Abstrak: Dwarapala merupakan arca penjaga obyek suci yang biasanya digam-
barkan berpasangan. Penggambaran mereka bersifat demonis dengan hiasan-hia-
san yang khas. Di beberapa wilayah Jawa Timur digambarkan beberapa arca dwa-
rapala yang digambarkan berukuran raksasa dalam posisi berlutut. Deskripsi gaya
seni dijabarkan dalam rincian kondisi tubuh dan gaya busananya. Penggambaran
ikonografis ini menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan yang diharapkan
dapat memberikan gambaran perbedaan gaya seni masa Kadiri, Singhasari,
Majapahit.
180
Deny Yudo Wahyudi, Slamet Sujud Purnawan Jati, Arca Dwarapala Raksasa… 181
Raffles (1965) dan Krom (1923) namun raksasa masa Kadiri, Singhasari dan
hanya sebatas fenomena temuan yang Majapahit.
cukup banyak di Jawa sebagai bagian
mereka mendeskripsikan situs-situs HASIL DAN PEMBAHASAN
lainnya. Mulia (1980) mengaji per-
bandingan Arca Dwarapala Padanglawas Gambaran Ikonografi Arca Dwarapala
dengan arca lain di Asia Tenggara. Ra- Raksasa Kadiri, Singhasari dan
hardjo (1986) membicarakan tentang arca Majapahit
dwarapala raksasa di Candi Sewu. Tera- Arca yang pertama adalah arca dwa-
khir Putra (2005) mengkaji Arca-arca rapala raksasa Totok Kerot yang secara
Dwarapala Candi Panataran. umum arca ini dapat dikelompokkan ke da-
Percandian di Indonesia biasanya lam dwarapala raksasa, karena tingginya
dilengkapi dengan arca dwarapala yang di- sekitar 3 meter. Arca dalam posisi duduk
masukkan ke dalam kelompok yaksha tersimpuh, kaki kanan tertekuk dengan
(sansekerta). Yaksha ini digambarkan se- arah hadap sedikit membuka ke depan se-
bagai mahluk gaib yang tinggal di hutan dangkan kaki kiri terbuka ke samping
dan dianggap sebagai sumber kehidupan menuju belakang dalam posisi bersimpuh.
karena perlindungan terhadap pertaniannya Tangan berjumlah dua namun hanya tersisa
(Mulia, 1980 & Putra, 2005). Istilah dwa- sebelah kanan sedangkan sebelah kiri ter-
rapala berawal dari kata sansekerta dwara putus. Posisi tangan kanan adalah tertekuk,
yang berarti pintu atau gapura dan pala sisi siku ditarik ke belakang sedangkan
yang berarti penjaga. Krom (1923) sering telapak tangan berada di atas paha kanan.
menyebutnya sebagai temple wachters Pada telapak tangan terlihat gerakan meng-
yang berarti penjaga candi. Sedangkan genggam, namun genggamannya sudah
Raffles (1965:15) sering menyebutnya se- tidak nampak lagi, berdasarkan kelaziman
bagai arca perwujudan yang dahsyat dalam seharusnya yang dipegang adalah gada se-
posisi berlutut dengan sebutan gigantic fig- bagai senjata dwarapala
ures atau gigantic janitors. Agus A. Mu- Raut muka dwarapala berkesan de-
nandar (2016) mengamati bahwa arca dwa- monis atau ganas dengan mata melotot dan
rapala dikenal dalam konsep Agama bibir mulut menyeringai dan digambarkan
Hindu sebagai yaksha dan Agama Buddha tebal. Biji mata nampak besar menonjol
sebagai dwarapala pengusir kejahatan. keluar dengan gambaran seperti spiral yang
Putra (2005) selanjutnya mencoba berputar. Tata rambut berbentuk ikal teru-
membuat gambaran ciri-ciri yang dapat di- rai menjuntai di belakang hingga pinggang
amati dari pengajian arca dwarapala, yaitu: atas dengan model ikal membulat yang
atribut, laksana dan fisiografis. Dari pem- arah bulatannya adalah pradaksina atau
bandingan ketiga hal ini nantinya diharap- searah jarum jam.
kan dapat menggambarkan perbedaan gaya Posisi duduk yang tersimpuh cukup
seni pengarcaan. Berdasarkan hal tersebut unik karena masih mengesankan badan
maka hal yang dikaji adalah gambaran yang siaga sejalan dengan fungsinya se-
ikonografi dan gaya busana arca dwa- bagai penjaga gerbang masuk. Keu-
rapala raksasa Kadiri, Singhasari dan nikannya adalah pada posisi salah satu ka-
Majapahit. Hal ini diharapkan dapat mem- kinya yang mengarah ke luar terkesan
bantu mengetahui gaya seni utamanya membuka lipatan kakinya baik kanan mau-
penggambaran ikonografis arca dwarapala pun kiri. Posisi kaki kanan yang tertekuk ke
depan digambarkan cukup detail hingga
182 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Keduabelas, Nomor 2, Desember 2018
lekukan pada lutut terkesan menonjol. Ibu memegang lutut. Posisi tangan kanan me-
jari digambarkan sedikit diangkat dengan megang jerat atau tali tambang dan terdapat
arah hadap kelima jarinya lurus ke depan. sosok binatang mungkin anjing sesuai mi-
Cukup menarik perhatian adalah gambaran tologinya.
rambut halus pada beberapa bagian tubuh Arca sebelah kanan terlihat lebih aus
arca ini seperti dada, siku dan ketiak. Ja- disbanding dengan pasangannya sebelah
rang sekali penggambaran rambut pada kiri. Namun justru tata rambut masih ter-
arca, mungkin dimaksudkan sebagai gam- lihat seperti rambut lebat mengombak yang
baran maskulinitas (lihat foto 1). disisir ke atas pada bagian dahinya dengan
Arca raksasa yang kedua adalah bentuk lingkaran-lingkaran yang besar. Po-
Dwarapala Raos Pacinan berada pada situs sisi kaki tertekuk berbalik dengan arca
Raos Pacinan di Desa Carat, Kecamatan sebelah kiri. Pada bagian ini terlihat ka-
Gempol, Kabupaten Pasuruan. Posisi arca kinya berlutut menghadap ke depan pada
berada di sebuah situs yang tinggal tersisa bagian sisi luar atau kanan sedangkan yang
teras depan dengan undakannya. Situs ini kiri tertekuk ke bawah. Ini seperti gam-
sekarang berada di tepi jalan arteri Sura- baran penjaga pintu yang mempersilahkan
baya-Malang namun harus masuk dari tamu untuk masuk namun dengan posisi
jalan raya Gempol-Mojokerto ke arah utara siaga, artinya kaki bagian dalam yang
melewati kebun tebu yang sangat lebat. Po- berdekatan dengan pintu gerbang tertekuk
sisinya yang berada di Desa Carat meng- ke bawah. Posisi tangan juga berbalik
ingatkan kita pada nama sebuah tempat dengan arca sebelah kiri. Pada tangan
suci yaitu Rabut Carat pada masa Singha- kanan terlentang terletak di atas pahanya
sari-Majapahit. sedangkan tangan kiri memegang tali jerat
Secara umum dapat digambarkan (lihat foto 2).
bahwa arca ini terdapat sepasang berdiri di Arca Dwarapala Singosari adalah
depan sebuah teras berudak yang hanya ter- arca raksasa yang ketiga terletak di Desa
sisa bagian depannya saja. Tidak Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabu-
ditemukan bangunan atau struktur lainnya, paten Malang. Arca ini terdapat sepasang
namun cukup banyak ditemukan pecahan dengan tinggi sekitar tiga meter yang ter-
batu bata, gerabah dan keramik. Kedua buat dari batu andesit putih.
arca sudah terlihat aus namun masih dapat Posisi arca ini terletak di sebelah
dikenali sebagai arca dwarapala raksasa. barat gugusan percandian Singosari yang
Kita dapat menemukan sepasang arca yang kini sebagian besar sudah berupa pe-
tinggi sekitar dua meter, dalam posisi rumahan. Namun anehnya justru arah
duduk bersimpuh, namun bagian dasar atau hadapnya ke timur, berarti terdapat obyek
telapak kaki sudah tidak terlihat kembali. besar berada di barat dwarapala tersebut.
Posisi arca sebelah kiri (kanan dari arah Posisi arca sebelah kanan (kiri dari arah
hadap kita) lumayan lebih terlihat jelas kita) telah berubah karena pernah dil-
dibandingkan dengan arca pada sebelah akukan usaha pengangkatan namun tidak
kiri. Bagian wajah sudah tidak terlihat jelas dapat berpindah sesuai yang diingankan
karena aus. Bentuk tubuh terlihat berperut hanya bergeser sedikit arah hadapnya se-
buncit dengan posisi kaki kiri ditekuk hingga nampak tidak simetris dengan po-
menghadap lurus ke muka sedangkan kaki sisi arca sebelah kirinya.
kiri tertekuk ke bawah. Tangan kiri diletak-
kan di paha kiri dengan posisi kelima jari
Deny Yudo Wahyudi, Slamet Sujud Purnawan Jati, Arca Dwarapala Raksasa… 183
d. Bulu Halus
a. Tampak Depan
Foto 1. Arca Dwarapala Raksasa Totok
Kerot
(Foto: Deny Yudo Wahyudi,
2017)
b. Tampak Belakang
a. Arca Kiri
c. Posisi Kaki
b. Situs Raos Pacinan
184 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Keduabelas, Nomor 2, Desember 2018
besar kemungkinan dahulu level tanah be- kiri menggenggam tangkai gada yang kon-
rada di permukaan yang sekarang, hal ini disinya tinggal separuh karena ujung gada
menunjukkan dahsyatnya timbunan debu telah patah.
sisa letusan Gunung Api Kelud. Candi ini
pertama kali dikenal sebagai candi masa
Kadiri berdasarkan temuan Prasasti Palah
1197 M yang masih tersimpan pada hala-
man ketiga candi ini. Bangunan ini
dibangun untuk pemujaan Bathara di Pa-
lah. Informasi lain kita dapati dari Na-
garakretagama yang menyebutkan Raja
Hayam Wuruk pernah mengunjungi candi
ini sebagai penghormatan terhadap Hyang
Acalapati yang bersemayam di Gunung
Kampud (Kelud). Nama bangunan ini
secara kontinu dikenal sebagai Rabut Palah
(Pigeaud, 1960-1962). Berdasarkan
temuan-temuan angka tahun dan gaya seni a. Arca Kiri
relief, ragam hias dan arsitektur maka dapat
diduga bahwa yang kita saksikan sekarang
adalah bangunan masa Majapahit.
Arca dwarapala yang kita amati
berjumlah dua berdiri di sisi kanan dan kiri
bekas gapura masuk kompleks percandian.
Terdapat angka tahun 1292 M pada bagian
lapik arca yang sejaman dengan masa Raja
Jayanegara dari Majapahit. Pada arca sebe-
lah kanan terlihat penggambaran raut muka
yang demonis. Biji matanya berbentuk bu-
lat namun tidak terlihat melotot keluar.
Bibirnya tipis dengan posisi menyeringai
hingga terlihat giginya yang runcing.
Model rambutnya disisir rapi ke belakang b. Arca Kanan
menjadi seakan-akan semacam tutup
kepala. Sedangkan rambutnya yang ber- Foto 3. Arca Dwarapala Raksasa Singo-
bentuk seperti bulatan besar tertata rapi sari
hingga ke pinggang atas. Perutnya ber- (Foto: Deny Yudo Wahyudi,
bentuk buncit dengan posisi duduk bersim- 2017)
puh. Kaki kanan ditekuk selutut dengan po-
sisi paha mengarah ke depan namun sedikit
serong ke arah luar. Kaki kiri tertekuk ber- Pada arca dwarapala raksasa Pana-
simpuh di tanah dengan posisi sedikit me- taran sebelah kiri juga terlihat masih utuh.
nyerong ke arah luar. Posisi telapak kaki Muka menampakkan wajah demonis
kirinya diletakkan di antara kaki kanan dengan bibir tipis menyeringai memper-
dengan pantatnya sehingga menyembul ke lihatkan deretan giginya yang runcing.
luar di sisi kanan. Posisi tangan kanan dan
186 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Keduabelas, Nomor 2, Desember 2018
arah pradaksina, panjangnya sepinggang detail berjumlah tiga berjajar. Pada bagian
atas. samping terlihat semacam sisa kain ber-
Menarik pula pada bagian telinga wiru yang menjuntai di bagian samping
kita dapati hiasan sumping dengan model paha.
seperti hiasan menjuntai ke belakang. Jun-
taian sumping digambarkan dengan motif
ukiran terawang. Pada bagian puncak di
atas telinga bermotif bunga. Arca ini juga
digambarkan menggunakan kundala yang
besar pada bagian telinga bawah. Kundala
tersebut berbentuk bulat berukiran dan ba-
gian tengahnya berhiaskan kapala kundala
yang menonjol.
a. Hara
Selanjutnya kita dapat melihat gam-
baran hiasan kalung (hara) pada dada arca
dwarapala raksasa Penataran ini. Ka-
lungnya digambarkan bulat dan pada ba-
gian dada membentuk segitiga. Hiasan
pada hara digambarkan seperti tipis dari
logam mulia berhiaskan permata dengan
motif ukiran terawang yang raya. Selain
hara, arca ini juga dilengkapi dengan key-
ura, kankana dan binggel. Ketiga benda ini b. Upawita
digambarkan berbentuk ular yang seakan-
akan hidup namun sisiknya digambarkan
nyata dan kemungkinan seperti terbuat dari
logam. Pada ekornya digambarkan melilit
seperti simpul sedang kepalanya datar tidak
terlalu besar (lihat foto 8).
Arca ini juga dilengkapi dengan
upawita yang berbentuk ular melintang
dari bahu kiri dan bersimpul di pinggang c. Ikatan Kain
kanan. Bentuk ular sangat besar dengan
gambaran kepala ular yang bermahkota Foto 6. Arca Dwarapala Raksasa Pena-
berlilitan dengan ekornya sebagai simpul taran
upawita tersebut. Kain panjang yang me- (Foto: Deny Yudo Wahyudi, 2017)
nutup pinggang digambarkan penuh motif
dan terkesan tipis seperti sutera. Wiru kain Penggambaran dwarapala raksasa
pada bagian muka dihgambarkan cukup ini sejalan dengan fungsinya sebagai pen-
detail berlipat-lipat menjuntai di tengah. jaga sesuatu yang bersifat sakral, bisa da-
Pada bagian ini juga dilengkapi dengan lam bentuk bangunan atau mungkin juga
selendang, hiasan kain dari logam dan juga lanskap. Baik dalam konsep agama Hindu
uncal. Ikatan kain bagian belakang digam- maupun Buddha sama-sama menyebutkan
barkan terdapat semacam sampir atau sebagai The Buddhist guardians of the
model selendang yang diikat dengan ikat gates on the quartens owe, Their origin
pinggang. Simpulnya digambarkan sangat
192 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Keduabelas, Nomor 2, Desember 2018