Isolasi Sineol
Isolasi Sineol
Oleh:
Kelompok V
Kelas B
1.1. TEORI
Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang.
Minyak atsiri merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile),
mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-
bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan
seluruh bagian tanaman. minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga
sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau dibuat secara sintetis.
Peranan minyak atsiri dalam kehidupan manusia telah mulai dikenal sejak
beberapa abad yang lalu. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan
berjumlah 150 – 200 spesies, yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae,
Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbeliferae. Minyak atsiri dapat
bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari , buah, bunga, biji, batang, kulit
buah dan akar. Salah satu minyak atsiri itu adalah kayu putih (Ketaren, 1985).
Kayu putih (Melaleuca leucadendron L) merupakan jenis tumbuhan yang
memiliki rasa tawar, netral dan bersifat penenang. Daun kayu putih memiliki rasa
pedas dan hangat. Secara kimia kayu putih mengandung lignin, melaleucin,
serta minyak atsiri. Dalam membudidayakan kayu putih tidaklah terlalu sulit
dapat dilakukan dengan beberapa cara biji dan anak batangnya, memerlukan air
yang cukup dan menjaga kelembaban tananya. Khasiat minyak kayu putih sangat
banyak sekali terutama dalam bidang kesehatan, diantara bagian-bagian dari kayu
putih yang dapat dimanfaatkan untuk kesehatan adalah daun, ranting, kulit kayu
dan buahnya. Berikut ini adalah beberapa khasiat kayu putih untuk mengobati
berbagai penyakit dan cara mengolahnya (Harris, 1987).
1.1.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari
bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini
bermacam–macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering),
mechanical expression dan solvent extraction.
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan
yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi
Menurut pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu: wet
rendering dan dry rendering.
Dry Rendering merupakan cara rendering tanpa penambahan air
selama proses berlangsung. Pemanasan dilakukan pada suhu 220 0F sampai 2300F
(1050C-1100C). Ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan
pada dasar ketel. Minyak atau lemak yang akan dihasilkan akan dipisahkan dari
ampas yang telah mengendapkan dan pengembilan minyak dilakukan pada bagian
atas ketel.
Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan air selama
berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau
tertutup dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai
60 pound tekanan uap (40-60 psi) Penggunaan temperatur rendah dalam proses
wet rendering dilakukan jika diinginkan flavor netral dari minyak atau lemak
(Kurniawan, 2012).
1.1.2 Isolasi
Salah satu cara untuk meng-isolasi minyak atsiri dari bahan tanaman
penghasil minyak atsiri adalah dengan penyulingan, yaitu pemisahan komponen
yang berupa cairan dua macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik
didih. Proses tersebut dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air.
Isolasi bahan alam dilakukan berdasarkan sifat bahan alam tersebut, dan
dapat digolongkan menjadi isolasi cara fisis dan isolasi cara kimia. Isolasi secara
fisis didasarkan pada sifat fisik bahan alam, seperti kelarutan dan tekanan uap.
Isolasi berdasarkan perbedaan kelarutan bahan alam dalam pelarut tertentu dapat
dilakukan dengan pelarut dingin atau pelarut panas. Isolasi dengan pelarut dingin
digunakan untuk mengisolasi bahan alam yang dapat larut dalam keadaan dingin.
Tekniknya dapat dilakukan dengan merendam sumber bahan alamnya dalam
pelarut tertentu selama beberapa lama (jam atau hari). Untuk bahan alam yang
larut dalam keadaan panas digunakan teknik isolasi secara kontinyu dengan alat
Soklet. Isolasi berdasarkan penurunan tekanan uap dilakukan dengan cara
destilasi uap. Cara ini digunakan untuk senyawa yang tidak larut dalarn air,
bertitik didih tinggi, mudah terurai sebelum titik didihnya dan mudah menguap
(Ketaren, 1985).
1.1.3 Destilasi
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan
perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari
campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap
penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi
cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan
alat pemanas dan alat pendingin.
Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki
titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser
yaitu pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam
dinding (bagian luar condenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair.
Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh
senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.
Cara Kimia-fisika
1. Distilasi (Penyulingan)
Prinsipnya penyulingan destilasi merupakan suatu proses
pemisahan komponen-komponen suatu campuran yang terdiri atas dua
cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau berdasarkan
perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut. Pada
dasarnya terdapat dua jenis penyulingan yaitu : (Sastrohamidjojo, 2004).
a. Hidrodestilasi adalah penyulingan suatu campuran yang berwujud
cairan yang tidak saling bercampur, hingga membentuk dua fasa atau
dua lapisan. Proses ini dilakukan dengan bantuan air maupun uap air.
Hidrodestilasi memiliki 3 jenis metode berdasarkan cara penanganan
bahan yang diproses yaitu : destilasi air, destilasi uap dan air serta
destilasi uap langsung.
b. Fraksinasi adalah penyulingan suatu cairan yang tercampur sempurna
hingga hanya membentuk satu lapisan. Proses ini dilakukan tanpa
menggunakan uap air. Fraksinasi memiliki 3 jenis metode yaitu
kohobasi, rektifikasi dan destilasi fraksinasi.
2.1.11 Rendemen
Rendemen minyak atsiri yang berasal dari daun kayu putih berkisar
antara 0,8-2%. Rendemen demikian didapat dengan serangkaian proses yang
meliputi : (Gunawan dan Mulyadi, 2004)
1. Pemanenan daun kayu putih dengan cara memotong rantingnya
2. Memisahkan daun dengan rantingnya
3. Dikeringkan tanpa sinar matahari langsung.
4. Disuling menjadi minyak atsiri
BAB II
METODOLOGI
1.1 ALAT-ALAT
1. Satu set alat destilasi Dean and Stark
2. Gelas piala 250 ml
3. Erlenmeyer 100 ml
4. Gelas ukur 50 ml
5. Corong
1.2 BAHAN-BAHAN
1. Aquades
2. Daun kayu putih yang dihaluskan 100 gr
3. Larutan NaOH
3.2 PEMBAHASAN
3.2.1 Menurut Ruth Butar-butar
Pada praktikum ini digunakan daun kayu putih sebanyak 100gr untuk
megekstraksi minyak atsirinya secara destilasi uap air-langsung. Sebelum
didestilasi, daun kayu putih dipisahkan terlebih dahulu dari tangkainya dan
ditumbuk, kemudian daun kayu putih ditimbang sebanyak 100gr. Lalu labu leher
tiga disiapkan dan diisi dengan air 500ml dan dimasukkan daun kayu putih.
Dilakukan penambahan air 100ml ketika air dalam labu mulai berkurang. Agar
sistem terisolasi, di pasang aumunium foil pada labu leher tiga sehingga sistem
terhindar dari pengaruh luar (massa dan energi). Setelah itu, alat dirangkai dengan
benar dan disambungkan dengan buret. Selang dipasang untuk tempat aliran air
(air masuk dibawah, air keluar diatas). Air pendingin dalam kondensor dialirkan
dan kemudian di hidupkan pemanasnya. Pemanasan dilakukan selama 5 jam.
Selama proses pemanasan, air yang ditambahkan kedalam labu leher tiga
akan menguap. Uap air tersebut akan masuk ke kondensor dan diubah fasanya
menjadi cair, sehingga terdapat cairan minyak yang bercampur dengan air yang
jatuh didalam buret. Cairan minyak yang bercampur dengan air ini sudah tampak
setelah dua jam pemanasan.
Didalam buret, minyak dan air akan memisah berdasarkan berat jenisnya.
Minyak atsiri akan berada diatas, hal ini disebabkan minyak atsiri memiliki massa
jenis yang cenderung lebih ringan dibandingkan massa jenis air. Akhirnya, setelah
5 jam berlalu dan pemanas dimatikan, alat destilasi didinginkan terlebih dahulu
selama beberapa menit sebelum ketel dibuka dan ampas daun kayu putih dibuang.
Dalam percobaan ini volume minyak atsiri yang didapat dari daun kayu putih
100gr adalah 0.4ml.
3.1 KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Volume minyak atsiri yang didapat sebesar 0.4 ml
2. Berat minyak atsiri yang didapat sebesar 0.16 gram
3. Persentase destilatnya sebesar 0.067 %
3.2 SARAN
Selama proses destilasi, perlu dilakukan pengurangan kadar air yang
berada dibawah minyak, agar minyak yang dihasilkan tidak menggumpal dan
masuk kembali ke clavengger.
DAFTAR PUSTAKA
1. Berapa volume minyak atsiri yang saudara dapatkan dari x gr sampel daun
kayu putih yang digunakan ? Hitung persentasenya !
Jawab : Volume minyak atsiri yaitu sebanyak 0.4ml dari 100gr daun kayu
putih yang telah dihaluskan.
Persentase destilat :
Volume minyak atsiri
×100 %
Volume air
0.4 ml
×100 %=0.067 %
600 ml