Anda di halaman 1dari 3

2.

Model Daya Kompetitif Porter Dalam Mengembangkan Strategi Kompetitif Dengan


Menggunakan Sistem Informasi

A. Model Daya Kompetitif Porter

Salah satu tujuan dari penerapan sistem informasi pada perusahaan ialah mencapai
keunggulan kompetitif, yakni perusahaan mempunyai kinerja yang lebih baik atau maksimal
daripada perusahaan lainnya. Salah satu model untuk menganalisi timgkat kompetisi
perusahaan adalah menggunakan model daya kompetitif (competitive forces model)
diutarakan oleh Michael Porter, atau yang biasa disebut Analisis lima kekuatan (Five forces
analysis). The Five Forces Model of Industry Competition dari Michael Porter menyatakan,
ada lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam industri, yaitu:

a. Ancaman dari pendatang baru (threat of new entrants).


Merupakan ancaman atas masuknya pendatang baru ke dalam industri. Hal tersebut
bisa berdampak pada tingkat pendapatan perusahaan yang sudah tersedia, dan memaksa
mereka agar lebih efisien serta memahami hal baru dalam persaingan. Perusahaan baru
akan masuk kedalam industri dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor, yaitu: hambatan untuk
masuk ( barriers to entry ) dan reaksi yang timbul dari perusahaan yang ada di industri saat
ini (expected retaliation).
b. Ancaman dari produk pengganti (threat of substitute products).
Ancaman tersebut timbul apabila produk pengganti yang telah ada memberikan
beberapa keuntungan serta keunggulan bagi pelanggan, seperti rendahnya biaya
perpindahan ke produk lain, harga yang lebih rendah, atau kualitas produk yang lebih baik.
c. Kekuatan tawar-menawar dari pemasok (bargaining power of suppliers).
Merupakan ancaman yang timbul karena pemasok memiliki kekuatan dalam
penentuan harga serta kualitas produksi atas barang/jasa yang diberikan kepada
perusahaan dalam industri. Hal tersebut menuntut perusahaan agar bisa mengelola struktur
harga mereka, sehingga tidak menggangu profitabilitas perusahaan.
d. Kekuatan tawar-menawar dari pembeli (bargaining power of buyers)
Merupakan ancaman yang timbul dari kekuatan pembeli, yang menuntut harga yang
murah, kualitas yang tinggi, serta layanan yang berkualitas. Hal ini tentunya dapat
mengancam perusahaan dalam rangka maksimalisasi return dari investasi mereka.
Ancaman ini dapat terjadi pada perusahaan, jika pembeli memiliki porsi yang besar
terhadap penjualan perusahaan, rendahnya biaya perpindahan ke produsen lain (zero
switching costs), atau produk industri tidak mempunyai perbedaan serta sudah mempunyai
standar.
e. Persaingan kompetitif di antara anggota industri (rivalry among competitive firms)
Merupakan ancaman yang timbul atas persaingan yang terjadi dengan perusahaan lain
dalam industri. Perbedaan sumber daya serta kapabilitas antar perusahaan, memberikan
peluang pada perusahaan untuk meningkatkan costumer value dan competitive advantage,
melalui persaingan harga, layanan purna jual, serta inovasi produk atau jasa.

B. Strategi Sistem Informasi untuk Menghadapi Kekuatan Kompetitif

Terdapat 4 strategi umum yang masing-masing sering dimungkinkan dengan penggunaan


teknologi dan sistem informasi:

1. Kepemimpinan rendah biaya.


Pada strategi ini sistem informasi digunakan untuk meraih biaya operasional serendah
mungkin serta harga serendah mungkin. Contohnya Wal-mart. Wall-mart menjadi
pemimpin bisnis eceran di Amerika Serikat, karena sistem pengisian kembali persediaan
yang sangat cepat, Wal-Mart tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk menjaga
persediaan yang besar pada gudangnya sendiri. Sistem juga memungkinkan wal-mart
menyesuaikan pembelian barang toko untuk memenuhi permintaan pelanggan.
2. Diferensiasi produk.
Sistem informasi dimanfaatkan untuk memungkinkan produk dan jasa baru, atau
dengan cara mengubah kenyamanan pelanggan dalam menggunakan produk dan jasa
milik perusahaan yang telah tersedia. Contohnya, Google secara terus menerus
memperkenalkan mesin penelusuran yang baru serta unik pada websitenya, seperti
Google Maps.
3. Fokus pada peluang pasar.
Sistem informasi pada strategi ini digunakan untuk memungkinkan fokus pasar yang
spesifik dan melayani sasaran pasar yang sempit lebih baik dibandingkan kompetitor.
Selain itu sistem informasi memungkinkan perusahaan menganalisis pola pembelian
pelanggan, selera, dan preferensi dengan cukup dekat sehingga dapat menaikkan
kampanye periklanan dan pemasaran dengan efisienkepada pasar sasaran yang lebih
kecil.
4. Memperkuat keintiman pemasok dan pelanggan. Sistem informasi pada strategi ini
dimanfaatkan untuk memperat hubungan hubungan pemasok dengan pelanggan.
Referensi :
Sitanggang, Kurniawan. 2014. “Information System, Organizations, and Strategy”,
(online),
https://www.academia.edu/25236286/INFRMOATION_SYSTEMS_ORGANIZATI
ONS_AND_STRATEGY. Diakses tanggal 4 September 2021.

Anda mungkin juga menyukai