekitar Gereja, Jakarta:Gunung Malang 2013
Ebrahim Abul Fadl Mohsin Kloning Eutasia, Transfusi Darah, Transpalansi Organ dan
Eksperimen Pada Hewan 2001
Bagaimana Darah Dapat Menyelamatkan Kehidupan Anda. Brooklyn: Watch Tower Bible
and Tract Society of New York 1990
Nama illahi yang akan kekal selama lamanya. Jakarta: saksi-saksi Yehuwa Indonesia 2007