Muhamad Farhan Gifri 175060600111025 B
Muhamad Farhan Gifri 175060600111025 B
TALLO
WAJO
BONTOALA
BIRINGKANAYA
UJUNG
PANDANG
TAMALANREA
MAKASSAR
DISUSUN OLEH :
Farhan Gifri (175060600111025) MARISO
MANGGALA
• Kota Makassar merupakan Ibu Kota Propinsi Sulawesi Selatan yang terletak di bagian selatan Pulau Sulawesi yang dahulu di sebut
Ujung Pandang
• Kota Makassar terletak antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan 5º8’6’19” Lintang Selatan
• Kota Makassar adalah kota yang terletak dekat dengan pantai yang membentang sepanjang koridor barat dan utara dan juga dikenal
sebagai “Waterfront City” yang didalamnya mengalir beberapa sungai (Sungai Tallo, Sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang) yang
kesemuanya bermuara ke dalam kota
• Kota Makassar merupakan hamparan daratan rendah yang berada pada ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut
• Kota Makassar dibagi menjadi 15 kecamatan dengan 153 kelurahan. Di antara 15 kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan yang
berbatasan dengan pantai yaitu Kecamatan Tamalate, Kecamatan Mariso, Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Tanah,
Kecamatan Tallo, Kecamatan Tamalanrea, dan Kecamatan Biringkanaya.
• Batas – batas administrasi Kota Makassar :
Bagian Utara → Kabupaten Maros
Bagian Timur → Kabupaten Maros
Bagian Selatan → Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar
Bagian Barat → Selat Makassar
• Luas Wilayah : 175,77 km persegi
• Perkembangan fisik Kota Makassar cenderung mengarah ke bagian Timur Kota. Hal ini terlihat dengan giatnya pembangunan
perumahan di Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Mangggala, Panakkukang, dan Rappocini.
PETA TOPOGRAFI
PERUNDANGAN : Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 4 Tahun 2015 Tentang RTRW Kota Makassar 2015-2034
TOPOGRAFI
• Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2°(datar) dan kemiringan lahan 3-15°
(bergelombang).
• Secara umum kondisi topografi Kota Makassar dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
• Bagian barat ke arah utara relatif rendah dekat dengan pesisir pantai
• Bagian timur dengan topografi berbukit seperti di Kelurahan Antang, Kecamatan Panakukang
• Kondisi iklim sedang hingga tropis memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 26°C sampai dengan 29°C
• Ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut → sering mengalami genangan air pada musim hujan
KAWASAN
RAWAN
BENCANA
KAWASAN RAWAN BANJIR : KAWASAN RAWAN ABRASI :
Kecamatan Wajo, Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan
Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan
Tamalanrea, Kecamatan Tallo, Kecamatan Bontoala,
Tallo, Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Wajo, Kecamatan
Kecamatan Manggala, Kecamatan Tamalate, sebagian
Ujung Pandang, Kecamatan Mariso, Kecamatan Tamalate, dan
Kecamatan Panakkukang, Kecamatan Rappocini, dan
KAWASAN TERDAMPAK
Peruntukan ruang evakuasi bencana diupayakan dengan memanfaatkan optimalisasi RTH dan RTNH dalam kota
sebagai ruang-ruang evakuasi bencana.
a. Ruang evakuasi bencana banjir menempati semua lapangan-lapangan terbuka dalam kota yang diperlengkapi
dengan fasilitas penampungan yang baik dan memadai yang tersebar di seluruh kecamatan;
b. Ruang evakuasi bencana gelombang pasang dan tsunami menempati dan memanfaatkan bangunan-bangunan
tinggi berupa hotel dan sarana pendidikan, juga memanfaatkan lapangan-lapangan terbuka di seluruh kecamatan
EVAKUASI BENCANA
KAWASAN RUANG
RTH
- Rencana pemenuhan RTH pada kawasan kota yang sudah terbangun dengan luasan paling sedikit 2.900 ha (dua ribu sembilan ratus) hektar ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Biringkanaya, sebagian wilayah Kecamatan Tamalanrea, sebagian wilayah Kecamatan Manggala, sebagian wilayah
Kecamatan Tallo, sebagian wilayah Kecamatan Panakkukang, Kecamatan Bontoala, Kecamatan Makassar, Kecamatan Mamajang, Kecamatan Wajo,
Kecamatan Ujung Tanah, sebagian wilayah Kecamatan Rappocini, Kecamatan Ujung Pandang, sebagian wilayah Kecamatan Mariso, sebagian wilayah
Kecamatan Tamalate, dan sebagian wilayah Kecamatan Kepulauan Sangkarrang
- Rencana pemenuhan RTH pada kawasan kota yang belum terbangun dengan luasan paling sedikit 3.164 ha (tiga ribu seratus enam puluh empat) hektar
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Biringkanaya, sebagian wilayah Kecamatan Tamalanrea, sebagian wilayah Kecamatan Manggala, sebagian
wilayah Kecamatan Tallo, sebagian wilayah Kecamatan Panakkukang, sebagian wilayah Kecamatan Rappocini, sebagian wilayah Kecamatan Mariso, dan
sebagian wilayah Kecamatan Tamalate
- RTH pada kawasan reklamasi : RTH publik paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dan RTH privat paling sedikit 20 (dua puluh) persen dari luas kawasan
reklamasi ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Biringkanaya, sebagian wilayah Kecamatan Tamalanrea, sebagian wilayah Kecamatan Tallo, sebagian
wilayah Kecamatan Ujung Pandang, sebagian wilayah Kecamatan Mariso, dan sebagian wilayah Kecamatan Tamalate
ANALISIS SPASIAL
PERSEBARAN PERMUKIMAN DAN SARANA PRASARANA
PETA TUTUPAN LAHAN
SARANA DAN PRASARANA
Sistem Jaringan Prasarana Perkotaan
1. Program Pengelolaan Sampah TPA Regional Mamminasata; Pengelolaan Sampah Regional termasuk pabrik
pemilahan, pengomposan, TPA (Pattalassang) alat berat, jalan akses, fasilitas pendukung, stasiun transfer.
3. Program Pengelolaan Limbah Cair, Instalasi Pengolahan Air Limbah di Kota Makasar (Pantai Losari)
4. Program Drainase Kawasan Bandara dan Kawasan Rawan Banjir di sebelah timur Kota Makasar dan Maros.
4. Program Kawasan Industri, berupa KIMA, KIMA 2 Pembangunan KI di Maros hingga 566 ha.
19 arteri primer, 8 kolektor primer prov, 4 kolektor primer kota, 5 arteri sekunder, 4 jalan bebas hambatan, +- 3 terminal penumpang,
SARANA DAN PRASARANA
+- 2 terminal barang, 2 pelabauhan sungau di s.tallo dan s.jeneberang, Pelabuhan paotere di kec.ujung tanah, dermaga kayu
bangkoa di kec.ujung pandang
2 pelabuhan utama di kec.wajo dan kec.ujung tanah, Pelabuhan paotere di kec.ujung tanah, 4 pelabuhan khusus
Prasarana lainnya :
1. Jaringan energi PLTU, PLTG, PLTD, PLTMG, dan PLTsa, SUTT, 13 gardu induk
3. Jaringan sumber daya air 2 DAS, 3 waduk, air tanah, sistem penegndalian banjir air sungai tallo, sistem pengamanan pantai di seluruh
pantai rawan abrasi wilayah Kota Makassar
4. Jaringan infrastruktur kota SPAM unir air baku dr 3 sungai, SPAM unit produksi air minum 8 IPA, 5 sistem pembuangan air limbah
terpusat, 8 sistem pembuangan air limbah setempat, 2 saluran drainase primer, 2 saluran drainase sekunder, saluran drainase tersier
merata seluruh kecamatan,
Kecamatan Jumlah
Mariso 14
PENDIDIKAN
Mamajang 26
SARANA DAN PRASARANA
Tamalate 45
Rappocini 41
Makassar 31
Ujung Pandang 31 Jumlah sarana pendidikan:
Wajo 10 1335 sekolah
Bontoala 21 TK = 457
Ujung Tanah 19 SD = 454
Kep. Sangkarrang 0
SMP = 217
Tallo 42
SMA = 127
Panakkukang 49
SMK = 80
Manggala 42
Biringkanaya 52
Tamalanrea 35
Jumlah 427
Kecamatan Jumlah
Mariso 59
Mamajang 59
PERIBADATAN
SARANA DAN PRASARANA
Tamalate 206
Rappocini 145
Makassar 66
Jumlah sarana peribadatan:
Ujung Pandang 71
1599
Wajo 53
Bontoala 40 Masjid = 1281
Ujung Tanah 41 Mushola = 139
Kep. Sangkarrang 0 Gereja Protestan = 135
Tallo 98 Gereja Katholik = 11
Panakkukang 156 Pura = 2
Manggala 167
Vihara = 31
Biringkanaya 291
Tamalanrea 147
Jumlah 1.599
KESEHATAN
SARANA DAN PRASARANA
Kesehatan Jumlah
Apotek 105
Puskesmas Pembantu 30
Puskesmas 44
Poliklinik 51
Rumah Sakit Bersalin 21
Rumah Sakit 29
Jumlah 280
Kecamatan Penduduk (ribu) jiwa
JUMLAH
Mariso 57.426
Mamajang 56.049
SARANA DAN PRASARANA
Tamalate 180.844
PENDUDUK
Rappocini 144.587
Makassar 82.067
Ujung Pandang 24.526
Wajo 29.972
Bontoala 54.996 Jumlah penduduk 2020:
Ujung Tanah 35.789 1.423.877 jiwa
Kep. Sangkarrang 14.125
Tallo 144.977
Panakkukang 139.590
Manggala 146.724
Biringkanaya 209.048
Tamalanrea 103.077
PETA PERSEBARAN
TITIK EVAKUASI BENCANA
Upaya Mitigasi
(Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 4 Tahun 2015 tentang RTRW Kota Makassar 2015-2034)
Tinggi Kerentanan tinggi kawasan banjir disebabkan oleh penggunaan lahan yang dominan terbangun, dan
jika dilihat dari kondisi fisik wilayah yang ada di Kecamatan Tamalate menunjukan bahwa daerah
KONSEP PENATAAN
tersebut sangat rawan untuk banjir seperti kondisi tanah yang bertekstur halus sehingga air tidak
mudah diresap oleh tanah dan kondisi topografi yang sangat rendah. Arahan penanganan kawasan
rawan banjir untuk tingkat kerawanan tinggi, menggunakan sistem pembuangan terpadu yang
merupakan perpaduan antara fungsi drainase yang dimaksimalkan, sistem biopori dan sistem sumur
resapan di kawasan terbangun yang sudah padat.
Sedang Jika dilihat dari kondisi fisiknya, penggunaan lahan pada kawasan ini masih bisa untuk dikembangkan
karena masih berupa sawah. Mengikuti sistem pembuangan terpadu pada kawasan terbangun,
kawasan ini disarankan untuk dengan menyediakan atau melakukan teknologi biopori atau dengan
menggunakan sumur resapan. Teknologi biopori dapat diterapkan di area-area yang akan dibangun
atau yang akan dikembangkan di Kecamatan Tamalate. Tingkat kerawanan sedang dilakukan dengan
sistem pembuangan terpadu serta penataan ruang terbuka hijau sesuai peraturan peruntukan RTH di
kawasan perkotaan untuk meningkatkan daya penyerapan air.
KEBUTUHAN LOGISTIK
1. Pakaian
3. P3K (Obat-Obatan)
DAFTAR PUSTAKA
http://pusriskel.litbang.kkp.go.id/index.php/en/data/perairan-indonesia/category/70-
shape-file-laut-indonesia (diakses tanggal 20 Mei 2021)
https://www.academia.edu/38415757/PERDA_RTRW_KOTA_MAKASSAR_2015_20
34 (diakses tanggal 11 Mei 2021)
https://www.lapakgis.com/2020/07/shapefile-provinsi-sulawesi-selatan.html (diakses
tanggal 18 Mei 2021).
TERIMA KASIH