Anda di halaman 1dari 27

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MIOPIA GRAVIOR PADA KEHAMILAN

Disusun Oleh :
Welly Dehsy Sumiati
10542 0132 09

Pembimbing :
Dr. dr. H. Nasrudin A.M, Sp.OG

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
BAB 1
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN

 No. RM : 062593
 Nama: Ny. Ds

 Umur: 25 tahun

 Alamat : BTN II Mangasa Blok D1/1

 Agama : Islam

 Pekerjaan : Wiraswasta

 Paritas : GIP0A0

 Tanggal masuk RS : 27 November 2016


B. ANAMNESIS
G1P0A0
HPHT : 22-02-2016
HTP : 29-11-2016 Gravid
: 39 minggu 5 hari

 Keluhan Utama:
Nyeri perut tembus belakang

 Anamnesis Terpimpin :

Pasien Ny. DS usia 25 tahun dengan G1P0A0 datang ke RS pukul 08.55 dengan

pengantar dari dokter spesialis kandungan dengan diagnosis G1P0A0 gravid 39

minggu 5 hari + miopia gravior rencana secsio sesarea. Nyeri perut tembus belakang

(+), pelepasan lendir (+), pelepasan darah (+). Riwayat ANC 4x, riwayat TT (-).
 Riwayat Obstetrik I. 2016/Kehamilan sekarang
 Riwayat KB : Tidak pernah
 Riwayat Operasi : Tidak pernah
 Riwayat penyakit terdahulu : Riwayat penyakit dahulu
disangkal.
 Riwayat penyakit penyerta : Riwayat memakai kaca mata
sejak kecil sampai sekarang dengan miopia gravior (-10
D) Asma (-), Alergi (-), HT (-), DM (-)
 Riwayat penyakit keluarga : Riwayat penyakit dalam
keluarga disangkal.
C. PEMERIKSAAN FISIS
1. Status Present
 K.U : Baik
 Kesadaran : Composmentis

2. Tanda Vital
 Tekanan Darah : 130/90 mmHg
 Nadi : 84x/menit
 Pernapasan : 18x/menit
 Suhu : 36,6ºC

3. Pemeriksaan Luar :
 TFU • Presentasi : kepala
: 36 cm
• Perlimaan : 5/5
 LP : 96 cm
• DJJ : 152x/m
 TBJ : 3456 gr
• His : 1x10’ (20-25)
 Situs : Memanjang
 Punggung : kanan
4. Pemeriksaan Dalam Vagina
 Vulva/Vagina : Intak/Intak
 Portio : Lunak, Tebal
 Pembukaan : Ø 2 cm
 Ketuban : (-)
 Penurunan : Hodge I
 Panggul kesan cukup
 Pelepasan : Lendir (+), Darah (+), Air (-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium :
WBC :6.600/mm3
Hb :11,3 g/dl
CT/BT :13’/1’30’’
GDS :127 mg/dl
HbsAg Non reaktif.
E. DIAGNOSIS KERJA
G1P0A0 Gravid 39 minggu 5 hari + Miopia Gravior (-10
D)

F. PENATALAKSANAAN
•Rencana SSTP tanggal 27/11/2016
•Informed consent
•Konsul anastesi
•Siap darah PMI
•puasa
RESUME

Seorang perempuan berumur 25 tahun datang dengan G IP0A0, Hamil


39 minggu 5 hari belum inpartu. Dimana dari hasil anamnesis didapatkan
bahwa pasien datang dengan pengantar dari dokter spesialis kandungan
dengan GIP0A0, Hamil 39 minggu 5 hari + miopia gravior rencana Secsio
sesarea. Nyeri perut tembus belakang (+), pelepasan lendir (-), darah (-),
air (-), Riwayat ANC 4x, Injeksi TT (-), Riwayat KB disangkal, Asma
disangkal, Alergi disangkal, Hipertensi disangkal, DM disangkal, riwayat
Operasi sebelumnya disangkal.
Riwayat obstetrik pada tahun 2016 kehamilan sekarang. Pemeriksaan
fisik didapatkan keadaan umum baik/sadar, TD : 110/70 mmHg, N : 86 x/I,
P : 20 x/I, S : 36,6 C. Pemeriksaan luar didapatkan TFU 36 cm, LP 96 cm,
TBJ 3456 gr, Situs memanjang, punggung kanan, Presentasi kepala, DJJ
152x/m, His 1x10 (20-25).
Pada pemeriksaan dalam vagina Vulva/Vagina : Intak/Intak, Portio
:Lunak, Tebal, Pembukaan : Ø 2 cm Ketuban (-), Penurunan :Hodge I,
Panggul kesan cukup, Pelepasan :Lendir (+), Darah (+), Air (-).
Pemeriksaan laboratorium didapatkan WBC 6.600/mm 3 , Hb 15.0 gl/dl,
CT/BT : 11’/2’, GDS 80 mg/dl, HbsAg Non reaktif.
BAB II
PEMBAHASAN
 Seorang wanita mengalami banyak perubahan
pada saat kehamilan, sistemik maupun okular.

 Perubahan penglihatan pada kehamilan sering


dihubungkan  perubahan pada mata,
(Sementara atau Permanen)

 Suatu hal yang sering dibahas  perubahan


pada mata miopia tinggi dengan persalinan
normal.
Miopia gravior
DEFENISI
Miopia merupakan kelainan refraksi dimana berkas
sinar sejajar yang memasuki mata tanpa akomodasi, jatuh
pada fokus yang berada di depan retina.
EPIDEMIOLOGI

Prevalensi dan Insiden

Prevalensi myopia bervariasi dengan usia dan


faktor lainnya. Prevalensi myopia meningkat pada
usia sekolah dan dewasa muda.

Prevalensi myopia pada populasi Asia ± 70-90 %.


Prevalensi ini berkurang pada populasi berusia di
atas 45 tahun, mencapai 20 % pada usia 65 tahun,
dan menurun hingga 14 % pada orang berusia 70-
an.
FAKTOR RESIKO
1. Riwayat keluarga myopia (33-60% dengan kedua
orangtua, 23-40% pada salah satu orangtua).
2. Melakukan sejumlah pekerjaan jarak dekat secara
teratur.
3. Rasio panjang aksial terhadap radius kornea yang
lebih dari 3,00 dapat menjadi faktor risiko.
4. Pada anak-anak, kondisi yang mengganggu
pembentukan penglihatan.
DERAJAT MIOPIA
1. Miopia ringan (0,25 – 3,00D)
2. Miopia sedang (3,00 – 6,00D)
3. Miopia berat / tinggi (>6,00D)
HUBUNGAN MIOPIA DAN KEHAMILAN
Miopia yang didapat (acquired myopia) adalah
peningkatan rabun jauh, yang dapat disebabkan oleh proses
fisiologis atau dapat disebabkan oleh proses patologis.
Salah satu faktor resiko terjadinya ablasio retina
adalah miopia gravior (miopia tinggi)
Perubahan fisiologis

• Tekanan intraokuler: penurunan tekanan intraokuler


dapat timbul selama kehamilan dan kadang bertahan
hingga beberapa bulan setelah melahirkan. Berbagai
teori telah dikemukakan untuk menjelaskan
mekanisme ini, tapi sampai sekarang masih belum ada
yang memuaskan. Penurunan tekanan intraokuler
inilah yang dipercaya meningkatkan insiden ablasio
retina pada persalinan ibu hamil pervaginam yang
menderita miopia sedang-berat.
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN:

Cara Mencegah komplikasi miopia (pada miopia > 6 D):


 Jangan mengejan saat BAB, perbanyak serat.

 Jangan mengangkat benda berat.

 Sebelum persalinan tiba, pastikan anda memeriksakan dan

mendiskusikan kondisi mata ke dokter spesialis mata dan


dokter ahli kandungan, sehingga dapat menentukan pilihan
bersalin yang aman.
PENANGGULANGAN:

 Jika pada persalinan sebelumnya terdapat penipisan


retina, lakukan tindakan pelekatan kembali (skleral
buckling, vitrectomy, laser atau cryopexy) jauh sebelum
hari persalinan. Bila berhasil dilekatkan dengan baik
kemungkinan bisa melahirkan normal.
 Pertimbangan boleh melahirkan normal atau tidak
tergantung minus mata, besarnya janin, luas panggul, dan
faktor lain yang berhubungan dengan keberadaan
penyulit persalinan.
 Secara statistik, resiko ablasio retina partus pervaginam
pada ibu hamil dengan miopia :
0 D s/d - 4,75 D sekitar 1/6662
 - 5D s/d -9,75 D resiko meningkat menjadi 1/1335.
 lebih dari -10 D resiko ini menjadi 1/148.

Dengan kata lain, penambahan faktor resiko pada


miopia rendah tiga kali sedangkan pada miopia tinggi
meningkat menjadi 300 kali.
 Jika ada kecekungan, pendataran dan penipisan retina
cukup parah, persalinan harus dilakukan secara seksio
caesarea
PERSPEKTIF ISLAM
HUKUM OPERASI CAESAR
Hukum operasi caesar dilihat dari sisi kepentingan wanita hamil atau janin
di bagi menjadi dua:
Pertama: Dalam keadaan darurat yang dimaksud dalam keadaan darurat
dalam operasi caesar adalah adanya kekhawatiran terancamnya jiwa ibu, bayi,
atau keduanya secara bersamaan. Berikut perinciannya:
1. Operasi caesar untuk menyelamatkan jiwa ibu. Misalnya untuk ibu yang
mengalami eklampsia (kejang dalam kehamilan), mempunyai penyakit
jantung, persalinan tiba-tiba macet, pendarahan banyak selama kehamilan,
infeksi dalam rahim, atau dinding rahim yang menipis akibat bedah caesar
atau operasi rahim sebelumnya.
2. Operasi caesar untuk menyelamatkan jiwa bayi, yaitu jika sang ibu sudah
meninggal dunia tapi bayi yang berada di dalam perutnya masih hidup.
3. Operasi caesar untuk menyelamatkan jiwa ibu dan bayi secara bersamaan,
adalah ketika air ketuban pecah, namun belum ada kontraksi akan
melahirkan, bayi terlilit tali pusar, shingga tidak dapat keluar secara normal,
usia bayi belum matang (prematur), posisi bayi sungsang dan lain-lain.
 Dalam tiga keadaan di atas, menurut pendapat yang benar,
dibolehkan dilakukan operasi Caesar untuk menyelamatkan
jiwa ibu dan anak. Dalil-dalilnya sebagai berikut:
Firman Allah Ta’ala

‫جوجمحن أجححجعياجها جفجكجأنجما أجححجعيا النناجس ججِممعيععا‬


“Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara
kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al-Maidah: 32)

Sumber: https://konsultasisyariah.com/11265-hukum-operasi-caesar.html
Kedua: Bukan dalam keadaan darurat

Yakni operasi caesar dengan keinginan dari pasien


atau yang mewakilinya (seerti suami misalnya ed.) agar
sang buah hati dilahirkan tanpa melalui organ reproduksi.
Motivasinya bisa dipicu oleh seorang istri yang ingin
membahagiakan suaminya dengan jalan lahir yang masih
utuh, sehingga organ kelahirannya masih sama seperti
ketika ia belum melahirkan. Bisa juga karena menentukan
tanggal baik atau tanggal cantik sebagai hari kelahiran sang
anak.

Sumber:https://konsultasisyariah.com/11265-hukum-operasi-caesar.html
 Operasai caesar dalam kondisi ini haram hukumnya.
Sebab tidak boleh bagi seseorang untuk berbuat sesuatu
terhadap dirinya kecuali dengan izin dari syariat.
 Syaikh Muhammad bin Shaleh Al Utsaimin
rahimahullahpernah ditanya, “Allah berfirman dalam
QS. An Naba: 20, bahwa Allah menjamin untuk
memudahkan proses kelahiran ini.

Sumber:https://konsultasisyariah.com/11265-hukum-operasi-caesar.html
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surah al-hajj ayat 5 :

“……Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,


kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya
dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan
Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai
waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu
sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu
sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang
diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan
umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya….”
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai