Anda di halaman 1dari 3

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORATlENDERAL
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon (021) 4247608 (Hunting) Faksimile (021) 4207807 GERMAS

Yth.
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
di seluruh Indonesia

SURATEDARAN
NOMOR: HK.02.02/11 2011--/2021
TENTANG
PENGUATAN IMUNISASI RUTIN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN BULAN
IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS)

Situasi pandemi CQVID-19 menjadi tantangan dan memberikan dampak pada


pelayanan kesehatan esensial salah satunya adalah program imunisasi rutin.
Akibatnya , cakupan imunisasi dasar lengkap tahun 2020 hanya mencapai 84,2%
dari target 91,6% . Terlihat ada penurunan cakupan imunisasi dasar lengkap pada
tahun 2020 sebesar 10,1% diband ingkan tahun 2019 . Berdasarkan capaian cakupan
imunisasi dasar lengkap pada tahun 2020, terdapat 733.429 anak usia 0-11 bulan
yang tidak atau belum lengkap imunisasinya pada tahun 2020. Jika hal ini terus
berlanjut , maka akan berakibat pada menurunnya kekebalan komunitas yang dapat
menyebabkan risiko terjadinya KLB PD31. Apabila terjadi KLB PD31 di masa
pandemi seperti sekarang ini, maka akan menjadi beban ganda bagi pemerintah ,
petugas kesehatan dan masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan upaya aktif agar tenaga kesehatan tetap
menggaungkan pentingnya imunisasi dalam masa pandemi CQVID-19 serta
melakukan langkah-Iangkah penting untuk memastikan setiap anak yang merupakan
kelompok rentan terlindungi dari penyakit-penyakit berbahaya dengan imunisasi.
Sesuai dengan rekomendasi Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian
Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) , dalam masa pandemi CQVID-19
ini, imunisasi tetap harus diupayakan lengkap sesuai jadwal untuk melindungi anak
dari PD31.
Surat Edaran ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kepala Dinas KabupatenKota di seluruh Indonesia untuk melakukan
penguatan imunisasi rutin pada bayi, baduta dan anak usia sekolah.
Mengingat ketentuan :
1. Undang-Undang Nomor 23 . Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4235) Sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 35 Tahun2014 tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak ( Lembaran negara tahun
2014 Nomor 297, Tambahan lembaran Negara Nomoe 5606) ;
2. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
2009 , l\Jomor 144 , Tambaha Lembaran Negara Nomor 5063) ;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi (Berita l\Jegara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 599);
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01 .07/MENKES/4632/2021 tentang
Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Rutin Pada Masa Pandemi Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) .
Bersama ini kami sampaikan hal penting sebagai berikut:
1. Melakukan penguatan imunisasi rutin pada bayi dan baduta , yaitu sebagai
berikut:
a. Mengoptimalkan pemberian imunisasi pada bayi dan baduta sesuai jadwal.
b. Melakukan upaya pelacakan (defaulter tracking) pada bayi dan baduta yang
tidak atau belum lengkap status imun isasi sesuai dengan usianya secara
rutin setiap bulan.
c. Melakukan identifikasi anak usia <36 bulan yang terlambat mendapatkan
imunisasi dasar maupun lanjutannya dan segera melengkapi dengan
ketentuan:
• Satu dosis BCG : diberikan paling lambat usia 11 bulan « 1 tahun
• Empat dosis OPV : interval minimal antar dosis adalah 4 minggu
• Satu dosis IPV: diberikan segera ketika anak datang ke tempat pelayanan
• Empat dosis DPT-HB-Hib : bagi anak usia 12 - 36 bulan maka interval
minimal dosis pertama dan kedua adalah 4 minggu, interval dosis kedua
dan ketiga adalah 6 bulan, sedangkan interval dosis ketiga dan keempat
adalah 12 bulan
• Dua dosis Campak-Rubela : interval minimal antara dosis pertama dan
kedua adalah 6 bulan

2. Melakukan penguatan imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah, yaitu sebagai
berikut:
a. Melaksanakan kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS):
• Pada bulan Agustus untuk anak usia kelas 1 SD/sederajat (imunisasi
Campak Rubella) dan anak perempuan usia kelas 5 dan 6 SD/sederajat
(imunisasi HPV di provinsi/kabupaten/kota lokasi program demonstrasi)
• Pada bulan November untuk anak usia kelas 1, 2 dan 5 SD/sederajat
(irnunisasi DT dan Td).
b. Mengidentifikasi anak usia sekolah yang belum mendapatkan irnunisasi
lanjutan BIAS maupun sekolah yang tidak melaksanakan BIAS pada tahun
2019 dan 2020 kemudian melaksanakan imunisasi kejar (catch up) bagi anak
- anak tersebut.
3. Melakukan upaya komunikasi , informasi, dan edukasi (KIE) kepada orang tua
maupun pihak sekolah tentang pentingnya imunisasi sesuai jadwal dan
akibatnya apabila tidak diimunisasi dengan memanfaatkan media sosial , melalui
surat, dsb.
5. Strategi pelaksanaan imunisasi pada masa pandemi COVID-19 dapat mengacu
pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4632/2021
tentang Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Rutin Pada Masa Pandemi
Corona virus Disease 2019 (COVID-19) .

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 11.... Agustus 2021

RONDONUWU

Tembusan:
1. Menteri Kesehatan RI
2. Menteri Dalam Negeri RI
3. Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI
4. Gubernur se - Indonesia
5. BupatilWalikota se-Indonesia
6. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan
7. Seluruh Pejabat Eselon 1 di Lingkungan Kementerian Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai