Anda di halaman 1dari 16

Pentingnya Pendidikan Karakter

bagi Anak Usia Dini

Sudaryanti
KRYSNA2803@GMAIL.COM
Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak

Pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral karena
bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, tetapi
membantu anak-anak merasakan nilai-nilai yang baik, mau dan mampu
melakukannya. Pembentukan karakter pribadi anak (character building) sebaiknya
dimulai dalam keluarga karena interaksi pertama anak terjadi dalam lingkungan
keluarga. Pendidikan karakter sebaiknya di terapkan sejak anak usia dini karena
pada usia dini karena sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan
potensinya. Pendidikan karakter pada anak usia dini dapat mengantarkan anak pada
matang dalam mengolah emosi. Kecerdasan emosi adalah bekal penting dalam
mempersiapkan anak usia dini dalam menyongsong masa depan yang penuh
dengan tantangan, baik secara akademis maupun dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Kata kunci: Pendidikan Karakter, Pendidikan Anak Usia Dini

Abstract

Character education has a higher meaning of moral education because it is not only
teaching what is right and what is wrong but also helping children feel the good
values, has willingness and ability to do so. The establishment of children’s personal
character (character buildings) should start from the family as the children’s first
interaction occurs within the family. Character education should be implemented
since early childhood because it determines the children’s ability to develop their
potentials. Character education in early childhood can lead children to be mature in
processing their emotions. Emotional intelligence is an important provision in
preparing early childhood to face future challenges, both in academic life and their
life as citizen.

Keywords: character education, early childhood education

Pendahuluan anak sejak lahir sam-


Menurut undang-undang NO.20
pasal 1 butir 14 tahun 2003 tentang
Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada

1
pai dengan usia 6 tahun yang dila-
kukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertum-
buhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih la-

2
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012

njut. Undang-undang NO.20 tahun dan peran guru disini sangat domi-
2003 pasal 9 ayat 1 menegaskan setiap
anak berhak memperoleh pendidikan
dan pengajaran dalam rangka pengem-
bangan pribadinya dan tingkat kecer-
dasannya sesuai minat dan bakatnya.
Alasan pentingnya PAUD adalah:
1) anak usia dini adalah masa peka
yang memiliki perkembangan fisik,
motorik, intelektual dan sosial sangat
pesat, 2) tingkat variabelitas
kecerdasan orang dewasa, 50%sudah
terjadi ketika masa usia dini (4 tahun
pertama), 30% beri- kutnya pada usia
8 tahun dan 20% setelah mencapai
usia 18 tahun, 3) anak usia dini
berada pada masa pem- bentukan
landasan awal bagi tumbuh dan
kembang anak.
Pendidikan anak usia dini
(PAUD) sangat penting dilaksanakan
sebagai dasar bagi pembentukan kep-
ribadian manusia secara utuh, yaitu
untuk pembentukan karakter, budi pe-
kerti luhur, cerdas, ceria, terampil, dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Pendidikan anak usia dini dapat
dimulai dari rumah atau dalam pendi-
dikan keluarga. Berdasarkan undang-
undang di atas maka pendidikan kara-
kter sangatlah penting untuk memban-
gun beradaban bangsa, pendidikan ka-
rakter tersebut seharusnya sudah di
tanamkan sejak anak usia dini sehing-
ga mereka sangat tepat jika di jadikan
komunitas awal pembentukan karakter
karena anak berada pada usia emas
(golden age).
Pembentukan karakter pribadi
anak (character building) sebaiknya
dimulai dalam keluarga karena anak
mulai berinteraksi dengan orang lain
pertama kali terjadi dalam lingkungan
keluarga. Pendidikan karakter sebaik-
nya di terapkan sejak anak usia dini
karena pada usia dini terbukti sangat
menentukan kemampuan anak dalam
mengembangkan potensinya. Sedang-
kan sekolah adalah salah satu lembaga
yang bertanggung jawab terhadap pe-
mbentukan karakter, karena kontribusi
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012

nan. Tujuan utama pendidikan apabila melewati ketiga kegiatan


adalah menghasilkan kepribadian tersebut.
manusia yang matang secara Efek adanya pendidikan karakter
intelektual, emosi- onal, dan spiritual. pada anak usia dini akan menyebab-
Sekolah sebagai le- mbaga memiliki kan anak usia dini akan matang dalam
tanggung jawab mor- al untuk
mendidik anak menjadi pint- ar dan
cerdas sesuai dengan harapan orang
tua dan masyarakat. Peran guru
sangat strategis dalam
pembentukan pribadi anak karena
tugas guru tidak hanya mengajar
tetapi juga mendidik. Tugas guru
sebagai pendidik adalah membantu
anak mendapatkan penge- tahuan
yang bermanfaat bagi anak dan
masyarakat juga memiliki karakter
dan kepribadian yang baik yang
sesuai dengan tujuan pendidikan
yaitu men- gembangkan potensi
peserta didik untuk memiliki
kecerdasan, kepribadi- an, dan
akhlak mulia(Undang-Undang
Sisdiknas tahun 2003).
Kehidupan manusia sejak dalam
kandungan sampai lahir kedunia ini
melewati beberapa tahapan untuk bisa
tumbuh dan berkembang. Masing-ma-
sing tahapan perkembangan
mempun- yai tugas dan fungsi serta
peran yang berbeda. Masa kanak-
kanak sangat tergantung pada orang
dewasa, teruta- ma pada masa awal
kanak-kanak yaitu masa bayi. Begitu
juga perkembangan moral anak
berjalan seiring dengan
perkembangan intelektual, emosional,
bahasa dan sosial.
Pembentukan perilaku moral
an- ak di lakukan melalui pendidikan
di dalam keluarga, pembelajaran di
mas- yarakat, pembimbingan baik di
keluar- ga maupun di masyarakat,
serta pen- disiplinan anak mulai dari
lingkungan keluarga. Pembentukan
karakter (ch- aracter building) dapat
di lakukan melalui pendidikan budi
pekerti yaitu melibatkan aspek
pengetahuan (cog- nitif), perasaan
(feeling),dan tindakan (action).
Pendidikan karakter akan lebih efektif
mengolah emosinya. Kecerdasan emosi Dalam Webster’s Dictionary, pen-
adalah bekal terpenting dalam mem- gertian kata karakter berarti ”the ag-
persiapkan anak usia dini dalam men- gragate features and traits that form
yongsong masa depan yang penuh the apparent individual nature
dengan tantangan baik secara akade- of same person or thing; moral or
mis maupun dalam kehidupan berba- ethical quality; qualities of honesty,
ngsa dan bernegara. Tujuan adanya courage, integrity; good reputation;
modernisasi dan perkembangan tek- an account of the cualities or
nologi menyebabkan perubahan sosial peculiarities of a person or thing”.
dalam kehidupan masyarakat, hal ini Karakter merupakan totalitas dari ciri
juga mempengaruhi kehidupan Anak pribadi yang memb- entuk
Usia Dini. Dampak positif dalam penampilan seseorang atau obyek
pembelajaran dapat kita rasakan, Anak tertentu. Ciri-ciri personal yang
Usia Dini sudah sangat akrab dengan memiliki karakter terdiri dari kualitas
penggunaan hand phone untuk ber- moral dan etis; kualitas kejujuran,
komunikasi. Penggunaan komputer keberanian, integritas, reputasi yang
untuk menggambar dan bermain baik; semua nilai tersebut di atas
game. me- rupakan sebuah kualitas yang
Dampak positif juga diikuti melekat pada kekhasan personal
dampak negatif; di antaranya anak individu. Se- dang menurut
kalau sudah bermain game lupa waktu Ensiklopedia Indonesia, karakter
kalau tidak di ingatkan atau dikontrol memiliki arti antara lain; ke-
orang tua. Anak-anak TK kebanyakan seluruhan dari perasaan dan
lebih suka melihat acara TV (televisi), kemauan yang tampak dari luar
yang kadang-kadang acaranya tidak sebagai kebia- saan seseorang bereaksi
mendidik, sehingga kebiasaan ini ten- terhadap dun- ia luar dan impian
tu kurang baik untuk generasi muda di yang diidam-idam- kan (Tan Giok Lie,
masa yang akan datang. Berita negatif 2007). Pen-gertian karakter dilihat
lain yang sering terjadi mereka telah dari sudut pen- didikan,
berani melakukan kekerasan terhadap didefinisikan sebagai stuktur rohani
teman-temannya. yang terlihat dalam perbuatan, dan
Dengan melihat peristiwa-peri- terbentuk oleh faktor bawaan dan
stiwa dan kasus di atas sudah saatnya pengaruh lingkungan. Karakter men-
para pendidik mendesain dan meng- gacu pada kehidupan moral dan etis
embangkan pendidikan karakter bagi seseorang untuk mengasihi Tuhan dan
anak usia dini agar mempunyai karak- sesama, yaitu kebajikan moral untuk
ter yang baik (akhlak mulia), budi berbuat baik.
pekerti yang baik dengan meminimali- Pendidikan karakter mempunyai
sasi dampak negatif dari perkemban- makna lebih tinggi dari pendidikan
gan jaman dan kemajuan teknologi. moral, karena bukan sekedar menga-
Guru anak usia dini (TK) diharapkan jarkan mana yang benar dan mana
dapat mengintegrasikan pendidikan yang salah, tetapi lebih dari itu karena
karakter dalam mentimulasi perkem- pendidikan karakter menanamkan ke-
bangan sehingga anak usia dini (Tk) biasaan tentang hal yang baik sehingga
dapat menjadi warga negara yang baik anak-anak menjadi faham tentang ma-
sebagaimana harapan bangsa dan na yang benar dan salah, serta mampu
negara. merasakan nilai yang baik dan mau
dan mampu melakukannya.
A. Definisi dan Konsep Pendi- Dalam kamus besar bahasa Indo-
dikan Karakter nesia, ”karakter” di artikan sebagai
sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi
pekerti. Karakter juga dapat di artikan
13
sebagai tabiat, yaitu perangai atau (will), dan kurang.
perbuatan yang selalu di lakukan atau kebiasaan Perilaku
kebiasaan. karakter yang (habit). An- ak kemurahan hati
Suyanto (2009) baik Usia Dini tidak san- gat di sukai
mendefini- (components of akan dapat oleh lingkungan
sikan karakter good cha- mela- kukan sehingga
sebagai cara racter) moral tindakan moral menghasilkan
berpikir dan knowing atau apabila ia tidak penerimaan
berperilaku peng- etahuan memiliki sosial yang
yang menjadi tentang moral, kompetensi baik.
ciri khas tiap moral feeling sosial, Mengekspresika
individu atau perasaan berkeingi- nan n simpati
untuk hidup tentang moral dan terbiasa dengan
dan bekerja dan moral melakukannya. berusaha
sama baik action atau Tin- dakan menolong atau
dalam lingkup perbuatan moral menghibur
keluarga, moral. Ketiga merupakan seseorang yang
masyarakat, komponen ini sesuatu yang sedang
bangsa dan penting dan di harus di bersedih bagi
Ne- gara. Anak perlukan agar biasakan pada anak
yang anak usia dini diri anak sejak merupakan
berkarakter mampu kecil sehingga sesuatu yang
baik ada- lah memahami, menjadi bagian sangat baik bagi
anak yang bisa merasakan, dan dari ka- pembentukan
membuat sekaligus rakternya karakter. Em-
keputu- san melaksanakan (Sjarkawi, pati
dan siap nilai-nilai 2006).
mempertanggu kebaikan. Morl merupakan
ng jawab- kan Moral Action yang
tiap akibat dari action atau dapat diamati kemampuan
keputusan yang tindakan moral adalah mele- takkan
di buatnya. ini merupakan kemurahan hati, diri sendiri
Definisi hasil simpati, em- dalam posisi
karakter (autcome) dari pati, sikap orang lain serta
menurut Pritc- dua komponen ramah, dan menghayati
hard (1988) karakter maniru. Kemu- pengalaman or-
adalah sesuatu lainnya. Agar rahan hati ang tersebut.
yang berkaitan memahami apa merupakan Perasaan
dengan yang perilaku kese- empati ini han-
kebiasaan mendorong se- diaan untuk ya akan
hidup in- seorang untuk berbagi dengan berkembang
dividu yang berbuat baik anak lain, jika jika anak telah
bersifat /perbuatan yang hal ini dapat
menetap dan baik (act meningkat, memahami
ce- nderung morally) maka maka perilaku ekspresi wajah
positif. Dalam harus di lihat mementingkan orang lain atau
pendidikan tiga aspek lain diri sendiri akan maksud
karakter dari karakter ber- pembicaraan
(LICKHONA:1992 ya- itu orang lain.
) menekankan kompetensi Sikap ramah
pentingnya tiga (competence), seorang anak
komponen keingi- nan ditun- jukkan
14
dengan melainkan nilai berubah adalah ke-
membantu tindakan yang menjadi cenderungan
teman, me- konsisten kebajikan. batiniah
nunjukkan muncul baik Kebajikan dan seseorang yang
kasih sayang secara batiniah kemurahan
kepada taman, dan rohaniah. merespon tindak atau pola
dan seorang Karakter sema- berbagai situasi merespon secara
anak cam ini disebut dengan cara emosional dan
sebagai diungkapkan pola dalam
memperlihatka karakter moral dengan baik bertingkah laku.
n sikap ramah atau identitas secara mo- ral. Manusia bisa
dengan cara moral. Karakter Karakter selalu salah dalam
melakukan menga- cu pada mengacu pada mem- berikan
sesuatu kebiasaan kebaikan yang penilaian
bersama berpikir, terdiri dari tiga terhadap
orang lain. berpera- saan, bagian yaitu karakter
Sedang- kan bersikap, mengetahui individu, hanya
anak-anak berbuat yang yang baik, individu itu
melakukan memberi menging- inkan sendirinya yang
peniruan bentuk tekstur yang baik dan mengetahui
terhadap dan melakukan siapa jati
orang-orang motivasi yang baik. dirinya.
yang diterima kehidu- pan Ketiga Menurut
baik oleh kebiasaan ini suyanto (2009)
lingkungan, seseorang. didasarkan pada ada 9 pilar
dengan meniru Karakter kebiasaan karakter yang
anak-anak bersifat pikiran, hati berasal dari
mendapat jangka panjang dan kehendak. nilai- nilai luhur
respon dan konstan, Karakter universal, yaitu :
peneri- berkaitan erat sebagai sesuatu 1) karakter cinta
maan dengan pola yang melekat Tuhan dan
kelompok tingkah laku, pada personal segenap
terhadap diri dan yaitu totalitas ciptaan-nya,
mereka. kecenderungan ide, aspirasi, 2) kemandirian
Karakter pribadi sikap yang ter- dan
adalah seseorang unt- dapat pada tanggungjawab,
sesuatu yang uk berbuat individu dan 3)
dipahatkan sesuatu yang telah kejujuran/aman
pada hati, baik. mengkristal di ah, deplomatis,
sehingga men- Karakter dalam pikiran 4) hor- mat dan
jadi tanda adalah dan tindakan santun, 5)
yang khas, serangkaian ni- (Tan Giok dermawan, suka
karakter men- lai yang Lie, 2007). tolong–
gacu pada operatif, nilai Manusia menolong dan
moralitas yang nyata se- hanya dapat gotong royong
dalam bagai mengamati /kerjasama, 6)
kehidupan aktualisasi karakter secara percaya diri dan
sehari-hari. dalam eksternal dan pekerja keras, 7)
Karakter tindakan. Ke- parsial, dari kepemimpinan
bukan majuan kebiasan, pola dan keadilan,
merupa- kan karakter adalah pikir, pola 8) baik dan
gejala sesaat, pada saat suatu sikap, pola rendah hati, 9)
15
toleransi, meliputi: sikap bagi suatu anak usia dini,
kedamaian, dan terbuka, tidak bangsa. Tiga tujuan belajar
kesatuan. memih- ak, puluh tahun bagi anak usia
Menurut mau yang akan dini, dan
zulham (2010) mendengarkan datang bangsa kegiatan belajar
ada 5 karakter orang lain dan Indonesia akan bagi anak usia
yang harus di memiliki sangat dini.
kembangkan empati, 5) cinta tergantung Pembentukan
yaitu: 1) dan perhati- an pada anak usia karakter anak
trustworthy: yang meliputi: dini yang ada usia dini bisa
meliputi jujur, menunjukkan pada masa dilakukan
menepati perila- ku sekarang. Oleh melalui keg-
janji, kebaikan, karena itu, iatan rutin,
memiliki hidup dengan pendidikan kegiatan
loyalitas tinggi, nilai-nilai karakter ini terprogram,
integritas kebenaran, merupa- kan kegiatan
pribadi berbagi tahapan spontan, dan
(komitmen, kebahagiaan, penting bagi keteladanan.
disiplin, selalu ber- sedia perkem- Pembentu
ingin menolong bangan seorang kan karakter
berprestasi), 2) orang lain, anak, bahkan anak usia dini
menghormati tidak egois, suatu hal yang dapat
orang lain: tidak kasar dan fondamental mengikuti suatu
perilaku un- sensitf bagi pola terte- ntu,
tuk terhadap pera- kesuksesan yaitu suatu
mementingkan saan orang lain. perkembangan perilaku yang
kepentingan pembentukan teratur, disiplin,
um- um di atas B. Langkah- karakter dan baku
kepentingan langkah selanjutnya. (sesuai standar)
pribadi, siap Pembent Oleh karena arti- nya
dengan ukan itu, seorang berbagai jenis
perbedaan Karakter guru tidak dan pola
dan tidak pada boleh perilaku
merasa paling Anak Usia mengabaikan tersebut dapat
benar, 3) Dini. keha- diran di kembangkan
bertanggung Pendidika anak usia dini melalui
jawab: n anak usia dini demi penjadwalan
merupakan merupakan kepentingan di secara terus
gabungan dari bentuk masa depan menerus hi-
perilaku yang pendidikan bagi generasi ngga perilaku
dapat di yang penerus. yang
pertanggung fundamental Seorang guru diharapkan
jawabka- nnya, dalam dituntut untuk mele- kat pada
segala hal yang kehidupan mema- hami anak secara
dilakukan seorang anak karakteristik kuat dan
harus berani dan pendidikan anak usia dini, menjadi bagian
menanggung pada masa ini arti dari perilaku
akibatnya, sangat pentingnnya positif yang
berpik- ir menentukan belajar bagi
sebelum keberlangsunga dimilikinya. menerus itu
bertindak, 4) n anak itu Penjadwalan sering disebut
adil yang sendiri juga yang terus sebagai kegiatan
16
rutin. Kegiatan apresiasi anak dan rohani kecuali
ini juga sering terhadap nilai- agar anak perkembangan
kali disebut nilai ya- ng baik memiliki kepribadian,
sebagai yang muncul kesiapan dalam watak,
kegiatan berdasarkan ke- memasuki emosional,
pembia- saan jadian nyata, pendidikan intelektual,
karena memang dan muncul saat dasar dan bahasa, budi
sasaran dari ke- itu. kehidupan pekerti, dan
giatan ini Pembentukan tahap moralnya yang
adalah untuk karakter melalui selanjutnya. tumbuh dengan
membiasakan kegi- atan Sedang pesat. Oleh
perilaku keteladanan prinsip-prinsip karena itu jika
tertentu yang atau contoh- dalam proses menghendaki
dianggap men- contoh dengan belajar bangsa yang
dasar dan maksud untuk mengajar cerdas, dan
penting bagi mengarahkan antara lain; berbudi pekerti
pola kehidupan anak pada Appropriate luhur (bermoral
anak saat ini berbagai contoh yaitu baik)
maupun ketika pola perilaku pembelajaran pendidikan
anak itu yang dapat di yang harus dimulai
dewasa. terima oleh disesuaikan sejak masa
Pembentu masyarakat, dengan kanak-kanak.
kan karakter yaitu dengan tumbuh Pendidika
melalui cara menam- kembang jiwa n moral
kegiatan pilkannya anak, esensi memerlukan
terprogram langsung di bermain, keterlibatan
maksudnya hadapan atau holistik atau semua aspek
ada- lah dalam menyeluruh, kehidupan
kegiatan yang kehidupan terpadu atau manusia,
menjadi agenda bersama anak. integrated, sehingga tidak
dan di rancang Slamet bermakna, long cocok hanya
dalam silabus Suyanto (2005) life skills dan menekankan
guru,baik un- menga- takan fleksibel. pada aspek
tuk jangka bahwa Anak usia kognitif saja,
waktu yang pendidikan dini mengalami hal ini dapat
pendek anak usia dini per- kembangan membunuh
maupun jangka sebagai suatu fisik dan karakter anak.
waktu yang upaya motorik, tak Namun
panjang, yaitu pembinaan yang pendikan
un- tuk satu ditujukan moral bagi
hari, satu kepada anak anak usia
minggu, satu usia dini yang dini harus
bulan atau satu dilakukan disesuikan
semester. melalui dengan
Pembentukan pemberian perkembangan
ka- rakter rangsangan jiwa anak,
melalui pendidikan mengembangka
kegiatan untuk mem- n seluruh
spontan deng- bantu aspek kehi-
an tujuan untuk pertumbuhan dupan
lebih dan perkemba- manusia;
meningkatkan ngan jasmani intelektual,
17
karakter, tumpang
estetika, dan tindih.
fisik dan Pendekatan di
dalam koridor atas juga
pembelajaran diharapkan
moral yang guru
menyenang- mengetahui
kan (Bobbi karakteristik
DePorter & siswa maupun
Mike Hernacki, kondisi kelas,
2003). dan seorang
Dalam guru harus
usaha memiliki
mentransfer kemampuan
karak- ter untuk
(watak) dapat mengimplemen
digunakan tasikan
pende- katan psikologi
dan metode pendidikan
pembelajaran sehingga kelas
yang tepat kondusif untuk
sesuai dengan pembelajaran
tumbuh moral.
kembang jiwa Pendekata
anak. n indoktrinasi
Menurut dengan cara
Habibah memberi
(Hab- ibah, hadiah atau
2007: 1) dalam hukuman,
sosialisasi peringatan, dan
pendi- dikan pengendalian
moral dapat fisik. Sedang
digunakan pendekatan
pende- katan klasifikasi nilai,
indoktrinasi, dengan cara
klasifikasi penalaran dan
nilai, ketram- pilan.
keteladanan, Pendekatan
dan perilaku keteladanan
guru. Keempat dengan cara
pendekatan disiplin,
tersebut di atas tanggung
diharapkan jawab, empati,
dapat dan
diterapkan pendekatan
sesuai dengan pembiasaan
situasi kondisi dengan
serta dilakukan
secara
holistik
sehingga tidak
akan terjadi
18
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012

cara perilaku seperti berdoa, berterima Pendidikan karakter direncana-


kasih. Pendekatan habitus diharapkan kan secara matang oleh stakeholders,
dapat merubah perilaku moral (Am- sebagai think-tank, baik para pakar
barwati, 2007). karakter (akhlak) seperti rohaniawan
(tokoh agama), pemimpin non formal
Pendidikan Karakter Anak Usia (tokoh masyarakat), kepala sekolah,
Dini guru-guru, orang tua murid. Pendidi-
Istilah pendidikan berasal dari kan karakter ini harus memperhatikan
kata paedagogi, dalam bahasa Yunani nilai-nilai secara holistik dan uini-
pae artinya anak dan ego artinya aku versal. Keberhasilan pendidikan kara-
membimbing. Secara harafiah pendi- kter dengan keluaran menghasilkan
dikan berarti aku membimbing anak, peserta didik yang memiliki kom-
sedang tugas pembimbing adalah me- petensi personal dan kompetensi sosial
mbimbing anak agar menjadi dewasa. yang memiliki moral luhur dan dina-
Secara singkat Driyarkara yang dikutip mis sehingga menghasilkan warga
oleh Istiqomah (2003) mengatakan negara yang baik (good citizen).
bahwa pendidikan adalah suatu Dalam mewujudkan kehidupan
usaha secara sadar yang dilakukan moral bagi anak usia dini perlu strategi
oleh pen- didik melalui bimbingan perjuangan secara struktural dan kul-
atau pengaja- ran dan latihan untuk tural secara bersama-sama. Strategi
membantu pe- serta didik mengalami struktural dalam arti politis, perbaikan
proses pemanu- siaan diri ke arah struktural ini merupakan sarana yang
tercapainya pribadi dewasa, susila dan paling efektif adalah melalui
dinamis. kuri- kulum pendidikan anak usia dini
Dalam mensosialisasikan nilai ka- Me- lalaui lembaga pendidikan formal
rakter perlu adanya komitmen para as- pirasi masyarakat tentang
elit politik, tokoh masyarakat, guru, karakter dapat disalurkan, dan nilai-
stakeholders pendidikan moral, dan nilai mor- al dapat diperjuangkan
seluruh masyarakat. Sosialisasi Pendi- sebagai ma- sukan dari masyarakat
dikan moral harus memperhatikan pr- kepada pem- erintah khsusnya
insip-prinsip antara lain: Depdikbud. Input dari masyarakt
“Pendidikan karakter adalah suatu kepada pemerintah akan dijabarkan
proses, pendekatan yang digunakan dalam bentuk kebija- ksanaan atau
secara komprehensif, pendidikan undang-undang yang mewajibkan
ini hendaknya dilakukan dilaksanakannya karakt- er bagi
secara kondusif baik di lingkungan
anak-anak usia dini yang di- dukung
sekolah, rumah dan masyarakat,
semua partisan dan komunitas
dana dari pemerintah. Seba- gaimana
terlibat di dalamnya. Sosialisasi dikatakan oleh Gubernur DIY Sri
pendidikan karakter perlu Sultan Hamengkubuwono X
diadakan bagi kepala sekolah, meminta agar Pendidikan karakter
guru-guru, murid- murid, orang dimasukkan dalam muatan lokal dan
tua murid, dan komunitas didanai oleh Pemerintah. Hal ini berk-
pemimpin yang aitan erat dengan semakin merosotnya
merupakan esensial utama. Perlu kehidupan moral terutama di kalangan
perhatian terhadap latar belakang anak muda (Kompas, 15 Maret 2007:
murid yang terlibat dalam proses I). Sementara secara kultural meme-
kehidupan karakter. Perhatian
rlukan perjuangan yang panjang. Per-
pendidikan karakter harus
berlangsung cukup lama (terus
juangan membangun mentalitas bang-
menerus), dan pembelajaran sa yang berbasis nilai-nilai moral pem-
karakter harus diintegrasikan bentuk karakter melalui penghorma-
dalam kurikulum secara praksis di tan kepada orang tua dan
sekolah dan masyarakat bersumber dari nilai moral, harus
(Setyo Raharjo, 2005). diawali dari

17
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012

113
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012

individu yang mengutamakan kehidu- akhlak) dapat memberi masukan pada


pan, menjunjung nilai-nilai moral, di- pemerintah dan sekaligus terjun lang-
semaikan dari lingkungan keluarga, sung ke masyarakat dengan
lingkungan sekolahan dan masyarakat langkah kongkrit untuk memperbaiki
luas. karakter peserta didik (Victor Purba,
Dalam mensosialisasikan nilai-ni- Kompas, Kamis, 22 Maret 2007).
lai karakter diperlukan guru, pejuang Jadi nilai karakter dibawa seora-
moral yang tidak pernah gentar, putus ng guru yang meyakini kebenaran
asa atau frustasi meskipun rintangan, karakter sebagai ideologi ideal dan
halangan, lingkungan tidak kondusif, harus ditanamkan pada setiap hati
dan harus berhadapan dengan ke- (personal, individu) khsusnya anak
adaan distruktif. Dengan tidak jemu- usia dini agar suatu hari nanti
jemunya meneriakkan sosialisasi pe- kehidupan bangsa yang menjunjung
ndidikan karakter (akhlak mulia) un- nilai-nilai moral atau akhlak mulia
tuk mewujudkan nilai karakter yang (karaakter) dapat terwujud.
baik secara universal yang menghar- Dengan adanya benih nilai-nilai,
gai orang lain. nilai karakter yang sudah disemaik-
Guru harus bersedia bersinergis an dalam keluarga, diajarkan di seko-
dengan orang tua anak didik untuk lah oleh guru dan masyarakat diharap-
mewujudkan kehidupan karakter ya- kan setiap personal dapat memprak-
ng baik dengan menggunakan konsep tikkan nilai karakter baik dalam totali-
gold three angle yaitu kerjasama tas kehidupan bermasyarakat dan
antara perguruan tinggi, pemerintah berbangsa. Modal nilai karakter yang
dan penyandang dana. Perguruan ti- sudah ada dalam personal merupakan
nggi mengadakan R dan D (researth & lahan yang subur bagi anak-anak usia
development) dalam bidang pendidi- dini untuk mewujudkan kehidupan
kan karakter yang telah diuji cobakan bersama dalam mewujudkan masyara-
dan berhasil. Depdikbud termasuk kat yang ideal. Terlebih lagi dalam pe-
Pejabat Kanwil Depdikbud memberi mbelajaran dan sosialisasi pendidikan
good will (kemudahan) melalui per- moral dapat dimanfaatkan konsep
aturan pemerintah dalam mensosiali- learning to do, learning to be,
sasikan nilai-nilai karakter. Penyan- learning to know, learning to live
dang dana bisa dari grand (hadiah) together.
atau donatur, hibah untuk mendanai Dalam usaha untuk mewujud-
riset dan sosialisasi nilai moral sehi- kan masyarakat yang bermoral dapat
ngga pendidikan moral bisa berjalan digunakan konsep “Ingarso sung
dengan baik seperti harapan. tuladho, Ing madyo mangun karso,
Hasil penelitian perguruan ting- Tut wuri handayani” Konsep
gi tentang karakter diharapkan mena- pendidikan moral bagi anak usia dini
mbah alternatif pemerintah, yang da- di atas tidak hanya sebagai wacana
pat dipilih sebelum menentukan kebi- tetapi harus diaktualisasikan ke dalam
jakan dilaksanakan, selain itu tenaga kehidupan nyata, sehingga pendidikan
dosen bersama mahasiswa dapat men- karakter (akhlak mulia) bisa mewu-
dampingi masyarakat, sehingga per- judkan masyarakat ideal seperti yang
guruan tinggi dapat menjadi solusi da- dicita-citakan.
lam memecahkan memecahkan per-
soalan karakter. Dalam mengimplem- Penutup
tasikannya setiap lembaga dan perso- Pendidikan karakter akan berha-
nal bisa bersinergis dan tidak saling sil apabila, guru memberi stimulus
menyalahkan, pakar-pakar perguruan agar anak didik memberi respon sesuai
tinggi (khususnya pakar moral pakar dengan keinginan pendidik, dan de-
ngan stimulus, respon itu anak didik
18
diberi classical conditioning untuk landasan kepastian hukum, mengede-
menciptakan kondisi belajar yang lebih pankan nilai-nilai egalitarian, nilai
kondusif. Agar tujuan pendidikan ka- keadilan, menghargai HAM, penegak-
rakter dapat tercapai, guru dapat mer- an hukum, menghargai perbedaan
ancang kegiatan dengan pendekatan SARA dalam kesatuan bangsa. Men-
rutin, terprogram, spontan maupun te- junjung tinggi nilai-nilai religius den-
ladan. Proses stimulus dan respon dal- gan dilandasi pengamalan nilai-nilai
am pendidikan karakter harus diberi- moral Pancasila, yang diaktualisasikan
kan terus menerus dan terprogram, baik secara obyektif dan subyektif
sehingga anak usia dini akan memiliki sebagai paradigmanya. Pendidikan ka-
habitus (pendidikan yang merubah pe- rakter harus menjadi bagian hidup
rilaku sehingga memiliki karakter dalam kehidupan sehari-hari akan sa-
baik) dalam mewujudkan manusia ngat mendukung suasana yang kond-
Indones- ia yang berakhlak mulia. usif untuk pelaksanaan pendidikan
Dalam melaksanakan pendidikan karakter mewujudkan Indonesia baru
bermoral untuk mewujudkan anak us- yang lebih ideal (Beautiful Cauntry
ia dini yang ideal, pendidikan harus artinya negeri yang indah, tanpa
mampu mengembangkan kapasitas an- kekerasan, dan masyarakatnya hidup
ak usia dini untuk membuat mereka dalam kedamaian, gemah ripah loh
sadar akan keberadaannya di dunia jinawi, tata terntrem karta raharjo,
ini. Prinsip humanisme harus dijunju- dalam koridor Civil Society.
ng secara otentik, bukan humanitarian. Diberikannya pendidikan karak-
Prinsip humanisme yang ada dalam ter pada anak usia dini merupakan
UU Sisdiknas adalah untuk mencapai salah satu alternatif solusi penyelesa-
manusia bermoral, bermartabat, ber- ian untuk mengantisipasi kenakalan
budi pekerti luhur dan berkarakter anak, kekerasan terhadap teman,
atau berakhlak mulia. pembalakan. Dengan tersosialisasikan
Pendidikan karakter diharapkan pendidikan karakter diharapkan pe-
dapat menghasilkan generasi penerus serta didik dapat memahami, men-
bangsa yang memiliki kompetensi ganalisis, menjawab masalah-masalah
personal dan sosial sehingga menjadi yang dihadapi bangsa, dan dapat me-
warga negara yang baik (good care mbangun kehidupan budi pekerti lu-
atau good citizen) dengan ciri-cirinya hur dan moral bangsa secara berkesi-
antara lain: berani mengambil sikap nambungan, konsisten yang bersum-
positif untuk menegakkan norma- ber pada nilai-nilai budi pekerti dan
norma sosial, aturan hukum dan nilai- karakter bangsa sehingga cita-cita ba-
nilai akhlak mulia atau berkarakter ngsa dan tujuan nasional bisa ter-
baik, demi masa depan bangsa yang capai.
mengedepankan nilai-nilai kebebasan,
persamaan, persaudaraan, kesatuan,
kebangsaan, kebhinekaan, multikultu-
ral, nasionalisme, demokrasi dan de- Daftar Pustaka
mokratisasi yang bersumber pada nilai
budi pekerti dan moral bangsa. Ambarwati, dkk. Pendekatan dan
Arah kebijaksanaan pendidikan Metode Pengembangan Moral
karakter adalah untuk mewujudkan Anak Usia Dini. Yogyakarta; FIP
masyarakat sipil dengan parameter UNY. (makalah).
masyarakat lebih baik; demokratis,
anti kekerasan, berbudi pekerti luhur, DePorter, Bobbi & Mike Hernacki.
bermoral; masyarakat mendapat porsi 2003. Quantum Learning.
partisipasi lebih luas, serta adanya Jakarta.

19
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012

Dirjen PLS Depdiknas dengan SD dan TK Jurusan Pendidikan


UNY, 2007. Panduan Seminar
dan Lokakarya Nasonal
Pendidikan Anak Ussia
Dini (PAUD) Peningkatan
PAUD Berbasis Keluarga
dalam Membangun Karakter
Bangsa. Yogyakarta; FIP UNY.

Habibah, dkk. 2007.

Metode Pengembangan Moral


Anak Pra Sekolah. Yogyakarta:
FIP UNY. (makalah).

Hartati, Sofia. 2005.


Perekembangan Belajar Pada
Anak Usia Dini. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Dirjendikti Direktorat
Pembinaan Tenaga Pendidikan
dan Ketenagaan Perguruan
Tinggi.

Hendrowibowo, l. 2007. “Pendidikan


Moral”, Majalah Dinamika, FIP.

Istanto, Budi. 2007. Pentingnya


Pendidikan Moral Bagi Generasi
Penerus. Yogyakarta: FIP. UNY.

Lie, Tan Giok. 2007. Pendidikan Dini:


Pembentukan Karakter
Individu. Bandung: STT INTI.

Parjono. 2005. Pendidikan Nilai-nilai


Moral . Yogyakarta: MKU, UNY.

Said, Umar. 2007. Google


Pendidikan Moral.

Suyanto, Slamet. 2005. Konsep


Dasar Pendidikan Anak Usia
Dini. Jakarta: Depdikbud, Dirjen
Dikti. Direktorat Pembinaan
Tenaga Pendidikan dan Pergruan
Tinggi.

-------------------, 2006. ”Prinsip


Pembelajaran Anak Usia Dini”,
Disampaikan pada Saresehan
Pengembangan Pembelajaran di
20
Pra Sekolah dan Sekolah Dasar
FIP. Puslit PAUD UNY.

SUYANTO.2009 urgensi
pendidikan
karakter.http://www.mandikdas
men.depdiknas.go.id/web/pages/
urgensi.html.Diunduh pada
april 2012.

Toufiqoh, Romi. 2007.


Pentingnya Pendidikan Moral,
Yogyakarta: FBS, UNY.

Wilkinson, Bruce H. 1994.


Teaching With Style. Temukan
Apa yang murid Anda ingini.
Buletin PADU
.2006.PEMberdayaan
masyarakat dan keluarga.

Zulhan,Najib. 2010.
Pendidikan Berbasis Karakter.
Surabaya: JePe Press Media
Utama.

Surat Kabar

Sri Sultan Hamengkubuwono X,


”Budi Pekerti Masuk Muatan
Lokal”, Kompas, 15 Maret 2007.

Anda mungkin juga menyukai