Anda di halaman 1dari 13

Kabupaten Solok Selatan

Daerah tingkat II di Sumatera Barat, Indonesia

Lambang

Semboyan: Sarantau Sasurambi (Sekawasan Sepekarangan)

Nagara  Indonesia

Provinsi Sumatera Barat

Tanggal 7 Januari 2004


paresmian

Dasa hukum Undang-Undang Nomor 38 Taun


2003

Ibu kota Padang Aro

Pamarintahan

 • Bupati Muzni Zakaria

Laweh

 • Total 3.346,20 km2 (129,200 sq mi)
Panduduak ((2010))

 • Total 144.236 jiwa

Zona wakatu

Jumlah kecamatan 7

Kabupaten Solok Selatan


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Untuk kegunaan lain, lihat Solok (disambiguasi).

Kabupaten Solok Selatan

Kabupaten di Sumatra Barat, Indonesia

Kawasan Seribu Rumah Gadang

Lambang

Motto: 

Sarantau Sasurambi (Sekawasan Sepekarangan)


Kabupaten Solok Selatan

Tampilkan peta Sumatra Tampilkan peta Indonesia


Tampilkan semua

Koordinat:  1.2333°S 101.417°E

Negara  Indonesia

Provinsi Sumatra Barat

Tanggal peresmian 7 Januari 2004

Dasar hukum Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003

Ibu kota Padang Aro

Pemerintahan

 • Bupati Khairunas
Luas

 • Total 3.346,20 km2 (1,291,98 sq mi)

Populasi

 (2020)[1]

 • Total 182.027 jiwa

 • Kepadatan 54/km2 (140/sq mi)

Demografi

 • Agama Islam 99,19%
Kristen 0,80%
- Protestan 0,70%
- Katolik 0,10%
Lainnya 0,01%[2]

Zona waktu WIB (UTC+07:00)

Kode Kemendagri 13.11 

Jumlah kecamatan 7

Jumlah desa 47 nagari

DAU Rp 499.452.380.000,- (2020)[3]

IPM  69,04 (2020)


Sedang[4]

Situs web www.solselkab.go.id

Kabupaten Solok Selatan adalah kabupaten yang terletak di bagian timur Provinsi


Sumatra Barat. Kabupaten ini resmi dimekarkan dari Kabupaten Solok pada tahun
2004 mencakup wilayah seluas 3.346,20 km². Secara administratif, kabupaten ini
berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi di sebelah selatan dan dikelilingi oleh
tiga kabupaten lain di Sumatra Barat dari barat ke timur: Kabupaten Pesisir Selatan,
Solok, dan Dharmasraya. Pusat pemerintahannya terletak di Padang Aro, sekitar
161 km dari pusat Kota Padang.
Meskipun baru diresmikan pada tahun 2004, bersama dengan Kabupaten Pasaman
Barat dan Dharmasraya, wacana pembentukan kabupaten yang meliputi sebagian
wilayah Solok Selatan saat ini telah ada sejak tahun 1950-an. Wilayahnya mencakup
kaki pegunungan Bukit Barisan di barat dan dataran rendah yang lebih luas di Timur.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2021 mencatat penduduk kabupaten
Solok Selatan berjumlah 182.027 jiwa (2020).[1][5]
Saat ini Solok Selatan dihadapkan dengan permasalahan lingkungan yang
kompleks. Praktik penebangan liar di kawasan hutan dan penambangan emas ilegal
di sepanjang aliran Batang Hari dan Batang Sangir secara besar-besaran masih
terus terjadi.[6][7]

Daftar isi

 1Geografi
o 1.1Topografi
o 1.2Geologi
o 1.3Iklim
o 1.4Hidrologi
 2Sumber Daya Alam
o 2.1Tambang emas ilegal
 3Sejarah
 4Pemerintahan
o 4.1Daftar Bupati
o 4.2Dewan Perwakilan
o 4.3Kecamatan
 5Demografi
 6Pariwisata
o 6.1Kerjasama dengan  Surya University
 7Galeri
 8Referensi
 9Pranala luar

Geografi[sunting | sunting sumber]
Wilayah Kabupaten Solok Selatan terletak pada ketinggian 350–430 meter di atas
permukaan laut. Luas wilayahnya mencapai 359.013 Ha, yang terdiri dari 150.532
Ha kawasan hutan lindung (41,93%) dan 208.481 Ha (58,07%) kawasan budidaya.
Bentang alamnya bervariasi antara dataran rendah, perbukitan, dan dataran tinggi
yang merupakan rangkaian dari pegunungan Bukit Barisan.[8]
Topografi[sunting | sunting sumber]
Secara topografis, bagian timur kabupaten ini merupakan kawasan dataran tinggi
yang relatif bergelombang mulai dari Lubuk Malako di Kecamatan Sangir Jujuan ke
arah utara sampai ke wilayah Kecamatan Sangir Batanghari. 69,19% dari wilayah
Solok Selatan memiliki kemiringan di atas 40 derajat yang tergolong sangat curam
dan rawan terhadap bahaya longsor dan hanya sekitar 15,02 yang tergolong datar
dan landai. Bagian barat merupakan kawasan lembah di kaki pegunungan yang
menempati wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Pesisir
Selatan dan Gunung Kerinci. Bagian utara dan tengah sendiri didominasi oleh
perbukitan.[8]
Geologi[sunting | sunting sumber]
Secara geologis, Kabupaten Solok Selatan berada pada Patahan Besar Sumatra,
yakni zona tumbukan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia atau dikenal
dengan Sesar Semangka. Dengan laju pergerakan 7 cm/tahun, jika terjadi
pergerakan patahan yang cukup besar, maka akan berpotensi menimbulkan gempa
bumi. Dari sisi vulkanologis, meskipun tidak memiliki gunung berapi, kabupaten ini
terletak di jalur gunung berapi yang masih aktif. Gunung terdekat berada di luar
kabupaten, yakni Gunung Kerinci di selatan. Jika terjadi aktivitas vulkanik dan
seismik di gunung berapi tersebut maka akan berdampak langsung terhadap
aktivitas masyarakat di Kabupaten Solok Selatan.[8]
Iklim[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Solok Selatan secara umum beriklim tropis dengan temperatur bervariasi
antara 20 °C hingga 33 °C. Curah hujannya cukup tinggi yaitu 1.600–
4.000 mm/tahun dengan kelembaban udara berkisar 80%. Sepanjang tahun terdapat
dua musim, yaitu musim penghujan yang umumnya terjadi selama periode Januari-
Mei dan September-Desember, dan musim kemarau selama periode Juni-Agustus.[8]
Hidrologi[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Solok Selatan dilalui oleh 18 aliran sungai. Lima di antaranya terdapat
di Kecamatan Sangir, tiga di Sungai Pagu dan sepuluh sungai di kecamatan lainnya,
masing-masing di antaranya terdapat dua sungai. Sungai-sungai besar yang
mengalir pada umumnya mempunyai kedalaman yang cukup, bersifat permanen,
dan memiliki arus yang cukup deras. Dengan bentangan alamnya yang berbukit-
bukit dan dilalui oleh banyak sungai, menjadikan Kabupaten Solok Selatan rawan
terhadap bahaya banjir dan longsor.[8]

Sumber Daya Alam[sunting | sunting sumber]


Berdasarkan peta geologi terlihat adanya potensi sumber daya mineral. Sumber
daya mineral tersebut antara lain terdiri dari mineral logam berupa tembaga, emas,
dan perak; potensi panas bumi yang ditandai oleh munculnya mata air panas; dan
bahan galian berupa batu gamping, pasir, dan batu sungai.[8]
Dilihat dari jenis tanahnya, Kabupaten Solok Selatan, terdiri atas tanah andosol dan
litosol. Jenis tanah seperti ini memiliki tingkat hara yang tinggi dan sangat subur.
Oleh karena itu, daerah ini sangat cocok untuk pengembangan kegiatan pertanian,
terutama tanaman holtikultura dan perkebunan.[8]
Tambang emas ilegal[sunting | sunting sumber]
Menutur penelusuran Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), aktivitas
penambangan emas ilegal di Solok Selatan setidaknya terdapat di empat
kecamatan, yakni Koto Parik Gadang Diateh, Sungai Pagu, Sangir, dan Sangir
Batanghari. Aktivitas tambang mengancam Hutan Lindung Batanghari dan
meningkatkan sedimentasi di Sungai Batanghari serta anak-anak dari sungai.[9][10]
Pada Maret 2013, anggota DPR RI Azwir Dainy Tara dan anggota DPD
RI Afrizal menyebut Ketua DPRD Solok Selatan Khairunas (kini Bupati Solok
Selatan) terlibat di dalam praktik tambang ilegal di Solok Selatan.[11][12] Khairunnas
mengatakan tak bisa melarang rakyat menambang karena mereka menggantungkan
hidup di sana. Solusi yang bisa ditempuh adalah dengan melegalkan yang ilegal.[13]
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Sebelumnya, kabupaten ini merupakan bagian dari Kabupaten Solok, yang pada
masa Hindia Belanda disebut dengan Afdeeling Solok. Setelah kemerdekaan,
sempat muncul wacana pembentukan sebuah kabupaten yang meliputi sebagian
wilayah Solok Selatan saat ini. Ditandai dengan diadakannya Konferensi Timbulun
pada tahun 1950-an, saat itu digagas rencana pembentukan sebuah kabupaten
dengan nama Kabupaten Sehilir Batang Hari yang memasukan wilayah Kecamatan
Lembah Gumanti, Pantai Cermin, Sungai Pagu, dan Sangir. Namun, baru setelah
otonomi daerah digulirkan, usaha yang mengarah ke sana dapat terealisasikan.
Bersama 23 kabupaten baru lainnya di Indonesia, Kabupaten Solok Selatan resmi
dimekarkan pada tanggal 7 Januari 2004 dengan disahkannya Undang-Undang
Nomor 38 Tahun 2003.[14] Wilayahnya pada masa itu meliputi Kecamatan Sungai
Pagu, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kecamatan Sangir, Kecamatan Sangir
Jujuan dan Kecamatan Sangir Batanghari. Selanjutnya pada tahun 2007,
Kecamatan Sangir Jujuan dimekarkan menjadi Kecamatan Sangir Jujuan dan Sangir
Balai Janggo. Sementara itu, Kecamatan Sungai Pagu dimekarkan pula
menjadi Kecamatan Sungai Pagu dan Kecamatan Alam Pauh Duo. Hingga akhir
tahun 2011, jumlah kecamatan Kabupaten Solok Selatan tidak mengalami
perubahan seperti halnya pada akhir tahun 2007, yaitu masih tujuh kecamatan.
Namun, pada tingkat nagari dan jorong masih terjadi pemekaran daerah.
Tiga hari setelah diresmikan, atau pada 10 Januari 2004, Gubernur Sumatra
Barat melantik Drs. Aliman Salim sebagai Penjabat Bupati Solok Selatan. Dalam
perjalanan satu tahun Kabupaten Solok Selatan, Gubernur Sumatra Barat H. Zainal
Bakar kembali melantik Marzuki Omar sebagai Penjabat Bupati Solok Selatan
menggantikan Aliman Salim yang sudah habis masa jabatannya. Pada pemilihan
umum Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Solok Selatan pertama, terpilih pasangan
Drs. Syafrizal, M.Si. dan Drs. Nurfirmanwansyah yang dilantik pada 20 Agustus
2005.

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]
Daftar Bupati[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daftar Bupati Solok Selatan

N Mulai Akhir
Foto Nama[15] Wakil Bupati sembunyiKet.
o Jabatan Jabatan

10 Januari
- Aliman Salim 2005 Tidak ada Penjabat
2004[16]

20
Marzuki
- 2005 Agustus Tidak ada Penjabat
Omar[16]
2005
20 20
1 Syafrizal J Agustus Agustus Nurfirmanwansyah
2005 2010

20 20
Muzni
2 Agustus Agustus Abdul Rahman
Zakaria
2010 2015

20
22 Maret
Erizal Agus Agustus Pejabat
2016
2015

Muzni 22 Maret 30 Januari


(2) Abdul Rahman
Zakaria 2016 2020

Abdul 30 Januari 22 Maret Pelaksana


Rahman 2020 2021 Tugas

Doni Rahmat 22 Maret 26 April Pelaksana


Samulo 2021 2021 Harian[17]

26 April
3 Khairunas[18] Petahana Yulian Efi
2021

Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Solok Selatan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Solok Selatan dalam dua
periode terakhir.[19][20]

Jumlah Kursi dalam Periode


Partai Politik
2014-2019 2019-2024

  PKB 1  2
  Gerindra 3  4
  Golkar 5  4
  NasDem 2  3
  Berkarya (baru) 1

  PKS 2  3
  PPP 1  1
  PAN 4  4
  Hanura 2  0
  Demokrat 3  2
  PBB 1  1
  PKPI 1  0
Jumlah
25  25
Anggota
Jumlah Partai 11  10

Kecamatan[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Solok Selatan
Kabupaten Solok Selatan memiliki 7 kecamatan dan 39 desa. Luas wilayahnya
mencapai 3.346,20 km² dan penduduk 177.462 jiwa (2017) dengan sebaran 53
jiwa/km².[21][22]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Solok Selatan, adalah sebagai
berikut:

Kode Kecamatan Jumlah Nagari Daftar Nagari


Kemendagri

Pakan Rabaa
13.11.03 Koto Parik Gadang Diateh 4 Pakan Rabaa Tengah
Pakan Rabaa Timur
Pakan Rabaa Utara
13.11.06 Pauh Duo 4 Alam Pauh Duo
Kapau Alam Pauh Duo
Luak Kapau Alam
Pauh Duo
Pauh Duo Nan Batigo
13.11.01 Sangir 4 Lubuk Gadang
Lubuk Gadang Selatan
Lubuk Gadang Timur
Lubuk Gadang Utara
13.11.07 Sangir Balai Janggo 4 Sungai Kunyit
Sungai Kunyit Barat
Talao Sungai Kunyit
Talunan Maju
13.11.05 Sangir Batang Hari 7 Abai
Dusun Tangah
Lubuk Ulang Aling
Lubuk Ulang Aling
Selatan
Lubuk Ulang Aling
Tengah
Ranah Pantai Cermin
Sitapus
13.11.04 Sangir Jujuan 5 Bidar Alam
Lubuk Malako
Padang Air Dingin
Padang Gantiang
Padang Limau Sundai
13.11.02 Sungai Pagu 11 Bomas
Koto Baru
Pasar Muara Labuh
Pasir Talang
Pasir Talang Barat
Pasir Talang Selatan
Pasir Talang Timur
Pulakek Koto Baru
Kode Kecamatan Jumlah Nagari Daftar Nagari
Kemendagri

Sako Pasia Talang


Sako Selatan Pasia
Talang
Sako Utara Pasia
Talang
TOTAL 39

Demografi[sunting | sunting sumber]
Sebagian besar penduduk Kabupaten Solok Selatan adalah
etnis Minangkabau yang wilayah adatnya terbagi dua, yaitu Alam Surambi Sungai
Pagu di bagian barat dan Rantau XII Koto di bagian timur. Masyarakat adat Alam
Surambi Sungai Pagu mendiami Lembah Muara Labuh sepanjang aliran Batang
Suliti dan Batang Bangko, sedangkan masyarakat Rantau XII Koto mendiami daerah
sepanjang aliran Batang Sangir.
Di samping dihuni oleh etnis Minangkabau, Kabupaten Solok Selatan juga dihuni
oleh etnis Jawa. Etnis Jawa datang sebagai transmigran seperti di Nagari Sungai
Kunyit dan Dusun Tangah, tetapi ada juga yang datang bekerja di sektor
perdagangan dan karyawan pabrik.
Berdasarkan data BPS tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Solok Selatan
berjumlah 147.369 jiwa, terdiri dari 74.117 laki-laki dan 73.252 perempuan.[5] Dan
pada tahun 2020 berjumlah 182.027 jiwa, dimana laki-laki berjumlah 92.859 jiwa
dan perempuan berjumlah 89.168 jiwa.[1]

Pariwisata[sunting | sunting sumber]
Solok Selatan memiliki sejumlah objek wisata alam, sejarah, dan budaya. Di
kawasan yang dijuluki sebagai Nagari Seribu Rumah Gadang, banyak
ditemukan rumah-rumah gadang berusia ratusan tahun lamanya yang masih
ditinggali oleh penghuninya. Rumah Gadang 21 merupakan rumah gadang dengan
21 ruang. Objek wisata lainnya adalah Danau Bontak, Ngalau Lubuk Malako,
beberapa air terjun, dan sejumlah bangunan peninggalan sejarah lain seperti masjid,
istana, dan monumen.[5]
Kerjasama dengan Surya University[sunting | sunting sumber]
Dalam rangka mendukung pengembangan di bidang creative tourism di Solok
Selatan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok Selatan bekerjasama
dengan Surya University akan melakukan perancangan dan pemodelan creative
tourism dengan optimalisasi pemanfaatan potensi daerah. Potensi daerah yang ingin
ditonjolkan adalah alamnya yang indah, hasil tambang emas dan bijih besi yang
melimpah, hasil perkebunan, hasil kerajinan maupun produk kesenian dan
sebagainya. Program ini diwujudkan dengan penandatanganan nota kesepahaman
(MoU) antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok Selatan Provinsi Sumatra
Barat dan Universitas Surya, pada 5 Desember 2014, di Kampus Surya
University, Tangerang. Bertindak sebagai penandatangan adalah Prof. Yohanes
Surya, Ph.D., selaku pendiri sekaligus Rektor Universitas Surya, dan H. Muzni
Zakaria M. Eng., selaku Bupati Solok Selatan.[23]

Galeri[sunting | sunting sumber]
 Balai Nagari Lubuak Gadang, 1877-1879

 
 Penghulu kepala Pasir Talang pada tahun 1870-an

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Lompat ke:a b c "Kabupaten Solok Selatan Dalam Angka
2021"  (pdf). www.solokselatankab.bps.go.id. hlm.  6, 82. Diakses tanggal 17 April  2021.
2. ^ "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri
2020". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 17 April  2021.
3. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A
2020"  (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal  16 April 2021.
4. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan 2019-2020". www.bps.go.id. Diakses tanggal 16
April  2021.
5. ^ Lompat ke:a b c "Jumlah Penduduk Kabupaten Solok Selatan". Diarsipkan dari versi
aslitanggal 2013-02-03. Diakses tanggal 2013-06-02. Kesalahan pengutipan:
Tanda  <ref>  tidak sah; nama "demo" didefinisikan berulang dengan isi
berbeda
6. ^ "Solok Selatan, Negeri Kaya Emas Tapi PAD Hanya Rp25 Juta". Vivanews.co.id. 25
Maret 2013.
7. ^ "DPR Tinjau Tambang Emas Ilegal di Solok Selatan".  Metrotvnews.com. 3 Mei 2013.
[pranala nonaktif permanen]

8. ^ Lompat ke:a b c d e f g "Keadaan Umum Wilayah Solok Selatan". Diarsipkan dari versi


aslitanggal 2013-06-08. Diakses tanggal 2013-06-02.
9. ^ "Hutan Lindung Batanghari Digasak Tambang Emas Ilegal".  kompas.id. 2019-11-27.
Diakses tanggal  2021-05-10.
10. ^ "Penghentian Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Sumbar Butuh Komitmen Penuh Para
Pihak".  Mongabay Environmental News. 2020-01-02. Diakses tanggal 2021-05-10.
11. ^ icol/met/erz (2013-03-21).  "Bupati Muzni Zakaria: Ketua DPRD Solsel Memang Dalang
Demo". Harian Haluan. Diakses tanggal 2021-05-10.
12. ^ "Politikus PAN Sebut Tambang di Sumbar Dikuasai Mafia". www.jpnn.com. 2013-03-05.
Diakses tanggal  2021-05-10.
13. ^ Redaksi. "Tambang Emas Solsel Sebaiknya Dilegalkan". www.harianhaluan.com.
Diakses tanggal  2021-05-10.
14. ^ Pembentukan Kabupaten Solok Selatan
15. ^ https://solokselatankab.bps.go.id/statictable/2016/07/26/90/nama---nama-bupati-solok-
selatan.html
16. ^ Lompat ke:a b "Salinan arsip". Diarsipkan dari  versi asli  tanggal 2021-01-20. Diakses
tanggal 2021-04-27.
17. ^ https://hariansinggalang.co.id/bupati-dan-wakil-bupati-solok-selatan-dilantik-26-april/
18. ^ https://langgam.id/ini-target-100-hari-bupati-solok-selatan-usai-dilantik-gubernur-
sumbar/
19. ^ Perolehan Kursi DPRD Kab. Solok Selatan 2014-2019
20. ^ Perolehan Kursi DPRD Kab. Solok Selatan 2019-2024
21. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data
Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan
dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal  3 Oktober  2019.
22. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi
Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari  versi
asli  (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
23. ^ "Artikel:"Kerjasama Surya University dan Pemkab Solok Selatan dalam Pengembangan
Creative Tourism & Technopreneurship" di www.surya.ac.id". Diarsipkan dari versi asli tanggal
2014-12-27. Diakses tanggal  2015-01-05.

Anda mungkin juga menyukai