Anda di halaman 1dari 6

DIET TERAPI

Gizi Kronis / Stunting

Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Diet Terapi

Dosen Pengampu :
1. Sus Widayani, M.Si.
2. Ir. Siti Fathonah, M.Kes.
Disusun Oleh :

Nama : Luthfi Multazam Kamal Purnama

NIM : 5404419034

PENDIDIKAN TATA BOGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


 Definisi
Gizi kronis / stunting adalah permasalahan gizi yang disebabkan oleh kekurangan
kebutuhan gizi dengan jangka waktu yang lama sehingga akan mengakibatkan adanya
gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik kemudian juga masalah kognitif
yang optimal.

 Penyebab Stunting
Stunting memang permasalahan yang dihadapi oleh seluruh negara di dunia. Indonesia
sendiri bahkan memiliki tingkat terjadinya stunting yang cukup tinggi. Ada beberapa hal
yang dapat menyebabkan terjadinya stunting yaitu
 Ketika seorang ibu hamil kurang dalam konsumsi makanan yang bergizi.
 Ibu mengandung mengalami anemia.
 Kurang hidup bersih dan sehat.
 Kurangnya kesadaran dan pengetahuan tentang pentingnya asupan gizi.
 Tidak menerima ASI eksklusif.
 Tidak mendapat makanan pengganti ASI
 Konsumsi makanan yang kurang sehat dan bergizi.

 Permasalahan Stunting
Indonesia masih termasuk negara tinggi ketiga diasia dalam hal kasus stunting ini. Dari
Hasil Riset Kesehatan Dasar. Untuk tahun 2007 kasus stunting di Indonesia mencapai
36,8%. Kemudian di tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 35,6%. Tetapi pada 2013
presentase stunting kembali meningkat menjadi 37,2%. Lalu pada hasil Pemantauan
Status Gizi pada tahun 2015 presentase stunting sebesar 29%. Di tahun 2016 mengalami
penurunan kembali menjadi 27,5%. Tetapi pada tahun 2017 kembali meningkat sebesar
29,6%. Pada data dari Pemantauan Status Gizi , provinsi NTT memiliki presentase
tertinggi stunting sebesar 40,3 % sedangkan provinsi Bali memiliki presentase terendah
stunting sebesar 19,1%. Kemudian pada tahun 2019 masalah stunting menurun pada
27,67%. Namun angka itu tetap cukup tinggi karena masalah stunting di Indonesia masih
diatas 20%.

Nama Penelitian Judul Jenis Hasil Persamaan dan


Penelitian Penelitian Penelitian Perbedaan
Nurul fajriani, Faktor-faktor penelitian Hasil menunjukan adalah Persamaan : Judul
syaifudin tahun yang survei analitik tingkat pendidikan ibu (p dan pendekatan
2016 berhubungan melalui = 0,04), usia ibu saat case control.
dengan kejadian pendekatan hamil (p = 0,034), tinggi Perbedaan : jenis
stunting pada case control badan ibu (p=0,022), dan penelitian, salah
balita yang ditelusuri status gizi ibu saat hamil satu variabel
secara (p = 0,01). 10 Indenden, Lokasi,
retrospektif dan waktu.
Irwansyah Kehamilan Jenis penelitian Berdasarkan hasil Persamaan :
Irwansyah, remaja dan ini adalah penelitian terdapat Jenis Penelitian
Ismail Djauhar, kejadian penelitian hubungan yang bermakna Perbedaan :
Hakimi stunting anak observasional antara kehamilan usia Judul, Lokasi, dan
Mohammad, usia 6 – 23 melalui remaja dengan kejadian waktu.
tahun 2016 bulan di rancangan stunting anak umur 6-23
Lombok Barat kasus kontrol bulan di Kabupaten
Lombok Barat. Faktor lain
yang berkontribusi
terhadap kejadian
stunting adalah tinggi
badan ibu yang pendek,
berat bayi lahir
rendah dan pendidikan
ibu yang rendah.11
Rahmawati Determinants of Desain studi hasil penelitian ini Persamaan :
Vivin Eka, Stunting penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor
Pamungkasari kohor ditemukan hubungan Independen.
Eti Poncorini, and Child retrospektif yang signitifikan antara Perbedaan :
Murti Bhisma Development in tinggi badan ibu, tingkat Judul, Lokasi, dan
tahun 2016 Jombang pendidikan ibu, usia ibu waktu.
District saat hamil, panjang lahir
dengan kejadian stunting
.2

Kemudian dimasa pandemi covid 19 diprediksi bahwa menghadapi masalah stunting atau
gizi kronis akan menjadi masalah baru yang akan dihadapi. Karena kemungkinan
masalah stunting akan semakin bertambah. Target penurunan 14% masalah stunting akan
sulit tercapai. Hal ini terjadi karena dimasa pandemi ini semua layanan kesehatan akan
dibatasi terutama posyandu yang dimasa pandemi ditiadakan. Karena cukup riskan jika
tetap diadakan karena adanya virus covid 19 ini.

Karena ada pembatasan seperti itu dengan tidak beroperasinya posyandu dan dibatasinya
layanan kesehatan mengakibatkan sulitnya mendeteksi pertumbuhan rutin dari anak-anak.
Masyarakat mungkin bisa diimbau dengan perilaku hidup yang bersih dan mengonsumsi
makanan yang bergizi.

Dikutip dari jurnal “Abdimas Serawai” kita dapat memberikan makanan bergizi sesuai
kegemaran anak yaitu terutama dengan memberi konsumsi ikan. Dengan konsumsi ikan
akan dapat memenuhi kebutuhan protein hewani pada anak tersebut. Dalam jurnal
tersebut berisi tentang penyuluhan bagi ibu-ibu agar memberikan konsumsi ikan kepada
anak. Kreasi yang diberikan dari isi jurnal tersebut para ibu diberi penyuluhan dan
pengajaran untuk membuat nugget lele yang bergizi untuk anak. Dengan dibuatnya kreasi
nugget lele itu diharapkan bisa menjadi daya tarik dan daya suka dari anak tersebut agar
mau mengonsumsi ikan.
 Dampak Stunting
Dampak dari stunting memiliki dua dampak yang buruk bagi penderita stunting.
Dampak jangka pendek :
 Mengurangi kecerdasan anak
 Tumbuh kembang otak terganggu
 Terjadi gangguan dalam pertumbuhan fisik
 Terjadi gangguan metabolisme dalam tubuh

Dampak jangka panjang :

 Turunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar


 Turunnya sistem kekebalan tubuh
 Beresiko terkena penyakit jantung,diabetes,obesitas,stroke, dan kanker

 Cara Pencegahan Stunting dan 4 Pilar Gizi Seimbang


Dalam pencegahan stunting harus memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Memenuhi gizi bagi ibu
Hal ini sangat penting terutama ketika sedang hamil. Harus diperhatikan
konsumsi dan kebutuhan gizi bagi ibu. Dengan mengonsumsi makanan 4 sehat 5
sempurna dapat menjaga kebutuhan gizi ibu.
2. ASI eksklusif untuk bayi
Kebutuhan asi cukup diperlukan untuk bayi usia 0-6 bulan karena itu menentukan
kebutuhan gizi dan tumbuh kembang anak.
3. Makanan Pendamping Asi
Ketika bayi sudah diatas usia 6 bulan ibu perlu memberikan makanan
pendamping asi seperti wortel,brokoli,bayam,dan lain-lain.
4. Selalu memantau perkembangan anak
Orang tua harus selalu memantau perkembangan anak seperti tinggi dan berat
badan. Selalu mengecek rutin ke posyandu agar mencegah terjadinya gangguan
pertumbuhan pada anak.
5. Menjaga kebersihan
Menjaga kebersihan ini cukup penting karena dengan hidup bersih akan terhindar
dari virus dan bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya stunting.
Kemudian dalam 4 pilar gizi seimbang dan isi piringku kita dapat menerapkan hal berikut
ini :

1. Beragam pangan
2. Aktifitas fisik
3. Kebersihan diri dan lingkungan
4. Pemantauan berat badan

Anjuran makan dari isi piringku

Dalam sekali makan jumlah porsi sayuran dan buah sebanding dengan porsi nasi
ditambah lauk-pauk. Sebagian piring berisi 1/3 porsi lauk pauk dan 2/3 porsi makanan
pokok. Sebagiannya lagi 1/3 porsi buah dan 2/3 porsi sayur. Ini menunjukkan bahwa
dalam setiap kali makan sebaiknya konsumsi banyak sayuran dan cukup buah-buahan.
Selain itu ada juga gambar cuci tangan dengan air mengalir dan minum air putih. Serta
anjuran aktivitas fisik minimal 30 menit per hari.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2334/3/bab%202-dikonversi.pdf

https://www.sarihusada.co.id/Nutrisi-Untuk-Bangsa/Kesehatan/Yuk-Kenali-Lebih-Dekat-4-
Pilar-Pedoman-Gizi-Seimbang#:~:text=Empat%20lapis%20artinya%20Gizi
%20Seimbang,lingkungan%2C%20dan%20pemantaun%20berat%20badan.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/07/11/200400823/selain-pandemi-covid-19-anak-
indonesia-juga-menghadapi-stunting?page=all

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/14/163500865/apa-itu-stunting-ketahui-penyebab-
dan-pencegahannya?page=all#:~:text=Penyebab%20stunting&text=Stunting%20dapat
%20terjadi%20karena%20kondisi,hamil%2C%20dapat%20memperparah%20kondisi%20bayi.

http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XI-22-II-P3DI-November-2019-
242.pdf

Anda mungkin juga menyukai