NSM : 131235090060
NPSN : 20580315
i
HALAMAN PENGESAHAN
Kurikulum MA WALISONGO
iii
KATA PENGANTAR
Kurikulum MA WALISONGO iv
DAFTAR ISI
Kurikulum MA WALISONGO v
11. Ekstra Kurikuler ...................................................................................................... 34
12. Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter ........................................................ 36
13. Prinsip-Prinsip Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter ............................... 36
14. Implementasi Moderasi Beragama .......................................................................... 36
15. Implementasi Pendidikan Anti Korupsi................................................................... 37
16. Implementasi Pendidikan Anti Narkoba .................................................................. 38
17. Pendidikan Kecakapan Hidup.................................................................................. 39
18. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal Dan Global .............................................. 41
19. Implementasi Heutagogy Learning 4.0 ................................................................... 41
Kurikulum MA WALISONGO vi
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel. 3.3 Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Bahasa Jawa ...................................... 12
Tabel. 3.6 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kelas X-MIPA dan Kelas X-IPS ............ 19
Tabel. 3.7 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kelas XI-MIPA dan Kelas XI-IPS ......... 20
Tabel. 3.8 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kelas XII-MIPA dan Kelas XII-IPS ...... 21
Tabel 3.9 Contoh Format Dan Pengisian Jurnal Guru Mata Pelajaran ........................ 28
Kurikulum MA WALISONGO ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, dan olah raga agar memiliki daya saing
dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk
menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya
alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan
manajemen berbasis madrasah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana,
terarah, dan berkesinambungan.
Untuk mewujudkan efisiensi manajemen pendidikan dan pengelolaan pendidikan
secara terencana, terarah, dan berkesinambungan, MA. Walisongo setiap tahun
mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Namun demikian, perkembangan
dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan pendidikan yang begitu cepat berubah
maka kegiatan madrasah harus secepatnya untuk disesuaikan. Selain itu, perkembangan ilmu
pengetahuan yang ditandai dengan banyaknya temuan-temuan yang mutakhir dan
perkembangan ICT (Information Communication Technology) yang begitu cepat harus
dikuasai peserta didik saat ini dan yang akan datang. Akibatnya, terdapat pergeseran nilai-
nilai yang ada di masyarakat yang juga menuntut pada madrasah untuk menyempurnakan
nilai-nilai itu. Dengan perkembangan-perkembangan yang cepat berubah terutama pada tahun
berjalan, maka kurikulum MA. Walisongo Tahun Pelajaran 2020/2021 perlu direviu dan
direvisi.
Memperhatikan kondisi riil MA. Walisongo yang berada di lingkungan pedesaan dan
dikelilingi beberapa pondok pesantren sebagai pendukung madrasah, maka pengembangan
1
kurikulum juga harus disesuaikan dengan kondisi tersebut. Pengembangan kurikulum MA.
Walisongo tahun pelajaran 2021/2022 mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Struktur Kurikulum dan Muatan kurikulum yang merupakan pedoman dalam
pengembangan kurikulum MA. Walisongo;
2. Beban belajar bagi peserta didik pada MA. Walisongo yang didasarkan pada hasil analisis
konteks, analisis keunggulan lokal serta potensi dan minat peserta didik;
3. Kurikulum MA. Walisongo dikembangkan berdasarkan hasil reviu kurikulum tahun
pelajaran 2020/2021, pemanfaatan hasil analisis kondisi riil madrasah, serta analisis
peraturan yang berlaku;
4. Kalender pendidikan MA. Walisongo disusun berdasarkan hasil perhitungan minggu
efektif untuk tahun pelajaran 2021/2022;
5. Kurikulum MA. Walisongo menjadi acuan bagi satuan pendidikan dalam melaksanakan
pendidikan dan pembelajaran dengan mengedepankan prinsip pengembangan dan
karakteristik kurikulum 2013 dengan penyesuaian terhadap pemanfaatan analisis kondisi
riil MA. Walisongo dan Analisis Kondisi Lingkungan Madrasah.
B. Landasan Hukum
Pengembangan kurikulum MA. Walisongo didasarkan pada beberapa regulasi sebagai
berikut.
1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5670);
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah;
2
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 61 Tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.62 Tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.63 Tahun 2014
tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan
pada Pendidikan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan
Lokal Kurikulum 2013;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah ;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian Pendidikan;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan dasar dan
Pendidikan Menengah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan dasar dan Pendidikan
Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 tahun
2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal;
3
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3751 Tahun 2018 Tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Hasil Belajar pada Madrasah Aliyah;
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5163 Tahun 2018 Tentang
Petunjuk Teknis Pengembangan Pembelajaran Pada Madrasah;
18. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5164 Tahun 2018 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pada Madrasah;
19. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 183 Tahun 2019 tentang
Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Pada Madrasah;
20. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Pada Madrasah;
21. Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Nomor
1328 Tahun 2019 tentang Panduan Umum dan Khusus Program Gerakan Ayo
Membangun Madrasah (GERAMM);
22. Surat Edaran Nomor B-1368.1/Dj.I/05/2019 tentang Pendidikan Anti Korupsi di
Madrasah;
23. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6982 Tahun 2019 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Madrasah Aliyah;
24. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2491 Tahun 2020 tentang
Kalender Pendidikan Madrasah Tahun Pelajaran 2020/2021;
25. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun 2020 tentang Panduan
Kurikulum Darurat Pada Madrasah.
26. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 tahun 2014 tentang mata pelajaran bahasa
daerah sebagai muatan lokal wajib.
4
D. Prinsip dan Acuan Pengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum MA. Walisongo memperhatikan unsur-unsur sebagai
berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, kepentingan peserta didik dan
tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada
peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik,
kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif
terhadap perbedan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
ekstar kurikuler secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna dan tepat antar subtansi.
3. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia industri. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan sosial, keterampilan
akademik dan keterampilan vokasional sangat penting.
5
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Subtansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan
dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar
semua jenjang pendidikan.
6. Belajar Sepanjang Hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan
antara unsur-unsur pendidikan formal, non formal, dan informal dengan memperhatikan
kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang, serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional
dan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan 4 pilar kebangsaan
yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinekka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
6
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN MADRASAH
A. Visi Madrasah
B. Misi Madrasah
C. Tujuan Madrasah
Dengan berpedoman pada visi dan misi yang telah dirumuskan serta kondisi di
madrasah, maka tujuan madrasah yang ingin dicapai pada tahun pelajaran 2021/2022 adalah
sebagai berikut:
1. Pada tahun 2022, sebanyak 80% peserta didik mengalami peningkatan nilai rata-rata
AKM dan Ujian Akhir Madrasah.
2. Setiap tahun madrasah mengirimkan wakilnya untuk mengikuti segala macam lomba baik
tingkat kecamatan, kabupaten maupun provinsi.
3. Setiap lulusan di tahun 2022, peserta didik mempunyai kemampuan mengoperasikan
microsoft office standar.
8
4. Pada tahun 2022, peserta didik mempunyai keterampilan pramuka, seni hadrah dan
Tilawah Alquran serta menjuarai lomba tingkat kabupaten.
5. Peserta didik terbiasa sholat dhuhur berjamaah yang terekam pada daftar hadir sholat
setiap hari.
D. Target Madrasah
Pada tahun pelajaran 2021/2022 MA. Walisongo mempunyai beberapa target baik akademik
maupun non akademik. Secara akademik target MA. Walisongo adalah 80 % dari siswa
lulusan tahun pelajaran 2021/2022 memiliki peningkatan nilai rata-rata Ujian Akhir
Madrasah dan Ujian AKM tahun 2022. Sedangkan secara non akademik targetnya adalah
menbentuk siswa – siswa yang berakhlakul karimah dengan menciptakan kedisiplinan dan
kebersihan lingkungan madrasah, menjadi juara 1 Tilawah KSM tingkat kabupaten dan
9
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum adalah pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata
pelajaran pada satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.
Struktur kurikulum MA. Walisongo meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan
dan kedalamannya sesuai dengan Kompetensi Inti dan kompetensi dasar yang ditetapkan
pemerintah secara nasional. Untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
sesuai dengan KMA nomor 183 tahun 2019 tentang Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab pada Madrasah (KI dan KD terlampir). Sedangkan mata pelajaran umum sesuai
dengan Permendikbud nomor 37 tahun 2018 tentang tentang KI dan KD Kurikulum 2013
Jenjang Pendidikan dasar dan Pendidikan Menengah. (KI dan KD Terlampir).
B. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada MA. Walisongo Selain itu, materi muatan
lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
1. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu
Alokasi Waktu
Mata
Perpekan
Pelajaran
Kelas X Kelas XI Kelas XII
KELOMPOK A (UMUM)
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
a. Al Qur’an Hadis 2 2 2
1. b. Akidah Akhlak 2 2 2
c. Fikih 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
10
Kurikulum MA WALISONGO
Alokasi Waktu
Mata
Perpekan
Pelajaran
Kelas X Kelas XI Kelas XII
4. Bahasa Arab 4 2 2
5. Matematika 4 4 4
6. Sejarah Indonesia 2 2 2
7. Bahasa Inggris 3 3 3
KELOMPOK B (UMUM)
1. Seni Budaya 2 2 2
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 2 2 2
3. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
4. Mulok Bahasa Jawa 2 2 2
KELOMPOK C (PEMINATAN)
Peminatan akademik:
1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
Mata pelajaran Pilihan
1. Lintas Minat 2 - -
2. Informatika 2 2 2
Jumlah 51 51 51
Alokasi Waktu
Mata
Perpekan
Pelajaran
Kelas X Kelas XI Kelas XII
KELOMPOK A (UMUM)
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
a. Al Qur’an Hadis 2 2 2
1. b. Akidah Akhlak 2 2 2
c. Fikih 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Bahasa Arab 4 2 2
5. Matematika 4 4 4
6. Sejarah Indonesia 2 2 2
7. Bahasa Inggris 3 3 3
KELOMPOK B (UMUM)
1. Seni Budaya 2 2 2
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 2 2 2
11
Kurikulum MA WALISONGO
Alokasi Waktu
Mata
Perpekan
Pelajaran
Kelas X Kelas XI Kelas XII
3. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
4. Mulok Bahasa Jawa 2 2 2
KELOMPOK C (PEMINATAN)
Peminatan akademik:
1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
Mata pelajaran Pilihan
1. Lintas Minat 2 - -
2. Informatika 2 2 2
Jumlah 51 51 51
2. Muatan Lokal
Pengembangan muatan lokal di Madrasah Aliyah Walisongo didasarkan pada
Peraturan Gubernur Jawa Timur nomor 19 tahun 2014 dan hasil rapat internal Tim
Pengembang Kurikulum Madrasah Aliyah Walisongo. Atas dasar tersebut, muatan lokal
yang dikembangkan oleh Madrasah Aliyah Walisongo adalah muatan lokal bahasa Jawa.
Mata pelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan apresiasi terhadap bahasa dan
budaya daerah, mengenalkan identitas masyarakat daerah dan menanamkan kecintaan
pada bahasa dan budaya lokal. Ruang lingkup mata pelajaran ini adalah
12
Kurikulum MA WALISONGO
pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.1 Menginterpretasi, menanggapi dan
menganalisis teks nonsastra (berita, mengekspresikan isi teks nonsastra secara
artikel, laporan, dan lainnya) secara lisan lisan dan tulis
dan tulis
3.2 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.2 Menginterpretasi, menanggapi dan
menganalisis unsur intrinsik maupun mengekspresikan teks sastra modern dan
ekstrinsik teks sastra klasik dan modern klasik (wayang / topѐng ḍhâlâng) sesuai isi
secara lisan dan tulis secara lisan dan tulis
3.3 Memahami karakteristik bahasa lisan 4.3 Bermain peran, berdialog, atau
dalam kegiatan bermain peran, dialog, dan berdiskusi sesuai tatakrama
berdiskusi sesuai dengan tatakrama
3.4 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.4 Menyusun paragraf menggunakan aksara
menganalisis teks beraksara Jawa/ Jawa/ carakan Madura sesuai kaidah
carakan Madura sesuai kaidah
Kelas X semester 2
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami,menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
pengetahuan faktual, konseptual, ranah konkrit dan ranah abstrak terkait
prosedural berdasarkan rasa ingin tahu dengan pengembangan dari yang
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dipelajarinya di madrasah secara mandiri,
budaya, dan humaniora dengan wawasan dan mampu menggunakan metoda sesuai
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, isi keilmuan
dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.5 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.5 Membandingkan penggunaan bahasa
menganalisis penggunaan bahasa dalam teks dalam teks sastra dan non sastra secara lisan
sastra dan nonsastra secara lisan dan tulis dan tulis
3.6 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.6 Menyusun paragraf menggunakan
menganalisis teks beraksara Jawa/ aksara Jawa/ carakan Madura sesuai
carakan Madura sesuai kaidah kaidah
3.7 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.7 Membaca, mencipta, dan
menganalisis puisi tradisional atau mempublikasikan puisi tradisional atau
modern sesuai dengan karakteristik modern
13
Kurikulum MA WALISONGO
Kelas XI semester 1
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami ,menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
pengetahuan faktual, konseptual, ranah konkrit dan ranah abstrak terkait
prosedural berdasarkan rasa ingin tahu dengan pengembangan dari yang
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dipelajarinya di madrasah secara mandiri,
budaya, dan humaniora dengan wawasan dan mampu menggunakan metoda sesuai
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, isi keilmuan
dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.1 Menginterpretasi, menanggapi dan
menganalisis teks drama, prosa atau puisi memperagakan teks drama, puisi, dan prosa
sesuai kaidah sesuai isi dengan bahasa yang komunikatif
3.2 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.2 Menanggapi peristiwa budaya daerah
menganalisis peristiwa budaya daerah sesuai sesuai dengan karakteristiknya
dengan karakteristiknya
3.3 Mengidentifikasi, memahami, 4.3 Menyajikan kegiatan sebagai pewara atau
menganalisis teks pewara atau pidato sesuai berpidato dengan menggunakan tata krama
kaidah sesuai dengan konteks budaya
Kelas XI semester 2
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami ,menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
pengetahuan faktual, konseptual, ranah konkrit dan ranah abstrak terkait
prosedural berdasarkan rasa ingin tahu dengan pengembangan dari yang
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dipelajarinya di madrasah secara mandiri,
budaya, dan humaniora dengan wawasan dan mampu menggunakan metoda sesuai
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, isi keilmuan
dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.4 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.4 Menginterpretasi, menanggapi dan
menganalisis teks drama, prosa atau puisi memperagakan teks drama, puisi, dan prosa
sesuai kaidah sesuai isi dengan bahasa yang komunikatif
3.5 Mengidentifikasi, memahami, 4.5 Menginterpretasi nilai-nilai moral yang
menganalisis nilai-nilai moral yang terkandung dalam tembang macapat
terkandung dalam tembang macapat
3.6 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.6 Membaca cepat teks wacana sastra atau
menganalisis teks aksara Jawa/carakan nonsastra beraksara Jawa/carakan Madhurâ
Madhurâ sesuai kaidah
14
Kurikulum MA WALISONGO
Kelas XII semester 1
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami ,menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
pengetahuan faktual, konseptual, ranah konkrit dan ranah abstrak terkait
prosedural berdasarkan rasa ingin tahu dengan pengembangan dari yang
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dipelajarinya di madrasah secara mandiri,
budaya, dan humaniora dengan wawasan dan mampu menggunakan metoda sesuai
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, isi keilmuan
dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.1 Melakukan simulasi penggunaan
menganalisis penggunaan bahasa lisan dalam bahasa daerah dalam berbagai konteks
berbagai situasi sesuai tatakrama sesuai dengan tatakrama
3.2 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.2 Mengidentifikasi, memahami, dan
menganalisis karya fiksi dan nonfiksi secara menganalisis karya fiksi dan nonfiksi secara
lisan dan tulis lisan dan tulis
3.3 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.3 Menyusun dan mempublikasikan karya
menganalisis karya fiksi dan non fiksi secara nonfiksi (artikel, laporan, opini, anekdot, dan
lisan dan tulis atau kritik) sesuai kaidah
15
Kurikulum MA WALISONGO
3. Pengaturan Beban Belajar
a. Di MA. Walisongo, beban belajar menggunakan sistem Paket. Khusus untuk kelas X,
XI dan XII, paket tesebut adalah sebagaimana tabel berikut:
Tabel. 3.4 Beban Belajar Per kelas
Jumlah Jumlah Jumlah
No Kelas jam per minggu jam per
minggu efektif tahun
1 X-MIPA 51 36 1836
2 X-IPS 51 36 1836
3 XI-MIPA 51 36 1836
4 XI-IPS 51 36 1836
5 XII-MIPA 51 30 1530
6 XII-IPS 51 30 1530
b. Alokasi waktu untuk Penugasan Terstruktur (PT) dan Kegiatan Mandiri Tidak
Terstruktur (KMTT) maksimal 40 % dari waktu kegiatan tatap muka per minggu mata
pelajaran yang bersangkutan.
1) Alokasi waktu untuk tatap muka setiap jam pelajaran 45 menit.
2) Jumlah jam pelajaran perminggu adalah sebagai berikut:
a) Kelas X : 51 jam pelajaran;
b) Kelas XI : 51 jam pelajaran; dan
c) Kelas XII : 51 jam pelajaran
4. Peminatan
Peminatan di MA. Walisongo ada dua yaitu peminatan MIPA dan Peminatan IPS yang
disesuaikan dengan kondisi input siswa, sarana dan prasarana, dan tenaga pengajar yang
tersedia serta kebutuhan di masyarakat.
a. Waktu Peminatan dan Lintas Minat untuk Kelas X
1) Pemetaan dan pendataan peminatan dan lintas minat dilaksanakan pada saat
pendaftaran peserta didik baru melalui penelusuran minat, bakat, dan potensi
peserta didik, dengan memperhatikan nilai raport SMP/MTs semester 1 -5 ,
nilai tes penempatan dan SKHUN.
2) Jumlah Peserta Didik untuk setiap rombongan belajar minimal 15 orang dan
maksimal 36 orang;
16
Kurikulum MA WALISONGO
3) Pelaksanaan peminatan dan lintas minat mulai di semester 1.
b. Jumlah Rombel masing-masing peminatan
Berdasarkan hasil analisis pendidik, tenaga kependidikan, dan sarana-prasarana yang
tersedia di MA. Walisongo, ditentukan peminatan yang dilaksanakan adalah
Peminatan MIPA, dan Peminatan IPS dengan jumlah masing-masing rombongan
belajar yaitu 1 rombel untuk MIPA dan 1 rombel untuk IPS.
c. Lintas Minat
Lintas minat disediakan dengan cara masing-masing peserta didik memilih satu mata
pelajaran yang ditawarkan melalui angket yang dibagikan pada saat mendaftar.
d. Penentuan Lintas Minat
1) Pengolahan nilai rapor, dan SHUN: Untuk peminatan MIPA yang diutamakan
adalah nilai mata pelajaran Matematika, IPA, dan Bahasa Indonesia, dan untuk
peminatan IPS diutamakan nilai mata pelajaran Matematika, IPS, dan Bahasa
Indonesia.
2) Pertimbangan minat melalui angket peserta didik yang disetujui oleh orang tua
3) Penelusuran minat, bakat, dan potensi peserta didik melalui Tess IQ dan tes tulis
penempatan.
4) Bagi peserta didik yang “ragu”, atau tidak memilih baik peminatan ataupun lintas
minat, maka dilakukan wawancara dengan guru BP/BK dan hasilnya disetujui oleh
orang tua.
5. Ketuntasan Belajar
Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya kompetensi dasar pada diri peserta
didik. Untuk mengetahui ketercapaian Kompetensi Dasar (KD), guru merumuskan
sejumlah indikator sebagai acuan penilaian. Pada saat yang sama MA. Walisongo
menentukan ketuntasan belajar atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk
memutuskan seorang peserta didik sudah tuntas atau belum tuntas.
a. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi secara teori dan
praktik dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan
penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar pada KD yang merupakan tingkat
penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan minimal atau di
17
Kurikulum MA WALISONGO
atasnya. Sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas
ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun atau pada suatu tingkat satuan
pendidikan.
Ketuntasan Belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya dalam satu
semester. Ketuntasan Belajar dalam setiap tahun adalah keberhasilan peserta didik
pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran. Ketuntasan dalam tingkat
satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi seluruh
mata pelajaran pada MA. Walisongo untuk menentukan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan. Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk
predikat, yakni predikat Sangat Baik (A), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (D).
Ketuntasan belajar untuk sikap ditetapkan dengan predikat minimal Baik (B).
Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam
bentuk angka dengan rentang nilai 0 (nol) -100 (seratus). Penentuan substansi materi
dan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan belajar ditentukan oleh guru
dan MA. Walisongo dengan mengacu pada perkembangan kompetensi peserta didik
dan ketentuan yang berlaku. Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan MA.
Walisongo adalah sesuai dengan KKM yang ditentukan dan ketuntasan kompetensi
keterampilan adalah sesuai dengan KKM yang ditentukan.
Berikut adalah Ketuntasan belajar minimal untuk kelas X , XI dan XII disajikan dalam
tabel berikut
Tabel. 3.6 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kelas X-MIPA dan Kelas X-IPS
Kriteria Ketuntasan Minimal
Mata Pelajaran
Pengetahuan Keterampilan
Kelompok A (Wajib)
1 Al Qur’an Hadits 70 70
2 Fikih 70 70
3 Akidah Akhlak 70 70
4 SKI 71 71
19
Kurikulum MA WALISONGO
5 PPKn 70 70
6 Bahasa Indonesia 70 70
7 Matematika 70 70
8 Sejarah Indonesia 70 70
9 Bahasa Arab 70 70
10 Bahasa Inggris 70 70
Kelompok B (Wajib)
11 Seni Budaya 70 70
12 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 70 70
13 Prakarya dan Kewirausahaan 70 70
14 Mulok Bahasa Jawa 70 70
Kelompok C (Peminatan MIPA)
15 Matematika 70 70
16 Biologi 70 70
17 Fisika 70 70
18 Kimia 70 70
Kelompok C (Peminatan IPS)
15 Geografi 70 70
16 Sejarah 70 70
17 Sosiologi 70 70
18 Ekonomi 70 70
Lintas Minat
19 Biologi/Ekonomi 70 70
20 Informatika 70 70
Tabel. 3.7 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kelas XI-MIPA dan Kelas XI-IPS
Tabel. 3.8 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kelas XII-MIPA dan Kelas XII-IPS
21
Kurikulum MA WALISONGO
17 Fisika 75 75
18 Kimia 75 75
Kelompok C (Peminatan IPS)
15 Geografi 75 75
16 Sejarah 75 75
17 Sosiologi 75 75
18 Ekonomi 75 75
Lintas Minat
19 Biologi/Ekonomi 75 75
20 Informatika 75 75
Dari penjabaran KKM masing-masing mata pelajaran per tingkat, maka didapatkan KKM tingkat
sekolah yang diperoleh dari nilai rata-rata KKM per tingkat per mata pelajaran yaitu sebesar 70.
22
Kurikulum MA WALISONGO
Penilaian harus memenuhi prinsip keterbukaan di mana kriteria penilaian, dan
dasar pengambilan keputusan yang digunakan dapat diketahui oleh semua pihak
yang berkepentingan.
6) Menyeluruh dan berkesinambungan
Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan oleh guru
dan mesti mencakup segala aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai
teknik penilaian yang sesuai. Dengan demikian akan dapat memantau
perkembangan kemampuan siswa.
7) Sistematis
Penilaian yang dilakukan oleh guru harus terencana dan dilakukan secara bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah yang baku.
8) Beracuan kriteria
Penilaian dikatakan beracuan kriteria apabila penilaian yang dilakukan didasarkan
pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
9) Akuntabel
Penilaian yang akuntabel adalah penilaian yang proses dan hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
10) Edukatif
Penilaian disebut memenuhi prinsip edukatif apabila penilaian tersebut dilakukan
untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan siswa.
b. Tujuan Penilaian
Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau
kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil
belajar peserta didik secara berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya Penilaian
Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi:
1) Formatif (Penilaian Harian) yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta
didik dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian
selama proses pembelajaran dalam satu semester, sesuai dengan prinsip
Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu, mampu dan mau. Hasil dari kajian
terhadap kekurangan peserta didik digunakan untuk memberikan pembelajaran
23
Kurikulum MA WALISONGO
remedial dan perbaikan RPP serta proses pembelajaran yang dikembangkan guru
untuk pertemuan berikutnya; dan
2) Sumatif (Penilaian Akhir Semester/Penilaian Akhir Tahun) yaitu
menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada akhir suatu semester, satu
tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan pendidikan. Hasil dari
penentuan keberhasilan ini digunakan untuk menentukan nilai rapor, kenaikan
kelas dan keberhasilan belajar satuan pendidikan seorang peserta didik.
Sedangkan tujuan Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik pada kurikulum 2013
adalah :
1) Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik
untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program pengayaan.
2) Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun
waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu tahunan,
dan masa studi satuan pendidikan.
3) Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan
kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat
atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar.
4) Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.
5) Memetakan mutu satuan pendidikan.
c. Ruang Lingkup Penilaian
1) Penilaian Proses
Penilaian proses dilaksanakan saat proses pembelajaran berlangsung.
Penilaian proses merupakan penilaian yang menitikberatkan sasaran penilaian
pada tingkat efektivitas kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian
tujuan pengajaran. Penilaian proses belajar mengajar menyangkut penilaian
terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru-siswa dan
keterlaksanaan proses belajar mengajar.
Tindak lanjut dari penilaian proses pembelajaran jika memperoleh hasil
yang kurang memuaskan, maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Berarti seorang guru berusaha mendiagnosa penyebab kesukaran anak
24
Kurikulum MA WALISONGO
didik dalam proses belajar tersebut, pada gilirannya menemukan suatu cara seagai
solusi permasalahan tersebut. Inilah yang menjadi cikal bakal PTK bagi seorang
guru. Berbeda halnya dengan kegiatan ujian, jika seorang guru menemukan anak
didik tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan pada KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) maka solusinya adalah melakukan pembelajaran remedial.
Tujuan penilaian proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah untuk
mengetahui kegiatan belajar mengajar, terutama efesiensi, keefektifan, dan
produktivitas dalam mencapai tujuan pengajaran. Dimensi penilaian proses belajar
mengajar berkenaan dengan komponen-komponen proses belajarmengajar seperti
tujuan pengajaran, metode, bahan pengajaran, kegiatan belajar dan mengajar guru,
dan penilaian.
Penilaian mempunyai sejumlah fungsi di dalam proses belajar mengajar,
yaitu:
1. Sebagai alat guna mengetahui apakah siswa talah menguasai pengetahuan,
nilai-nilai, norma-norma dan keterampilan yang telah diberikan oleh guru.
2. Untuk mengetahui kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan
belajar.
3. Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.
4. Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa.
5. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
6. Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa
2) Penilaian Hasil Belajar
MA. Walisongo menyampaikan laporan hasil belajar peserta didik sebagai
berikut:
a) Hasil Penilaian Harian kepada peserta didik, paling lambat sebelum penilaian
harian berikutnya dilaksanakan.
b) Hasil PTS (Penilaian Tengah Semester) diberikan kepada peserta didik.
c) Penilaian Akhir Semester (PAS) berupa buku Laporan Capaian Hasil belajar
kepada peserta didik melalui orang tua/wali peserta didik.
d) Penilaian Akhir Tahun (PAT) berupa buku Laporan Capaian Hasil belajar
kepada peserta didik melalui orang tua/wali peserta didik.
25
Kurikulum MA WALISONGO
d. Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
1) Penilaian Kompetensi Sikap
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan perilaku
peserta didik sebagai hasil pendidikan, baik di dalam kelas maupun di luar
kelas. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda dengan penilaian
pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik penilaian yang digunakan juga
berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui capaian
dan membina perilaku serta budi pekerti peserta didik.
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), KD pada KI-1
dan KD pada KI-2 disusun secara koheren dan linier dengan KD pada KI-3 dan
KD pada KI-4. Dengan demikian aspek sikap untuk mata pelajaran Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti dan PPKn dibelajarkan secara langsung (direct
teaching) maupun tidak langsung (indirect teaching) yang memiliki dampak
instruksional (instructional effect) dan memiliki dampak pengiring (nurturant
effect). Sedangkan untuk mata pelajaran lain, tidak terdapat KD pada KI-1 dan
KI-2. Dengan demikian aspek sikap untuk mata pelajaran selain Pendidikan
Agam a dan Budi Pekerti dan PPKn tidak dibelajarkan secara langsung dan
memiliki dampak pengiring dari pembelajaran KD pada KI-3 dan KD pada KI-
4.
Penilaian sikap dilakukan oleh semua guru mata pelajaran, guru BK, dan
wali kelas, serta warga madrasah. Teknik penilaian sikap dijelaskan pada skema
berikut.
26
Kurikulum MA WALISONGO
Dilaksanakan selama
Observasi oleh proses pembelajaran
guru MP dan di luar
selama 1 pembelajaran
semester
Tabel 3.9 Contoh format dan pengisian jurnal guru mata pelajaran
Nama Satuan Pendidikan : MA ...................
Tahun pelajaran : 2019/2020
Kelas/Semester : X / Semester I
Mata Pelajaran : Kimia
b) Penilaian diri
Penilaian diri dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku.
28
Kurikulum MA WALISONGO
Selain itu penilaian diri juga dapat digunakan untuk membentuk sikap
peserta didik terhadap mata pelajaran. Hasil penilaian diri peserta didik
dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Penilaian diri dapat memberi
dampak positif terhadap perkembangan kepribadian peserta didik, antara
lain:
1) dapat menumbuhkan rasa percaya diri, karena diberi kepercayaan untuk
menilai diri sendiri;
2) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika
melakukan penilaian harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki;
3) dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk
berbuat jujur, karena dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan
penilaian; dan
4) membentuk sikap terhadap mata pelajaran/pengetahuan.
29
Kurikulum MA WALISONGO
(a) objektifitas peserta didik, (b) empati, (c) mengapresiasi
keragaman/perbedaan, dan (d) refleksi diri.
Kriteria penyusunan instrumen penilaian antarteman sebagai
berikut.
1) Sesuai dengan indikator yang akan diukur.
2) Indikator dapat diukur melalui pengamatan peserta didik.
3) Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak
berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda.
4) Menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik.
5) Menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta
didik.
6) Indikator menunjukkan sikap/perilaku peserta didik dalam situasi yang
nyata atau sebenarnya dan dapat diukur.
3) Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara
lain penilaian praktik/kinerja, proyek, portofolio, atau produk. Teknik
penilaian lain dapat digunakan sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4 mata
pelajaran yang akan diukur. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau
skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
Skema penilaian keterampilan dapat dilihat pada gambar berikut.
31
Kurikulum MA WALISONGO
Gambar 3.3 Skema Penilaian Keterampilan
Unjuk
Kerja/Kinerja/
Praktik
Teknik lain
7. Kenaikan Kelas
Kriteria kenaikan kelas berdasarkan ketuntasan hasil belajar pada setiap mata
pelajaran baik aspek sikap, aspek pengetahuan maupun aspek keterampilan. Ketuntasan
belajar pada kenaikan kelas adalah ketuntasan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Jika
terdapat mata pelajaran yang tidak mencapai KKM pada semester ganjil atau genap,
maka:
32
Kurikulum MA WALISONGO
a. Dihitung rerata nilai mata pelajaran pada semester ganjil dan genap.
b. Nilai rerata setiap aspek dibandingkan dengan KKM pada mata pelajaran tersebut. Jika
hasil pada nilai rerata lebih dari nilai KKM, maka aspek mata pelajaran tersebut
dinyatakan TUNTAS, dan sebaliknya jika nilai rerata kurang dari nilai KKM, maka
aspek mata pelajaran tersebut dinyatakan BELUM TUNTAS. Selanjutnya jika rerata
kedua aspek tuntas maka mata pelajaran tersebut dikatakan TUNTAS, dan sebaliknya
minimal satu aspek tidak tuntas maka mata pelajaran tersebut dikatakan BELUM
TUNTAS.
Berikut kriteria kenaikan kelas pada satuan pendidikan yang menggunakan Sistem Paket.
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
2. Ketentuan minimal mengikuti pembelajaran 80% setiap semesternya.
3. Predikat sikap minimal BAIK.
4. Predikat kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan minimal BAIK
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
5. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing capaian
pengetahuan dan/atau keterampilan di bawah KKM. Apabila ada mata pelajaran yang
tidak mencapai KKM pada semester ganjil dan/atau semester genap, maka nilai akhir
mata pelajaran diambil dari rata-rata nilai mata pelajaran pada semester ganjil dan
genap untuk aspek yang sama.
Beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran.
2. Sistem Kenaikan Kelas tidak berlaku pada madrasah penyelenggara Sistem Kredit
Semester (SKS).
8. Pelaporan Hasil Belajar
MA. Walisongo menyampaikan laporan hasil belajar peserta didik sebagai
berikut:
a. Hasil Penilaian Harian kepada peserta didik, paling lambat sebelum penilaian harian
berikutnya dilaksanakan.
b. Hasil PTS (Penilaian Tengah Semester) di berikan kepada peserta didik.
33
Kurikulum MA WALISONGO
c. Penilaian Akhir Semester (PAS) berupa buku Laporan Capaian Hasil belajar kepada
peserta didik melalui orang tua/wali peserta didik.
d. Penilaian Akhir Tahun (PAT) berupa buku Laporan Capaian Hasil belajar kepada
peserta didik melalui orang tua/wali peserta didik.
9. Kelulusan
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah memenuhi kriteria:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal BAIK;
c. Lulus Ujian Akhir Madrasah;
d. Telah mengikuti Ujian AKM;
e. Telah mengikuti Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN).
34
Kurikulum MA WALISONGO
dilaksanakan di luar jam pembelajaran intrakurikuler. MA. Walisongo menyediakan dua
jenis kegiatan ekstra kurikuler yaitu ekstra kurikuler wajib dan pilihan.
a. Ekstra Kurikuler Wajib
1. Ekstrakurikuler Pramuka
2. Ekstrakurikuler Muhadlarah
Muhadharah adalah kegiatan melatih dan membiasakan siswa agar mampu
menampilkan kreatifitasnya serta menumbuhkan rasa kepercayaan diri pada siswa
untuk menjadi pribadi yang mempesona ditengah tengah masyarakat. Kreatifitas
yang dimaksud meliputi, biasa tampil, menjadi: Pembawa acara, Qori',
Pengumandang sholawat Nabi, Pembicara, Pengisi Intermezzo, Pengisi Do'a, dan
lain-lain. Waktu pelaksanaan Muhadharah adalah Hari Jum’at kedua dan ketiga
35
Kurikulum MA WALISONGO
setiap bulannya setelah jam istirahat. Pesertanya adalah semua siswa didampingi
dewan guru.
b. Ekstra Kurikuler Pilihan
Ekstra bola voli memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan diri dan
pretasi madrasah, oleh karena itu ekstra bola voli selain sebagai wadah untuk
meningkatkan prestasi dibidang non akademik khususnya olahraga juga untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknik dasar dan taktik bermain bola voli
bagi peserta didik. Waktu pelaksanaannya adalah setiap hari Minggu dimulai pukul
07.30 WIB. Pesertanya adalah siswa gabungan kelas 10, 11, 12 yang mengikuti
ekstrakurikuler ini.
36
Kurikulum MA WALISONGO
c. Implementasi Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan anti korupsi dipandang sebagai salah satu bentuk pengamalan nilai-nilai
Islami. Sesuai dengan peraturan serta himbauan dari pemerintah pusat tentang
pelaksanaan pendidikan anti korupsi, Madrasah Aliyah Walisongo
mengimplementasikan pendidikan anti korupsi dengan beberapa cara sebagai berikut:
1. Kurikulum berkarakter Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran di MA.
Walisongo adalah kurikulum pendidikan berkarakter. Di dalamnya pendidikan
antikorupsi diimplementasikan dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai anti
korupsi di dalam materi pembelajarannya. Namun tidak dalam suatu mata pelajaran
tertentu, melainkan dengan memadukannya ke dalam semua mata pelajaran.
Beberapa materi diberikan kepada siswa dengan penggunaan tema yang berkaitan
dengan anti korupsi. Nilai-nilai anti korupsi yang diaplikasikan ke dalam
pembelajaran antara lain: kejujuran, keadilan, kesederhanaan, dan keterbukaan.
Keteladanan dari seorang guru adalah kunci pokok para siswa akan mengikuti apa
yang kita nasehatkan. Di samping guru memberi nasehat kepada para siswa, guru
harus mampu menjalankan apa yang dinasehatkan. Misalkan guru sering
menyarankan para siswa untuk saling tolong - menolong antar sesama. Seorang
guru harus mampu membuktikan kepada siswanya bahwa dia melaksanakan apa
yang disarankan baik antar sesama guru atau terhadap siswa yang sedang
membutuhkan pertolongan. Sehingga dalam proses pembentukan moral, siswa
didukung oleh orang-orang yang juga melaksanakan pendidikan anti korupsi.
2. Mading tematik. Di luar pembelajaran, siswa diberi keleluasaan untuk mengisi
Majalah Dinding (Mading) yang terletak di depan kelas. Pengisian mading
dilakukan dengan cara pemberian tema secara rutin. Dalam beberapa kesempatan
tema yang diberikan berkaitan dengan gerakan anti korupsi. Tema ini lebih sering
digunakan agar mendukung pendidikan anti korupsi yang sedang berlangsung. Para
siswa sangat antusias dalam menyikapi kasus-kasus korupsi yang terjadi di
Indonesia ini. Mereka menunjukkannya dengan membuat artikel, puisi, dan kritikan
tentang kasus korupsi. Terlebih pada saat-saat tertentu, seperti perayaan hari
kemerdekaan, hari sumpah pemuda, hari pendidikan nasional, dan hari kartini. Dari
37
Kurikulum MA WALISONGO
sini mulai terlihat kesadaran akan anti korupsi telah tumbuh di dalam diri para
siswa.
d. Implementasi Pendidikan Anti Narkoba
Pendidikan antinarkoba yang dimaksud adalah program pendidikan antinarkoba yang
secara konsepsional memungkinkan disisipkan pada mata pelajaran yang sudah ada di
madrasah dalam bentuk perluasan tema yang sudah ada dalam kurikulum dengan
menggunakan pendekatan kontekstual pada pembelajaran antinarkoba. Pilihan ini
digunakan oleh karena pertimbangan agar tidak menambah beban kurikulum dan jam
belajar siswa. Pada aspek lain, pendidikan antinarkoba dapat juga diimplementasikan
dalam bentuk mata pelajaran untuk kegiatan ekstra kurikuler siswa ataupun muatan
lokal (institusional).
Ada dua model yang dapat dilakukan oleh madrasah untuk berpartisipasi dalam
gerakan pemberantasan narkoba. Pertama, proses pendidikan harus menumbuhkan
kepedulian sosial normatif, membangun penalaran obyektif, dan mengembangkan
perspektif universal pada individu. Kedua, pendidikan harus mengarah pada
penyemaian strategis, yaitu kualitas pribadi individu yang konsekuen dan kokoh dalam
keterlibatan peran sosial.
Dalam pendidikan antinarkoba harus mengintegrasikan tiga domain, yakni domain
pengetahuan (kognitif), sikap dan perilaku (afeksi), dan keterampilan (psikomotorik).
Implementasi dapat menggunakan strategi integratif-inklusif (disisipkan dalam mata
pelajaran yang sudah ada) dan eksklusif (mata pelajaran khusus atau tersendiri). Model
pendidikan antinarkoba yang integratif- inklusif, yaitu dengan alternatif materi anti-
narkoba yang terintegrasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan
pada kelas XI SMA dan MA semester 2, yang memuat Kompetensi Dasar (KD) yang
secara eksplisit tentang pendidikan antinarkoba.
Upaya pencegahan penggunaan narkoba bisa dilakukan dengan dua langkah, yaitu
langkah preventif dan kuratif. Langkah preventif melalui pendidikan, dilakukan
dengan cara internalisasi nilai-nilai antinarkoba terhadap peserta didik sebagai
generasi penerus bangsa. Konsep pendidikan antinarkoba yang digagas sebagai solusi
atas permasalahan bangsa adalah upaya mencegah berkembangnya peredaran narkoba
pada anak bangsa Indonesia melalui pendidikan. Secara sederhana, langkah tersebut
38
Kurikulum MA WALISONGO
ditujukan untuk pemberdayaan peserta didik untuk Adapun Langkah represif
dilakukan dengan cara menjalankan penegakan hukum yang tegas, pembinaan kepada
pengguna dan hukuman oleh para aparat penegak hukum sehingga mencegah
timbulnya penggunaan narkoba pada generasi muda bangsa.
39
Kurikulum MA WALISONGO
b. Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia/Bahasa Inggris/Bahasa Arab
Pembentukan aspek kecakapan personal seperti tanggung jawab, kemandirian,
kepercayaan diri diintegrasikan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia/ Bahasa
Inggris/ Bahasa Arab dengan cara memilih bahan bacaan dan contoh-contoh teks yang
menggambarkan pentingnya kemandirian, tanggung jawab, dan kepercayaan diri.
Mata pelajaran bahasa cukup fleksibel untuk memilih topik-topik teks/ cerita/ drama
yang berguna untuk membentuk kemandirian, tanggung jawab, dan kepercayaan diri.
Selain itu, kepercayaan diri juga dapat dibentuk melalui pemilihan kegiatan
pembelajaran yang memberi kesempatan siswa untuk presentasi di depan teman-
temannya (berpidato di depan teman, berwawancara, bermain peran, dan sebagainya).
Kecakapan bekerjasama dan menghargai orang lain, juga dapat diintegrasikan
dengan memilih kegiatan pembelajaran berupa diskusi kelompok, diskusi berpasangan
atau JIGSAW untuk membelajarkan keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan
mendengar.
41
Kurikulum MA WALISONGO
finger print, dan WA Call center, (4) Semua informasi tentang madrasah bisa di akses
melalui website www.mawalisongo.sch.id dan media sosial.
42
Kurikulum MA WALISONGO
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun efektif, efektif fakultatif dan hari libur. Kalender pendidikan disusun dan
disesuikan setiap tahun oleh madrasah untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan
waktu belajar mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah,
karakteristik madrasah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah. Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran adalah sebagai berikut:
43
Kurikulum MA WALISONGO
Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan madrasah, waktu pembelajaran efektif belajar
sebagaimana tabel berikut:
Tabel 4.2 Rincian Pekan Efektif
Jumlah Minggu
Bulan Keterangan
Minggu Efektif
Juli 2021 4 3 1 minggu tidak efektif
Agustus 2021 4 4
September 2021 5 5
Oktober 2021 4 4
November 2021 4 4
Desember 2021 5 3 2 minggu tidak efektif
Januari 2022 4 4
Pebruari 2022 4 4
Maret 2022 5 3 2 minggu tidak efektif
April 2022 4 3 1 minggu tidak efektif
Mei 2022 4 1 3 minggu tidak efektif
Juni 2022 5 3 2 minggu tidak efektif
C. Libur Madrasah
Hari libur madrasah adalah hari yang ditetapkan oleh madrasah, pemerintah pusat,
provinsi, dan kabupaten untuk tidak diadakan proses pembelajaran di madrasah. Penentuan
hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini.:
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan hari libur
umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap jenjang dan jenis
Pendidikan.
Hari libur yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah:
a. Libur Semester ganjil : 20 Desember 2021 sampai dengan 01 Januari 2022
b. Libur Semester genap : 20 Juni 2022 sampai dengan 09 Juli 2022
Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:
a. Tahun Baru
b. Idul Fitri dan Cuti Bersama
c. Idul Adha
d. Tahun Baru Imlek
44
Kurikulum MA WALISONGO
e. Tahun Baru Hijriah
f. Hari Raya Nyepi
g. Maulid Nabi Muhammad SAW.
h. Tahun Baru Imlek
i. Wafat Isa Al masih
j. Hari Raya Waisak
k. Kenaikan Isa Al Masih
l. Hari Kemerdekaan RI
m. Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw.
n. Hari Raya Natal
45
Kurikulum MA WALISONGO
8. Kegiatan PAT semester ganjil 2021/2022 29 November 2021 – 11
Desember 2021
16. Kegiatan PAT semester genap 2021/2022 30 Mei 2022 – 11 Juni 2022
E. Panduan Akademik
1. Prinsip dan Model Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik,antara peserta
didik dan pendidik, dan antara peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan
belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik dapat membangun sikap,
pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Proses
pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian.
a. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Prinsip-prinsip pembelajaran meliputi: (1) peserta didik difasilitasi untuk
mencari tahu, (2) peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar, (3) proses
pembelajaraan menggunakan pendekatan ilmiah, (4) pembelajaran berbasis
kompetensi, (5) pembelajaran terpadu, (6) pembelajaran yang menekankan pada
46
Kurikulum MA WALISONGO
jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi, (7) pembelajaran berbasis
keterampilan aplikatif, (8) peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan
keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills, (9)pembelajaran yang mengutamakan
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat,
(10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberiketeladanan
(ingngarso sung tulodo), membangun kemauan (ingmadyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas pesertadidik dalam proses pembelajaran (tut
wurihandayani), (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di madrasah, dan di
masyarakat, (12) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, (13) pengakuan atas perbedaan
individual dan latar belakang budaya peserta didik, dan (14) suasana belajar
menyenangkan dan menantang.
b. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk
mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan
sistem pendukung (Joice&Wells). Sedangkan menurut Arends dalam Trianto,
mengatakan “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Kurikulum 2013 menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran utama yang
diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan
rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah (1) model pembelajaran berbasis
Masalah (Problem Based Learning), (2) model pembelajaran projek (Project Based
Learning), dan (3) model pembelajaran melalui penyingkapan/Penemuan (Discovery/
Inquiry Learning).
Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi
pembelajaran. Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi
pembelajaran tertentu. Sebaliknya materi pembelajaran tertentu akan dapat berhasil
47
Kurikulum MA WALISONGO
maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu. Oleh karenanya guru harus
menganalisis rumusan pernyataan setiap KD, apakah cenderung pada pembelajaran
penyingkapan (Discovery/Inquiry Learning) atau pada pembelajaran hasil karya
(Problem Based Learning dan Project Based Learning).
Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/penemuan:
1) Pernyataan KD-KI 3 dan KD- KI 4 mengarah ke pencarian atau penemuan;
2) Pernyataan KD-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman pengetahuan faktual,
konseptual, procedural, dan dimungkinkan sampai metakognitif;
3) Pernyataan KD-4 pada taksonomi mengolah dan menalar.
Rambu-rambu penemuan model hasil karya (Problem Based
Learning dan Project Based Learning):
1) Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada hasil karya berbentuk jasa atau
produk;
2) Pernyataan KD-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif;
3) Pernyataan KD-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan
4) Pernyataan KD-3 dan KD-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan
pengetahuan konseptual dan prosedural.
Masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki urutan langkah
kerja (syntax) tersendiri, yang dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Model Pembelajaran Penyingkapan (penemuan dan pencarian/penelitian)
Gambar 4.1 Model Pembelajaran Penyingkapan
48
Kurikulum MA WALISONGO
Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning) adalah
memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya
sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila
individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,
penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan
discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and
principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).
a) Sintak model Discovery Learning
49
Kurikulum MA WALISONGO
Gambar 4.2 Model Pembelajaran PBL
Mengidentifikasi masalah;
Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi
informasi-informasi yang relevan;
51
Kurikulum MA WALISONGO
2. Program Tahunan dan Program Semester
a. Program Tahunan
Program Tahunan (Prota) adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun
untuk mencapai tujuan (KD) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu
diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya
dapat dicapai oleh siswa. Atau dengan kata lain, Prota adalah merupakan program
umum tematik terpadu untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru. Program
Tahunan tersebut sebagai rencana umum pelaksanaan pembelajaran muatan mata
pelajaran setelah diketahui kepastian jumlah jam pelajaran efektif dalam satu tahun.
Program tahunan perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum
tahun pelajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program
berikutnya, yakni Program Semester, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Setelah kita memahami arti dari Program Tahunan (Prota) ini,
selanjutnya kita masuk kepada bahasan tentang hal-hal/ komponen apa saja yang
wajib ada dalam hal penyusunan sebuah Prota ini.
Dalam menyusun Program Tahunan (Prota), komponen minimal yang wajib
dipenuhi adalah sebagai berikut:
1) Identitas (mata pelajaran, kelas, tahun pelajaran)
2) Format isian ( tema, sub tema, dan alokasi waktu)
3) Langkah Menyusun Prota
Pada item nomer 3 yakni Langkah Menyusun Prota, ada 4 hal yang harus
dilalui/ dipenuhi yakni:
1) Mengidentifikasi jumlah kompetensi dasar dan indikator dalam satu tahun
2) Mengidentifikasi keluasan dan kedalaman kompetensi dasar dan indikator
3) Melakukan pemetaan kompetensi dasar untuk setiap semester
4) Menentukan alokasi waktu untuk masing-masing kompetensi dengan
memperhatikan pekan efektif
Fungsi Program Tahunan (Prota) dalam kegiatan pendidikan/ pembelajaran:
1) Sebagai pedoman dalam menyusun Promes, program suatu pelajaran dan juga
sebagai persiapan dalam mengajar agar lebih rapi dan terorganisir secara lebih
matang.
52
Kurikulum MA WALISONGO
2) Sebagai pedoman dalam membuat Kaldik.
3) Sebagai acuan dalam rangka optimalisasi, efisiensi dan efektivitas penggunaan
waktu belajar efektif yang ada.
Contoh Program Tahunan
Satuan Pendidikan : ……………..
Mata Pelajaran : ……………..
Kelas : ……………..
Tahun Pelajaran : ……………..
Kompetensi Inti : .....................
Tabel 4.4 Program Tahunan
Semester Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu
___________________ ______________________
53
Kurikulum MA WALISONGO
Tabel 4.5 Format Program semester
PROGRAM SEMESTER
Nomor
KI
Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Ket
1 3 Materi Alokasi
2 4 Pembelajaran Waktu
Nomor
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
KD
__________________ ______________________ 54
Kurikulum MA WALISONGO
3. Pengembangan Silabus
Silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum
berupa penjabaran lebih lanjut dari kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-
pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari peserta didik dalam mencapai kompetensi
dasar. Silabus dibuat untuk jangka waktu satu semester atau satu tahun. Dengan
demikian, silabus merupakan garis besar program pembelajaran untuk satu semester/satu
tahun. Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen
yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar.
a. Manfaat silabus
Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran,
baik rencana pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun untuk satu
kompetensi dasar. Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan
pembelajaran seperti pembuatan rencana pembelajaran sebab proses pembelajaran di
madrasah dilaksanakan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan, sebagai
pengelolaan kegiatan pembelajaran karena memberikan gambaran mengenai pokok-
pokok program yang akan dicapai dalam suatu mata pelajaran misalnya pembelajaran
secara klasikal, kelompok kecil atau pembelajaran individual dan pengembangan
sistem penilaian yang dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi sistem
penilaian selalu mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan
pembelajaran yang terdapat di dalam silabus, dengan demikian sebagai ukuran dalam
melakukan penilaian keberhasilan suatu program pembelajaran serta manfaat
selanjutnya sebagai dokumentasi tertulis (witten document) sebagai akuntabilitas
suatu program pembelajaran.
b. Prinsip-prinsip pengembangan silabus
Dalam pengembangan silabus perlu dipertimbangkan beberapa prinsip.
Prinsip tersebut merupakan kaidah yang akan menjiwai pelaksanaan kurikulum
tingkat satuan pendidikan. Terdapat beberapa prinsip yang harus dijadikan dasar
dalam pengembangan silabus ini, yaitu: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten,
memadai/adequate, aktual/kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh.
55
Kurikulum MA WALISONGO
Ilmiah Bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Mengingat
silabus berisikan garis-garis besar isi/materi pembelajaran yang akan dipelajari
peserta didik, maka materi/isi pembelajaran tersebut harus memenuhi kebenaran
ilmiah. Untuk itu, dalam penyusunan silabus disarankan melibatkan ahli bidang
keilmuan masing-masing mata pelajaran agar materi pembelajaran tersebut memiliki
validitas yang tinggi.
1) Prinsip Relevansi Prinsip relevansi memberikan arahan bahwa cakupan,
kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus harus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spritual peserta didik. Prinsip relevansi ini juga mendasari pemilihan materi,
strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penetapan waktu,
pertimbangan pemilihan sumber dan media pembelajaran, dan strategi penialian
hasil pembelajaran.
2) Prinsip Sistematis Prinsip sistematis memberikan arahan bahwa penyusunan
silabus hendaknya bersifat sistemik dan sistematik. Jika silabus dipandang sebagai
sistem garis besar program pembelajaran bersifat sistemik, komponen silabus
hendaknya bersifat sinergis dalam pencapaian kompetensi dasar. Jadi komponen-
komponen dalam silabus harus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi karena silabus pada dasarnya merupakan suatu sistem, oleh
karena itu dalam penyusunannya harus dilakukan secara sistematis. Kompetensi
dasar hendaknya menjadi acuan dalam mengembangan indikator, materi standar,
penetuan waktu, pemilihan sumber dan media pembelajaran dan standar penilaian.
3) Prinsip Konsistensi Prinsip Konsistensi memberi arahan bahwa dalam
pengembangan silabus terjadi hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan instrumen penilaian bersifat searah dala rangka pencapaian standar
kompetensi.
4) Prinsip Memadai Prinsip ini memberi arahan bahwa cakupan indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup memadai
untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
56
Kurikulum MA WALISONGO
5) Prinsip Aktual dan Kontekstual Prinsip ini memberi arahan bahwa cakupan
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi yang terwujud dalam realitas
kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat di tengah
perkembangan masyarakat dan IPTEK. Kontekstual berarti pengembangan silabus
hendaknya sesuai dengan konteks zaman dan kehidupan peserta didik.
pengalaman belajar yang dirancang dalam silabus hendaknya menggunakan
situasi kehidupan riil yang sedang terjadi ditengah-tengah kehidupan peserta
didik.
6) Prinsip Fleksibelitas Prinsip ini memberi arahan bahwa keseluruhan komponen
silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, lingkungan
belajar, dan dinamika perubahan yang terjadi di masyarakat dan satuan
pendidikan setempat. Silabus hendaknya disusun fleksibel sesuai kondisi dan
kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
7) Menyeluruh Prinsip ini memberi arahan bahwa pengembangan indikator silabus
hendaknya mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor). Selain itu idealnya sesuai juga dengan pengembangan materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. prinsip
menyeluruh ini perlu diletakan dalam pencapaian kompetensi- sebagai
penecerminan pengetahuan, nilai, sikap dan perbuatan dan terwujud dalam
berbagai kecakapan hidup.
Kompetensi Inti:
1. .........................................................................................................................
2. .........................................................................................................................
3. .........................................................................................................................
4. .........................................................................................................................
58
Kurikulum MA WALISONGO
4. Pengembangan Perencanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu
materi pokok tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap
pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan
KD yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
a. Komponen RPP
1) Identitas madrasah yaitu nama satuan pendidikan;
2) Identitas matapelajaran atau tema/subtema;
3) Kelas/semester;
4) Materi pokok;
5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD
dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang
tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
6) Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalama spek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang madrasah, kelas dan matapelajaran;
7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.
a) Kompetensi Dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata
pelajaran;
b) Indikator pencapaian merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
c) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan
pendidikan, dan potensi daerah. Indikator digunakan sebagai dasar untuk
59
Kurikulum MA WALISONGO
menyusun alat penilaian. Dalam merumuskan indikator perlu memperhatikan
beberapa hal:
61
Kurikulum MA WALISONGO
10) RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan
KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar
dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran
untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya.
11) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
12) mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
62
Kurikulum MA WALISONGO
BAB V
PENUTUP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini disusun sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan pembelajaran di MA. Walisongo Tahun Pelajaran 2021/2022 yang
sewaktu-waktu dapat mengalami pengembangan sesuai dengan kebutuhan dan perubahan
tuntutan zaman. Karenanya kurikulum ini disusun bersifat visibel dan fleksibel.
Dengan tersusunnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MA.
Walisongo Tahun Pelajaran 2021/2022 ini, dan diharapkan KTSP ini dijadikan sebagai:
1. Pedoman dan petunjuk pelaksanaan dalam kegiatan pembelajaran, bagi guru yang
mempunyai kemampuan optimal dalam memberdayakan sarana dan prasarana yang
sesuai dengan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas,
2. Pegangan seluruh guru di kalangan MA. Walisongo dalam meningkatkan mutu lulusan,
Demikianlah revisi dan pengembangan Kurikulum MA. Walisongo Tahun
Pelajaran 2021/2022 telah kami selesaikan, dengan harapan segala upaya yang telah kami
rancang ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di MA. Walisongo dan di
Indonesia pada umumnya.
Kami menyadari dalam penyusunan KTSP ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
perbaikan demi perbaikan akan terus dilakukan sehingga tujuan pendidikan nasional yang
diamanatkan undang-undang dapat tercapai.
Kepada semua pihak yang telah membantu selesainya Kurikulum MA. Walisongo
ini, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan berdo’a semoga Allah swt.
membalas amal baik Bapak/Ibu/Sdr. dengan pahala yang berlipat ganda.
Akhirnya kepada Allah jualah kita semua bertawakal, semoga apapun yang kita
lakukan senantiasa mendapatkan ridlo-Nya. Aamiin
63
Kurikulum MA WALISONGO
ANALISIS KONTEKS
REVIEW KURIKULUM
A. Latar Belakang
Analisis konteks sebagai tahapan awal dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, analisis kontek meliputi kegiatan (a) mengidentifikasi SI dan SKL sebagai acuan
dalam penyusunan KTSP, (b) menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang
meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan
program-program, dan (c) menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan
lingkungan sekitar: komite madrasah, dewan pendidikan, pendma, asosiasi profesi, dunia
industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan
terdiri dari delapan standar yaitu standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Pengertian masing-masing standar
tersebut adalah :
a. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran,
dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
b. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
c. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan
kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
e. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber
belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi.
1
f. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
g. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi
satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
h. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Undang-undang sistem pendidikan nasional, peraturan pemerintah tentang standar
nasional pendidikan (SNP), peraturan menteri pendidikan nasional tentang standar isi, standar
kompetensi lulusan, standar proses, standar penilaian, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar pengelolaan, standar sarana dan prasarana, dan standar pembiayaan telah disusun,
disosialisasikan, digandakan, dan disebarluaskan ke satuan pendidikan dan pihak-pihak yang
terkait.
Di samping itu Kementerian Pendidikan Nasional telah menerbitkan peraturan tambahan
termasuk petunjuk pelaksanaan dan rambu-rambu lainnya untuk menunjang pemahaman SNP.
Adanya peraturan, aturan tambahan, dan pedoman-pedoman yang merupakan payung hukum
dalam pengelolaan pendidikan, diharapkan agar satuan pendidikan memiliki acuan yang jelas
dalam upaya memenuhi pencapaian SNP.
Banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh satuan pendidikan dalam hal memahami
dan menterjemahkan SNP sehingga satuan pendidikan mengalami kesulitan dalam meyusun
analisis konteks yang meliputi analisis perundang-undangan, analisis lingkungan dan kebutuhan
siswa serta analisis sumber daya manusia dari pendidik dan tenaga kependidikan.
Dalam penyusunan laporan analisis konteks terlebih dahulu dilakukan analisis standar
nasional pendidikan, analisis kondisi satuan pendidikan, dan analisis kondisi lingkungan
eksternal satuan pendidikan. Dengan adanya juknis ini diharapkan satuan pendidikan dapat
terbantu dalam proses pemahaman dan pemenuhan SNP sehingga satuan pendidikan mampu
menyusun program dan melaksanakannya. Di samping itu dalam analisis konteks ini juga
mengitegrasikan dengan program Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur
dengan program Gerakan Ayo Membangun Madarsah (GERAMM) yakni, meliputi:
1. GELEM (Gerakan Literasi Madrasah)
2. GEMI (Gerakan Madrasah Inovasi)
2
3. GEMES (Gerakan Madrasah Sehat)
4. GEFA (Gerakan Furudhul Ainiyah)
5. KATA SIGURU ( Gerakan Peningkatan Kompetensi Guru)
6. KATA SIKAMAD ( Gerakan Peningkatan Kompetensi Kepala Madrasah)
B. Dasar Kebijakan
1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5670);
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum
2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsnawiyah;
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 61 Tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.62 Tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.63 Tahun 2014
tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan
Lokal Kurikulum 2013;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
3
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah ;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian Pendidikan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan dasar dan
Pendidikan Menengah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan dasar dan Pendidikan
Menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2018
tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal;
14. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 183 Tahun 2019 tentang
Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Pada Madrasah;
15. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman
Implemenatsi Kurikulum Pada Madrasah;
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5162 Tahun 2018 Tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Hasil Belajar pada Madrasah Tsanawiyah;
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5163 Tahun 2018 Tentang
Petunjuk Teknis Pengembangan Pembelajaran Pada Madrasah;
18. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5164 Tahun 2018 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pada Madrasah;
19. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6981 Tahun 2019 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Madrasah
Tsanawiyah;
20. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2491 Tahun 2020 tentang Kalender
Pendidikan Madrasah Tahun Pelajaran 2021/2022;
21. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun 2020 tentang Panduan
Kurikulum Darurat Pada Madrasah;
4
22. Peraturan Gubernur Nomor 19 tahun 2014 tentang Muatan Lokal;
23. Rencana Kegiatan Madrasah (RKM) dan Hasil Rapat Tim Pengembang Kurikulum MA.
Walisongo Umbulsari Tahun Pelajaran 2021/2022;
5
BAB II
HASIL ANALISIS KONTEKS
6
dengan penilaian akhir semester masih ada guru yang belum tahu KI yang seharusnya
dikuasainya dalam mata pelajaran yang diampunya. Padahal, KI ini yang akan diuraikan
menjadi Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi.
Sementara itu, guru di MA Walisongo Umbulsari masih banyak yang belum
memahami standar isi. Hal ini yang menyebabkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
tidak mengacu pada Revisi Kurikulum 2013. Akibatnya, Sesuai dengan Revisi Kurikulum
2013 Tahun 2019 kurang adanya pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter (PPK),
Higher Order Thingking Skill (HOTS), Creative, Critical Thinking, Communicative, dan
Collaborative (4C) dalam pembelajaran.
Kurikulum MI/MTs/MA
Kurikulum MI/MTs/MA
No. Komponen Tahun Pelajaran
Tahun Pelajaran 2021/2022
2020/2021
1. Landasan Landasan kurikulum 2013 Landasan kurikulum 2013
untuk kelas X , XI dan XII untuk kelas X , XI dan XII
10
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru di MA. Walisongo
Umbulsari masih perlu penyempurnaan. RPP tidak mengadung pembelajaran pendidikan
karakter, tidak ada penilaiannya, tidak ada remidi, dan pengayaan. Ada beberapa KD yang
tidak tercantum dalam RPP. Apalagi standar proses harus sesuai dengan Revisi
Kurikulum 2013 Tahun 2019 adanya pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK), Higher Order Thingking Skill (HOTS), Creative, Critical Thinking,
Communicative, dan Collaborative (4C) dalam pembelajaran serta menggunakan model
pembelajaran yang telah direkomendasikan penggunaannya.
4. Analisis Standar Penilaian
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,
menjelaskan bentuk dan teknik penilaian pada masing masing domain: sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
11
Guru di MA. Walisongo Umbulsari yang berjumlah 20 telah menguasai
pembelajaran dengan baik tetapi masih ada kekuarangan baik segi kualitas maupun
kuantitas.
Siswa MA. Walisongo Umbulsari yang berjumlah 115 menginginkan kondisi
lingkungan madrasah yang menyenangkan. Padahal area tanah yang dimiliki madrasah
seluas 1500 M2 sehingga satuan pendidikan perlu menyediakan kondisi yang kondosif
sesuai dengan kebutuhan.
Kurikulum MI/MTs/MA Kurikulum MI/MTs/MA
No. Komponen
Tahun Pelajaran 2020/2021 Tahun Pelajaran 2021/2022
Pelaksanaan ujian dengan
menggunakan computer
dan smartpone untuk
Kebutuhan kegiatan UAMBN dan Pelaksanan seluruh Ujian
1. lembaga/satuan Ujian Semester. Madrasah dengan CBT
pendidikan
UNBK tidak dilaksanakan
Ujian Madrasah dengan
sistem daring
Suasana belajar siswa
sejuk, rindang dan
Kebutuhan Suasana belajar siswa sejuk, menyenangkan dengan
2. program GEMES (Gerakan
siswa rindang dan menyenangkan
Madrasah sehat) dan
GELEM (Gerakan Literasi
Madrasah).
12
Tenaga kependidikan yang
Jumlah tenaga kependidikan
sesuai dengan keahliannya
yang sesuai dengan
berjumlah 1, Tetapi untuk
Tenaga keahliannya berjumlah 1
2. tenaga kapus belum sesuai
Kependidikan Tetapi untuk tenaga
dengan ijasah untuk tahun
Kapus/Kalab belum sesuai
ini menambah 1 tenaga ahli
dengan ijazah
/pustakawan
Jumlah ruang kelas X : 2
Jumlah ruang kelas XI : 2
Jumlah ruang kelas XII :
Perlu penambahan:
2
1. Ruang Kelas: 0
Total : 6 2. Ruang Lab.: 1
Daya dukung Jumlah ruang Kamad : 1 3. Ruang Perpus.: 0
sarana dan Jumlah ruang Guru : 1 4. Kamar mandi/Toilet
prasarana Guru: 1
Jumlah ruang Lab : 1
5. Kamar mandi/Toilet
Jumlah ruang Perpus : 1 Siswa: 2
Jumlah Kamar 6. ...........
mandi/Toilet Guru : 2
Jumlah Kamar
mandi/Toilet siswa : 1
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian tersebut banyak ditemukan kelemahan yang menghambat proses
pembelajaran, baik standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar penilaian,
dan standar pengelolaan, maupun sikap peserta didik serta kekurangan tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan dalam rangka terlaksananya program Ayo Membangun Madrasah
(GERAMM).
B. Rekomendasi
1. Tugas pokok serta kompetensi Kepala Madrasah khususnya yang terkait dengan
manajerial, evaluasi, dan kewirausahaan perlu ditingkatkan.
4. Sosialisasi Sistem penilaian pada jenjang Madrasah MI/MTs/MA sesuai dengan regulasi
yang berlaku.
5. Muatan lokal Bahasa Jawa diaplikasikan dalam pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.
6. Menentukan salah satu program unggulan Gerakan Ayo Membangun Madrasah
(GERAMM).
14
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI JAWA TIMUR
Jalan Raya Bandara Juanda Nomor 26 Sidoarjo 61253
Telepon (031) 8686014; PTSP Center 08113018113
Website: www.jatim.kemenag.go.id; E-mail: kanwiljatim@kemenag.go.id
2. Hasil Rapat Koordinasi Perwakilan Kasi Pendma, Pokjawas, Pengurus K3RA, FKKMI,
FKKMTs dan FKKMA tentang Penetapan Kalender Pendidikan Madrasah Kanwil
Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Tahun Pelajaran 2021/2022 sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan di RA/madrasah (terlampir);
3. Mohon kiranya Surat Keputusan tersebut dapat dipedomi, disosialisasikan dan
dilaksananakan dengan sebaik-baiknya.
M. Syamsuri
Tembusan
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.
HARI EFEKTIF, HARI EFEKTIF FAKULTATIF DAN HARI LIBUR MADRASAH
KALENDER PENDIDIKAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN PELAJARAN 2021/2022
UNTUK RA/BA, MI, MTs DAN MA/MAPK
TANGGAL
No BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
JUNI'21
1 JULI'21 LU LU 1 2 3 4 5 6 LU 7 LHB 8 9 10 11 LU
12 13 14 15 16 17
2 AGUSTUS'21 LU 18 19 20 21 22 23 LU 24 LHB 25 26 27 28 LU 29 LHB 30 31 32 33 LU 34 35 36 37 38 39 LU 40 41
3 SEPTEMBER'21 42 43 44 45 LU 46 47 48 49 50 51 LU 52 53 54 55 56 57 LU 58 59 60 61 62 63 LU 64 65 66 67
4 OKTOBER'21 68 69 LU 70 71 72 73 74 75 LU 76 77 78 79 80 81 LU 82 LHB 83 84 85 86 LU 87 88 89 90 91 92 LU
5 NOPEMBER'21 93 94 95 96 97 98 LU 99 100 101 102 103 104 LU 105 106 107 108 109 110 LU 111 112 113 114 115 116 LU 117 118
6 DESEMBER'21 119 120 121 122 LU 123 124 125 126 127 128 LU 129 130 131 132 133 134 LU LS1 LS1 LS1 LS1 LHB LHB LU LS1 LS1 LS1 LS1 LS1
7 JANUARI'22 LHB LU 1 2 3 4 5 6 LU 7 8 9 10 11 12 LU 13 14 15 16 17 18 LU 19 20 21 22 23 24 LU 25
8 PEBRUARI'22 LHB 26 27 28 29 LU 30 31 32 33 34 35 LU 36 37 38 39 40 41 LU 42 43 44 45 46 47 LU 48
9 MARET'22 LHB 49 LHB 50 51 LU 52 53 54 55 56 57 LU 58 59 60 61 62 63 LU 64 65 66 67 68 69 LU 70 71 72 LPP
10 APRIL'22 LPP LPP LU 73 74 75 76 77 78 LU 79 80 81 82 LHB 83 LU 84 85 86 EFF EFF EFF LU LHR LHR LHR LHR LHR LHR
11 MEI'22 LU LHR LHR LHR LHR LHR LHR LU 87 88 89 90 91 92 LU LHB 93 94 95 96 97 LU 98 99 100 LHB 101 102 LU 103 104
12 JUNI'22 105 106 107 108 LU 109 110 111 112 113 114 LU 115 116 117 118 119 120 LU LS2 LS2 LS2 LS2 LS2 LS2 LU LS2 LS2 LS2 LS2
JULI'22 LS2 LS2 LU LS2 LS2 LS2 LS2 LS2 LS2 LU LU LU LU
KETERANGAN:
LHB : Libur Hari Besar LPP : Libur Permulaan Puasa : Matsama/Awal Masuk : Pondok Ramadhan
LU : Libur Umum LHR : Libur Sekitar Hari Raya : PAS/PAT dan Ujian Praktek : Prediksi UM MA/MAPK
LS1 : Libur Semester 1* EF : Hari Efektif Fakultatif : Tanggal Raport : Prediksi UM MTs
LS2 : Libur Semester 2* : Hari Santri Nasional : Prediksi UM MI
* Penyelenggaraan Ujian Madrasah (UM) MI, MTs, MA dan MAK menyesuaikan dengan penetapan POS UM dari Kementerian Agama
* Penyelenggaraan Asesmen Nasional (AN) meyesuaikan dengan kebijakan Kemendikbud
* Penyelenggaraan Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) meyesuaikan dengan kebijakan Kementerian Agama
KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2021-2022
JULI 2021 AGUSTUS 2021 SEPTEMBER 2021 OKTOBER 2021
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
1 2 3 1 2 3 4 1 2
4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 5 6 7 8 9 10 11 3 4 5 6 7 8 9
11 12 13 14 15 16 17 8 9 10 11 12 13 14 12 13 14 15 16 17 18 10 11 12 13 14 15 16
18 19 20 21 22 23 24 15 16 17 18 19 20 21 19 20 21 22 23 24 25 17 18 19 20 21 22 23
25 26 27 28 29 30 31 22 23 24 25 26 27 28 26 27 28 29 30 24 25 26 27 28 29 30
29 30 31 31
Total Hari : 31 Total Hari : 31 Total Hari : 30 Total Hari : 31
Hari Efektif : 26 Hari Efektif : 24 Hari Efektif : 26 Hari Efektif : 25
KETERANGAN:
* Penyelenggaraan Ujian Madrasah (UM) MI, MTs, MA dan MAK menyesuaikan dengan
penetapan POS UM dari Kementerian Agama
* Penyelenggaraan Asesmen Nasional (AN) meyesuaikan dengan kebijakan Kemendikbud
* Penyelenggaraan Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) meyesuaikan dengan kebijakan Kementerian Agama
DOKUMENTASI PENYUSUNAN KURIKULUM
MADRASAH ALIYAH WALISONGO
TAHUN PELAJARAN 2021-2022