Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/316664162

SIMULASI BANJIR JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL NUMERIK WRF


v3.5.1 ( Studi Kasus : 17 Januari 2013 )

Conference Paper · February 2015

CITATIONS READS

0 263

1 author:

Fatkhuroyan Fatkhuroyan
Meteorological Climatological and Geophysical Agency
27 PUBLICATIONS   46 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Rgb technics for himawari-8 View project

WRF Model View project

All content following this page was uploaded by Fatkhuroyan Fatkhuroyan on 04 May 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

SIMULASI BANJIR JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN


MODEL NUMERIK WRF v3.5.1
( Studi Kasus : 17 Januari 2013 )

Fatkhuroyan, M.Kom

Puslitbang BMKG
Jl Angkasa 1 No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720
Email :izzaroyan@yahoo.com

Abstrak untuk riset atmosfer ( real data and idealized case ).


Banyak negara seperti Amerika Serikat, Italia, Yunani,
January 17th, 2013, There was a big flood caused by China, dan India memanfaatkan WRF untuk memprediksi
heavy rainfall that paralyzed the entire city of Jakarta so cuaca di negaranya masing-masing karena keakuratan
that all the activities on that day paralyzed. WRFv3.5.1 is dari model numerik ini. Selain untuk pelayan cuaca
numerical weather models developed for atmospheric publik, seperti untuk memprediksi cuaca di suatu wilayah,
research activities and for operational weather forecasts WRF juga dimanfaatkan untuk riset atmosfer, yaitu
daily. By using the data input FNL (Final Analysis) to run analisa kejadian cuaca penting guna dicari factor
the WRF v3.5.1, it can be shown simulated heavy rainfall penyebab kejadian penting atau pun kejadian ekstrim
events in Jakarta from night until noon that paralyzed tersebut.
activities at the time.
2. Tinjauan Pustaka
Kata kunci:wrfv3.5.1, FNL, flood, Jakarta.
WRF yang dipakai dalam penelitian ini ialah WRF v3.5.1
yang merupakan WRF generasi terbaru yang memiliki
1. Pendahuluan beberapa features pilihan mikrofisik, radiasi, adveksi dan
Banjir merupakan salah satu fenomena meteorologi yang model permukaan [4]. Dengan memakai data FNL (Final
mengakibatkan banyak kerugian baik harta maupun jiwa Analysis) sebagai inputannya yang dapat di download
yang tidak sedikit. Menurut perkiraan Gubernur DKI secara gratis lalu data FNL tersebut dirunning kedalam
Jakarta, banjir Jakarta 17 Januari 2013 telah WRF sehingga menghasilkan luaran beberapa parameter
menyebabkan kerugian hingga Rp 20 triliun.[1] Sementara cuaca yang bermanfaat sebagai informasi penerbangan
pengusaha, melalui Ketua Asosiasi Pengusaha seperti arah dan kecepatan angin, temperature udara serta
Indonesia Sofjan Wanandi, mengklaim terjadinya wilayah dengan tutupan awannya. Gambar 1.
kerugian ekonomi lebih dari Rp 1 triliun. Selain itu Rp 1 menunjukan alur kerja WRF :
miliar harus dikeluarkan untuk menyiapkan kebutuhan
pengungsi.[2] Perusahaan Listrik Negara juga memiliki
taksiran kerugian 116 miliar akibat terganggunya fungsi
pembangkit dan peralatan distribusi dan transmisi yang
mengalami kerusakan akibat tergenang air.[3]. Selain
secara ekonomi, banjir juga menelan 20 korban jiwa dan
33.500 orang terpaksa mengungsi.
Pada kajian ini dilakukan penelitian faktor penyebab
banjir tersebut dilihat dari sisi meteorologi, yaitu dari
parameter curah hujan yang pada saat kejadian jumlah
curah hujan sangat tinggi dengan simulasi kejadian hujan
sejak sehari sebelum banjir, yaitu tanggal 16 Januari 2013
hingga 17 Januari 2013 dengan melakukan simulasi
memakai model cuaca WRF v3.5.1 ( Weather Research
and Forecasting) merupakan software pemodelan
numerik yang dikembangkan oleh beberapa institusi di
Amerika seperti : NCAR ( National Centre for
Atmospheric Research ), NCEP ( The National Centres
for Environment Prediction ), FSL ( Forecast System
Laboratory ), AFWA ( Air Force Weather Agency ),
Naval Research Laboratory, Oklahoma University dan Gambar 1. Alur WRF [5]

FAA ( Federal Aviation Administration ) yang dipakai


untuk kebutuhan operasional prakiraan cuaca maupun

4.2-25
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

Nampak dari Gb.1, ada 3 ( tiga ) bagian dari WRF v3.5.1,


yaitu pre-processing, WRF model dan post-processing. 3. Metode Penelitian
Input data untuk WRF basic bisa dari data GFS ( Global Adapun metode yang dipakai dalam penelitian ini
Forecast System ), RUC ( Rapid Update Cycle ), NAM ( ialah metode experimental, yaitu dengan menginstal
North America Model ). Untuk data topografi, WRF WRF-3.5.1 kedalam PC ( Personal Computer ) dengan
v3.5.1 memiliki data sendiri yang dapat di download memakai Fedora 16 sebagai operating system nya.
langsung dari internet. Data input tersebut akan di olah Kemudian melakukan simulasi curah hujan yang terjadi
sehingga menjadi file met_em yang pada wrf model akan sehingga menimbulkan banjir di Jakarta pada saat itu.
di proses sehingga menghasilkan file wrfinput dan Langkah pertama yang dilakukan ialah men-download
wrfbdy. Lalu file wrfinput tersebut diproses kedalam data input FNL dari website CISL data archive yang
post-processing ARWPost kemudian hasilnya merupakan data dalam format grib2 yang akan di proses
divisualisasikan melalui program post-processing seperti oleh pre-processing WPS ( WRF Pre-Processing)
Grads sehingga dapat ditampilkan parameter cuaca yaitu sehingga menghasilkan file met_em. Lalu membuat
curah hujan pada saat kejadian banjir di Jakarta. wilayah yang akan diprediksi, dalam hal ini adalah
Stasiun Klimatologi Pondok Betung melakukan analisis Indonesia memlaui domain wizard. Ada 3 program
terhadap kejadian banjir di Jakarta 17 Januari 2013 didalam WPS, yaitu program geogrid yang berfungsi
dengan memakai data hasil pengamatan curah hujan menentukan wilayah yang akan diprediksi,
dibeberapa penakar hujan di sekitar Jakarta dan juga menginterpolasi berbagai data terestial kedalam model
dengan data satelit pantauan awan yang menyebabkan grid ; program ungrib yang berfungsi membaca data grib
hujan lebat serta hasil kajian menunjukan adanya yang merupakan data-data dari parameter meteorology
pertumbuhan awan konvektif yang sangat banyak terhadap waktu , dan mengubahnya dalam bentuk
sehingga menimbulkan hujan lebat saat itu[6]. Penelitian intermediate format; program metgrid yang berfungsi
yang dilakukan Dadang tentang simulasi cuaca daerah menginterpolasi data meteorologi yang dalam
Padang yang dipengaruhi oleh laut disebelah barat dan intermediate format secara horizontal kedalam domain
bukit barisan disebelah timur dengan menggunakan WRF prediksi sehingga menghasilkan file met_em. Kemudian
menunjukan bahwa simulasi dengan memakai model file met_em tersebut akan di running WRF 3.5.1 sehingga
WRF cukup memuaskan[7]. Penelitian yang dilakukan menghasilkan file wrfbody dan wrfout dengan
Gernowo tentang model WRF untuk analisa awan menjalankan perintah ./real.exe dan ./wrf.exe dengan
penyebab hujan ekstrim di Jakarta menunjukan bahwa terlebih dahulu mengubah konfigurasi pada
simulasi numerik dinamika awan hujan khususnya daerah namelist.input terutama untuk pilihan fisik dan dinamik
Jakarta, merupakan hal penting dalam pencarian salah (physics and dynamics option). File wrfout tersebut dapat
satu solusi langkah penanggulangan banjir khususnya dilihat isinya dengan memakai beberapa perintah netcdf
daerah Jakarta. Pengkajian terhadap pola konveksi di atas file. [9] Setelah itu, file wrfout di proses kedalam post-
daerah DKI Jakarta berdasarkan data pengamatan yang processing ARW Post sehingga menghasilkan file Grads
ada, terutama citra satelit resolusi tinggi diharapkan akan dalam bentuk .ctl dan .dat yang akan divisualisasikan oleh
memberikan pemahaman mengenai pola pertumbuhan software Grads. Sebelum menjalankan ARW Post, ada
awan konveksi yang menghasilkan hujan lebat dan beberapa pilihan didalam namelist.ARW yang harus
mendatangkan banjir di wilayah DKI-Jakarta [8]. diedit sehingga dapat mengasilkan file .ctl dan .dat
Sedangkan pada penelitian ini dilakukan analisis Banjir nantinya. Selain itu, perlu diinstal software Grads untuk
Jakarta pada tanggal 17 Januari 2013 dengan memakai menampilkan hasil prediksi curah hujan pada saat
model numerik WRF untuk melakukan simulasi curah kejadian banjir.
hujan serta memakai data curah hujan dari beberapa
stasiun penakar hujan untuk memperkuat hasil simulasi. 4. Hasil dan Pembahasan
4.1. Instalasi WRF 3.5.1
2.1 Data
Sekarang ini, WRF 3.5.1 diinstall pada single computer
Input data yang dipakai untuk diolah kedalam pre-
Dell Xps 8300, dengan processor intel core i7, serta
procssing WPS ialah data FNL (Final Analysis). FNL
system operasi Fedora 16 dengan pilihan physics dan
merupakan data hasil analisis antara data prediksi cuaca
dynamic antara lain :
dengan data hasil observasi yang dibuat oleh NCEP
(National Center for Environmental Prediction). Model
1. mp_physics = 8, New Thompson,et al Scheme .
ini diproduksi tiap 6 jam setiap harinya dengan resolusi
2. ra_lw_physics = 1, RRTM Scheme.
sekitar 111 km x 111 km dan secara vertikal mulai dari
3. ra_sw_physics = 2, Goddard shortwave
permukaan hingga ketinggian 10 mb. Untuk data
4. sf_sfclay_physics = 2, Eta Similarity
topografi dipakai data USGS topografi dengan resolusi 27
5. sf_surface_physics = 2, Noah LSM
km. Sebenarnya ada banyak input data lain yang dapat
6. bl_pbl_physics = 2, MYJ Scheme
dipakai, seperti GFS (Global Forecast Systems) yang
7. cu_physics = 1, Kain-Fritsch scheme
dibuat oleh NOAA, data ECMWF yang dibuat oleh
8. Resolusi Topografi = 9 km
Eropa, NNRP, serta NAM (North American Model).
9. Resolusi Grid = 10 '.
10. Resolusi Temporal = 3 jam

4.2-26
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

Gambar 2. Curah hujan 16 Januari 2013 jam 21 Z.


Sebelum menginstall WRF 3.5.1, perlu di install beberapa
program compiler pendahulu, yaitu netcdf compiler yang
dipakai untuk membaca file-file dalam format .nc
(network common data format), compiler gcc dan gfortran
yang merupakan compiler umum yang harus ada jika
memakai Linux agar dapat mengkompilasi WRF dengan
baik. Bisa juga memakai compiler lainnya, seperti pgcc
dan pgfortran dari Portland Group namun kedua compiler
tersebut bukan compiler gratis. Selain itu, harus setting
environment untuk WRF-ARW dan Grib2 agar proses
kompilasi dapat berhasil. Setelah itu, file WRF dapat di
download dari mmm.ucar.edu kemudian di ekstrak, lalu
dilakukan konfigurasi sesuai dengan pilihan operating
system komputer dan juga jumlah komputer yang dipakai,
lalu dilakukan kompilasi sehingga menghasilkan file
real.exe dan wrf.exe.
Kemudian lakukan instalasi WPS, dengan cara men-
download dari mmm.ucar.edu. Sebelumnya, harus Gambar 3. Curah hujan 17 Januari 2013 jam 00 Z.
dilakukan instalasi software zlib, png dan jasper untuk
memproses data grib 2. Setelah didownload, maka WPS
diekstrak kemudian dilakukan konfigurasi dengan
mengubah beberapa pilihan yang sesuai dengan
spesifikasi computer yang dipakai dan akhirnya
dikompilasi sehingga menghasilkan file geogrid.exe;
ungrib.exe; dan metgrid.exe.
Lalu instalasi ARW Post, dengan cara mendownload nya
dari mmm.ucar.edu, kemudian mengekstraknya dan
konfigurasi sesuai compiler yang dipakai dan melakukan
kompilasi sehingga menghasilkan file ARWPost.exe. [10]
Untuk visualisasi tampilan, dapat diinstall software grads
yang di download dari website Grads yang akan
menampilkan hasil prediksi dari WRF 3.5.1.

4.2. Hasil Running

Sebenarnya, WRF 3.5.1 dapat mengeluarkan hasil


prediksi sekitar 90-an (tujuh puluhan) parameter Gambar 4. Curah hujan 17 Januari 2013 jam 03 Z
meteorologi, Adapun parameter-parameter tersebut antara
lain : temperature udara, kelembaban, arah dan kecepatan
angin, tekanan udara, ketinggian geopotensial dan jumlah
curah hujan. Namun dalam kajian ini hanya ditampilkan
luaran curah hujan.
Berikut ini adalah hasil luaran berupa curah hujan yang
menyebabkan banjir di Jakarta mulai tanggal 16 Januari
2013 jam 21 Z hingga 17 Januari jam 12 Z:

Gambar 5. Curah hujan 17 Januari 2013 jam 06 Z

4.2-27
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

Gambar 8. Jenis Awan dari satelit Cuaca 17 Januari 2013


jam 07.00 hingga jam 12.00 LT
Gambar 6. Curah hujan 17 Januari 2013 jam 09 Z
Sedangkan berdasarkan data hasil pengamatan curah
hujan dari beberapa penakar hujan di Jakarta menunjukan
peningkatan curah hujan mulai tanggal 16 januari hingga
18 Januari 2013 , puncaknya pada hujan 17 Januari 2013,
yang diukur pada tanggal 18 Januari 2013 Jam 07.00 WIB
dimana hujan mencapai 222 mm/hari di P. Gadung dan
Istana mencapai 218 mm/hari.

Tabel .1 Data Curah hujan DKI tgl 16-18 Jan 2013


Pos Hujan Tanggal
16 17 18
Kemayoran 4 81 193
Cengkareng 48 103 135
Pd. Betung 27 59 76.5
Tj. Priok 19 95 118
Lebak Bls 27 40.9 75
Gambar 7. Curah hujan 17 Januari 2013 jam 12 Z Pakubuwono 29.5 44 110
P. Gadung 33.5 41 222
Nampak dari Gambar 2. hingga Gambar 4. dari hasil Tomang 35 95 164
simulasi menunjukan bahwa seluruh wilayah Indonesia
Angke Hulu 125 37 52
terutama Jawa dan khususnya Jakarta mengalami
Depok 38 82 68
peningkatan curah hujan. Pada Gambar 2. yaitu tanggal
Istana 48 44 218
16 Januari 2013 jam 21 Z, nampak bahwa hujan yang
terjadi sekitar 13 mm/jam dan terus meningkat hingga Karet 37 43 156
Gambar 4, yaitu tanggal 17 Januari 2013 jam 03 Z curah Sumber : Stasiun Klimatologi Pondok Betung
hujan yang terjadi sekitar 26 mm/jam. Sedangkan pada
Gambar 5. hinggga Gambar 7, yaitu mulai tanggal 17
Januari 2013 jam 06 Z hingga jam 12 Z curah hujan di 5. Kesimpulan dan Saran
Jakarta telah mencapai 52 mm/jam sehingga Hasil simulasi WRF 3.5.1 menunjukan adanya hujan lebat
menimbulkan banjir di Jakarta dan melumpuhkan seluruh pada saat terjadinya Banjir Jakarta 17 Januari 2013. Hal
aktifitas pada waktu itu. ini juga diperkuat dengan adanya data pantauan awan
Berdasarkan pantauan satelit cuaca pada Gambar 8. konvektif penyebab hujan lebat yang sangat banyak dan
tanggal 17 Januari 2013 yang diambil mulai 07.00 sampai luas serta hasil observasi curah hujan yang juga
12.00 WIB memperlihatkan kejadian banyaknya awan- menunjukan akumulasi curah hujan > 100 mm/hari pada
awan hujan disekitar Jawa bagian barat, khususnya saat itu. Hasil simulasi nampak akurat jika dibandingkan
Jabodetabek. Awan-awan hujan di wilayah DKI-Jakarta dengan data dari satelit cuaca dan juga terhadap data dari
pada tanggal tersebut pada umumnya memiliki sebaran penakar hujan sehingga WRF cukup akurat untuk dipakai
merata di wilayah Jakarta sebelum pukul 07.00 WIB (pagi untuk simulasi cuaca di wilayah tropis terutama
dini hari). Jenis dari awan-awan tersebut terlihat dari Indonesia.
gradasi warna yang memperlihatkan pertumbuhan awan Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar
Cumulunimbus diseluruh wilayah Jabodetabek hingga diperhatikan faktor lain penyebab banjir Jakarta seperti
Propinsi Banten. Pantauan satelit cuaca tersebut sesuai masalah drainase, taat kota dan pembuangan sampah yang
dengan simulasi WRF pada gambar 3 hingga gambar 5.

4.2-28
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

menyebabkan air hujan tidak langsung meresap ke tanah


ataupun mengalir kesungai di Jakarta.

Daftar Pustaka
[1] Kantor Berita Antara, “Kerugian Akibat Banjir Jakarta
diperkirakan Rp 20 Triliun”,
http://www.antaranews.com/berita/354430/kerugian-akibat-
banjir-jakarta-diperkirakan-rp20-triliun. (Diakses 30 September
2014)
[2] Harian Kompas, “Banjir Jakarta Kerugian Ekonomi
CapaiRp1Triliun”,http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013
/01/21/0755459/Banjir.Jakarta.Kerugian.Ekonomi.Capai.Rp.1.T
riliun.(diakses 30 september 2014).
[3] Liputan6.com, “Kerugian PLN akibat banjir Jakarta
naikjadiRp116Miliar”,http://bisnis.liputan6.com/read/497642/ke
rugian-pln-akibat-banjir-jakarta-naik-jadi-rp-116-miliar.
(diakses 30 september 2014).
[4] Dudia, Jimy “The WRF Model : 2012 Annual Update”, 13th
WRF Users’ Workshop, NCAR, 2012.
[5] Dudia, Jimy “WRF Version 3.2 : New Features and Update”,
11th WRF Users’ Workshop, NCAR, 2010.
[6] Stasiun Klimatologi Pondok Betung “Analisis Kejadian Banjir
DKI Jakarta (17 Januari 2013). Staklim Pondok Betung, 2013.
[7] Subarna, Dadang “Simulasi cuaca daerah Padang”, Berita
Dirgantara Vol. 9 No.3, September 2008.
[8] Gernowo, Rahmat, The Houw Liong, et.al, “Model Cuaca
Regional WRF Untuk Analisa Dinamika Awan Hujan Ekstrim
DKI–Jakarta;
Studi Kasus Februari 2007”, JTM vol. XIV, No. 4/2008,
FIKTM, ITB, Bandung, 2008.
[9] Fovell, Robert “WRF Tutorial for 3.0.1.1/ synoptic Lab”, UCLA,
2009.
[10] Wei wang, Dave Gill “Set Up and Run WRF”, WRF Users’
Workshop, NCAR, 2007.

Biodata Penulis
Fatkhuroyan,memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T),
Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Attahiriyah
Jakarta, lulus tahun 2010. Memperoleh gelar Magister
Komputer (M.Kom) Program Pasca Sarjana Magister
Ilmu Komputer Universitas Budi Luhur Jakarta, lulus
tahun 2012.Saat ini bekerja di Puslitbang Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

4.2-29

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai