Anda di halaman 1dari 6

Nama : Chintiya Ardyani Susanto

NIM : 5404419007

Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Rangkuman

 Sub Tema 1 (hakekat perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa menurut


pendapat para ahli)

Pandangan Para Ahli dan Pentingnya Pengembangan Kognitif

A. PANDANGAN PARA AHLI

Terdapat pandangan yang bervariasi tentang pemahaman kognitif dari berbagai ahli psikologi
dan pendidikan. Dengan mengetahui berbagai pandangan para ahli tentang pengembangan
kognitif maka wawasan Anda sebagai seorang guru TK dan pendidik anak usia dini akan
lebih luas lagi, sehingga dengan mengetahui perkembangan kognitif anak didik Anda, akan
sangat membantu membimbing mereka mencapai pengembangan kognitif secara optimal.
Berikut akan dikemukakan beberapa pandangan dari para ahli tersebut.

1. Alfred Binet Potensi kognitif seseorang tercermin dalam kemampuannya menyelesaikan


tugas-tugas yang menyangkut pemahaman dan penalaran. Perwujudan potensi kognitif
manusia harus di mengerti sebagai suatu aktivitas atau perilaku kognitif yang pokok,
terutama pemahaman penilaian dan pemahaman baik yang menyangkut kemampuan
berbahasa maupun yang menyangkut kemampuan motorik. Menurut Alfred Binet, terdapat
tiga aspek kemampuan dalam inteligensi, yaitu:

a. Konsentrasi Kemampuan memusatkan pikiran kepada suatu masalah yang harus


dipecahkan.
b. Adaptasi Kemampuan mengadakan adaptasi atau penyesuaian terhadap masalah yang
dihadapinya atau fleksibel dalam menghadapi masalah.

c. Bersikap kritis Kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah yang
dihadapi, maupun terhadap dirinya sendiri.

1.20 Metode Pengembangan Kognitif  Selama lebih dari 15 tahun, IQ dijadikan acuan
terhadap tingkat kecerdasan seseorang. Tesnya dinamakan tes IQ. Tes ini pertama kali
dikembangkan oleh Alfred Binet dan Theodore Simon. Tes ini berhasil menguji kemampuan
tertentu. Tetapi tidak menguji semua kemampuan. Tes ini juga sependapat dengan konsep
bahwa kecerdasan itu konstan lahir. Tes IQ juga menyamakan logika dengan kecerdasan
keseluruhan. Padahal logika hanya sebagian dari bentuk pemikiran, kemampuan berpikir,
atau kemampuan belajar. Perkembangan kognitif adalah perkembangan dari pikiran. Pikiran
adalah bagian berpikir dari otak, bagian yang digunakan, yaitu untuk pemahaman, penalaran,
pengetahuan dan pengertian. Pikiran anak mulai aktif sejak lahir, dari hari ke hari sepanjang
pertumbuhannya. Perkembangan pikirannya, seperti: belajar tentang orang; belajar tentang
sesuatu; belajar tentang kemampuan-kemampuan baru; memperoleh banyak ingatan;
menambah banyak pengalaman. Sepanjang pikirannya berkembang, anak menjadi lebih
cerdas.

2. Carl Witherington Menurut Carl Witherington, inteligensi merupakan kesempatan


bertindak sebagaimana dimanifestasikan dalam kemampuan-kemampuan atau
kegiatankegiatan sebagai berikut.

a. Fasilitas dalam menggunakan bilangan dan angka.

b. Efisiensi penggunaan bahasa.

c. Kecepatan pengamatan.

d. Fasilitas dalam memahami hubungan.

e. Mengkhayal atau mencipta. Selanjutnya Witherington mengemukakan bahwa “kognitif


adalah pikiran, kognitif (kecerdasan pikiran) melalui pikiran dapat digunakan dengan cepat
dan tepat dalam mengatasi suatu situasi untuk memecahkan masalah”. Sedangkan
perkembangan kognitif (perkembangan mental), adalah perkembangan pikiran. Pikiran
adalah bagian dari proses berpikir dari otak. Pikiran yang digunakan untuk mengenali,
mengetahui, dan memahami”.

Cameron dan Barley Menurut Cameron dan Barley, aktivitas kognitif akan sangat bergantung
pada kemampuan berbahasa baik secara lisan maupun tulisan karena bahasa adalah alat
berpikir, di mana dalam berpikir menggunakan pikiran (kognitif).

4. Guilford Guilford mengemukakan suatu model struktur intelektual yang dapat


digambarkan sebagai suatu kubus yang terdiri dari 3 dimensi intelektual. Model struktur ini
menggambarkan keragaman kemampuan intelektual manusia yang sekaligus dapat
mengklasifikasikan dan menjelaskan seluruh aktivitas manusia. Guilford mengembangkan
suatu teori atau model tentang kognitif manusia yang disusun dalam suatu sistem yang
disebut “Struktur Kognitif”. Berdasarkan model ini, aktivitas mental dapat diklasifikasikan
sebagai berikut.

a. Operasi (proses) intelektual yang menyangkut proses pemikiran yang berlangsung dan
terdiri dari 5 kategori, yaitu kognisi, ingatan, berpikir konvergen, berpikir divergen,
penilaian.

b. Content (materi), yang menunjukkan macam materi yang digunakan terdiri dari 4 kategori,
yaitu figural, simbolik, semantik, behavioral (perilaku).
c. Produk yang merupakan hasil dari operasi (proses) tertentu yang diterapkan pada konten
(materi) tertentu terdiri dari 6 kategori, yaitu unit, kelas, hubungan, sistem, transformasi,
implikasi. Klasifikasi tersebut sekaligus menunjukkan adanya 120 aktivitas mental manusia
karena terdiri dari 5 operasi x 4 isi x 6 hasil. Dari model struktur kognitif yang
menggambarkan keragaman kemampuan kognitif manusia, terdapat 120 kemampuan
manusia yang unik.
Tahapan Perkembangan Bahasa Pada Anak Menurut Beberapa Ahli Lundsteen, membagi
perkembangan bahasa dalam 3 tahap,

yaitu:

Tahap pralinguistik x Pada usia 0-3 bulan, bunyinya di dalam dan berasal dari tenggorok. x
Pada usia 3-12 bulan, banyak memakai bibir dan langit-langit, misalnya ma, da, ba.

Tahap protolinguitik x Pada usia 12 bulan-2 tahun, anak sudah mengerti dan menunjukkan
alat-alat tubuh. Ia mulai berbicara beberapa patah kata (kosa katanya dapat mencapai 200-
300). Tahap linguistic x Pada usia 2-6 tahun atau lebih, pada tahap ini ia mulai belajar tata
bahasa dan perkembangan kosa katanya mencapai 3000 buah.

Bzoch membagi tahapan perkembangan bahasa anak dari lahir sampai usia 3 tahun dalam
empat stadium, yaitu:

Perkembangan bahasa bayi sebagai komunikasi prelinguistik Terjadi pada umur 0-3 bulan
dari periode lahir sampai akhir tahun pertama. Bayi baru lahir belum bisa menggabungkan
elemen bahasa baik isi, bentuk, dan pemakaian bahasa. Selain belum berkembangnya bentuk
bahasa konvensional, kemampuan kognitif bayi juga belum berkembang.

Komunikasi lebih bersifat reflektif daripada terencana. Periode ini disebut prelinguistik.
Meskipun bayi belum mengerti dan belum bisa mengungkapkan bentuk bahasa konvensional,
mereka mengamati dan memproduksi suara dengan cara yang unik. Klinisi harus menentukan
apakah bayi mengamati atau bereaksi terhadap suara. Bila tidak, ini merupakan indikasi
untuk evaluasi fisik dan audiologi. Kata ± kata pertama : transisi ke bahasa anak Terjadi pada
umur 3-9 bulan.

Salah satu perkembangan bahasa utama milestone adalah pengucapan kata-kata pertama yang
terjadi pada akhir tahun pertama, berlanjut sampai satu setengah tahun saat pertumbuhan
kosa kata berlangsung cepat, juga tanda dimulainya pembetukan kalimat awal.
Berkembangnya kemampuan kognitif, adanya kontrol, dan interpretasi emosional di periode
ini
 Sub Tema 2 (

Peran Bahasa dalam aspek kognitif

Aspek kognitif mempunyai fungsi yang besar bagi pemahaman bahasa. Tuntutan dasar teori
kognitif adalah kecerdasan anak yang tumbuh dan keinginan untuk mengekspresikan maksud,
bersama-sama dengan masukan bahasa dari orang tua, dorongan pemerolehan bahasa. Dengan
demikian, focus pandangan kognitif adalah lebih pada tingkat semantik dan pragmatik bahasa
daripada tingkat sintatik, morfologis dan fonologis.

Tahap-tahap Perkembangan Bahasa Anak

Untuk dapat menguasai sistem bahasa agar digunakan untuk berkomunikasi secara sempurna,
anak-anak membutuhkan tahap-tahap untuk menguasainya. Tahap-tahap perkembangan bahasa
anak, yaitu: perkembangan bahasa usia bayi, perkembangn bahasa masa kanak-kanak usia dini,
dan perkembangan bahasa usia menengah dan akhir.

1. Perkembangan Bahasa Usia Bayi

Pada umunya bayi bisa mengucapkan kata-kata pada usia 3 sampai 6 bulan. Ocehan yang sering
diucapkan pada usia tersebut antara lain: kata baa, maa, paa. Selanjutnya akan berkembang
dengan dapat mengucapkan nama-nama orang yang diangggapnya penting (mama, papa),
binatang (pus, ayam), kendaraan (mobil) atau ucapan selamat (daa).

Pada tahap selanjutnya anak-anak yang berusia 18 sampai 24 bulan, telah mulai mengucapkan
pernyataan dengan dua kata, misalnya: kakak pukul, lihat kucing, dimana ibu?

2. Perkembangan Bahasa Usia Dini

Sebelum memasuki usia sekolah, biasanya anak-anak akan mengalami kesulitan dalam
mengucapkan kata, seperti: strika, start. Pada usia ini anak telah mampu mengucapkan lebih dari
dua kata misalnya, Ini Ibu Budi dan Ibu pergi ke pasar. Dan ketika anak mencapai usia SD,
mereka akan lebih trampil dalam meyusun sebuah kalimat yang panjang. Misalnya, Orang yang
bertamu di rumahku berasal dari Jakarta.

3. Perkembangan Bahasa Usia Menengah dan Akhir

Pada usia menengah, anak dalam menggunakan bahasa yang sebelumnya hanya berupa bentuk
bahasa sekarang menjadi isi dan penggunaaan bahasa. Bahasa kreatif anak pada usia menengah
dapat didengar dalam bentuk nyanyian atau dolanan.

Pada usia akhir, anak-anak akan memperbanyak perbendaharaan kosa katanya dengan cara
membaca berbagai tulisan, baik itu dari buku bacaan, majalah, maupun surat kabar, sehingga
anak lebih mudah dalam hal menulis.

Implikasi Bahasa Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Apabila kegiatan belajar mengajar yang berjalan di kelas dilakukan dengan efektif, maka akan
berdampak baik pada perkembangan bahasa anak. Namun, apabila kegiatan belajar mengajar
yang berjalan tak efektif, maka hasil dalam perkembangan belajar anak akan mengalami
hambatan. Untuk dapat menghasilkan hasil belajar yang optimal, seorang guru juga harus dapat
menggunakan bahasa yang komunikatif untuk menyampaikan pelajaran kepada anak didik.
Bahasa yang komunikatif disini adalah bahasa yang sesuai dengan anak didik, atau dengan kata
lain bahasa yang digunakan adalah bahasa anak bukan bahasa orang dewasa, karena anak didik
masih usia anak-anak. Pengaturan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan bahasa sangat
diperlukan, karena akan berdampak pada perkembangan bahasa anak secara positif. Anak tidak
hanya menjadi penggguna bahasa yang pasif, tetapi juga akan menjadi penggguna bahasa yang
aktif.

Daftar Pustaka

Beck, Joan. (1994). Meningkatkan Kecerdasan Anak. Jakarta: Pustaka.

Campbell, Linda, Bruce Campbell dan Dee Dickinson. Teaching and Learning through Multiple
Intelligences. terjemahan Tim Inisiasi. Depok: Inisiasi Press, 2002

Monks, F.J, A.M.P.Knoers dan Siti Rahayu Haditono (1999). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam
Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

https://www.kompasiana.com/jumiati/550056c4a3331152635114f1/perkembangan-bahasa-dan-
implikasinya

Anda mungkin juga menyukai