Anda di halaman 1dari 14

ARCA DWARAPALA RAKSASA GAYA SENI KADIRI,

SINGHASARI & MAJAPAHIT

Deny Yudo Wahyudi


Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Malang

Slamet Sujud Purnawan Jati


Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Malang

Abstrak: Dwarapala merupakan arca penjaga obyek suci yang biasanya digam-
barkan berpasangan. Penggambaran mereka bersifat demonis dengan hiasan-hia-
san yang khas. Di beberapa wilayah Jawa Timur digambarkan beberapa arca dwa-
rapala yang digambarkan berukuran raksasa dalam posisi berlutut. Deskripsi gaya
seni dijabarkan dalam rincian kondisi tubuh dan gaya busananya. Penggambaran
ikonografis ini menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan yang diharapkan
dapat memberikan gambaran perbedaan gaya seni masa Kadiri, Singhasari,
Majapahit.

Kata-kata kunci: dwarapala, raksasa, gaya seni

Abstract: Dwarapala is guardian statue of sacred object, usually depicted in pairs.


Its cketched on demonic form with distinctive decorations. In some parts of East
Java, a few giant dwarapala are depicted in kneeling positions. The description of
the art facet explained on details of the body language and costum pattern. This
iconographic depiction illustrates the similarities and dissimilarities that are
strongly believe would illuminate the differences of the Kadiri, Singhasari,
Majapahit pattern on art.

Keywords: dwarapala, giant, art style

Terdapat setidaknya beberapa


PENDAHULUAN
dwarapala raksasa di wilayah Jawa Timur,
Candi dan segala unsurnya adalah ke- ada yang berpasangan ataupun telah hilang
budayaan yang bersifat bendawi (tangible), pasangannya. Arca-arca ini menarik untuk
namun terdapat nilai kebudayaaan di da- dikaji dari segi ikonografisnya dan juga
lamnya yang sangat penting sehingga di- gaya seni busananya. Hal ini karena dipan-
anggap sebagai kebudayaan yang tak dang dapat mewakili gaya seni yang
bendawi (intangible) (Sedyawati, 2003). berkembang pada masanya. Berkenaan
Candi-candi ini biasanya disertai dengan dengan hal tersebut, maka dipilihlah empat
temuan arca penjaga pintu gerbang atau dwarapala raksasa Jawa Timur yang ter-
lebih dikenal sebagai arca dwarapala dapat di Totok Kerot Kediri mewakili gaya
(Mulia, 1980). Namun terdapat pula arca- Kadiri, situs Rabut Carat Pasuruan dan
arca dwarapala dalam ukuran raksasa yang dekat Candi Singosari mewakili gaya
keletakannya tidak selalu persis di bagian Singhasari dan arca dwarapala raksasa
pintu masuk candi atau kuil, namun dugaan yang terletak di Candi Panataran yang me-
sementara menjaga bangunan atau kom- wakili gaya Majapahit.
pleks bangunan yang lebih luas, bisa jadi Penelitian-penelitian ataupun tuli-
berupa sebuah gerbang kota. san-tulisan terdahulu tentang arca dwa-
rapala secara umum telah dilakukan oleh

180
Deny Yudo Wahyudi, Slamet Sujud Purnawan Jati, Arca Dwarapala Raksasa… 181

Raffles (1965) dan Krom (1923) namun raksasa masa Kadiri, Singhasari dan
hanya sebatas fenomena temuan yang Majapahit.
cukup banyak di Jawa sebagai bagian
mereka mendeskripsikan situs-situs HASIL DAN PEMBAHASAN
lainnya. Mulia (1980) mengaji per-
bandingan Arca Dwarapala Padanglawas Gambaran Ikonografi Arca Dwarapala
dengan arca lain di Asia Tenggara. Ra- Raksasa Kadiri, Singhasari dan
hardjo (1986) membicarakan tentang arca Majapahit
dwarapala raksasa di Candi Sewu. Tera- Arca yang pertama adalah arca dwa-
khir Putra (2005) mengkaji Arca-arca rapala raksasa Totok Kerot yang secara
Dwarapala Candi Panataran. umum arca ini dapat dikelompokkan ke da-
Percandian di Indonesia biasanya lam dwarapala raksasa, karena tingginya
dilengkapi dengan arca dwarapala yang di- sekitar 3 meter. Arca dalam posisi duduk
masukkan ke dalam kelompok yaksha tersimpuh, kaki kanan tertekuk dengan
(sansekerta). Yaksha ini digambarkan se- arah hadap sedikit membuka ke depan se-
bagai mahluk gaib yang tinggal di hutan dangkan kaki kiri terbuka ke samping
dan dianggap sebagai sumber kehidupan menuju belakang dalam posisi bersimpuh.
karena perlindungan terhadap pertaniannya Tangan berjumlah dua namun hanya tersisa
(Mulia, 1980 & Putra, 2005). Istilah dwa- sebelah kanan sedangkan sebelah kiri ter-
rapala berawal dari kata sansekerta dwara putus. Posisi tangan kanan adalah tertekuk,
yang berarti pintu atau gapura dan pala sisi siku ditarik ke belakang sedangkan
yang berarti penjaga. Krom (1923) sering telapak tangan berada di atas paha kanan.
menyebutnya sebagai temple wachters Pada telapak tangan terlihat gerakan meng-
yang berarti penjaga candi. Sedangkan genggam, namun genggamannya sudah
Raffles (1965:15) sering menyebutnya se- tidak nampak lagi, berdasarkan kelaziman
bagai arca perwujudan yang dahsyat dalam seharusnya yang dipegang adalah gada se-
posisi berlutut dengan sebutan gigantic fig- bagai senjata dwarapala
ures atau gigantic janitors. Agus A. Mu- Raut muka dwarapala berkesan de-
nandar (2016) mengamati bahwa arca dwa- monis atau ganas dengan mata melotot dan
rapala dikenal dalam konsep Agama bibir mulut menyeringai dan digambarkan
Hindu sebagai yaksha dan Agama Buddha tebal. Biji mata nampak besar menonjol
sebagai dwarapala pengusir kejahatan. keluar dengan gambaran seperti spiral yang
Putra (2005) selanjutnya mencoba berputar. Tata rambut berbentuk ikal teru-
membuat gambaran ciri-ciri yang dapat di- rai menjuntai di belakang hingga pinggang
amati dari pengajian arca dwarapala, yaitu: atas dengan model ikal membulat yang
atribut, laksana dan fisiografis. Dari pem- arah bulatannya adalah pradaksina atau
bandingan ketiga hal ini nantinya diharap- searah jarum jam.
kan dapat menggambarkan perbedaan gaya Posisi duduk yang tersimpuh cukup
seni pengarcaan. Berdasarkan hal tersebut unik karena masih mengesankan badan
maka hal yang dikaji adalah gambaran yang siaga sejalan dengan fungsinya se-
ikonografi dan gaya busana arca dwa- bagai penjaga gerbang masuk. Keu-
rapala raksasa Kadiri, Singhasari dan nikannya adalah pada posisi salah satu ka-
Majapahit. Hal ini diharapkan dapat mem- kinya yang mengarah ke luar terkesan
bantu mengetahui gaya seni utamanya membuka lipatan kakinya baik kanan mau-
penggambaran ikonografis arca dwarapala pun kiri. Posisi kaki kanan yang tertekuk ke
depan digambarkan cukup detail hingga
182 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Keduabelas, Nomor 2, Desember 2018

lekukan pada lutut terkesan menonjol. Ibu memegang lutut. Posisi tangan kanan me-
jari digambarkan sedikit diangkat dengan megang jerat atau tali tambang dan terdapat
arah hadap kelima jarinya lurus ke depan. sosok binatang mungkin anjing sesuai mi-
Cukup menarik perhatian adalah gambaran tologinya.
rambut halus pada beberapa bagian tubuh Arca sebelah kanan terlihat lebih aus
arca ini seperti dada, siku dan ketiak. Ja- disbanding dengan pasangannya sebelah
rang sekali penggambaran rambut pada kiri. Namun justru tata rambut masih ter-
arca, mungkin dimaksudkan sebagai gam- lihat seperti rambut lebat mengombak yang
baran maskulinitas (lihat foto 1). disisir ke atas pada bagian dahinya dengan
Arca raksasa yang kedua adalah bentuk lingkaran-lingkaran yang besar. Po-
Dwarapala Raos Pacinan berada pada situs sisi kaki tertekuk berbalik dengan arca
Raos Pacinan di Desa Carat, Kecamatan sebelah kiri. Pada bagian ini terlihat ka-
Gempol, Kabupaten Pasuruan. Posisi arca kinya berlutut menghadap ke depan pada
berada di sebuah situs yang tinggal tersisa bagian sisi luar atau kanan sedangkan yang
teras depan dengan undakannya. Situs ini kiri tertekuk ke bawah. Ini seperti gam-
sekarang berada di tepi jalan arteri Sura- baran penjaga pintu yang mempersilahkan
baya-Malang namun harus masuk dari tamu untuk masuk namun dengan posisi
jalan raya Gempol-Mojokerto ke arah utara siaga, artinya kaki bagian dalam yang
melewati kebun tebu yang sangat lebat. Po- berdekatan dengan pintu gerbang tertekuk
sisinya yang berada di Desa Carat meng- ke bawah. Posisi tangan juga berbalik
ingatkan kita pada nama sebuah tempat dengan arca sebelah kiri. Pada tangan
suci yaitu Rabut Carat pada masa Singha- kanan terlentang terletak di atas pahanya
sari-Majapahit. sedangkan tangan kiri memegang tali jerat
Secara umum dapat digambarkan (lihat foto 2).
bahwa arca ini terdapat sepasang berdiri di Arca Dwarapala Singosari adalah
depan sebuah teras berudak yang hanya ter- arca raksasa yang ketiga terletak di Desa
sisa bagian depannya saja. Tidak Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabu-
ditemukan bangunan atau struktur lainnya, paten Malang. Arca ini terdapat sepasang
namun cukup banyak ditemukan pecahan dengan tinggi sekitar tiga meter yang ter-
batu bata, gerabah dan keramik. Kedua buat dari batu andesit putih.
arca sudah terlihat aus namun masih dapat Posisi arca ini terletak di sebelah
dikenali sebagai arca dwarapala raksasa. barat gugusan percandian Singosari yang
Kita dapat menemukan sepasang arca yang kini sebagian besar sudah berupa pe-
tinggi sekitar dua meter, dalam posisi rumahan. Namun anehnya justru arah
duduk bersimpuh, namun bagian dasar atau hadapnya ke timur, berarti terdapat obyek
telapak kaki sudah tidak terlihat kembali. besar berada di barat dwarapala tersebut.
Posisi arca sebelah kiri (kanan dari arah Posisi arca sebelah kanan (kiri dari arah
hadap kita) lumayan lebih terlihat jelas kita) telah berubah karena pernah dil-
dibandingkan dengan arca pada sebelah akukan usaha pengangkatan namun tidak
kiri. Bagian wajah sudah tidak terlihat jelas dapat berpindah sesuai yang diingankan
karena aus. Bentuk tubuh terlihat berperut hanya bergeser sedikit arah hadapnya se-
buncit dengan posisi kaki kiri ditekuk hingga nampak tidak simetris dengan po-
menghadap lurus ke muka sedangkan kaki sisi arca sebelah kirinya.
kiri tertekuk ke bawah. Tangan kiri diletak-
kan di paha kiri dengan posisi kelima jari
Deny Yudo Wahyudi, Slamet Sujud Purnawan Jati, Arca Dwarapala Raksasa… 183

d. Bulu Halus

a. Tampak Depan
Foto 1. Arca Dwarapala Raksasa Totok
Kerot
(Foto: Deny Yudo Wahyudi,
2017)

b. Tampak Belakang

a. Arca Kiri

c. Posisi Kaki
b. Situs Raos Pacinan
184 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Keduabelas, Nomor 2, Desember 2018

Pacinan dimana kaki dalam justru bersim-


puh ke dalam.
Posisi tangan sebelah kiri terletak di
di atas paha kaki kiri dengan posisi ibu jari
cukup unik, yaitu jari tengah sedikit ter-
angkat seperti orang jika mengetuk
mendengarkan ritme suara. Posisi tangan
kanan memegang ujung pegangan gada
yang terletak bersandar ke kaki kanan ba-
gian dalam. Arah gada menyerong ke da-
lam bukan dalam posisi tegak.
Pada arca sebelah kiri secara kese-
luruhan hampir sama dengan arca pada
c. Arca Kanan
sebelah kanan. Perbedaan terletak hanya
pada posisi kaki yang tertekuk, dimana
kaki kirinya menekuk ke bawah dengan
Foto 2. Arca Dwarapala Raksasa Raos
posisi diarahkan ke luar, sedangkan kaki
Pacinan
kanan tertekuk selutut dengan arah hadap
(Foto: Deny Yudo Wahyudi,
ke depan. Tangan kiri memegang ujung
2017)
gada yang menyerong mengikuti arah kaki
sedangkan tangan kanan justru berbeda po-
Arca sebelah kanan terlihat
sisi dengan arca di sebelah kanan, karena
berwajah demonis dengan gambaran biji
lima jarinya dalam posisi jari telunjuk dan
mata melotot keluar. Penggambaran yang
tengah ke atas sedang yang lain tertekuk ke
demonis ini sejalan dengan penggambaran
bawah, sehingga mengesankan seperti
kepala kala yang menolah pengaruh jahat.
tanda kemenangan (victory). Posisi tangan
Zimmer (1953:139) menguraikan bahwa
yang tidak simestris ini merupakan khas
kepala kala dalam percandian Hindu ber-
Arca Dwarapala Singosari (lihat foto 3)
fungsi untuk menolak kejahan sekaligus
Dwarapala raksasa Candi Panataran
sebagai pelindung kebaikan. Bibir tidak
adalah arca keempat atau terakhir dalam
terlalu tebal namun justru ditunjukkan gigi
kajian ini. Arca besar atau yang terbesar
menyeringai dengan taring menyembul di
dibanding dwarapala lain di kompleks
kanan-kiri mulutnya. Alis mata nampak
Candi Panataran. Kompleks candi ini be-
jelas tebal melingkar di atas biji mata.
rada di Desa Penataran, Kecamatan
Rambut mengenakan semacam ikat kepala
Nglegok, Kabupaten Blitar. Candi ini yang
kecil dan rambut belakang terurai seping-
terluas di wilayah Jawa Timur, tersusun
gang atas dengan bentuk lingkaran besar
atas tiga halaman dan arca dwarapala yang
dengan arah pradaksina. Perut terlihat
kita bicarakan berada pada pintu masuk
buncit dilengkapi dengan pusar sedangkan
gerbang halaman pertama.
kain melilit di bawah pusarnya. Posisi kaki
Arca dwarapala di sini kita temukan
kananya tertekuk sebelah dalam dengan
sepasang menjaga pintu gerbang yang telah
posisi arah hadap ke depan. Sedangkan
runtuh. Sekarang yang dapat kita saksikan
kaki kiri bersimpuh ke bawah dengan arah
hanyalah tangga masuk pelataran halaman
hadap membuka. Uniknya posisi ini ber-
pertama dan dinding gapura sebatas
beda dengan model Arca Dwarapala Raos
tanggul halaman. Jika melihat posisi arca
dwarapala ini di bawah jalan raya, maka
Deny Yudo Wahyudi, Slamet Sujud Purnawan Jati, Arca Dwarapala Raksasa… 185

besar kemungkinan dahulu level tanah be- kiri menggenggam tangkai gada yang kon-
rada di permukaan yang sekarang, hal ini disinya tinggal separuh karena ujung gada
menunjukkan dahsyatnya timbunan debu telah patah.
sisa letusan Gunung Api Kelud. Candi ini
pertama kali dikenal sebagai candi masa
Kadiri berdasarkan temuan Prasasti Palah
1197 M yang masih tersimpan pada hala-
man ketiga candi ini. Bangunan ini
dibangun untuk pemujaan Bathara di Pa-
lah. Informasi lain kita dapati dari Na-
garakretagama yang menyebutkan Raja
Hayam Wuruk pernah mengunjungi candi
ini sebagai penghormatan terhadap Hyang
Acalapati yang bersemayam di Gunung
Kampud (Kelud). Nama bangunan ini
secara kontinu dikenal sebagai Rabut Palah
(Pigeaud, 1960-1962). Berdasarkan
temuan-temuan angka tahun dan gaya seni a. Arca Kiri
relief, ragam hias dan arsitektur maka dapat
diduga bahwa yang kita saksikan sekarang
adalah bangunan masa Majapahit.
Arca dwarapala yang kita amati
berjumlah dua berdiri di sisi kanan dan kiri
bekas gapura masuk kompleks percandian.
Terdapat angka tahun 1292 M pada bagian
lapik arca yang sejaman dengan masa Raja
Jayanegara dari Majapahit. Pada arca sebe-
lah kanan terlihat penggambaran raut muka
yang demonis. Biji matanya berbentuk bu-
lat namun tidak terlihat melotot keluar.
Bibirnya tipis dengan posisi menyeringai
hingga terlihat giginya yang runcing.
Model rambutnya disisir rapi ke belakang b. Arca Kanan
menjadi seakan-akan semacam tutup
kepala. Sedangkan rambutnya yang ber- Foto 3. Arca Dwarapala Raksasa Singo-
bentuk seperti bulatan besar tertata rapi sari
hingga ke pinggang atas. Perutnya ber- (Foto: Deny Yudo Wahyudi,
bentuk buncit dengan posisi duduk bersim- 2017)
puh. Kaki kanan ditekuk selutut dengan po-
sisi paha mengarah ke depan namun sedikit
serong ke arah luar. Kaki kiri tertekuk ber- Pada arca dwarapala raksasa Pana-
simpuh di tanah dengan posisi sedikit me- taran sebelah kiri juga terlihat masih utuh.
nyerong ke arah luar. Posisi telapak kaki Muka menampakkan wajah demonis
kirinya diletakkan di antara kaki kanan dengan bibir tipis menyeringai memper-
dengan pantatnya sehingga menyembul ke lihatkan deretan giginya yang runcing.
luar di sisi kanan. Posisi tangan kanan dan
186 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Keduabelas, Nomor 2, Desember 2018

Bola matanya bulat membesar tanpa gam-


baran biji mata yang menonjol seperti arca
dwarapala raksasa Totok Kerot maupun
Singosari. Bentuk rambut sama persis
dengan arca sebelah kanan, rambut atas ter-
sisir rapi dan ujung rambut memanjang
berbentuk ikal bulat besar rapi dengan
model lingkaran rambut berbentuk pra-
daksina.
Perut digambarkan membuncit
dengan posisi kaki berbalik dengan arca
yang di sebelah kanan, yaitu kaki kiri
menekuk di atas tanah lurus ke depan se-
dangkan kaki kiri tertekuk sebatas lutut
menghadap ke depan agak serong sedikit
ke luar. Telapak kaki sama dengan yang di a. Arca Kanan
sebelah kanan, yaitu ditekuk ke dalam dan
keluar di antara kaki kiri dan pantatnya. Po-
sisi tangan menggenggam ujung gada, se-
dangkan bentuk gada masih terlihat utuh
(lihat foto 4).

Gambaran Gaya Busana Arca Dwa-


rapala Raksasa Kadiri, Singhasari dan
Majapahit
Gaya busana arca dwarapala akan
menguraikan segala jenis cara ber-
busananya dan juga asesoris yang
digunakan. Pemerian dilakukan dari umum
ke khusus secara berurutan mulai pakaian
keseluruhan, bagian kepala, tubuh dan juga b. Arca Kiri
benda yang dibawa. Bagian kepala juga
dibahas tata rambut yang dikenakan. Ciri- Foto 4. Arca Dwarapala Panataran
ciri umum arca dwarapala terdiri dari ikat (Foto: Deny Yudo Wahyudi,
kepala (jamang), subang (kundala), kelat 2017)
bahu (keyura), kalung (hara), gelang tan-
gan (kankana), sabuk (katibanda), gelang
kaki (binggel), dan tali kasta (upavita).
Laksana yang dibawa adalah senjata
(gada) dan kadang membawa tali jerat (Pu-
tra, 2005:6; Raharjo, 1986:30-31)
Deny Yudo Wahyudi, Slamet Sujud Purnawan Jati, Arca Dwarapala Raksasa… 187

Gaya busana dwarapala raksasa Bagian perut terlihat mengenakan


Totok Kerot secara keseluruhan dapat kita katibanda yang diletakkan di antara dada
amati baik dari asesoris yang digunakan dan perut berbentuk untaian permata yang
maupun tata busananya karena masih dapat melingkar. Terlihat juga tali perut ber-
diamati, meskipun tersisa hanya satu arca bentuk tali tipis dengan hiasan silinder
saja. Arca ini mengenakan ikat kepala, hia- kecil. Nampak juga mengenakan kain yang
san telinga (sumping dan subang atau menjuntai ke bawah dengan hiasan wiru
kundala), kelad bahu (keyura), gelang besar, kainnya bermotif ceplok tipis seakan
(kankana), kalung (hara), sabuk (kati- menggambarkan sebagai kain sutera yang
banda), gelang kaki (binggel) dan juga kain halus. Bagian belakang arca nampak ikatan
penutup pinggang. dari kain yang dikenakan dengan ikatan
Rambutnya ditata dengan model dua di sisi tepinya. Ini nampak terlihat sep-
disisir ke belakang secara rapi dengan ben- erti ikatan selendang sekaligus sebagai
tuk rambut bagian ujungnya berbentuk bu- pengikat perutnya. Ikatan berbentuk ikal
latan besar dengan arah pradaksina (searah dua buah di belakang dengan ujung
jarum jam). Bagian depan terlihat selendang menjuntai ke sisi luar dari ping-
menggunakan ikat kepala seperti bandana gang. Terakhir kita dapat menyaksikan
dengan hiasan permata dan tengkorak (ka- arca ini mengenakan gelang kaki atau
pala kundala). Arca ini juga mengenakan binggel yang berbentuk ular hidup seperti
kalung (hara) yang berbentuk paduan per- halnya pada kankana-nya (lihat foto 5).
mata dengan motif bunga dan kapala Penggambaran ular atau tepatnya
kundala berselang-seling. Pada bagian per- naga dalam asesoris arca dwarapala ini
mata terlihat semacam lingkaran besar dominan di samping kapala kundala. Da-
yang dikelilingi dengan untaian permata lam mitologi Hindu gambaran naga diang-
kecil. Sedangkan kapala kundalanya ter- gap sebagai lambing kesuburan tanah dan
lihat lebih besar daripada untaian perma- penjaga keamanan serta kekayaan tanah.
tanya. Selain itu, naga dihubungkan dengan lamb-
Pada bagian telinga terlihat ing kekuatan hidup, karena berulang-ulang
menggunakan kundala dengan hiasan dapat mengganti kulitnya, sehingga
tengkorak yang cukup besar yang disemat- memungkinkan untuk hidup lebih lama.
kan pada daun telinganya. Pada bagian Naga melambangkan kekuatan di dalam
bahu terlihat hiasan rumbai dari ikat tanah dan unsur kesuburan di dalam tanah,
kepala. Hiasan tersebut berbentuk seperti jadi ini menyangkut sesuatu yang berada di
lingkaran berjari-jari di dalamnya dan teri- dalam tanah (Santiko, 1971:11; Putra,
kat dari arah belakang kepala. Pada bagian 2005:21). Apakah tanah ini dapat dihub-
lengan nampak terdapat hiasan kelad bahu ungkan dengan ancaman lahar Gunung
yang berbentuk permata melingkar dan Kelud yang seperti keping mata uang, satu
berhiaskan gunungan yang di dalamnya sisi merusak sedangkan satu sisi sangat
terdapat kapala kundala. Pada bagian berguna.
bawahnya terdapat keyura bulat melingkar Gaya busana Dwarapala raksasa
berbentuk permata. Pada tangannya juga Raos Pacinan tidak banyak dapat diamati
terlihat mengenakan kankana namun justru karena kedua arca ini sudah sangat aus ben-
bukan dari permata atau kapala kundala tuk badannya namun sedikit hal dapat kita
namun malah berbentuk ular yang terkesan temukan sebagai penanda arca dwarapala.
hidup.
188 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Keduabelas, Nomor 2, Desember 2018

a. Hara d. Ikatan Kain

Foto 5. Busana dan Asesoris Arca Dwa-


rapala Raksasa Totok Kerot
(Foto: Deny Yudo Wahyudi, 2017)

Bagian kepala arca kita temukan bentuk


sanggul atau tata rambut yang menggam-
barkan seperti bentuk mahkota rambut
(jatamukuta) namun besar. Pada bagian
belakang terlihat uraian rambut menjuntai
sebatas pinggang atas. Untaian kundala
yang memanjang dan juga keyura pada sisi
b. Sumping lengan atas berbentuk gunungan permata
dan sedikir samar seperti kapala kundala.
Pada bagian perut juga kita dapat per-
hatikan adanya tali kasta (upawita)
melintang dari sisi kiri menuju pinggang
kanan. Jika melihat bentuknya yang mem-
besar dapat kita perkirakan itu berupa ular
yang seakan hidup. Selain itu juga dapat
kita perhatikan adanya binggel atau gelang
kaki yang berbentuk bulat kemungkinan
besar ular (lihat foto 6).
Gaya busana dwarapala raksasa
Singosari dapat kita amati sebagai busana
yang paling lengkap, detail dan indah
c. Kankana-Binggel
sesuai dengan gaya Singhasari yang terke-
nal halus. Secara keseluruhan kelengkapan
busana arca ini mulai dari ikat kepala, hia-
san telinga, kalung, upawita, kelad bahu,
gelang, kain, binggel, hingga gada.
Deny Yudo Wahyudi, Slamet Sujud Purnawan Jati, Arca Dwarapala Raksasa… 189

Rambut arca ini digambarkan secara


rapi dan detail, baik bagian depan maupun
belakang. Pada bagian depan dapat kita
lihat terdapat rambut yang digunakan sep-
erti bandana berbentuk bulat oval mengem-
bung sepanjang tepiannya. Pada bagian
atas ikat kepala tersebut dihiasi dengan ton-
jolan kapala kundala yang bagian
bawahnya dihiasi dengan rumbai-rumbai.
Di antara tengkorak terdapat hiasan
kelopak bunga dari permata. Pada bagian
telinga tergambarkan semacam bulatan un-
tuk mengikat kundala yang berwujud ka-
a. Arca Kiri
pala kundala yang sepanjangnya dihiasi
bulatan kecil permata dan bagian bawah
terdapai rumbai-rumbai.
Ikat kepala ini melingkar di bagian
kepala dengan hiasan juntaian rumbai-
rumbai di bagian depan tepatnya di bahu
dan juga di bagian belakang rambut berupa
sisa kain ikat kepala. Nampak pula rambut
belakang berbentuk lingkaran sedang yang
rapi dengan arah lingkaran adalah searah
jarum jam atau pradaksina.
Pada bagian dada terlihat hiasan ka-
lung (hara) yang berbentuk sangat indah
dan raya. Bentuk kalungnya seakan adalah
b. Arca Kanan
untaian permata tipis dengan susunan batu
permata melingkar di atasnya kemudian di
bagian bawahnya menjuntai rumbai-
rumbai mengikuti garis leher dan dada
membentuk ke arah bawah pada ujungnya.
Bagian perutnya melintang sebuah upavita
berbentuk ular yang seakan-akan hidup dan
ujungnya berupa kepala ular bermahkota
pada bagian bahunya (lihat foto 7).
Pada bagian lengan terdapat sebuah
c. Rambut
kelad bahu namun bukan berhiaskan per-
mata sebagaimana hiasan lainnya. Wujud
Foto 5. Arca Dwarapala Raksasa Raos dari kelad bahu ini berbentuk ular yang sea-
Pacinan kan-akan hidup. Bagian ujung berupa
(Foto: Deny Yudo Wahyudi, 2017) kepala ular bermahkota sedangkan
ujungnya lilitan ekornya. Hiasan ular ini
selain upawita atau tali kasta dan kelad
bahu, juga nampak pada gelang (kankana)
dan gelang kaki (binggel). Kedua asesoris
190 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Keduabelas, Nomor 2, Desember 2018

ini juga berbentuk ular yang seakan hidup


dengan ujung berupa kepala ular ber-
mahkota dan pada sisi satunya berupa lil-
itan ekor.
Busana yang dipakai berbentuk kain
penutup pinggang yang menggambarkan
seperti kain mahal dari sutera bermotif
bunga ceplok. Pada bagian belakang nam-
pak model ikatan pita dengan kedua
bonggol ikatan di masing-masing sisi. Se-
a. Arca Kiri
dangkan sisa kain menjuntai di sisi
samping tubuhnya. Pada arca sebelah kiri
bonggol kain ini tidak terlihat atau mung-
kin sudah aus motif dan lipitan kainnya. Se-
dangkan pada arca sebelah kanan masih
nampak terlihat jelas lipatan-lipatan
kainnya.
Pada bagian kain muka terlihat jelas
motif dan juga hiasan penutup depan dan
juga uncal atau juntaian hiasan pada kain.
b. Arca Kanan
Uncal dan hiasan depan kain nampak sea-
kan-akan dari perhiasan dengan motif yang
sangat detail. Nampak pula ikat pinggang
dengan tiga bulatan permata di atas ikat
pinggang yang melingkar. Hiasan terakhir
adalah gada yang dibawa sebagai senjata.
Gada-nya dalam posisi dipegang terbalik,
artinya pegangannya di atas sedang ujung
gada yang membesar ke bawah. Gada ter-
susun dalam empat bagian dari yang kecil
sebagai pegangan hingga ujungnya yang c. Rambut
membesar. Bagian yang membaginya
digambarkan dalam bentuk tonjolan ling- Foto 7. Arca Dwarapala Raksasa Singo-
karan semacam cincin tebal dihiasi per- sari
mata. Bagian ketiga dihiasi dengan juntai- (Foto: Deny Yudo Wahyudi, 2017)
juntai bermotif untaian permata, sedangkan
bagian ujung yang membesar berhiaskan Rambut depan ini diikat dengan semacam
semacam segitiga kecil bermotif ukiran ikat kepala (jamang) seperti bandana yang
dan bagian membujurnya dihiasi garis- berhiaskan batu permata seperti mahkota
garis tebal hingga berkesan membesar. dengan variasi pada beberapa bagian ber-
Gaya busana dwarapala raksasa bentuk belah ketupan berhiasakan permata
Candi Panataran dapat kita jabarkan se- dan kapala kundala. Bagian belakang ram-
bagaimana berikut. Gaya rambutnya cukup but di bawah mahkota terlihat seperti ikal
unik, rambut depan digambarkan lurus dengan model bulatan-bulatan sedang yang
dengan guratan-guratan garis rambut sep- tersusun rapi bermotif lingkaran dengan
erti disisir.
Deny Yudo Wahyudi, Slamet Sujud Purnawan Jati, Arca Dwarapala Raksasa… 191

arah pradaksina, panjangnya sepinggang detail berjumlah tiga berjajar. Pada bagian
atas. samping terlihat semacam sisa kain ber-
Menarik pula pada bagian telinga wiru yang menjuntai di bagian samping
kita dapati hiasan sumping dengan model paha.
seperti hiasan menjuntai ke belakang. Jun-
taian sumping digambarkan dengan motif
ukiran terawang. Pada bagian puncak di
atas telinga bermotif bunga. Arca ini juga
digambarkan menggunakan kundala yang
besar pada bagian telinga bawah. Kundala
tersebut berbentuk bulat berukiran dan ba-
gian tengahnya berhiaskan kapala kundala
yang menonjol.
a. Hara
Selanjutnya kita dapat melihat gam-
baran hiasan kalung (hara) pada dada arca
dwarapala raksasa Penataran ini. Ka-
lungnya digambarkan bulat dan pada ba-
gian dada membentuk segitiga. Hiasan
pada hara digambarkan seperti tipis dari
logam mulia berhiaskan permata dengan
motif ukiran terawang yang raya. Selain
hara, arca ini juga dilengkapi dengan key-
ura, kankana dan binggel. Ketiga benda ini b. Upawita
digambarkan berbentuk ular yang seakan-
akan hidup namun sisiknya digambarkan
nyata dan kemungkinan seperti terbuat dari
logam. Pada ekornya digambarkan melilit
seperti simpul sedang kepalanya datar tidak
terlalu besar (lihat foto 8).
Arca ini juga dilengkapi dengan
upawita yang berbentuk ular melintang
dari bahu kiri dan bersimpul di pinggang c. Ikatan Kain
kanan. Bentuk ular sangat besar dengan
gambaran kepala ular yang bermahkota Foto 6. Arca Dwarapala Raksasa Pena-
berlilitan dengan ekornya sebagai simpul taran
upawita tersebut. Kain panjang yang me- (Foto: Deny Yudo Wahyudi, 2017)
nutup pinggang digambarkan penuh motif
dan terkesan tipis seperti sutera. Wiru kain Penggambaran dwarapala raksasa
pada bagian muka dihgambarkan cukup ini sejalan dengan fungsinya sebagai pen-
detail berlipat-lipat menjuntai di tengah. jaga sesuatu yang bersifat sakral, bisa da-
Pada bagian ini juga dilengkapi dengan lam bentuk bangunan atau mungkin juga
selendang, hiasan kain dari logam dan juga lanskap. Baik dalam konsep agama Hindu
uncal. Ikatan kain bagian belakang digam- maupun Buddha sama-sama menyebutkan
barkan terdapat semacam sampir atau sebagai The Buddhist guardians of the
model selendang yang diikat dengan ikat gates on the quartens owe, Their origin
pinggang. Simpulnya digambarkan sangat
192 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Keduabelas, Nomor 2, Desember 2018

partially to their Hindu counterparts. Munandar, A.A. 2016. Arkeologi Pawitra.


(Gupte, 1972:120). Depok: Wedatama Widya
Sastra.
Simpulan
Mulia, R. 1980. “Perbandingan Yaksa dan
Gaya Ikonografi yang dikaji adalah
Dwarapala dari Padang
gambaran umum kondisi arca dan yang
Lawas dengan Arca/relief Se-
kedua adalah gaya busana beserta aseso-
jenis di Asia Tenggara”. (PIA
risnya. Cara mengajinya dengan model dua
II). Hal.141-152 Jakarta:
kelompok, yaitu secara umum dan yang
Pusat Penelitian Arkeologi
kedua secara khusus. Pada deskripsi umum
Nasional.
akan digambarkan secara keseluruhan po-
sisi dan bentuk tubuh arca dwarapala ter-
masuk kedudukannya sekarang. Pemerian Pigeaud, T.G.Th. 1960-1962. Java in the
yang kedua lebih detail mengenai 14th Century: A Study in
ikonografinya berupa ragam hias dan Cultural History. The Na-
atribut yang digunakan. Penggambaran dil- gara-Kertagama By Rakawi
akukan secara urut dari bagian kepala Prapanca of Majapahit.1365
hingga kaki baik tubuh bagian muka mau- AD. The Hague: Marti-
pun belakang. nus Nijhoff.
Arca dwarapala yang dilakukan
pemerian berjumlah empat buah karena di- Putra, C.K. 2005. “Arca Dwarapala di
masukkan dalam kategori raksasa dengan Kompleks candi Penataran
ukuran tubuh yang besar. Keempat arca ter- (Tinjauan Fungsi
sebut adalah arca Dwarapala Totok Kerot Ikonografis)”. Dalam Se-
yang mewakili gaya Kadiri, arca kedua jarah: Kajian Sejarah dan
adalah Dwarapala Raos Pacinan yang me- Pengajarannya Th. XI/No2.
wakili gaya Singhasari awal, ketiga adalah Hal 1-27.
arca Dwarapala Singosari yang mewakili
gaya Singhasari dan arca Dwarapala Candi Raffles, S.T.S. 1965. The History of Java
Panataran mewakili gaya Majapahit. II. New York: Oxford Uni-
versity Press.
DAFTAR RUJUKAN
Gupte, R.S. 1972. The Indian Buddhist Ico-
Rahardjo, S. 1986. Arca-arca Dwarapala
nography Mainly Based on
Jawa Tengah: Sebuah Tin-
Sudhamala and Cognite Tan-
jauan Mengenai Perkem-
tric Text of Rituals. Calcutta:
bangan Bentuk dan Arti Sim-
K.L. Mukhopaddhyay.
boliknya. Jakarta: Proyek Ja-
vanologi Depdikbud.
Krom. N.J. 1923. Inleiding tot de Hindoe-
Javansche Kunst. 2 volumes.
Santiko, H. 1971. “Asal Mula Ular (naga)
s’Gravenhage: Martinus
dan garuda dalam Ke-
Nijhoff.
budayaan Masyarakat Indo-
nesia Hindu”. Mimbar Ilmu
No 9/10. Thn V. Maret/Djuli
Deny Yudo Wahyudi, Slamet Sujud Purnawan Jati, Arca Dwarapala Raksasa… 193

1971. Hal 3-6. Malang: Fakultas Ilmu Pengetahuan


FPIPS IKIP Malang. Budaya., Universitas Indone-
sia.
Sedyawati, E. 2003. Warisan Budaya In- Zimmer, H. 1953. Myths and Symbols in
tangible yang “Tersisa” da- Indian Art and Civilization.
lam yang Tangible. Pidato New York: New York Litho-
Purnabhakti. Depok: graphing Corp.

Anda mungkin juga menyukai