Anda di halaman 1dari 3

Localization of mercury and gold in cassava

(Manihot esculenta Crantz)

Sisa-sisa zat logam bekas penambangan atau disebut sebagai mine tailing
di dalam tanah yang mengandung Hg, Au, dan Ag sering kali menjadi
polutan/kontaminan yang menimbulkan efek negatif bagi kesehatan manusia.
Salah satu contohnya adalah paada pertambangan emas yang masih mengandung
Au sebagai residu pada tailingnya. Namun karena konsentrasi zat logam pada
residu/tailing tersebut terlalu sedikit, maka metode konvensional untuk
mengekstrak zat logam tersebut sulit untuk dilakukan. Karena hal itulah
dibutuhkan suatu metode atau cara yang untuk mengekstraksi zat-zat metal
tersebut dari tanah, dengan cara yang mudah dan murah agar masyarakat dapat
menerapkannya. Salah satu cara yang pada beberapa tahun ini sedang
dikembangkan adalah dengan menggunakan tanaman sebagai pengekstrak zat
logam tersebut, tanaman yang digunakan meruapakan tanaman yang memiliki
kemampuan hyperaccumulating metals yaitu kemampuan untuk meninmbun zat
logam dalam jumlah yang besar. Pengembangan metode menggunakan tanaman
ini, terutama sebagai penimbun Au dan Hg akan menjadikan metode ini sebagai
metode yang terjangkau serta memiliki efek remediasi tanah dan pengambilan
(pengekstrakan) bahan-bahan berharga yang ada di tanah. Metode ekstraksi
menggunakan tanaman disebut sebagai phytoextraction, proses phytoextraction
pada ekstraksi logam ini merujuk pada proses ekstraksi atau pemulihan logam
yang ada didalam tanah dengan menggunakan suatu tanaman yang ditanam
diatasnya, tanaman tersebut memiliki bagian yang memiliki kemampuan
hyperaccumulating dan kemampuan untuk dapat toleran dengan konsentrasi
logam yang tinggi serta memiliki kemampuan untuk mengorganisir penyimpanan
logam tersebut pada jaringan atau suatu organel yang dapat mengatasi efek toksik
yang biasanya ditimbulkan oleh logam.

Untuk menguji tingkat kemampuan suatu tanaman yang nantinya akan


digunakan dalam proses phytoextraction, maka penulis melakukan beberapa
penelitian pada beberapa tanaman, pengujian dilakukan dengan menanam
tanaman pada biosolids-amended mine tailings (yaitu suatu media tumbuh dengan
ditambah residu zat logam dari tailing hasil penambangan). Penelitian tersebut
menunjukan bahwasannya kemampuan hyperaccumulating pada tanaman akan
meningkat dengan diinduksi menggunakan senyawa tertentu seperti chelating
agent untuk menginduksi hyperaccumulating terhadap zat Au, dan zat thiosulfat
dan thiosianat sebagai penginduksi hyperaccumulating terhadap zat Hg, Karena
hal itu, penulis memiliki gagasan untuk menggunakan akar singkong Manihot
esculenta (umbi singkong) sebagai tanaman phytoextraction, karena kemampuan
akar singkong untuk mengahasilkan senyawa cyanogenik seperti sianida, sianida
ini dapat menggantikan senyawa seperti chealing agent ataubthiosulfat, dan telah
diteliti dapat menginduksi phytoextraction untuk beberapa logam seperti Hg, Au,
As, Co, Cu, Ni, Cr, dan Fe. Senyawa cynogenik didapat dari proses cyanogenesis
yang terjadi pada sel sebagai respon fisiologi ketika tanaman terluka dimana
vakuolanya telah pecah dan melepaskan linamarin ke sitoplasma, linamarin akan
mengalami deglikosialsi dan menghasilkan acetone cyanohydrin, acteone
cyanohydrin inilah yang dipecah menjadi acetone dan cyanide (sianida).
Percobaan ini dilakukan dengan menanam potangan/steak akar singkong kedalam
pot dan membiarkannya tumbuh, 4 minggu setelah fase awal pengakaran tanaman
diambil dan dipindahkan ke dalam media cair dan ditumbuhkan dalam keadaan
hidroponik. Media cair tersebut mengandung nutrisi makro dan mikro seperti.
Setelah 1 minggu ditumbuhkan tanaman dipindahkan kembali ke media cair yang
hanya mengandung larutan senyawa perlakuan, ada pun perlakuannya (Treatment)
adalah T1=50 μmol L−1 Hg; T2=100 μmol L−1 Hg, T3=50 μmol L−1 Au;
T4=100 μmol L−1 Au; T5=50 μmol L−1 Hg dan 50 μmol L−1 Au; T6=100 μmol
L−1 Hg dan 50 μmol L−1 Au, untuk variabel kontrol tetap menggunakan media
cair yang mengandung nutrisi tanpa adanya larutan perlakuan. Setelah diamati
dengan menggunakan Micro-PIXIE, didapatkan posisi Au dan Hg disemua
penampang akar terutama bagian pengangkut, ketika diberi perlakuan larutan
yang mengandung satu zat logam (Au atau Hg) saja( T1-T4). Sedangkan pada
perlakukan yang diberi larutan yang mengandung kedua zat logam (T5-T6)
didapatkan bahwasannya Au dan Hg hanya didapatkan pada bagian epidermis
akar, ini mengindikasikan bahwasannya ada kompetisi antara Au dan Hg untuk
masuk kedalam akar. Karena Hg lebih mudah diserap sehingga Au yang diserap
akan direduksi, pereduksian Au ini kedalam tanaman menyebabkan Au dapat
diserap dan diangkut oleh tanaman. Konsentrasi 50-100 μM Hg diserap 6.84-12.1
g kg−1 Hg, sedangkan pada 50-100 μM Au 3.42-19.0 mg kg−1 Au, Karena
penyerapan yang tinggi, sehingga akar singkong cocok untuk menjadi tanaman
dalam phytoextraction Au dan Hg.

Anda mungkin juga menyukai