Faktor Faktor Komunikasi Yang Mempengaru 0518627f
Faktor Faktor Komunikasi Yang Mempengaru 0518627f
Abstrak: Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker
yang dibantu oleh Tenaga Tekhnis Kefarmasian (TTK). Menurut hasil survei terhadap 50 konsumen Apotek,
didapatkan hasil bahwa hanya 8 konsumen Apotek yang memilih tenaga kefarmasian untuk membantu
memilihkan obat dalam swamedikasi. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik melakukan
penelitian untuk mengetahui faktor ± faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
TTK sebagai salah satu tenaga kefarmasian. Penelitian dibatasi pada faktor-faktor dari segi komunikasi
khususnya di Apotek. Ditemukannya informasi-informasi yang diperlukan untuk pengembangan kompetensi
TTK, khususnya dalam bidang komunikasi dengan pasien akan sangat membantu upaya peningkatan kualitas
pelayanan kefarmasian. Penelitian ini menggunakan rancangan survei cross-sectional, dengan menggunakan
sistem purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner terstruktur kepada 100
konsumen apotek. Kuesioner terdiri dari pertanyaan terkait faktor-faktor komunikasi eksternal (daya tarik fisik
apotek, daya tarik fisik TTK, familiarity, empati, dan kedekatan) dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
TTK di Apotek. Data dianalisis secara bivariat menggunakan uji korelasi Spearman dan analisis multivariat
menggunakan regeresi linear. Ada lima faktor yang diuji, yaitu; daya tarik fisik TTK, daya tarik fisik Apotek,
empati, familiarity, dan kedekatan. Menurut hasil analisis bivariat semua faktor berpengaruh pada tingkat
kepercayaan pasien kecuali faktor familiarity. Sedangkan jika diuji secara simultan menggunakan regresi
linear, hanya faktor empati dan daya tarik fisik apotek yang dianggap cukup berpengaruh terhadap persamaan
yang dihasilkan.
Abstract: Pharmacy is a health service facility conducted by pharmacists who are assisted by Pharmacy
Technician (TTK). According to the results of a survey of 50 pharmacy consumers, it was found that only eight
pharmacy consumers chose pharmacy staff to help choose drugs in self-medication. Based on the problems
researchers are interested in conducting research to find out the factors that influence the level of public trust
in TTK as one of the pharmacy staff. Research is limited to factors in terms of communication, especially at
the Pharmacy. The discovery of information needed for the development of TTK competencies, especially in
the field of communication with patients will greatly help efforts to improve the quality of pharmaceutical
services. This study used a cross-sectional survey design, using a purposive sampling system. Data was
collected by distributing structured questionnaires to 100 pharmacy consumers. The questionnaire consisted
of questions related to external communication factors (the pharmacy's physical attractiveness, TTK physical
attractiveness, familiarity, empathy, and closeness) and the level of public trust in TTK at the Pharmacy. Data
were analyzed using bivariate analysis (Spearman correlation test) and multivariate analysis using linear
regression. There are five factors tested, namely; physical attraction of TTK, pharmacy's physical
attractiveness, empathy, familiarity, and closeness. According to the results of bivariate analysis all factors
influence the level of patient confidence except the familiarity factor. Whereas if tested simultaneously using
linear regression, only the empathy factor and physical attractiveness of the pharmacy are considered to have
sufficient influence on the equation produced.
x
email korespondensi: putuudayana87@gmail.com
b. Konsumen apotek yang berpendidikan pertanyaan disusun kembali untuk dijadikan alat
minimal SD. penelitian.
c. Konsumen apotek yang membeli obat bebas
Pengolahan dan Analisis data. Data dari
atau obat bebas terbatas tanpa resep dokter.
kuesioner diterjemahkan menjadi data kuantitatif
d. Konsumen apotek yang telah menerima dengan ketentuan sesuai tabel 1.
layanan dari TTK di Apotek tersebut.
Kriteria eksklusi: Tabel 1 Penilaian pernyataan kuesioner
a. Konsumen apotek yang tidak bersedia mengisi Favourable Unfavourable
No.
kuesioner. Pernyataan Nilai Pernyataan Nilai
Sangat Sangat
b. Konsumen apotek yang tidak dapat membaca 1.
Setuju
5
Setuju
1
serta menulis. 2. Setuju 4 Setuju 2
Kurang Kurang
3. 3 3
Instrumen Penelitian. Alat penelitian adalah setuju setuju
kuesioner yang terdiri dari pertanyaan ± pertanyaan Tidak
4. Tidak Setuju 2 4
terkait penilaian konsumen terhadap faktor-faktor Setuju
komunikasi eksternal dan tingkat kepercayaan Sangat
Sangat
konsumen terhadap TTK. Faktor-faktor 5. 1 Tidak 5
Tidak Setuju
Setuju
komunikasi eksternal yang dinilai adalah daya tarik
fisik apotek, daya tarik fisik TTK, familiarity,
kedekatan, dan empati. Daya tarik fisik yang Data yang dikumpulkan dianalisis secara bivariat
dimaksud yaitu daya tarik fisik TTK yang bertugas untuk mencari korelasi antara masing-masing
di apotek dan daya tarik fisik apotek. Familiarity variabel bebas dan variabel terikat. Analisis
yang dimaksud yaitu TTK yang bertugas di Apotek multivariat digunakan untuk menguji hubungan
sudah familiar atau dikenal; dipahami; umum; antara semua variabel bebas dan variabel terikat.
sering; akrab. Kedekatan yang dimaksud adalah
terdapatnya kesamaan antara TTK dengan
responden, misalnya kesamaan tempat tinggal, HASIL DAN PEMBAHASAN
kesamaan tempat lahir, kesamaan gaya bicara dan
kesamaan kesenangan. Empati yang dimaksud Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner
adalah keadaan mental yang membuat seseorang Kuesioner disusun dan dikonsultasikan ke
merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam ahli Bahasa Indonesia untuk memastikan kuesioner
keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan yang akan digunakan telah memenuhi kaidah
orang atau kelompok lain. Empati yang dinilai Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kuesioner
dalam penelitian adalah rasa empati TTK terhadap yang disusun terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
pasien. Kepercayaan yang dimaksud yaitu terkait kepercayaan, empati, kedekatan,
kepercayaan responden terhadap TTK. familiarity, daya tarik TTK dan daya tarik Apotek.
Kuesioner yang digunakan merupakan Kuesioner yang telah dikonsultasikan disebarkan
kuesioner tertutup yang dinilai menggunakan skala pada responden uji validitas dan reliabilitas
Likert. Kuisioner yang akan digunakan kuesioner. Responden uji validitas dan reliabilitas
dikonsultasikan dengan ahli Bahasa Indonesia serta adalah 30 pasien di luar sampel penelitian yang
diuji validitas dan reabilitasnya terlebih dahulu. Uji melakukan swamedikasi di apotek di Kota
validitas yang digunakan adalah tekhnik korelasi Denpasar. Responden tersebut harus memenuhi
Product Moment Pearson. Validitas kuesioner syarat sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang
GLWHQWXNDQ GHQJDQ PHPEDQGLQJNDQ DQWDUD ³U telah ditentukan.
KLWXQJ´ GDQ ³U WDEHO´ .XHVLRQHU \DQJ PHPHQXKL Kuesioner yang disusun terdiri dari 66
syarat uji validitas adalah kuesioner yang memiliki pertanyaan dan 34 dari pertanyaan tersebut
r hitung > r tabel (r hitung > 0,361). Pengukuran memiliki nilai r hitung > 0,361 sehingga
reliabilitas dilakukan dengan metode one shot dinyatakan valid. Pertanyaan-pertanyaan yang
(sekali ukur). Kriteria pengujian adalah jika nilai dinyatakan valid disusun kembali dan diuji
Cronbach Alpha hitung >60, maka kuesioner yang UHOLDELOLWDVQ\D 1LODL &UREDFK¶V DOSKD \DQJ
diuji dinyatakan telah reliabel dan memenuhi diperoleh untuk kuesioner penelitian adalah 0.942.
syarat untuk digunakan sebagai alat ukur. Hal tersebut menunjukan instrumen yang
Pertanyaan ± pertanyaan yang tidak memenuhi digunakan telah valid dan reliabel sehingga dapat
syarat uji validitas dan reliabilitas digugurkan. Sisa digunakan untuk mengambil data penelitian.
Tabel 7. Hasil Klasifikasi Tingkat Empati TTK Komunikasi merupakan proses yang sangat
Jumlah kompleks. Menurut Coiera (2006) suatu sistem
No Klasifikasi
(Orang) komunikasi melibatkan orang-orang, pesan-pesan
1 Sangat Empati 65 yang ingin mereka sampaikan, teknologi yang
2 Empati 35 memediasi percakapan, dan struktur organisasi
3 Tidak Empati 0 yang mendefinisikan dan membatasi percakapan
4 Sangat Tidak Empati 0 yang dibiarkan terjadi. Ada tantangan organisasi
dan tantangan komunikasi signifikan yang
Empati TTK dinilai berdasarkan kemauan TTK dihadapi oleh tenaga layanan kesehatan di
untuk memberikan salam, kesopanan, keramahan, masyarakat (Coiera, 2006). Tenaga kesehatan
kesabaran, perhatian terhadap keluhan pasien, sering tidak siap untuk membantu pasien
perhatian TTK untuk menanyakan kemajuan hasil mengatasi rasa malu yang terkait dengan
pengobatan, serta kemauan TTK untuk rendahnya kesadaran kesehatan. Selain itu,
memberikan informasi proaktif (informasi tanpa lingkungan institusi kesehatan sering menghalangi
diminta). Empati yang dimaksud adalah keadaan upaya petugas untuk menjelaskan secara
mental yang membuat seseorang merasa atau menyeluruh cara mengobati atau mencegah
mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan penyakit dengan kata-kata yang dipahami pasien
atau pikiran yang sama dengan orang atau (Schwartzberg, 2007). Banyak penyedia layanan
kelompok lain. Ada bukti bahwa mayoritas pasien kesehatan yang mungkin memerlukan pendidikan
meyakini bahwa berbicara dengan tenaga khusus mengenai pengetahuan kesehatan
kesehatan tentang obat-obatan adalah penting dan masyarakat yang rendah dan implikasinya untuk
berguna. Mereka senang mendiskusikan sistem perawatan kesehatan, serta strategi untuk
kekhawatiran mereka ketika tenaga kesehatan berkomunikasi dengan pasien yang memiliki
mendorong mereka untuk melakukannya pengetahuan kesehatan yang rendah (Ngoh, 2009).
(Stevenson, 2004).
Analisis bivariat
Tabel 8. Hasil Klasifikasi Tingkat Kepercayaan Analisis bivariat digunakan untuk melihat
No Klasifikasi Jumlah (Orang) hubungan antara salah satu varibel bebas
1 Sangat Percaya 92 (Familiarity, Kedekatan, Empati, Daya Tarik Fisik
2 Percaya 8 TTK dan Daya Tarik Fisik Apotek) dan variabel
3 Tidak Percaya 0 terikat (tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
4 Sangat Tidak Percaya 0 TTK di Apotek Kota Denpasar). Analisis bivariat
dalam penelitian ini menggunakan Uji Korelasi
Tingkat kepercayaan dinilai berdasarkan Spearman. Pengujian dilakukan menggunakan
kemanfaatan informasi yang diberikan TTK, SPSS 21 dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil
keterbukaan pasien untuk menyampaikan keluhan, pengujian menunjukkan ada korelasi antara
keinginan untuk melakukan kunjungan balik ke kepercayaan masyarakat terhadap TTK dan semua
apotek, kemauan pasien untuk mengikuti anjuran variabel bebas yang diuji, kecuali faktor
TTK, keyakinan pasien atas kerahasiaan familiarity.
pengobatan mereka, dan keyakinan pasien atas
keberhasilan pengobatan atas bantuan TTK yang Analisis multivariat
bertugas. Menurut Prasaranphanich (2007), ketika Analisis multivariat bertujuan untuk menguji
konsumen mempercayai sebuah perusahaan, hubungan antara banyak variabel bebas dan satu
mereka akan lebih suka melakukan pembelian variabel terikat. Analisis multivariat yang
ulang dan membagi informasi pribadi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
berharga kepada perusahaan tersebut. Terdapat dua regresi linear menggunakan SPSS 21 metode
pernyataan dengan nilai terkecil dari 10 butir backward dengan taraf kepercayaan 95%.
pernyataan kuesioner kepercayaan yaitu Hasil analisis menunjukkan dari lima faktor
pernyataan nomor 2 dengan pernyataan: Anda yang diuji hanya dua faktor yang dianggap cukup
terbuka kepada TTK yang bersangkutan dalam berpengaruh terhadap persamaan yaitu faktor
menyampaikan keluhan-keluhan Anda. Dan empati dan daya tarik apotek. Persamaan yang
pernyataan nomor 5 dengan pernyataan: Anda diperoleh dari analisis regresi linear adalah:
yakin TTK di apotek ini akan menjaga kerahasiaan Kepercayaan masyakat terhadap TTK = 22,768 +
tentang informasi keluhan anda. 0,295*empati + 0,330*Daya Tarik Apotek.
Koefisien korelasi empati = 0,382, sedangkan
daya tarik apotek = 0,320. Persamaan tersebut
memiliki nilai r2 sebesar 0,332. Nilai r2 yang dimungkinkan ada banyak faktor yang
semakin mendekati 1 menunjukkan persamaan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat
yang semakin berkualitas. Nilai r2 dari hasil terhadap TTK. Kemampuan TTK untuk
pengujian sangat kecil, sehingga dapat menunjukkan empati dan kenyamanan apotek
disimpulkan bahwa persamaan yang diperoleh merupakan faktor ± faktor yang cukup berpengaruh
belum dapat digunakan untuk menjelaskan faktor- selain faktor lain yang tidak diuji dalam penelitian
faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan ini.
masyarakat. Menurut hasil penelitian
Perlu usaha yang lebih besar dari tenaga dari praktik farmasi dan motivasi serta sikap
kesehatan untuk membangun komunikasi yang apoteker.
efektif dengan pasien. Stevenson (2004) Komunikasi provider-pasien merupakan
mengumpulkan data-data hasil penelitian tentang faktor yang memiliki kontribusi dalam kepuasan
efek intervensi yang dirancang untuk pasien, kepatuhan, dan hasil kesehatan. Penelitian
meningkatkan aspek komunikasi dua arah tentang juga telah menunjukkan bahwa orang memahami
obat-obatan. Dua intervensi dirancang untuk dan mengingat apa yang penting bagi mereka,
mendorong pasien agar mengajukan pertanyaan namun ada perbedaan yang signifikan antara apa
dan ini ditemukan tidak terlalu efektif. Ketika yang ingin diketahui oleh pasien dan apa yang
intervensi dilakukan pada tenaga kefarmasian, dianggap oleh para tenaga kesehatan harus
ditunjukkan adanya peningkatan hasil kesehatan diketahui pasien (Ngoh, 2009).
pasien, kepatuhan, kepuasan dengan layanan
apoteker, komunikasi apoteker, pengetahuan
pasien tentang penyakit dan pengobatan mereka, SIMPULAN
penurunan jumlah obat yang diresepkan, serta
masalah terkait obat-obatan dan biaya pengobatan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat
Intervensi yang ditargetkan pada tenaga farmasi kepercayaan masyarakat terhadap TTK di Apotek.
secara langsung, daripada pasien, lebih cenderung Penelitian ini menguji faktor-faktor yang
mendorong perubahan ke arah praktik yang sesuai. berpengaruh pada tingkat kepercayaan jika diamati
Ngoh dan Nkukuma (2009) menyatakan interaksi dari segi komunikasi. Faktor-Faktor tersebut
apoteker-pasien penting dalam memastikan bahwa diantaranya; daya tarik fisik TTK, daya tarik fisik
pasien memiliki keterampilan dan pengetahuan Apotek, empati, familiarity, dan kedekatan. Jika
yang diperlukan untuk melakukan pengobatan dan masing masing faktor dianalisis korelasinya
perawatan diri. Apoteker yang memiliki dengan tingkat kepercayaan pasien, hanya faktor
pengetahuan teknis diperlukan untuk membantu familiarity yang dianggap tidak berpengaruh secara
pasien terkait kebutuhan informasi obat dan statistik. Sedangkan jika diuji secara simultan
perilaku minum obat. Terlepas dari pengetahuan menggunakan regresi linear, hanya faktor empati
ini, memberikan bantuan yang pasien butuhkan dan daya tarik fisik apotek yang dianggap cukup
mungkin sulit karena aspek operasional tertentu berpengaruh terhadap persamaan yang dihasilkan.
Dapat disimpulkan, selain faktor-faktor lain yang
tidak termasuk dalam penelitian ini, untuk Ngoh LN. Health literacy: A barrier to pharmacist-
meningkatkan kepercayaan masyarakat TTK harus patient communication and medication
mampu menunjukkan empati pada pasien serta adherence. J Am Pharm Assoc.
didukung oleh kenyamanan apotek. 2009;49(5):e132-e149.
doi:10.1331/JAPhA.2009.07075