Anda di halaman 1dari 69

01 "' *-I

STUD1 KARAKTERISTIK HABIAT PENELURAN


PENYU SISIK (Erettnocheiys iirzbricata) DAN
PENGELOLAANNYA DI PANTAI TAMPANG - BELIMBING
TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN

Oleh :

AGUS ARIANTO

E. 29.0617

JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1999
Agus Arianto. E. 29.0617. Studi Karakteristik Habitat Per~eluranPenyu Sisik (fiefn~oclrelj,.~
itrrhrictrm) Dan Pengelolaanl~yadi Pantai Tampang - Belin~bil~g
T a m a n Nasional Bukit Barisiil~
Sclatal~. Di b a \ r a l ~b i m b i n g a ~Ir.
~ Agus Priyono, &'ISd a r ~Drs. Ismu Sutanto Su\velo.

Di seluiuli Indooesia, peliyu laut khususnya Penyu Sisik dau Penyu Hijau paling banyak
dimanfaatkan, baik ten1puiung (karapas), dazing. kulit, dan telomya. Hal ini rnenyebabkan populasi
penyu laut tersebut semakin terancam, dipeibii~uklagi oleh pengunduhan atau pengambilan telur
penyu rer~nasuk yang berada di kawasan konservasi alam. Oleli karena itu dipei-lukan opaya
konser\.asi penyu laut di Indonesia de~igancara kouservasi in-sin1 (di dalam habitat aslinya) &an
konser\~asiex-situ (di luar habitat aslinya) (PI-IP.4. 1992).
Salah satu contoh upaya ko~iservasiin-silu aiitara lain dilakukan di urjung selatar~kawasan Tarnal>
Nasional Bukit Barisan Selaran, tepatnya di pantai Blarnba~iganyang terletak antara Tampang -
Belimbing yang men~pakan lokasi peneluran Penyu Sisik. Pada saat ini lokasi tersebur sedang
dikembangkan sebagai objek wisata alam kare~iakeindahan laut, pantai, dan satwa yang ada. I'enyu
Sisik (Ererrrrochelyx irribricrrrrr) pada masa - masa tertelitu rnelaku~a;; pe~ielurandi sepa~ijangpa~ilai
entara Tampang - Belirnbing, sehingga urltuk menjaga kelestariaii Penyu Sisik dalam kabvasan
tersebut, diperlukan suatu sistem pengelolaan yang sesuai dengan koodisi populasi d a ~ habitat
i Penyu
Sisik di lokasi tersebut.
I'engumpulan data dan infor~ilasitcntang habitat. aspek biologis. dan faktor pengganggu Peiiyu
Sisik diliarapkan dapat digonaka11 sebagai dara dasar bagi kebijakan pengelolaan penyu laut
(khosusnya Penyu Sisik) di kawasan pa~ltaitersebur.
Tujuai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan populasi Penyu Sisik yang bertelur.
karakteristik habitat peneluran Penyu Sisik, faktor - faktor yalig mempenga~uhipopulasi dan lokasi
peneiuran, serta siste~iipengelolaan Pantai Ta~iipang- Belirnbing Tanian Nasional Bukit Barisan
Selatan sebagai liabitat penelura~iP e n y t ~Sisik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rlietode sur\.ei. yang meliputi peiigamatan dan
wawancara dengan pihak - pihak terkait. Data yang dikumpolkan meliputi data primer, yaitu palijang
pantai. kelei-engall dan lebar pantai, vegetasi pantai, pasir sarang, ukuran sarang, penyebaran sarang,
jumlah penyu laut yalig naik dan be~telur. suhu sarang, jeiiis satwa lain, dan faktor yang
mempengaruhi peliyu laut. Data lainnya yang dikompulkan yaitu dara sekunder yang melipi~tipeta
lokasi, status kawasan, dan keadaa~iumuili lokasi penelitian.
5 buali sarang peneluran yang
Dari basil pengamatan yang dilakukan di lapangan dite~iu~kan
diduga kuat mempakall saralig penelurali Penyu Sisik di sepa~ijangpaiitai Da~iauMerijukut Ilingga
Way Penerusan. Berdasarka~isaran!: yaiig diternukan, dilakukan pengukura~ipada dua bagian sarang
yaitu bagian peniiukaan dan dasar sarang. Lubang sarang bagian aras berkisar alitara 21 cm - 22.5 cm
dengao rara - rata i 21,65 ctii dan untuk bagia~idasar sarang berkisar antara 19 c m - 21.5 cm dengan
rata - rata i- 20,4Qcni. Sedangkan utlti~kkedalaman sarang berkisar antara 30 c m - 40 ciii detigali raia
- rata i 35,4 cm.
Vegerasi yalig melatarbelakangi paotai peneluraii ini, pada umumnya di sebelali luar didominas]
ole11 rogo - rogo (Scm~eoin,l,,~zresceizs),tatapayali ( l / ~ o n ~ o epescrrl~r-(re),
n pandan (P~rtril~riirzirs
recroriiis).
sedai~gkaiidi sebelali dalatnnya adalah jambon (Eirgertirr sp.), madany kuniog (Er~g~lliirnrrlirr
.sl)icorn
BI.), krikir (Gz,etrnr,ln sl>ecioso),butito (Bnrririgfo~rio~nrintictr),dan lain - lain.
Berdasarkan hasil pengukuran lokasi peneluran Penyu Sisik di sepan~angpantai Daiiau nie~~juhui
hingga \Vay Penen~san,diperoleh pakijang patitai penelurat~41 15 meter, dengan musit11 pellelurail
sekitar bula~iOktober - Desember (rneno~utiuformasi penduduk sekitar kawasan).
Sedangkan tipe pantai pe~ieluran Pe~iyuSisik sepa~ijaiigpanrai Danau Me~ijukurliingga Way
nierupakan panrai be~pasirdengan lebar pantai berkisar antara 47.65 m - 88.56 m dengan
Petie~usa~i
lebar rata - rata i 63.14 111. yaiig mcliputi lebar pantai supratidal berkisar antara 19.13 111 - 38,4S oi
dengan rata - rata i 29,s ni dati pantai intertidal berkisar an(ara 21.43 m - 51.31 m dengan rata - raia
i 33-17 m. Utituk keierengan patltai berkisar alitara 2,66" - 5.54" (5.91 O/n - 12.31 %) d c ~ ~ g a n
kelereiigan rata - rata i 3.94O (8.76 %). Menitrut NuitJa (1992). Penyu Sisik pada umumnya daeral~
penelurannya tidak luas hattya berkisar 2 - 12 ti1 di alas batas pasang tertinggi. Deoiikia~ijuga
menurut Priyono (1994). yang menyatakan baliwa kelandaian pantai yang relatif datar sesuai dengai~
habitat Penyu Sisik. Bila melihat dari pustaka yaug ada. pantai peneluran Danau Meiijukut l~iogga
Way Peoemsan sangat cocok scbagai lokasi petlcluran l'enyu Sisik karena mcmiliki lebar paniai
supratidal yang luas dan kslerengan yang relatif datar.
Pasir pantai pet~nukaandati dasar sarang meliiputiyai lekstur yang didomi~iasiolrh li.aksi pasir
lialus d a sedang
~ ~ yang nieliputi, fraksi pasir llalus bagian pem~ukaansaraog metiiiliki nilai rata - rata i-
68,753 % dan bagian dasar sarang rnempunyai nilai rata - rata i 74,93 %. Sedangkan iinn~kfraksi pasir
sedang bagian pemiukaan sarang ~ l ~ e ~ i i i lnilai
i k i rata - rata i 23.47 % dan bagian dasar sarang
niemiliki ~iilairata - rata i- 18.52 %.
Tinggi rendalinya kandiingan air sangat erat kaitan~iyadengan panas yang diterima ole11 sarang
baik pe~niukaanniaupun dasar sarang. Oleh kavena itu kandungan air pasir saraiig be~pengamh
terhadap suliu sarang. Kandunya~iair pasir berdasarkan pengujian berkisar anta1-a 0.2 % - 7.76 %
dengan rata - rata -i 4.67 % yang meliputi, kandungati air permukaan sarang berkisar anrara 0,2 % -
4.99 % dengan rata - rata i 2,29 % dan kanduogan air dasar sarang berkisar antara 5.43 % - 7,76 %
dengan rata -rata i 6.88 %. Kandungan air pada bagian permukaan relatif lebili kecil dibandingkatl
dengan bagia~idasar sarang. lial ini disebabkan karena panas ya~igditeri~napada bagia~isaralig tersebut
(pemiukaan dan dasar) tidak seiniba~igk a r e ~ ~panas
a yaug diterima pada bagian pemiukaan langsung
mengenai bagiati tersebut tanpa terhalangi oleh lapisan lainnya seperti bagian dasar sarang. Bila
dibandingkati dengan hasil penelitian Zulrakar (1996). yang n~elakukanpenelitian di Pulau Dapur
terdapat kesamaan pada kandungan airtlya dimaiia pasir sarang Penyu Sisik bertelur satna - sama
niemiliki katidungan air pasir di ba\vah 10 %.
Sedangkati suhu sat-ang pada bagian pennukaan memiliki kisaran rata - ram sebcsar 23.93OC -

34,20°C. kedalaman 15 cnl berkisar antara 27.>6'C - 31,72"C, kedalamati 30 cni berkisar atitara
29.46"C - 30.56"C. dan kedalaman 45 cm belkisar antara 28.55"C - 29.15"C. Hal ini nlenutMukkan
kestabilat~suhu sarang atau flitktuasi suhu sarang yatig relatif kecil (khosustiya kedalaman 30 cm d a t ~
4 5 cnl atau dasar dasar) disebabkatl karena petubahan cuaca yang terjadi tidak langsottg mengenat
kedalaman tersebut, di sampiilg itu kisaran kadar air yang relatif kecil pada bagiatl dasar sarang (5,4;
% - 7,76 %) sangat membantu dalam rnetljaga kesrabilan suhu sarang tersebur.
Adapun ancaman kelestarian Penyu Sisik yan: palins besar di sepatijatig pantai psnelurat~Dana11
Menjitkur hingga Way Penerusan berasal dari kegiatan atau aktivitas manusia yang berupa perbu~uati
penyu, pengunduhan telur, dan penggunaan alat penanykap udang dan ikan yang masih menggunakan
born dan pukat harimau. Selain itu terdapat beberapa liewan pematlgsa di daerali peneluran penyu
tersebut, seperti babi hutati (Sus pictallis), biawak (I'(irir,tzis srilvotor.), dan kepiting hantu (Oqipotiii
sp.). Sedangkatl gangguan dari alatli berupa pemindahan nlassa pasir pada panlai peneluran pans
mengakibatkaii pasir patltai yang ada di sepanjang Tatijung Cina sampai Belirnbing, khitsusnya Danau
Metijukut hingga Way Penerusan seritlgkali tcrjadi peritballan, ha1 ini disebabkan adanya pasang air
laut yang besar terutama bila mitsim barat tiba yaitu pada bulan Mei - Agustus.
Guna metijaga kclestartan atau kelangsungan penyu laut, kliususnya I'enyu Sisik pihak Tamat1
Nasional Bukit Barisan selatan dibanfu PT. Sac Nusantara selaku pengelola pariwisata pantai Tampang
- Belin~biny melakukan kegiatan pengelolaan penyu laut, khususnya I'enyu sisik yaitu dengati
n~embitatpenangkaran semi alami. Kegiatan ini dipusatkan di dua tenlpat yaitu Blarnbangan sebagai
salah satu lokasi penelurati Penyu Sisik dengan kegiatan betupa pemindalian telur dari saran:: alami ke
saratlg senu alami, dan daerah laitltlya yaitu Belintbing dengan kegiatan berupa pembesaran afau
pen~eliharaantitkik sebelum dilepaskan ke laut. Kegiatan itli sendiri sudali berjalan selama 2 bula~i
dengan persentase keberhasilan petletasan sebesar 10 'YO. Kurang berhasilnya kegiatan tersebut lebih
disebabkati penanganan di lapangan yang kurang manlpu (kurang pengetaliuan atait pelatillan yang
diberikan oleh pihak Taman Nasional Bukit Barisan Selatan kepada petugas di lapangan). Sedangkan
untuk pengembangan pariwisata yailg akan dilakukan di zona intensif Tampang - Belirnbing nantinya
(Karena masih dalani tahap pembailgitnan i 45 %). sangatlah pentiug apabila PT. Sac Nusanrara yang
ditetapkan berdasarkan S K Menteri Kehutanan No. 1779 Menhut - 11 1 1990 selaku pengelola
pariwisata di daerah tet-sebut menerapkan etika ber\visara alam bagi para pengunjung (khususnya
dengan objek penpu) dalatu pengelolaaiinya guna metljaga keseimbangau yang positif antara
pengusalia komersial dan kelesfarian alam (khususnya kelestarian habitat dau keberadaan Penyu Sisik).
Hal ini perlu direrapkan mengingat lokasi penelul-an Pmyu Sisik berada dalam zona pe~uanfaaran
intensif rersebut.
STUD1 KARAKTERISTIK HABITAT PENELURAN
PENYU SISIK (Eletntoc/le~j~s
irrrbricata) DAN PEA'GELOLAANNVA
DI PANTAI TAMPANG - BELIRIBING
TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN

Olell :
AGUS ARIANTO
E. 29.0617

Skripsi
Sebc~guiSnlnh SUIZI
S J I N ~U
C I II I Ih4e1el)lpe1.0leh
I~ Gel~~r
SARJANA ICEHUTANAN
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

JURUSAN KONSER\'ASI SUMBERDAYA HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1999
Judul : STUD1 I(ARAI(TENSTII< HABITAT PENELURAN
PENYU SISIIC (Eret~~toclzelys i111bi.icrrtn) DAN
I'ENGELOLAANNYA DI PANTAI TAMPANG -
BELIMBING TAMAN NASIONAL BUIUT B A N S A N
SELATAN
Nama Maliasiswa : Agus Arianto
Nomor Polcok : E. 29.0617
Jurusar~ : I<oiiservasi Sumberdaya Hutari

Menyetujui :

t'
Dosen Pembimbing I1

---.J-)
r . Agus Priyono. MS) (Drs. Isunu Sutanto Sii\velo)
Tanggal :

Tanggal Lulus :
IU\VAY.AT HIDUP

Peiiulis dilahirkan pada tanggal 21 Agt1stus1973 di Jakarta.


nlerupakall anak ru~~gyal
dari keluarxa (Alm) Bapak I<. Aritonang
Radjagukguk dan Ibu R. Sunarti.
Je~ljaoxpetldidikaii yang pe~llalidialanii penulis adalall :
I . Sskolah Dasar Nezei-i 05 Pagi Bukit Duri Jakarta Selatan. luli~stahun
19%
2. Sekolah Mcnengali Pertama Negeri 115 Tebet Jakarta Selata~i.lulus
tahun 1989.
3. Sekolah Menengall Atas h4uliammadiyah 2 Jakarta Pusat, lulus tahun 1992.
4. Mengikuli pendidikan t i n x ~ di
i 111stittttPcrtanian Bogor sejak tahu~i1992, sela~ijutnyapada ialiun
1994 petlulis masuk nienjadi mabasiswa Fakultas Keliutanan Jurusan Konser\,asi Surnberdaya
I-lurao.
Adapon kegiatan akademis inti-a kirrikuler yang pernah diikitri penulis selarna mengikuti
pcndidikan tinggi di Fakultas Keliu~anatlInstitut Pertanian Bogor adalah :
1. I'raklek Umum Kehotanan pada raliun 1995, di Sumedang, J a w Barat.
2. Prakiek Urnuil~I'engelolaan Kehuta~ianpada tahon 1997, di KPH Jombang, Jawa l'imui-.
3. Praktek Kcrja Lapang pada tal~un1998, di I-11'H PT.Berkal Caliaya Timber (Kayu Mas Gi-oup).
Kalimantan Tengah.
Sedangkan kegiatali extra korikuler yang pemah diikuli penulis selama ~netlgikutipendidikan
linggi di Fakultas Kehutal~anInsriiur Perranian Bopol.adala11 :
I. Kerja tllagangpada tahun 1996. di HPH I'T. Alas Helait (Kali Manis Group), Daerah lstimewa
Aceh.
2. Sukarelawau pernadam kebakaran liutan pada tahun 1997. di HPI? PT. Musi I-iutat~I'ersada.
Sumatera Selatan.
Sehagai salah saw syarar unnik rnemperolell gelar Sarjal~akehutanan Institot Fertailia~iBogor.
penulis menyusun Karya Ilmiah basil praktek khusus deiigan ~ u d u l" Studi Karaktcristik Habitat
Peneluran Pcnyu Sisik (Erer~ttocl~e@s
irrrbricnrrr) Dan I'engelolaannya di Pantai Tampang -
Belirnbing Taman Nasional Bukit Barisan Sflatali ". di bawall bimbingaii lr. Agus Priyono, MS d a ~ i
Drs. Ismu Sutallto Su\velo
Bismillahin-ali~~~anil~al~irn.
I'LIJ~syukur penulis palijatkali ke hadirat Allah swt. karena alas segala karonia daii ralima~-
Xya sehingga penulis dapat menyelesaikan pcnulisan ini.
Tulisan ini disosun berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakao dari bulan April sampai
buiati Juni di panrai Tampang - Belimbiiig Taman Nasiolial Bukit Barisan Selaraii, I'ropinsi Larnpung.
Dalam kesempatan ini penulis niengucapkan terim;i kasih yang sebesar - besat-nya kepada :
I. Keluarga rercinta Ibunda R. Sunarti dan I-lj. Mularsili. kakakku Mbak Lupi dan keluarga. atas doa
dan restu serra dorongan rnoril dan materil yatig selalu diberikan untok ke11iaJoand a ~ kcbcrhasilat,
i
penulis
2. Bapak Ir. Agus t'riyono. MS dan Bapak Drs. l s ~ n uSutanto Su\velo. sebaga~dosen pernb~mb~ny
yaug telah memberikan bimbingan dan sal-an mulai dari penyosunan usulail penelil~aii sampat
tersusi~nnyaskripsi ini
3. Bapak Prof. Dr. lr. Rudy C. Talumingkeng dan Bapak Lr. Prijaoto Pam~ingkas,M.Sc. selalcu
dosen peogilji yang telah memberikan masukan bcmpa kritik dan sarannya
4. Yayasan Nasional Bina Samudera atas batituan dan kcrjasama pang diberikan selama peilulis
melaksanakan penelitiao dan penyitsunan skripsi
5. 'Ruman Nasioilal Bukit Barisan Selatali dan PT. Sac Ki~santaraalas bantuan yang dibcrikan sclaiila
penelitian
6. Lbit Isl~eniatdan " ADE " tercinta atas bantuan dan perlratiatunya
7. Bang I\ven Yuvanho Ismarson, S. Hut., Slam. d a ~ Dendy
i atas bantuantiya selanla penelitian
8. Teman - teman di Gilatlg Kencana, Bang Abet Kr krluarga, Bang Ilinan Kr Ratna. Bang Irfa~iKr
-
Oke, lndra Kr I-lanu, Elbe, Pei, Aniri Kr Lia, dan rekan rekan yang lainnya atas rasa kekeluargaa~i
dan kebersamaantlya selama ini
9. Buat seluruh teman - teman pejabat terima kasih atas kebersamaa~idali kekoinpakkannya
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu pcrsatu alas mast~kan.saran, dan ba~ituaot~ya
dalaln menyelesaikan penyusunan skripsi i ~ l i
Penulis menyadari masih banyak kekurangan - kekurangan dalam tulisan ini, ulin~kit11 sal-an
dao ksitik dari pembaca sallgat diperlukan untuk kesempumaan tulisan ini. I\'amun penulis berliarap
seilloga tulisan ini akan memberikan manfaat bagi pembacanya.

Bogor. Agustits 1999


Penulis
DAFTAR IS1

Halamarl
Dafiar lsi .... ......................................................... I
...
111

iv
\,

I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang I

2
3
3
3
4
4
4
b. Kelerengan dan Lebar Pantai 4
5
6
7
f Penyebaran Sarang 7
g. Jumlali Penyu Laut yang Naik dan Bertelur S
8
5
j. Faktor - faktor yang Mempenyamhi Kelestarian Penyu Laut ................................ 8
2. Analisis Data 9
111. KEADAAN UMU 10
A. Keadaari Umum 10
B. Sosial Budaya Masyarakat 11
C. Aksesibilitas 12
IV. IIASIL DAN PEMBAHASAN 13
1. Kondisi Fisik Pantai 13
13
b. Lebar dan Kelerengan Pantai .......... 14
6

Dari hasil pengukuran di petak - petak ukur analisis vegetasi palltai dapat dilakukan
beberapa pcrhitungan sebagai berikut :

jumlah individu
Kerapatan (K)
luas contoh

kerapatan suatu jenis


K. relatif (%) x 100%
kcrapatan seluruh jenis

[ plot berisi suatu jenis


Frekwensi (F)
2: plot

frekuensi suatu jenis


F. rdatif (%) x 100%
frekuensi seluruh jenis

luas bidang dasar


Dominasi (D)
luas cOlltoh

dominansi suatu jcnis


D. relatif (%) x 100%
dominansi seluruh jenis

Indeks Nilai Penting (INP) : K. relatif + D. reloti!" + F. rclatif

d. Pasil" Sarang
Contah pasir dikumpulkan dari setiap sarang (lama atau baru) yang ditcmukan. Jika
yang ditemukan adalah sarang bani maka ada dua contah pasir yang diambil, masing-
masing dad pennukaan dan dari dasar sarang telur (Nuitja dan Uchida, 1983 dalam
Nuilja, 1992). Jika yang ditemukan sarang lama maka hanya satu contoh pasir yang
diambil dari kedalaman 45 cm. Kemudian dilakukan pengukuran kandungan air contoh
pasir dengan menimbang contoh pasir (be rat basah dan berat kering setelah di oven).
Kandungan air contoh pasir dinyatakan sebagai persenlase selisih kedua nilai tcrsebut
(nilai mutlak) terhadap berat basahnya. Cantoh pasir yang telah di oven tersebut
kemudian disaring dengan saringan bertingkat 4 dan dianalisa tekstur pasirnya.
c. Akscsibilitas
Untuk mencapai kawasan atau lokasi peneluran penyu sisik dapat ditempuh dengan cara :
1. Melalui jalan darat dari Bandar Lampung sampai Kota Agung kurang lebih 98 kilometer
ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam bila menggunakan kendaraan roda empac Dan
Kota Agung sampai Tampang ditempuh dengan kapal laut selama kurang lebih 4 Jam.
dilanjutkan dari Tampang sampai lokasi peneluran (Pos pengamatan penyu di Blambangan)
selama kurang lebih 5 jam peljalanan ditcmpuh dengan jalan kaki mcnyusuri kawasan hutan
pantai.
2. Melalui udara dapat dicapai dari Pelabuhan Udara Branti kurang lebih 30 menit ke kawasan
Belimbing yang telah dilcngkapi landasan pesawat (air sfrip) sepanjang 1 kilomctcr.
Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan mobil yang dimiliki PT. Sac Nusantara atau
bCljalan kaki melalui hutan pantai selama kurang lebih 4 jam peljalanan ..
IV. HASIL DAN PE~lBAHASAN

1. KOlldisi Fisik Pantai


a. Panjang Pantai
Basil pengukuran panjang palltai peneluran penyu sisik dad Danau Menjukut sampal
\Vay Penerusan adalah 4115 meter. Lokasi peneluran penyu sisik ini hanya 12.5 !'l'() dar!
panjang total pamai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang memanjang antara Tampang
hingga Bclimbing. Seringnya pcnyu sisik mendatangi daerah tersebut selain dari pengamatan.
hal ini diperkuat juga dari infoflnasi masyarakat atau petugas setempat sena iaporan hasil
survei dad pihak Taman Nasional tentang tempat penyu bcnclur di kawasan pantai Tampang
hingga Belimbing. Tabel hasil survei Taman Nasional Bukit Barisan Selatan mcngenai lokasi
penyu bcnelur dapal dilihat pada lampiran 6.
Lokasi peneluran penyu sisik ini letaknya berhadapan dengan Samudera Indonesia
dengan kedalaman air 32 111 - 954111. ArtiS laut pada perairan ini cukup kuat dan pcrairan di
pinggir pantal relatif tcnang dan dangkaL Menurut Nuitja (1975), menyatakan bahwa pcnyu
hidup pada dua habitat yang berbeda, yaitu laut terbuka dan perairan dangkal (shallow waleI')
yang banyak diunnbuhi tanaman dasar untuk mcneari makan, bermigrasi ke daratan pantai
untuk bertelur. Tanaman laut yang tumbuh kebanyakan alga yang mclekat pada batll-balu
karang (koral). Di perairan d:mgkal inila11 penyu bcrjam-jam lamanya menyelam diantara
batu karang. Selain itu pada tempat-tempat tertentu di sekitar lokasi pcneluran penyu sisik
seperti daerah Sulaiman dan Belimbing banyak terdapat batll-batuan atau terumbu karang
yang mClupakan bag ian habitat (sumber makanan) penyu sisik. MCIlUlUl Carr, Hirth, dan
Ogren (1966), penyu sisik menghuni daerah subtidal yang tcrdiri dari coral reefs. dan di
tempat tersebut penyu sisik baik yang _tclah dewasa maupun yang masih dalam fase muda
paling sering kelihatan. Demikian pula halnya pendapat CalT Ct al. (1966) dalam Nuitja 1992.
tumbuhnya coral reej\' pada perairan bermanfaat bagi penyu sisik yaitu sebagai tempal
mencari makan dan bcrlindung.
Jenis-jenis makanan yang digcmari olch penyu sisik mcnurut Anonimous (1986),
Anonimous (1981), dan MacKinon (1986) adalah ikan, bulu babi. kepiting, cumi-CUI111,
kerang-kerangan, teripang, ubur-ubur. bunga karang, gang&ang laut, dan rumput laut. Jenis-
jenis makanan tersebllt banyak dijumpai di sepanjang pantai an tara Tampang hingga
Belimbing.
16

pemlUkaan saTang atau dapal pula dikatakan kekuatan arus yang menentukan kchalusan dan
kekasaran pasir relatif stabll sehingga dapat dikatakan bahwa pantai peneluran antara Danau
Menjukut hingga Way Penerusan mempunyai karakteristik yang relatif 53ma yang didominasl
olch fraksi pasir hatus dan fraksi pasir sedang yang merupakan daerah yang cocok untuk
peneiuran pcnyu sisik. Zulfakar (1996), dalam hasil penelitiannya di Pulau Dapur juga
menyatakan bahwa pasir pantai yang digunakall untuk peneluran penyu sisik didominasi oleh
fraks! pasir halus sampai sedang.
Dcmikian juga halnya Nuitja (1992), menyatakan bahwa penyu sisik bertelur pada pasir-pasir
koral yang bcmkuran halus dan sedang. Sehingga benar mCnUfut Hidayat (1981). bahwa
pen}.ilihan daerah peneluran bagi penyu mcmpcrhatikan tckstur sa rang dan ukuran diamcter
pasir yang menyusun sarang.
Sedangkan unluk \Varna pasir pantai pad a lokasi peneluran penyu sisik berwama coklat
keputihan. Warna putih pada pasir peneluran tersebut diduga disebabkan oleh pecahan batu-
balu karang yang berasal dari perairan panlai di depan pantai pencluran.
Kandungan air pasir berdasarkan pcnglljian bcrkisar 0,2 % - 7,76 % dcngan rata-rata ±

4,58 % yang meliputi. kandungan air permukaan sarang berkisar antara 0,2 % - 4,99 OAf

dengan rata-rata ± 2,29 % dan kandungan air bag ian dasar sarang berkisar antara 5,43 % -

7,76 % dengan rata-rata ± 6,88 % (label pada lampiran 2). Kandungan air pada bagian
permukaan relatif lebih keell dibandingkan dengan bagian dasar hal ini disebabkan karena
panas yang diterima pada bag ian pasir tcrscbllt (pclll1ukaan dan dasar) tidak seimbang karcna
panas yang ditcrima pad a bag ian pcrmukaan langsung mcngenai bagian terscbut tanpa
tcrhaiangi oleh lapisan lainnya sepcrti bag ian dasar sarang. Kandungan air pada pasir terscbut
berfungsi untuk mempertahankan suhu dalam tanah, sehingga suhu tanah relatif stabi!. Bila
dibandingkan dengan hasil penc1itian Zulfakar (1996), di Pulau Dapur memiliki kesamaan
pada kandungan aimya dimana pasir sarang penyu sisik berlcillr sama-sama memiliki
kandungan air pasir di bawah 10 %. Kandungan air pasir sarang disajikan pada gambar
histogram di halaman berikut iui.
1!

9
S
~ 7
"-'
~
6
:.:;: ~ Pemlllkaan
5
=
"
OJ) 4 lU Dosar
""
"0
3
:: 2
"
::<! I
0
2 3 4 5
Contoh Pasir

Gambar 6. Histogram Kandungan Air Pasir Sarang Penyu Sisik

d. Suhu Sarang
Pengukuran suhu sarang di sepanjang pantai 3ntara Danau Menjukul hingga \Vay
Penerusan dilakukan setiap minggu selarna penelitian yang terbagi ke dalam 4 kedalaman
sarang meliputi, suhu sarang permukaan (Ko), kedalaman 15 em (K\s), kedalaman 30 em
(K30)' dan kedalaman 45 em (Kt:5). Untuk masing-rnasing pcngukuran dilakukan ulangan
sebanyak 4 kali dengan jam yang berbcda ulltuk mengelahui besarnya perubahan suhl! sarang
yang terjadi pacta tiap bagiannya. Basil pengukuran suhu sarang tcrdapat pacta lampiran 3.
Hasil pengukuran suhu sarang tcrsebut mcnunjukkan bahwa suhu sarang pacta pcrmukaall
mengalami fluktuasi suhu yang begitu besar hal ini discbabkan perubahan cuaca
(panas/dingin) yang terjadi pada pantai pencluran tersebut langsung I11cngenai permukaan
sarang, sehingga perbedaan atau fluktuasi suhu pada pagi, siang, sore dan malam harl begitu
besar. Sedangkan pad a kedalaman 30 eTI1 dan 45 em fluktuasi suhu sangat keell sekali atau
suhu relatif stabll hal ini disebabkan karena pembahan euaea yang terjadi tidak langsung
mengenai kedalaman tersebut disamping itu kisaran kadar air yang relatif keell pad a bag ian
dasar sarang (5,430/0 - 7,76%) sangat membantu dalam mcnjaga kestabilan suhu sa rang
tersebut. Fluktuasi suhu sarang disajikan pada gambar di halaman berikut ini.
24

pengelola pariwisata di daerah Tampang - Belimbing (dimana pantai peneluran penyu sisik
masuk didalamnya) dalam pcngelolaannya tidak meliputi zona rimba atau daerah peneluran
penyu sisik.
b. Organisasi
Untuk mcnjaga kelestarian penyu Iaut khususnya penyu sisik yang terdapat pad a panta!
peneluran sepanjang Danal! Menjukut hingga Way Pencmsan, pihak Taman Nasional Bub!
Barisan Selatan di bawah tallggung jawab seksi konservasi dibantu olch PT. Sac Nusantara
selahl pengclo1a pariwisata dacrah Tampang - Belimbing melakukan kegiatan pengclolaan
penyu laut bcrupa kegiatan penangkaran semi alam!. Adapun kegiatan tersebut dilakukan di
dua tempat yaitu daerah Blambangan dan Belimbing yang menlpakan wilayah pengelolaan
sub seksi Krui. Untuk mengetahui struktur organisasinya disajikan pada gambar 8 di bawah
1111.

Kepala Balai Taman Nasional

~K~e£P:a~la'..:S~e,:k~s~i;K~rO~I~ls'.'e:rv~a=s:ij-I_ _ _ _--i--l~ Kepala Sub Bagian Tata Usaha (KSBTU)i


I
Sub Seksi Wilayah Krui
Sub Seksi Wilayah Liwa
Sub Seksi Wilavah Sukaraia

Kelompok labatan Fungsional )

Gambar 8. StTUktur Organisasi Balai Taman Nasional Bukit Barisan selatan

c. Fasilitas
Dalam rangka mcnunjang kegiatan penangkaran pcnyu laut di pantai pcneluran an tara
Danau Menjukut hingga Way Penerusan, maka pihak Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
dan PT. Sac Nusantara menyediakan beberapa fasilitas guna kelancaran kegiatannya, antara
lain:
(I). Pondok kerja

Pondok kerja tersebut terdapat di daerah Blambangan yang dijadikan tempat


penangkaran semi alami penyu laut. Pondok kerja ini dibangun olch kelompok pecinta
lingkungan dari Inggris (Treck Force) yang sangat peduli akan kelcstarian penyu laut di
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Pondok kerja ini digunakan sebagai tempat

Anda mungkin juga menyukai