Anda di halaman 1dari 5

A.

Mengaktifkan Strategi Organisasi dengan Sistem Informasi

ii. Sistem Informasi Mendukung Kinerja Lebih Cepat Lebih Baik, dan Lebih Pintar

Seseorang dengan perspektif otomatisasi menganggap teknologi sebagai cara untuk


membantu menyelesaikan tugas dalam organisasi lebih cepat, lebih murah, dan mungkin
dengan akurasi dan/atau konsistensi yang lebih tinggi. Dengan adanya system informasi dapat
membantu kinerja manajemen lebih cepat. Melalui sistem informasi manajemen, data akan
masuk kemudian diolah secara otomatis, sehingga membantu tugas tim manajemen lebih
efektif dan efisien. Apalagi dengan data yang sudah sistematis, akan lebih memudahkan
pihak manajemen dalam mengolah data secara realtime. Sebagai contoh peralihan dari proses
aplikasi pinjaman manual ke otomatis memungkinkan organisasi untuk mempekerjakan
karyawan secara lebih efisien, sehingga menghasilkan penghematan biaya yang lebih besar.

Sistem Informasi juga mendung kinerja manajemen lebih baik. Hal ini dapat dilihat
dengan menganalisis informasi yang dibuat saat mengotomatiskan suatu proses, pemahaman
yang lebih baik tentang proses kerja yang mendasarinya dapat dikembangkan. Mentalitas
pembelajaran dibangun di atas mentalitas otomatisasi karena mengakui bahwa sistem
informasi dapat digunakan sebagai kendaraan untuk pembelajaran organisasi yang berguna
untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk menggunakan perilaku dan informasi
masa lalu. Sebagai contoh dalam untuk melacak dan mempelajari jenis aplikasi yang diajukan
oleh tipe orang tertentu pada waktu tertentu dalam setahun (misalnya, lebih banyak aplikasi
pinjaman mobil di musim gugur, kebanyakan dari pria berusia 20-an dan 30-an), pola
keputusan pinjaman yang dibuat, atau kinerja selanjutnya dari pinjaman tersebut. Sistem baru

ini membuat data tentang proses bisnis dasar yang dapat digunakan untuk memantau,
mengontrol, dan mengubah proses tersebut dengan lebih baik. Dengan kata lain, manajer
belajar dari sistem informasi ini tentang aplikasi dan persetujuan pinjaman; sebagai hasilnya,
manajer dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mengevaluasi aplikasi pinjaman
seperti gambar dibawah ini.

Sistem Informasi membantu manajer dalam meningkatkan kinerja yang lebih cerdas
dapat dilihat dalam mendukung strategi organisasi dengan cara yang memungkinkan
perusahaan memperoleh atau mempertahankan keunggulan kompetitif atas para pesaing.
Seseorang dengan mentalitas strategis terhadap sistem informasi lebih dari sekedar
mengotomatisasi dan belajar dan sebagai gantinya mencoba menemukan cara untuk
menggunakan sistem informasi untuk mencapai strategi yang dipilih organisasi, seperti
dengan merampingkan operasi, mengoptimalkan rantai pasokan, atau memahami pelanggan
dengan lebih baik. Manajer menginginkan manfaat otomatisasi dan pembelajaran, tetapi juga
mencari keunggulan strategis dan kompetitif dari sistem. Bahkan, dalam lingkungan bisnis
saat ini, jika sistem informasi yang diusulkan tidak akan secara jelas memberikan beberapa
nilai strategis (yaitu, membantu meningkatkan bisnis sehingga dapat bersaing dengan lebih
baik) sementara juga membantu orang untuk bekerja lebih cerdas dan menghemat uang di
masa depan.

iii. Sumber Keunggulan Kompetitif

Untuk mengembangkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif, organisasi


harus memiliki sumber daya dan/ atau kemampuan yang lebih unggul dari pesaing mereka.
Sumber daya mencerminkan aset spesifik organisasi yang digunakan untuk menciptakan
diferensiasi biaya atau produk dari pesaing mereka. Contoh sumber daya mungkin termasuk
teknologi hak milik, ekuitas merek, atau basis pelanggan yang loyal dan mapan. Kemampuan
mencerminkan kemampuan organisasi untuk memanfaatkan sumber daya ini di pasar.
Misalnya, kualitas desain atau operasi yang efisien dapat menjadi kemampuan yang
membantu perusahaan memanfaatkan sumber dayanya secara efektif. Bersama-sama, sumber
daya dan kapabilitas memberi organisasi kompetensi khusus seperti inovasi, ketangkasan,
kualitas, atau biaya rendah di pasar. Brikut ini adalah contoh keunggulan kompetitif yang
dimiliku perusahaan:

Perusahaan dapat memperoleh atau mempertahankan masing-masing sumber


keunggulan kompetitif ini dengan menggunakan sistem informasi secara efektif. Terdapat 5
jenis keunggulan kompetitif yaitu:

 Strategi Penyedia Biaya Rendah, yaitu suatu pendekatan keunggulan kompetitif yang
paling kuat di dalam pasar yang dipenuhi pembeli dengan sensitifitas harga.
 Strategi Diferensiasi Luas, yaitu strategi diferensiasi hanya akan menjadi menarik
 apabila kebutuhan serta preferensi pembeli terlalu berbeda satu sama lain (perbedaan
yang sangat luas) yang tidak begitu saja bisa dipuaskan oleh satu standar produk yang
ditawarkan di dalam pasar.
 Strategi Biaya Rendah yang Terfokus, yaitu bertujuan untuk mengamankan
[[keunggulan kompetitif]] dengan melayani pembeli di ceruk pasar sasaran dengan
biaya lebih rendah dan harga lebih rendah daripada pesaing.
 Strategi Diferensiasi yang Terfokus, yaitu perhatian yang terpusat pada bagian yang
sempit (terfokus saja) dari pasar secara total. Segmen yang disasar bisa saja
terkelompok atas dasar kekhasan geografis, atau pada syarat pemakaian suatu produk
yang sangat khas, atau bisa pula berdasarkan atribut-atribut yang menarik pada
pelanggan-pelanggan tertentu saja
 Strategi Penyedia Biaya Rendah Terbaik, yaitu Strategi ini mengambil posisi tengah
di antara upaya mengejar keunggulan biaya rendah serta keunggulan diferensiasi,
serta antara menarik minat pasar yang lebih luas dan pasar yang lebih terfokus.
Berposisi di tengah-tengah seperti ini akan memberikan peluang bagi perusahaan
untuk mengejar pembeli yang sensitive terhadap nilai produk dimana jumlah mereka
sangat banyak, yang mana mereka akan mencari produk- produk dengan kualitas baik
hingga sangat baik namun dengan harga yang ekonomis

Salah satu kerangka kerja yang sering digunakan untuk menganalisis persaingan dalam suatu
industri adalah gagasan Porter (1979) tentang lima kekuatan kompetitif utama: (1) persaingan
di antara penjual yang bersaing dalam industri, (2) ancaman pendatang baru potensial ke
dalam industri, (3) daya tawar yang dimiliki pelanggan dalam industri, (4) daya tawar yang
dimiliki pemasok dalam industri, dan (5) potensi produk pengganti dari industri lain, seperti
gambar dibawah ini:

 Persaingan dalam Industri Sejenis (Rivalry of Competitors)


Kompetisi yang terjadi dalam industry sejeni biasanya terjadi dari segi harga, kualitas
produk, pelayanan purna jual, yang semua hal tersebut membentuk nilai tersendiri di
benak konsumen. Semakin banyak kompetitor, perusahaan akan semakin bekerja
keras memenangkan persaingan.
 Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants)
Masuknya pemain baru dalam industri akan membuat persaingan menjadi ketat yang
pada akhirnya dapat menyebabkan turunnya laba. Hal ini berkaitan dengan seberapa
mudah pendatang baru untuk ikut berkompetisi dalam persaingan usaha sejenis.
 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Bargaining Power of Buyers)
Daya tawar pembeli pada industri berperan dalam menekan harga untuk turun, serta
memberikan penawaran dalam hal peningkatan kualitas ataupun layanan lebih, dan
membuat kompetitor saling bersaing satu sama lain.
 Ancaman Produk atau Jasa Pengganti (Threat of Substitutes)
Dengan semakin banyak ragam barang dan jasa, terciptanya produk pengganti juga
mempengaruhi pendapatan bagi perusahaan. Hal ini berkaitan dengan apakah
konsumen memiliki pilihan lain terhadap produk yang ada.
 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers)
Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar terhadap pembeli dalam
industri dengan cara menaikkan harga atau menurunkan kualitas produk atau jasa
yang dibeli

Anda mungkin juga menyukai