Anda di halaman 1dari 16

Swamedikasi

Neli Diah Pratiwi, M.Farm

Swamedikasi 5/3/2021
Swamedikasi??

Swamedikasi 5/3/2021
Batasan Batasan Pengobatan Sendiri
Dari Segi Penyakit
Prisip/Kriteria Obat Yang Digunakan Untuk Pengobatan Sendiri

 Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak dibawah usia 2 tahun dan orang tua
diatas 65 tahun.
 Tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit.
 Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
 Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia.
 Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.

“Harus mampu menilai kondisi yang dialami pasien. Memungkinkan atau tidak untuk diupayakan pengobatan sendiri.
Jika tidak, sarankan untuk mengatasi gejala yang sangat mengganggu dan sarankan untuk pemeriksaan ke Dokter”

Swamedikasi 5/3/2021
Kriteria Penggunaan Obat Rasional
 Tepat “diagnosis”,
Apoteker/farmasis dituntut untuk mengenal berbagai gejala (“lebih spesifik”) penyakit yang masuk dalam batasan
penyakit yang dapat dilakukan upaya pengobatan sendiri.
 Tepat indikasi penyakit
Apoteker/farmasis dituntut untuk mampu memprediksikan penyebab penyakit dinilai dari gejala yang teramati saat
konsultasi sehingga dapat lebih mengupayakan kesembuhan pasien.
 Tepat pemilihan obat
Obat yang dipilih harus memiliki efek terapi sesuai dengan penyakit.
 Tepat dosis (Tepat Jumlah, Tepat cara pemberian, Tepat interval waktu pemberian, Tepat lama pemberian)
Jumlah obat yang diberikan harus mencukupi selama proses pengobatan sendiri (untuk mengatasi nyeri gigi sanmol
1 strip@4 tablet??)
Cara pemberian harus tepat (antasida harus dikunyah baru ditelan)
Interval waktu pemberian (Antibiotik tiap 8 jam 1 tablet, apa bedanya jika pagi, siang malam?)
Lama pemberian (zink untuk diare selama 10 hari)
Swamedikasi 5/3/2021
Kriteria PengKriteria Penggunaan Obat Rasionalional
 Tepat penilaian kondisi pasien
Penggunaan obat disesuaikan dengan kondisi pasien, antara lain harus memperhatikan: kontraindikasi obat,
komplikasi, kehamilan, menyusui, lanjut usia atau bayi
 Waspada terhadap efek samping
Obat dapat menimbulkan efek samping, yaitu efek tidak diinginkan yang timbul pada pemberian obat dengan
dosis terapi, seperti timbulya mual, muntah, gatal-gatal, dan lain sebagainya.
 Efektif, aman, mutu terjamin, tersedia setiap saat, dan harga terjangkau
Untuk mencapai kriteria ini obat dibeli melalui jalur resmi.
 Tepat tindak lanjut (follow up)
Apabila pengobatan sendiri telah dilakukan, bila sakit berlanjut konsultasikan ke dokter.
“Harus mampu menilai sakit berlanjut dengan masa proses recovery”
Swamedikasi 5/3/2021
Kriteria PengKriteria Penggunaan Obat Rasionalional

 Tepat penyerahan obat (dispensing)


Dipersiapkan sesuai dengan Good Pharmaceutical Practice dan penyerahan disertai
dengan informasi yang tepat
 Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan
Ketidakpatuhan minum obat terjadi pada keadaan berikut :
Jenis sediaan obat beragam, Jumlah obat terlalu banyak, Frekuensi pemberian obat per
hari terlalu sering, Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi, Pasien tidak
mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara menggunakan obat, dan Timbulnya
efek samping.
“Dituntut mampu memanage agar obat yang diberikan sesuai kebutuhan tetapi
kesannya tidak terlalu banyak”.
Swamedikasi 5/3/2021
Macam-macam Obat

1. Obat Paten : Obat dengan nama dagang dari pabrik yang


memproduksinya.
2. Obat Generik : Obat dengan nama generik yaitu nama resmi yang telah
ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan INN (Internasional Non
Propietary Names) untuk zat yang berkhasiat yang dikandungnya.
3. Obat Essensial adalah obat yang terpilih yang paling dibutuhkan untuk
pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosa, profilaksi, terapi dan
rehabilitasi, yang harus selalu tersedia pada unit pelayanan kesehatan
sesuai dengan tingkatnya.

Swamedikasi 5/3/2021
Penggolongan Obat

1. Obat Bebas (OTC = Over The


Counter)
2. Obat Bebas Terbatas (daftar W =
warschuwing)
3. Obat Wajib Apotik (OWA)
4. Obat Keras (Daftar G = Gevaarlijk)
5. Psikotropika
6. Narkotika
Swamedikasi 5/3/2021
 Obat bebas adalah golongan obat
Obat Bebas yang dalam penggunaannya tidak
membahayakan dan masyarakat
dapat menggunakannya tanpa
pengawasan dokter.
 Obat-obat dalam golongan ini
dapat diperoleh bebas tanpa resep
dokter dan dapat dibeli di Apotek,
toko obat berijin maupun warung-
warung kecil.
 Golongan obat bebas bebas
memiliki tanda khusus lingkaran
berwarna hijau dengan garis tepi
berwarna hitam.
Swamedikasi 5/3/2021
Obat
Bebas Terbatas
 Golongan obat ini dalam jumlah
tertentu (jumlah terbatas)
penggunaannya cukup aman,
tetapi apabila terlalu banyak akan
menimbulkan efek kurang baik.
 Pemakian obat ini tidak perlu
pengawasan dokter sampai jumlah
tertentu dan diperoleh tanpa resep
dokter di Apotek,

Swamedikasi 5/3/2021
Obat
Wajib Apotek

 Obat Wajib Apotek adalah obat


keras yang dapat diserahkan tanpa
resep dokter oleh Apoteker di
Apotek.

Swamedikasi 5/3/2021
Obat Keras
 Obat Keras adalah golongan
obat yang pemakaiannya harus
di bawah pengawasan dokter.
 Untuk memperolehnya harus
K dengan resep dokter dan
hanya dapat dibeli di Apotek,
termasuk di Rumah Sakit

Swamedikasi 5/3/2021
Obat
Wajib
Obat Apotek
Psikotropika

 Obat psikotropika merupakan


golongan obat yang berbahaya
yang pemakaiannya harus di
5/3/2021
bawah pengawasan dokter dan
untuk mendapatkannya harus
dengan resep dokter di Apotek,
Rumah Sakit.

5/3/2021
Swamedikasi
Narkotika

 Obat golongan narkotika untuk


mendapatkan obat ini harus
dengan resep dokter dan tidak
boleh dilakukan pengulangan
harus menggunakan resep yang
baru.
 Obat ini hanya dapat diperoleh di
Apotek, Rumah Sakit.

Swamedikasi 5/3/2021
Tugas
1. Carilah contoh2 obat
a. Obat bebas
b. Obat bebas terbatas
c. Obat wajib apotek (OWA)
d. Obat prekursor
e. Obat narkotilk
f. Obat psikotropik
2. Dan dari contoh tersebut bagaimana cara order, pemesanan dan pemusnahan

5/3/2021
Swamedikasi
Terima kasih

Swamedikasi 31/8/2020

Anda mungkin juga menyukai