Anda di halaman 1dari 29

Satria. Seorang pemuda tanggung delapan belas tahun.

Pulang dengan dengan bangga karena telah


memenangkan lomba sains di kotanya. Ia menang dengan alat ciptaannya yaitu remot yang bisa
mengontrol tingkah laku katak dengan cara mentransmisikan gelombang radio melalui DNA katak.

Dede dan Dian, orangtua satria sangat bangga pada anaknya. Satria mewarisi ketampanan ayahnya
meski lebih tinggi. Dian sangat terlihat matang pada usianya yang ke empat puluh satu. Untuk
merayakan kemenangan satria, mereka makan malam di tempat favorit Dede.

“Abis ini kamu mau ngapain lagi nak?”

“Satria masih pingin ngembangin ini lagi yah. Agar lebih sempurna.”

“Ayah rasa kamu mesti patenkan penemuanmu ini. Agar tak dibajak orang.”

“Iya yah. Udah satria urus kok.”

“Bagus. Kalau butuh bantuan, tinggal bilang saja sama ayah.”

“Oke yah.”

Esoknya aku memungut sehelai rambut mama dari sisir yang biasa dipakai oleh mamanya. Lalu ia
masukah helaian rambut itu ke DNA separator. Beberapa menit kemudian ia berhasil mengisolasi
variabel dari DNA mamanya dan memasukan ke frekuensi analiser. Tak lupa ia setel analiser itu agar
selaras. Setelah yakin, ia mulai mengaktifkan analisernya dan menghubungkan ke osciloskop untuk
melihat frekuensi yang pas. Lalu ia mulai bereksperimen setelah mendapat frekuensi yang pas.

Beberapa jam kemudian.

Satria mulai mengeset remotnya setelah menambahkan frekuensi dari rambut mamanya. Sekarang yang
perlu dilakukan adalah mengetes remot itu. Ia mendengar mamanya memanggil menyuruh makan. Jadi
ia letakkan remotnya di meja kerjanya. Lalu ia makan bareng keluarganya. Ia memperhatikan mamanya.
Menurutnya mamanya adalah wanita tercantik di dunia. Ia juga tahu papanya punya selingkuhan dan
bahkan satria tahu bahwa mamanya juga tahu suaminya punya selingkuhan tapi tak merasa terganggu.
Ia telah sering melihat para selingkuhan papanya. Hingga ia tiba pada satu kesimpulan, para simpanan
papa tak seperti mamanya. Mereka selalu lebih seksi. Maka dari itu, satria berencana mengubah
semuanya.
Andai idenya berhasil, papanya takkan pernah membutuhkan wanita lain lagi selain mamanya. Dan
keluarganya akan kembali bahagia.

Tahu – tahu ia lagi menatap paras mamanya. Hhmm… meskipun sudah berumur, tapi ia masih
menganggap mamanya sangat cantik nan jelita.

Abis makan, satria cabut lagi ke kamarnya. Biasa, ngoprek mainannya lagi. abis ngoprek, satria keluar
kamar. Ia heran liat papanya cepet cepet masuk kamar, biasanya selalu ngobrol lama sama mama kalo
abis makan. Di sofa, satria liat mamanya lagi ngopi, kesedihan terpancar di raut muka mamanya. Seperti
tersambar petir, tiba – tiba sebuah ide melintas di kepalanya.

Satria ke kamar dan keluar lagi sambil memegang remot kontrol. Lalu remot itu ia arahkan ke mamanya.
Ia tekan beberapa tombol. Efeknya …

Mata mamanya melebar, seperti terkejut. Mama lalu berdiri. Tangan mama meraba tubuhnya sendiri,
lalu mengusap susunya dan meremasnya. Satria tak percaya ternyata mainannya bekerja. Satria bisa
melihat ada sesuatu di mata mamanya saat tangannya tetap meremas susunya sendiri.

Tak cukup hanya itu, mamanya tiba – tiba membuka bajunya hingga tinggal hanya memakai bh dan cd
saja. Sungguh sangat menambah kecantikan sang mama di mata satria. Tangan mamanya menarik bh ke
atas hingga terpampanglah susu mamanya. Begitu terkejutnya satria karena baru kali ini ia bisa melihat
susu mamanya dengan sangat jelas. Matanya tak berkedip melihat susu itu kembali diremas oleh tangan
mama sendiri. Lalu jari – jari lentik mama mulai memainkan putingnya. Mengelus. Mencubit. Membetot.
Bahkan satria bisa mendengar erangan mamanya.

Ternyata, mainannya lebih dahsyat dari yang ia perkirakan. Satria tahu mengutak – atik DNA memang
penuh misteri, tapi ia tak mengira efeknya sedahsyat ini.

Masih di depan matanya. Tangan mamanya yang satu mulai mengelus perutnya. Lalu turun ke
selangkangan. Jarinya mulai mengelus – ngelus cdnya sendiri. Rasa – rasanya satria ingin kembali ke
kamarnya saat itu juga dan mulai masturbasi. Tapi keinginan itu ia tahan sedemikian rupa.

Kedua tangan mama kembali beraksi menurunkan dan membuka cdnya. Pemandangan yang tersaji di
depan matanya merupakan hal baru yang tak pernah satria lihat seumur hidupnya. Saat pintu kamar
orangtuanya mengeluarkan bunyi, satria buru – buru mundur bersembunyi dalam kegelapan. Ternyata
ayahnya keluar.
“Mama.. apa – apaan ini?”

“Oh, pa. kok mama tiba – tiba terangsang gini ya?”

“Gimana kalau satria melihatnya mah?”

“Duh yah, mama pingin banget nih.”

Secepat kilat, satria menekan beberapa tombol sambil mengarahkan remot kontrolnya ke mama.

“Apa yang terjadi?”

“Gak tau pah. Tadi rasanya mama lagi ngopi, eh tau – tau papa ada di depan mama terus mama tiba –
tiba telanjang lagi.”

“Ambil baju mama terus ke kamar ma. cepat!”

Akhirnya, mama en papa kembali ke kamar. Setelah pintu kamar tertutup, satria tersenyum sendiri dan
ikut kembali ke kamarnya. Tanpa basa – basi, ia langsung membuka celananya dan mulai masturbasi.
Setelah ejakulasi, satria pun tidur dengan nyenyaknya.

Esoknya, sabtu, seperti biasa, ayahnya selalu punya alasan agar bisa ke kantor. Satria pun sarapan di
dapur ditemani mama. Kali ini, wajah mama terlihat bahagia, tak seperti kemarin.

“Gimana tidurnya mah, nyenyak?”

“Tentu sayang. Kalau kamu nak?”

“Sama mah.”

“Hari ini kamu mau ngapain aja nak?”

“Gak tau mah, mungkin ngelanjutin proyek mainan biasa.”

“Sekali – kali kamu main dong sama teman – temanmu. Jangan di sibuk sendiri aja.”

“Iya mah. Kalo mama mau ngapain aja hari ini?”


“Mungkin renang aja di rumah. Mumpung lagi cerah.”

“Oh.”

“Mau temanin mama renang gak?”

“Oke deh mah. Tapi nanti ya, mama sendiri aja dulu.”

“Oke sayang.”

Satria kembali ke kamarnya. Beberapa menit berlalu. Ia kembali mengambil mainannya dan menuju ke
ruang kerja ayahnya. Dari jendela di ruang kerja ayahnya, ia dapat melihat kolam renang dengan jelas.
Terlihat mamanya memakai bikini biru. Mamanya jarang memakai pakaian seksi, kecuali memakain
bikini saat renang.

Di sisi lain, satria melihat bang ucok [tukang kebun] lagi merawat tanaman deket kolam. Satria jadi
penasaran, jika dan hanya jika mainannya kembali dipencet dan diarahkan ke mamanya di saat di
dekatnya ada orang lain, akankah mamanya kembali berlaku seperti malam tadi? Dengan sabar, satria
menunggu hingga bang ucok mendekati mama yang sedang berjemur di kursi. Saat jarak bang ucok dan
mama dirasa cukup dekat, mainannya pun mulai dipencet.

Saat itu juga, tangan mama mulai mendarat di susunya lagi. satria memperhatikan dengan seksama saat
bang ucok menoleh ke arah mamanya. Pasti mamanya mengerang dan terdengar oleh bang ucok.

Tangan mama lalu menyibakna bikininya hingga susunya menyembul dan terlihat jelas. Jari – jari mama
mulai memainkan putingnya. Satu tangan mulai diturunkan ke area bawahnya. Satria tahu tangan mama
sedang bergerilya di selangkangannya. Bang ucok berdiri tepat di depan kaki mama, hingga pasti bisa
melihat keseluruhannya. Satria sebenarnya cemburu tapi ia meyakinkan diri bahwa kali ini penting untuk
bahan pertimbangan proyeknya.

Perlahan, bang ucok melangkah mendekati mama. Terlihat selangkangannya membesar. Satria terkejut
melihat tiba – tiba bang ucok ditarik oleh kaki mama hingga mereka saling berdekapan. Satria ingin
mendekat, mendengar dan melihat apa yang terjadi, tapi ia masih bisa menahan diri demi proyeknya.
Saat ia akan memijit tombol stop, ia lihat mamanya meremas selangkangan bang ucok. Membuka
sletingnya dan mengeluarkan kontolnya. Akhirnya ia biarkan aksi mamanya sambil menikmati tontonan
gratis itu. Satria pingin tahu seberapa jauh remot kontrol buatanya berfungsi.
Dari wajah bang ucok, satria menyimpulkan bahwa bang ucok sedang dilanda ketakutan sekaligus
kenikmatan atas aksi mama. Satria makin terkejut saat mama memasukan kontol bang ucok ke
mulutnya. Sepertinya bang ucok terkejut karena tangannya mencoba mendorong kepala mama
menjauh. Tapi mama tetap menyepong kontol bang ucok.

Akhirnya mama menghentikan aksinya. Bukan untuk berhenti tapi untuk membuka bikininya hingga
mama telanjang dan berbaring. Mama tarik bang ucok hingga kepalanya ada di atas selangkangan
mama. Sedangkan kontol bang ucok tepat berada di atas mulut mama. Mama kembali nyepong bang
ucok. Tak lama kemudian, bang ucok seperti kejang. Lalu keluarlah spermanya di dalam mulut mama.
Terlihat sperma bang ucok mengalir keluar dari bibir mama. Saat itu ia putuskan memencet tombol stop
di mainannya.

Yang terjadi selanjutnya sungguh luar biasa.

Mama tersedak mencoba berteriak dan mendorong bang ucok. Bang ucok pun terkejut lalu lari
meninggalkan mama berbaring dengan mulut penuh spermanya. Mama memuntahkan sperma dan
mengelap mulut dengan tangannya. Tangan mama menutupi wajahnya lalu menangis. Tak lama
kemudian mama mengambil bikininya dan lari masuk rumah.

Melihat mamanya lari, satria buru – buru keluar dari ruang kerja ayahnya dan kembali ke kamarnya.
Terlintas di benaknya eksperimen selanjutnya. Tapi ia agak ragu – ragu menjalankannya. Ia tanggalkan
pakaiannya hingga hanya memakai celana pendek. Remot kontrolnya ia sembunyikan dalam handuk. Ia
berjalan ke kolam. Tak mendapati mama, ia panggil mamanya beberapa kali. Tak ada jawaban, ia pun
mendekati kamar mamanya.

“tok.. tok… mah, mama di dalam? Katanya mau renang sama satria. Ayo mah!”

“Mama udah gak mood lagi nak. Kamu renang aja sendiri ya.”

“Ini kan ide mama. Sengaja satria gak ngerjain proyek agar bisa sama mama. Tapi kalau mama udah gak
mood…”

“Bukan gitu nak.”

“Ya udah. Satria lanjutin proyek satria aja.”

“Jangan nak. Kamu perlu gerak, jangan di kamar mulu.”


Mama pun membuka pintu kamar. Matanya terlihat merah, mungkin menangis terus. Pun tubuhnya
hanya dibalut selimut.

“Renang sendiri gak seru. Lebih seru renang berdua sama mama.”

“Kamu memang anak mama.”

“Jadi gimana mah? Mau renang gak?”

“Baiklah. Kamu tunggu mama di kolam ya.”

“Oke mah.”

Satria pun menunggu mama sambil berbaring di rumput dekat kolam. Mama datang dan duduk di
sebelah satria. Mama memakai bikini yang lain. Mereka duduk sambil ngobrol basa – basi.

“Nyebur yuk ma.”

“Duluan aja nak. Mama lagi pingin santai nih.”

Hati – hati, tangan satria mulai masuk ke handuknya. Ia raih remot kontrolnya dan mulai memijit
beberapa tombol lalu meluncur ke kolam. Saat ia melirik, ia lihat mamanya sedang memainkan tangan di
tubuhnya sendiri. Bahkan erangan mama pun terdengar.

“Ma, mau turun gak?”

Gak ada jawaban. Satria pun menepi. Ia panggil lagi mamanya tapi yang keluar dari mulut mama
hanyalah erangan. Satria pun naik. Ia lihat mamanya sedang asik sendiri. Satu tangan mama memainkan
puting dan susunya. Sedang tangan satunya sibuk di selangkangan. Mulutnya tak berhenti mengerang.
Matanya mengarah ke satria, tapi penglihatannya entah ke mana.

Perlahan, satria mengambil remot kontrol di handuknya. Oh tuhan, puting mama begitu besar, begitu
seksi.
“Mah. Mama kenapa mah?”

Mamanya menjawab dengan erangan sambil tangannya tak henti bergerak. Satria kembali
memposisikan jarinya di remot kontrol lalu memencet tombol ‘pause’.

“Mah, mama baik – baik saja?”

“Satria?” mama terkejut, mencoba terlihat tenang. “Apa … apa yang terjadi?”.

Mama menyadari ia setengah telanjang dan tangannya ada di selangkangannya.

“Apa …”

Tapi mama tak menyelesaikan ucapannya. Karena satria memencet tombol ‘play’ di remot konrolnya.
Mama terlihat kembali santai kembali beraksi.

“Mah, mama gak apa – apa? Bisa satria bantu mah?”

“Unghh, nak,” mama terengah, “oohh, ya, tolong,” mama melenguh, jarinya memainkan putingnya.

“Oke mah, satria mesti ngapain mah?”

“Unggghh,” mama melenguh. “Oh, yes,” tangannya aktif di selangkangannya.

“Kayak gini?”

Perlahan, satria menempelkan tangannya di tubuh mama. Diam tak bergerak.

“Ohhhh, yes,” mama mengejang saat tanganku menyentuhnya.

Saat mama mengangkat pinggulnya, langsung kupelorotkan cd mama hingga mama telanjang. Kutatap
tubuh telanjang mama. Kakinya dilebarkan sedangkan tangannya sibuk bermain di memeknya sendiri.
Kini baru kusadari ternyata memek mama bersih tanpa sehelai rambut pun. Jari – jari mama keluar
masuk di memek mama. Kutekan kembali tombol ‘pause.’
“Mah, mama kenapa?”

Mama terlihat bingung dan terkejut.

“Nak, apa…” lalu mama menyadari, ia berbaring telanjang, kedua jarinya di memeknya. “Oh tuhan,”
mama kembali beraksi saat kutekan lagi tombol ‘play.’

Mama mengerang dan kembali memainkan jari di memeknya. Kunikmati adegan ini sambil kurasakan
kontolku membesar.

“Mah, mau aku bantu?”

“Oh, tuhan.”

“Mau kubantu mah?”

Kupegang susu mama dengan tanganku.

“Ya, itu…. Oh…..” mama melenguh saat tanganku menempel. Jarinya makin sibuk di memeknya.

“Aku mesti ngapain mah?”

Tanpa menjawab, tangan mama menyentuh kepalaku dan mengarahkan ke susunya. Kubuka mulutku
dan kukenyot puting mama. Rasanya nikmat sekali. Sambil menikmati susu mama, kuelus – elus paha
mama. Tiadanya perlawanan membuatku semakin berani menaikan tanganku hingga menyentuh
memek mama. Kurasakan jari – jari mama sibuk keluar masuk di memek mama.

Sejak awal tak kuhentikan mulutku di susu mama. Memek mama terasa hangat, basah. Kurasakan
tangan mama mendorong kepalaku dan mengarahkannya ke memek mama hingga hidungku menyentuh
sebelah atas memek mama.

“Jilat nak. Jilat.”

Saat lidahku menyentuh memeknya. Mama bergetar. Kusarakan asin yang baru kali ini kurasa. Tanpa
jijik, kumainkan lidahku di memek mama. Kujilat dan kumasukan lidahku. Ternyata kontolku telah
digenggam dari luar celana. Saat mama mencoba mengeluarkan kontolku dari celana, kujilat dan
kuhisap itil mama hingga membuat mama mengerang lebih keras.

Ingin tetap bereksperimen, kuraih remot kontrolku dan kutekan ‘pause’ sambil mengangkat wajahku
dari memek mama.

“Mama gak apa – apa?” kurasakan kontolku diremas mama.

“Oh nak, apa yang terjadi?”

Mama terkejut, membeku diam sambil menggenggam kontolku.

“Mama menyuruhku.” Sambil kembali kujilat memek mama.

“Tapi ini tak boleh nak!” mama menangis, mencoba menjauh.

Kembali kutekan tombol ‘play’ dan mama mengerang kembali. Mengangkat memeknya lebih tinggi.
Sungguh enak rasanya cairan yang keluar dari memek mama. Tangan mama kembali meremas kontolku.
Kujepit itil mama dengan bibirku dan kumainkan dengan lidahku. Erangan mama makin keras dan
tubuhnya mulai mengejang. Kumasukan lidahku ke memek mama dan coba menelan semua cairan yang
keluar saat mama orgasme. Rasanya sungguh enak.

Kutekan lagi tombol ‘pause’ saat mulutku masih menikmati memek mama yang orgasme.

“Oh, oh, oh,” mama mengerang sambil menggenggam lebih erat kontolku. Kontolnya diangkat hingga
menekan kepalaku.

“Apa – tidak, tidak, jangan,” mama menangis tapi tak melepaskanku.

“Rasanya enak ma.” Kujilat lagi memek mama.

“Oh, nak, tidak, tidak… ya, oh,”

Kutekan lagi tombol ‘play’ dan kutekan juga kepalaku ke memek mama. Akhirnya aku bangkit. Mama
menarik kontolku dan mulai mendekatkannya ke bibir mama. Mama mulai menjilat kontolku. Lalu ia
masukan dan menghisapnya. Bisa – bisa tak lama lagi aku orgasme. Saat kontolku sepenuhnya di mulut
mama, kutekan lagi tombol ‘pause.’

“Tidak, tidak,” mama menyadari kontol yang di mulutnya adalah kontolku, anaknya.

Saat mama akan mencabutnya, kutekan lagi tombol ‘play’ dan mama kembali memainkan kontolku di
mulutnya sambil mengerang. Kurasakan orgasmeku semakin mendekat. Aku tak percaya mama sedang
nyepong kontolku. Akhirnya kontolku menyemburkan lahar panas di mulut mama. mama menyedot
semuanya dengan rakus.

Selesai orgasme, kutekan lagi tombol ‘pause.’ Mata mama melebar menyadari apa yang terjadi tapi kali
ini mama tak berhenti. Mama terus saja menghisap sperma di kontolku hingga tetes terakhir. Habis itu,
mama melepaskan kontolku dari mulut dan tangannya. Mama terlihat bingung dan malu.

“Nak, mama gak ngerti apa yang terjadi pada mama.” terdapat tetesan sperma di wajah mama dan
mengalir di dagu dari mulut mama. matanya meneteskan air mata.

“Gak apa – apa mah. Lagian juga nikmat kok. Memek mama juga rasanya enak.”

“Tapi ini salah. Mama udah nikah, juga kamu anak mama.”

Mama menangis.

“Ya. Kita berdua juga tahu gimana papa. Satria sayang mama. mama juga sayang satria kan? Papa
gakkan tahu apa yang dia lewatkan.”

“Mama mesti dibaju.” Matanya mencari bikininya. “Singkirkan itu!” sambil menunjuk kontolku. “Siapa
tahu papamu datang.”

“Mama juga tahu kan papa jarang pulang jam segini.”

Kupakai kembali celanaku. Kupungut cd mama.

“Sini !” tangan mama meminta cdnya.

“Biar satria nikmati sekali lagi.”

Kuhisap cd mama di depan matanya.

“hentikan nak!”
Pipinya memerah saat mama duduk telanjang di depanku. Kuraih kembali remot kontrol dan kutekan
tombol ‘play.’

“Oh nak,” mama mengerang saat kubaringkan mama dan kudekatkan kepalaku ke memek mama.
rambutku dipegang mama saat kujilat memek mama lagi. akhirnya kutekan tombol ‘stop’ saat kuhisap
memek mama.

“Hentikan nak. Sudah.” Mama mengangkat kepalaku dari memeknya.

“Apa mama gak menyukainya?” mulutku belepotan cairan mama.

“Bukan itu maksudnya. Kamu anakku.”

“Satria suka memek mama. satria juga suka saat mama nyepong kontol satria.”

“Mama pergi sekarang.”

Mama bangkit dan mengambil pakaiannya. Aku tersenyum melihat mama masuk rumah. Remot
kontrolku bekerja diluar imajinasiku rupanya. Aku kembali ke kamarku. Ternyata remotku bisa juga
dipake ke orang lain. Tinggal sedikit kuoprek. Akhirnya, ada seseorang yang akan ku test.

Lelah. Aku tidur. Ketukan di pintu membangunkanku. Kulihat jam ternyata aku ketiduran beberapa jam.

“Makan dulu nak!” mama memanggil dari belakang pintu.

“Ayah ada?”

“belum pulang.”

“Pintunya gak dikunci kok mah.”

Aku menunggu. Akankah mama masuk? Aku berbaring memakai kimono mandiku. Kupegang kontolku.
Tak lama kemudian, pintu membuka perlahan – lahan. Muncullah mama di daun pintu. Juga memakai
kimono mandi.

Matanya melihat ke kontolku yang menyembul dari kimonoku. Kumasukan tanganku dan menggenggam
kontolku. Sedang tanganku yang lain memegang remot kontrol.
“Jangan gitu nak!” tapi mata mama tak berpaling.

“Masuk aja mah. Sini bantu satria.”

Saat kukeluarkan kontolku saat itu juga kutekan tombol di remot kontrolku. Mama melangkah
mendekati ranjang. Kulihat di balik kimono, mama gak memakai apa – apa. Mama lalu memposisikan
kepalanya hingga ada di atas kontolku. Mama mulai menyepong kontolku. Setelah beberapa saat,
kuangkat kepala mama dan kubuka kimononya hingga berdiri telanjang. Kembali kuposisikan mama di
ranjang hingga kami bergaya enam sembilan. Mulut kami sibuk. Terus kumainkan itil mama agar cepat
orgasme. Benar saja. Mama menekan lebih dalam memeknya saat mengejang orgasme. Kuhirup semua
cairan yang keluar dari memek mama. setelah itu kuposisikan mama mendindih di atasku hingga
susunya menindih dadaku.

Mulut mama mencari mulutku. Kami berciuman cukup lama. Lidah dan mulut beradu saling serang dan
hisap. Kurasakan kontolku menekan memek mama.

“Oh nak… entot mama, nak. Entot mama!”

Sambil ciuman, tangan mama meraih kontolku dan mengarahkannya ke memek mama.

“Masukan mah. Entot satria.”

Kucari puting mama dan kumainkan serta kupijit dan kupelintir. Mama mengerang saat menangkat
pantatnya dan menurunkannya kembali. Akhirnya tangan mama mengarahkan kontolku ke memeknya.
Lalu ia tekan perlahan – lahan. Kulihat bagainama kontolku masuk mili demi mili ke memek mama
hingga akhinya masuk semua. Rasanya sungguh nikmat. Mama mendiamkan memeknya. Lalu mama
mulai menggoyang pinggulnya membuat kontolku keenakan. Mama ngentot sambil mendudukiku.
Susunya gerak – gerak tak bisa diam. Sungguh enak hingga rasanya bentar lagi aku mau orgasme. Kuraih
itil mama dan kumainkan dengan jariku saat mama menggoyang pantatnya.

Erangan mama makin tak karuan. Otot memek mama makin mencengkram. Saat spermaku akan
memuncrat, kuraih remot dan kutekan tombol ‘pause.’ Mata mama membesar menyadari kontol
anaknya menyembur di memeknya saat ia dalam posisi women on top. Mama mencoba bangkit tapi
kupegang pinggulnya saat aku orgasme.

“Satria! Hentikan nak! Jangan, oh… oh… oh…”


Semburan spermaku di memek mama membuat mama juga orgasme. Mama mengejang lalu menangis.
Di wajahnya terlihat rasa malu. Mama mencoba bangkit tapi kucengkram pinggulnya.

“Duh mah. Memek mama enak. Mama suka kontol satria gak?”

Kutekan lagi tombol ‘play.’

“Iya nak. Mama suka kontol kamu. Sungguh besar dan panjang.”

Mama mengerang merasakan semburan spermaku. Kulepasakn cengkramanku.

“Hisap kontol satria ma!”

“Iya. Iya nak.”

Mama bangkit. Lalu memegang kontolku dan mulai menjilatinya.

“Kontolmu nikmat nak.”

Mama menghisap kontolku membersihkan sisa – sisa spermaku. Saat mama akan selesai, kutekan
tombol ‘stop.’ mama kembali terkjut saat menyadari sedang menghisap kontol anaknya dan di mulutnya
ada sisa – sisa orgasem anaknya dan dirinya. Mama mengangkat kepala dan menatapku, tapi tetap
memegang kontolku.

“Oh nak. Mama gak tau kenapa bisa begini.”

“Gak apa – apa mah. Satria suka kok ngewe sama mama.”

“Tapi mama gak tau apa yang terjadi?”

Air matanya jatuh tak tertahankan.

“ mama hanya masuk ngajak makan lalu mama ngentot satria hingga kita keluar. Sungguh nikmat mah.
Satria menyukainya. Lalu mama membersihkan kontol satria.”

Aku tersenyum sambil menatap mama.

“Tapi mama gak sadar apa yang mama lakuin.”

“Meski begitu, teruskan dong ma. kontol satria tegang lagi tuh. Boleh satria ngewe mama lagi gak?”

“Apa?” mama terkejut menyadari tangannya masih menggenggam kontolku.


“Ayolah ma. satria pingin kita ngewe sekali lagi sebelum papa datang.”

“Kita mesti hentikan ini.” Mama melepaskan genggamannya lalu bangkit.

“Yakin ma?” kutekan lagi tombol di remot.

“Iya dong nak. Ayo entot mama lagi.”

Mulut mama membuka dan mulai menghisap kontolku lagi.

“Ya kalau mama maksa sih…”

Aku tersenyum melihat kontolku terbenam di mulut mama. beberapa menit kemudian, kuangkat kepala
mama. kusuruh mama nungging. Kuewe mama pake gaya anjing. Nikmat sekali. Mama makin meracau
gak karuan. Beberapa kali kumainkan tombol ‘pause’ dan ‘play’ mencoba mencari tahu reaksi mama.
makin lama kesadaran mama pun semakin lama. Saat kurasa akan orgasme, kucabut kontolku. Kubalikan
mama dan kuposisikan kontolku di depan mulut mama. akhirnya kulepaskan spermaku muncrat di
dalam mulut mama. mama terlihat menikmatinya. Habis itu kutekan tombol ‘stop.’

“Oh nak. Apa yang terjadi sama mama?” tanya mama. tapi mulutnya tetap menghisap dan menjilati
kontolku.

“Satria suka sepongan mama. mama juga suka kan nyepong satria?”

“Ini gak boleh nak.” Kata mama sambil tetap menghisap kontolku. “Mama gak ngerti.”

“Satria gak peduli. Sudah mah, bentar lagi papa pulang.”

“Oh tuhan. Ayahmu.” Mama melepaskan kontolku. “Apa yang mesti mama bilang?”

“Kenapa mesti bilang? Papa selalu ngewe wanita lain. Kenapa mama gak cari kesenangan juga?”

“Apa yang akan mama lakukan?”

Mama terlihat panic.

“Saat pulang, papa selalu langsung ganti baju kan. Nah saat itu, langsung mama entot papa. Mungkin
cara itu bisa mengembalikan papa ke mama.”

“Dimana kamu belajar mikir dan ngomong kasar kayak gini?”

Mama bicara sambil kembali memakai pakaiannya.

“Pergilah mah. Tenang, gakkan ada apa – apa kok.” Kataku sambil menyentuh bahu mama dan tangan
satunya mencolek memek mama.
“Hentikan nak.” Mama menjauh

“Esok pagi saat papa pergi. Satria temuin mama sebelum sekolah.”

“Apa maksudmu?” mama terlihat malu.

“Ah, kayak gak ngerti aja?”

Kutekan kembali beberapa tombol remot. Kubiarkan beberapa saat hingga lutut mama melemas.
Kudengar mobil papa datang.

“Cepat ke kamar mah!”

“Oh tuhan.”

“Lakukan saja seperti tadi sama satria. Pasti aman.”

Beberapa menit kemudian, aku melangkah mendekati pintu kamar ayah ibu. Menguping. Kudengar
ranjang berdecit tak karuan. Aman rupanya.

Malam itu kami makan bersama. Ayah dan mama terdiam. Tak seperti biasanya. Biasanya setelah makan
ayah langsung ke ruang kerjanya. Tapi kali ini ayah langsung ke kamar. Ibu mengikutinya. Aku pun
kembali ke kamar.

Esoknya kudengar mobil ayah pergi. Kuambil remot kontrol dan kuketuk kamar ibu.

“Ya. Ada apa?” ibu terdengar masih mengantuk.

“ini satria mah. Boleh masuk gak?”

“Mau apa?”

“Hanya ingin liat mama.”

“Oh. Masuk saja.”

Aku pun membuka pintu dan masuk.

“Satria penasaran mah. Gimana malam tadi mah?”

“Sempurna. Makasih.”

“Apa papa ngewe mama?”


“Satria. Jaga ucapanmu!” mama membentak.

“Kita lihat.”

Kusingkapkan selimut yang menutupi mama. ternyata mama telanjang.

“Apa yang kamu lakukan?” mama terlihat marah dan mencoba menutupi kembali tubuhnya.

“Mama bilang mau ngentot satria abis papa pergi.” Kataku sambil memencet tombol remot.

“Oh nak, kamu apain mama?” mama mengerang merasakan seluruh tubuhnya serasa hidup.

“Apa yang kamu lakukan?” mama bangkit dan menarikku.

“Nih.” Kukeluarkan kontol dari celanaku, “coba ini.”

“Mmm,” mama mulai menjilat kontolku.

“Bagus mah.” Kuelus rambut mama. “Tapi satria ingin ngentot mama. tidur ma!”

Mama nurut. Kulebarkan selangkangan mama. kulihat bercak – bercak putih peninggalan ayah masih
tertinggal. Kumasukan kontolku ke memek mama membuat mama mengerang. Saat kuentot, mama
memainkan susunya dengan tangannya. Kurasakan bentar lagi aku orgasme. Kucabut kontolku dan
kusuruh mama duduk. Mama membuka mulut saat kumasukan kontolku. Baru saja mama hisap
kontolku sudah menyemburkan lahar panas dalam mulut mama. langsung kutekan tombol ‘pause.’ Tapi
kali ini mama tak terkejut. Saat orgasmeku selesai. Mama menelan spermaku. Kuangkat wajah mama
dan kutatap.

“Mama sungguh hebat. Satria menyukainya mah.”

“Ya. Ya. Ya. Sekarang waktunya kamu pergi. Mama mau mandi.”

“Oke mah. Sampai nanti.”

“Ya.”

Saat keluar, aku hampir menabrak bi mumun, pembantu kami yang datang dua hari sekali tiap minggu.

“Oh, maaf bi. Gak keliatan sih.”

Terlihat sehelai rambut di bahunya. Kuambil dan kutunjukan ke bi mumun.

“Rambutnya ada yang patah bi.”


Aku pun pergi ke sekolah. Pulang sekolah, kembali ku olah sehelai rambut bi mumun. Setelah selesai,
aku keluar kamar berharap bi mumun belum pulang. Ternyata masih ada.

“Hai bi mumun, apa kabar?”

“Biasalah. Baik aja.”

“Oh ya bi, kalau bibi gak sibuk, tolong bikinin sirup buat aku dan mama. sekalian juga bikin buat bi
mumun deh. Terus anterin ke kolam ya bi.!”

“Iya den.”

Kulihat mama lagi baca majalah dekat tv.

“Hai mah.”

Kucium pipi mama. kupegang bahunya.

“Gimana sekolahnya nak?”

“Biasa. Tadi kusuruh bi mumun bikinin sirup buat kita. Ntar di ke kolamin. Mau?”

“Mau dong.”

“Oke.” Kuelus punggung hingga pantat mama.

“Mau liat bi mumun buka baju di depan kita gak?”

“Apa?”

“kira – kira Bi mumun mau gak ya?”

“Tentu gak mau dong?”

“Mama aja mau. Bi mumun juga pasti mau.”

Mama seperti mau ngomong, tapi gak jadi. Kami pun menuju kolam. Beberapa saat kemudian, bi
mumun datang membawa sirup. Mama memperhatikannya.

“Bi mumun, buka dong pakeannya.”

“Apa? Den mau Bi mumun buka pakean?”

“Ya, kalau bi mumun gak keberatan.” Kataku sambil menekan beberapa tombol remot.

“Oh, oh, bi, bi..” wajah bi mumun terlihat bingung.


“Mau satria bantu bi?”

“Bibi… bibi… merasa…”

Mama terlihat terkejut saat aku bangkit dan mulai membuka pakaian bi mumun hingga hanya memakai
bh dan cd saja. Kubuka bhnya.

“Tinggal cdnya bi. Itu celana dalanya bi mumun.”

“Oh.”

Bi mumun melepaskan cdnya hingga terlihatnya jembutnya yang cukup lebat. Susunya yang besar dihiasi
areola yang lebar. Sedangkan putingnya terlihat keras dan menonjol.

“Tuh kan mah. Bi mumun gak keberatan.”

Aku menoleh ke mama dan tersenyum.

“Tubuhnya juga bagus mah. Iya kan?”

Aku berdiri di belakang bi mumun dan memegang susunya dari belakang. Kumainkan puting bi mumun
hingga mengerang.

“Satria, apa – apaan kamu?”

Mama bertanya. Pipinya memerah melihat anaknya memainkan susu pembantunya.

“Buka juga dong baju mama.”

Satu tangan kuturunkan hingga menyentuh memek bi mumun.

“Apa yang kau bicarakan?” mama berdiri.

“Sini satria bantu.”

Kulepaskan bi mumun dan kembali menekan remot kontrol. Beberapa menit kemudian mama dan bi
mumun telanjang dihadapanku. Tangan kananku memeluk mama dan tangan kiriku memeluk bi mumun.
Lalu kucium bibir mama, terus gentian ku cium bibir bi mumun. Sambil tanganku mengelus pantat mama
dan bi mumun.

“Ayo mah, bi mumun, ciuman dong!”


Mereka nurut. Mama dan bi mumun ciuman. Penuh nafsu serta erotis. Tangan mama dan bi mumun
saling menjamah. Sedangkan aku, kulepas pakaianku.

“Udah… udah ciumannya. Mah, berbaring ma. Nah gitu. Terus bi mumun, ayo tindih mama. tapi di balik
ya. Nah mah, tuh jilat memek bi mumun. Bi mumun juga jilat tuh memek mama. nah gitu. Ayo, nikmat
kan.”

Mama dan bi mumun bermain enam sembilan dengan penuh nafsu. Kudekati kepala mama, kudekati
memek bi mumun dari belakang dan mulai kutusukan kontolku ke memek bi mumun. Kadang, lidah
mama kena ke kontolku. Rupanya memek bi mumun telah basah. Sekarang bi mumun makin liar.
Kadang melolong sambil menjilat memek mama. otot memeknya serasa mencengkram kontolku.
Setelah lima hentakan, kucabut kontolku lalu kumasukan ke mulut mama. setelah lima hentakan
kucabut kontolu dari mulut mama dan kumasukan lagi ke memek bi mumun. Begitulah seterusnya.

Kurasakan bentar lagi aku orgasme. Kubenamkan kontolku lebih dalam lagi ke memek bi mumun hingga
akhirnya menyemburkan spermaku di dalamnya. Saat kucabut kontolku, spermaku mengalir keluar dari
memek bi mumun dan langsung dihisap habis oleh mamaku. Aku menjauh dari mereka dan kutekan
tombol ‘stop’ di remot. Ternyata meski telah di stop, mama dan bi mumun tetap melanjutkan aksinya
hingga mereka berdua orgasme dan tumbang.

“Oh nak. Mama gak ngerti kenapa bisa begini.” Kata mama sambil menatapku dari selangkangan bi
mumun.

“Gimana bi mumun?”

“Bibi terkejut den. Bibi gak pernah gini. Tapi kok enak ya den?”

“Bibi suka memek mama gak?”

“Sungguh enak. Bibi gak pernah gini belumnya den.”

“Ibu juga belum pernah mun. memekmu sangat basah. Memek ibu gimana mun?”

“Iya bu.” Tawa bi mumun. “Seperti madu. Punya ibu dicukur jadi kaya anak anak.”

Mama bangkit. Sedangkan bi mumun tetap berbaring di rumput.

“Mah, coba dudukin dulu kepala bi mumun.”

Mama nurut. Kini memeknya diatas mulut bi mumun. Kuposisikan mama di gaya anjing lalu kuentot
mama dari belakang, sedang kan dari bawah bi mumun menjilati itil mama.
Baru kali ini aku ngewe tanpa remot. Tapi mama tak protes. Kurasakan hidung bi mumun menyentuh
bolaku saat kuentot mama. kutekan kepala mama hingga menyentuh memek bi mumun. Seolah
mengerti, mama langsung menjilat memek dan itil bi mumun. Saat kurasa akan orgasme, kucabut
kontolku dan kumasukan ke mulut bi mumun. Kusemburkan spermaku di mulut bi mumun. Setelah
kontolku kucabut, mulut bi mumun langsung menyerang itil mama hingga mama dan bi mumun pun
orgasme.

“Ayo kita pake baju dulu. Ayah bentar lagi datang.”

“Oh tuhan, ayahmu. Aku lupa.”

“Kita bakal begini lagi gak den?”

“Tentu saja. Iya kan mah?”

“Iya.” Kata mama malu – malu.

“Iya den.”

“Oke bi. Tapi kalo bi mumun lagi disini, gak perlu pake cd. Biar seru. Setuju?”

“Setuju den.”

“Mama juga, jangan lagi pake cd kalo di rumah.”

“Dasar anak mama nakal. Apa yang akan papa bilang coba.”

“Jika papa tau, pasti papa juga suka.”

Kami semua tertawa dan kembali kerumah. Bi mumun kembali lagi. sedangkan ayah baru saja pulang.
Mama menyambutnya. Saat ayah ke kamar mau ganti baju, mama mengikuti. Lalu mama berlutut,
mengeluarkan kontol papa dan langsung menyepongnya.

“Mama kenapa ma? Kayak kerasukan gitu?”

“Mama lagi pingin pa, papa masih kuat kan?”

“Kok gini mah?”

“Entot mama pah. Ayo.”


Mama pun duduk di sisi ranjang, membuka lebar selangkanannya dan menarik roknya hingga tersibaklah
memeknya di hadapan papa. Papa langsung telanjang. Membaringkan mama. melebarkaln lagi
selangkangannya dan menusukkan kontolnya ke memek mama. setiap kali kontol papa menyodok,
mama mengkangkat pinggulnya agar sodokan kontol papa makin dalam. Meski hari itu papa sudah
ngentot sekretarisnya dua kali, tapi saat papa orgasme, memeknya penuh dengan sperma papa hingga
meleleh keluar. Lalu kontolnya papa cabut kembali. Yang membuat papa terkejut adalah mama bangkit,
mendekati papa dan mulai menjilat serta menghisap kontol papa, sesuatu yang sebelumnya tak pernah
mama lakukan tiap kali mereka habis ngewe. Setelah mama selesai nyepong kontol papa, mama
tersenyum.

“Mama abis kerasukan apa sih? Baru kali ini jadi begini?”

“Kalo mama ingin papa kembali, mama tentu mesti lebih kreatif dari sekretaris papa, iya kan?”

“Papa gak ngerti ucapan mama.”

Mama tersenyum. Papa mencoba memalingkan mukanya.

“Tentu saja papa ngerti. Hanya saja dulu mama diamkan. Nah sekarang mama baru bereaksi. Kalo papa
ingin ngentot sekretaris papa, atau cewek lainnya, silkahkan saja. Tapi entot mama juga dong. Mama
ingin dientot tiap papa mau kerja, saat papa pulang dan saat kita mau tidur. Jika papa bisa
menghandlenya, ya bagus. Ingat pa, aku ini istrimu.”

“Benar nih mama gak keberatan?”

“Kalau papa mau, sekalian aja bawa mereka ke sini. Asal papa mesti layani mama saat mama pingin.
Mama tak ingin ini diam tak berguna.” Kata mama sambil meremas kontol papa.

“Jika papa gak mau peduli sama mama. mama akan cari orang yang peduli sama mama. ngerti pa?”

“Kayak mama berani aja.”

“Coba aja pa.”

“Papa mandi dulu ma.”

“Oke pah. Mama cari bi mumun dulu.”

Mama tersenyum. Sekarang dia mengerti kenapa akhir – akhir ini ia bersikap aneh. Mama pikir mama
begitu karena sedang terangsang. Dan akhirnya berani bicara sama suaminya. Mama cari bi mumun, tapi
gak ketemu. Tiba – tiba mama dapat ide. Mama dekati kamarku dan mencoba mendengar lewat pintu.
Saat mama mendengar suara wanita, mama yakin itu suara bi mumun. Mama pun membuka pintu dan
masuk.
Di ranjang mama lihat bi mumun sedang terbaring. Kepalanya melambai di sisi ranjang. Sedang di
atasnya ada aku yang sedang ngentot memek bi mumun. Meski kulihat mama masuk sambil senyum –
senyum tapi tak kuhentikan aksiku. Mama mendekat hingga mendekati kepala bi mumun. Senyum
mama makin lebar. Lalu mama angkat roknya dan agak menurunkan memeknya hingga beradu dengan
mulut bi mumun dan langsung dijilati oleh bi mumun.

“Mama akhirnya ngomong sama papa.”

“Masksud mama?”

“Mama bilang mama tahu soal sekretarisnya dan wanita – wanita lainnya. Juga bilang kalo mama gak
keberatan. Tapi mama juga bilang papa mesti puaskan mama minimal tiga kali sehari. Kalau gak
sanggup, mama cari orang lain yang sanggup. Papamu kayaknya gak menyukai itu.”

Kami ngobrol sambil tetap kuentot memek bi mumun. Sedangkan lidah bi mumun tetap bermain di
memek mama.

“Gimana mama ngomongnya?”

“Ya gitu. Mama jilat kontolnya abis ngentot. Sebelumnya mama gak pernah gitu.”

“Oh… enak… rasanya bentar lagi mau keluar.”

Cerita mama malah bikin aku makin terangsang. Mama langsung berbaring di sebelah bi mumun serta
mengeluarkan kontolku dan memasukkannya ke mulutnya. Menyemburlah spermaku ke rongga mulut
mama hingga beberapa semburan. Mama dengan rakus menyedot dan menelan semuanya. Setelah
bersih, mama keluarkan kontolku. Lalu mama jilati memek bi mumun hingga bi mumun pun orgasme.
Setelah itu, mama berdiri lagi.

“Mama bilang ke papa mau cari bi mumun. Sekarang dah ketemu. Mending keluar bareng bi mumun.”

Bi mumun ikut bangkit. Mengikuti mama keluar kamar menuju dapur. Di dapur papa sedang cari
minuman.

“Ketemu mah?”

“Iya pa. tugasnya udah selesai nih. Makasih bi.”

“Sama – sama nyonya.”


“Nanti ke sini lagi ya, seperti biasa.”

“Iya nyonya.”

Saat makan, kupikirkan hasil racikanku. Ternyata sekarang remotku bisa mem-bypass mekanisme otak
hingga orang yang dituju akan melakukan apa yang dia inginkan. Tanpa tedeng aling – aling. Inilah
penjelasan rasional tentang kelakuan mama dan bi mumun hari ini.

Minggu berikutnya kulihat mama en papa en totan. Mereka makin dekat kembali. Saat bi mumun
datang , ku entot tiga atau empat kali per hari. Jadi, kalau mama gak bisa dientot, masih ada bi mumun.
Lalu suatu pagi…

“Papa ntar pulang larut. Jadi gak ikut makan.”

Papa pun melangkah ke ruang kerjanya.

“Mama rasa ntar mama bakal ke kantor ngunjungi papa.”

“Benarkah? Jam berapa?”

“Kira kira sejam saat mestinya papa pulang. Mama ingin tahu papa sedang ngerjain apa aja.”

“Akhir akhir ini mama dan papa terlihat makin mesra. “

“Betul. Dan itu karena kamu nak.”

“Lho, kenapa?”

“Mama rasa kamu juga tahu. Kamu pasti merasa terlantar kan?”

“Tidak mah. Yang penting bagiku adalah mama.”

“Mama juga tahu kamu selalu sama bi mumun ya.”

“Dan mama juga tidak lagi pake cd kan?”

“Tau dari mana?”

“Kan bi mumun yang selalu nyuci.”

“Terus menurutmu gimana?”

“Jadi lebih gampang nyentuh memek mama.” kataku sambil menyentuh memek mama dari balik roknya.
“Satria.” Kata mama mencoba menghindar tapi tanganku sudah mengelus memeknya.

“Kamu jangan begitu!”

“Tapi mama suka kan?” kataku sambil jempolku mengelus itil mama.

“Kita gak boleh,” protes mama, tapi mama mengerang saat jari – jariku bermain.

“Duduk di sini.” Kataku sambil mengeluarkan kontolku. Kuberdirikan mama di depanku, lalu kudekatkan
memek mama hingga ada di atas kontolku.

“Oh nak,” mama memegang pahaku mencoba menahan tubuhnya. “Kok kita jadi gini?” tanganya meraih
kontolku.

Lalu mama merendahkan memeknya hingga mengenai kontolku. Kontolku mulai masuk dan mama mulai
menggoyangkan pinggulnya perlahan. Kubukan baju mama hingga mama telanjang. Susu mama
kuremas dan kujilat serta hisap. Saat kontolku berdenyut, kuangkat mama dan kusuruh nyepong
kontolku. Hisapan dan jilatan mama akhirnya membuatku orgasme memuncarkan lahar panas dalam
mulutnya. Mama menghisap semuanya hingga tetes terakhir.

“Duh mama… mama memang yang terbaik.”

“Kuharap papamu juga berpikir seperti itu. Jadi mama gak perlu mematai – matai dia.”

“Satria boleh ikut gak?” kataku sambil meremas memek mama.

“Mama rasa gak perlu.”

“Kenapa? Bilang saja kita datang jemput papa buat makan di luar. Jadi papa gak berpikir yang aneh –
aneh.”

“Bagus juga idemu.”

“Jadi satria ikut ma?”

“Baiklah nak.”

Kuraih kepala mama dan kucium. Lidah kami beradu. Malamnya saat mau pergi, aku terkejut melihat
dandanan mama. mama hanya memakai blus sutra tanpa bh dan cd. Putingnya dapat terlihat, keras dan
menantang. Sedangkan roknya mini hingga paha mulusnya terlihat jelas.
“Mama seksi sekali.”

“Tentu.”

“Apa mama … “ tanganku mengelus pahanya. Naik hingga meremas memek mama.

“Hentikan. Jangan sekarang.”

Aku tersenyum. Kami pun menuju kantor. Saat mau masuk, pintunya terkunci, sedangkan mobil papa
masih terparkir. Untungnya mama punya kunci kantor cadangan papa. Mama pun membukanya. Saat
mau ke ruangan papa, mama menguping suara dari pintu. Setelah beberapa menit, mama menatapku
sedih. Setelah menghirup nafas dalam dalam, mama membuka pintu.

“Halo pa. kita mau ngajak papa makan diluar nih. Tapi kayaknya papa udah makan.”

Terlihat desi, sekretaris papa, sedang berbaring di meja papa. Kakinya ada di bahu papa dan kepalanya
terbaring di sisi meja. Rupanya papa sedang menjilat memek desi.

“Mama, ngapain mama ke sini? Kenapa bawa satria ma?”

“Kan mama bilang, tadinya kita mau ajak papa makan di luar.”

Mama tak henti tersenyum dan mendekati mereka. Desi mencoba bangun, tapi tak bisa.

“Gak usah repot – repot des,” mama kini berdiri di dekat kepala desi. “Kamu udah nyaman gini kan?”

“Mama, mama bilang mama gak…?”

“Ya, mama memang gak keberatan. Lagian nafas desi juga hangat. Iya kan?” kata mama sambil
mengangkat roknya. Papa bisa melihat memek mama hanya sejari dari wajah desi.

“Apa dia udah makan?” kata mama sambil menekan memeknya ke wajah desi.

“Mama!” kata papa tapi mama tetap mengesek – gesek memek ke wajah desi.

“Apa papa mau muaskan kami pah? Kan itu perjanjiannya, ingat gak? Papa boleh nikmati siapapun, tapi
papa mesti memuaskan mama juga. Betul?

“Gimana menurutmu des?” kata mama sambil mengankat memeknya dari wajah desi.

“Apa dia sanggup memuaskan kita?”


“Aku gak tau mesti bilang apa bu,” senggah desi.

“Gak apa – apa. Lagian memekmu kecil. Iya kan?” kata mama sambil jarinya menjangkau memek desi.

“Mama ingin liat kalian ngentot, pa.” senyum mama pada papa.

“Jangan bercanda ma! Gimana dengan satria?”

“Mama rasa satria udah gede pah. Sini nak! Lihat lebih dekat!” kata mama sambil melepas roknya.

Aku mendekat. Menurut.

“Sana, berdiri di pinggir papamu. Coba liat memek desi. Mama ingin kamu nonton papamu ngentot
desi.”

“Mama, Cukup!”

“Kalau papa nurut, abis papa ngentot desi. Kontol papa pasti mama bersihin deh. Kalau papa gak nurut,
papa gak boleh pulang, selamanya. Jadi, terserah papa.”

“Baiklah kalau mama pingin itu.”

“Ya. Kali ini pake lidahmu des.”

Mama pun kembali mendekatkan memeknya ke mulut desi. Kulihat papa melepas celananya. Kontol
papa tak sebesar kontolku. Kulihat memek desi telah basah. Itilnya pun terlihat menantang. Kontol papa
perlahan memasuki memek desi.

“Pake lidahmu des!” kata mama sambil menggesek – gesekkan memek di wajah desi.

“Ya, gitu… oh… nikmat… kamu pasti belum pernah ginian kan?” kata mama sambil meremas susu desi.
Lalu membuka blus desi. Bhnya pun ikut dilepas.

“Susumu bagus.” Komen mama sambil meres susu desi. Jarinya pun memainkan putinya.

“Mau lihat?” kata mama tersenyum ke papa.

Melihat semuanya, aku hanya bisa menahan keterkejutanku. Rupanya papa orgasme dan memuntahkan
spermanya di memek desi. Mama melepaskan memek di wajah desi dan mendekati papa. Lalu mama
mencabut kontol papa dari memek desi dan memasukannya ke mulut mama. papa mengerang
kenikmata mendapat serangan mulut mama di kontolnya.
“Umm, enak,” kata mama sambil menjilati kontol papa.

Lalu mama melepaskan kontol papa dan mendekati memek desi. Mama kini menjelati memek desi.
Wajah papa penuh birahi melihat istrinya melahap memek sekretarisnya hingga membuat kontol papa
tegang kembali. Mama menagkat wajahny, berbalik dan tersenyum melihat kontol papa.

“Inilah yang mama mau. Sekarang entot mama!”

Mama lalu berbaring di atas desi. Kepalanya di atas memek desi. Papa melangkah dan mulai menuku
memek mama dimana mulut mama asik melahap memek desi. Kontolku membesar. Tapi aku bingung
mesti ngapain. Di wajah papa tercampur perasaan marah dan birahi. Papa pun menatapku sambil
tersenyum.

“Gimana menurutmu nak tentang ibumu. Kamu pasti gak nyangka betapa binalnya ibumu.”

“Mama dan papa ternyata sama aja.” Ucapku tanpa berpikir.

“Kamu betul nak. Tapi papa rasa kamu juga pasti pingin kan?”

Aku terdiam membeku. Tak percaya papa nanya apa aku mau ngentot mama. melihatku, papa hanya
tertawa.

“Ayo, coba kamu entot desi. Pasti dia juga menikmatinya. Iya kan des? Singkirkan wajah mama agar
satria ngentot desi!”

Mama mengankat wajahnya dari memek desi. Tersenyum padaku.

“Ayo ikut kata – kata papa!” kata mama sambil jarinya memainkan memek desi.

Tak percaya. Langsung kubuka celanaku. Lalu berdiri di depan memek desi. Mata ayah menatap
kontolku, seakan tak percaya ternyata lebih besar dari kontol ayah. Lalu kontolku mulai kuarahkan ke
memek desi. Kutekan kontolku perlahan, lalu kucabut. Terus begitu hingga seluruhnya amlas. Desi
mengeras. Lidahnya menyapu bola ayah. Akhirnya kuentot juga desi, sekretaris ayahku.

Ayah memperhatikan sambil tetap ngentot mama. tapi aku tetap ngentot memek desi. Erangannya
makin keras. Beberapa saat kemudian, ayah mengejang sambil menusukan kontolnya dalam dalam ke
memek mama. rupanya papa menyemburkan lahar panasnya di memek mama. aku pun tak tahan dan
ikut menyemburkan lahar panasku di memek desi. Belum keluar semua spermaku, mama langsung
mencabut kontolku dan menhisapnya hingga tak tersisa. Aku tak tahu apakah ayah memperhatikannya.
Setelah membersihkan kontolku, mulut mama langsung menjilati lagi memek desi hingga bersih.

Kulihat ayah telah mencabut kontolnya dan kini mulut desi sibuk membersihkan kontol ayah. Setelah
bersih, desi pun kembali melahap memek mama.

Ruangan kini sunyi tiada bunyi. Hanya helaan nafas yang terdengar. Aku terkejut melihat ayah
tersenyum padaku.

“Enak nak?”

“Iya yah. Makasih.”

“Gimana des kontol anakku?”

“Memuaskan pak.”

“Makasih mau ngejilat memekku des.”

“Iya bu, sama – sama.”

Mama bangkit, lalu mencium desi. Sesaat, hanya sesaat, desi terdiam. Tapi lalu balas mencium mama.
mereka terlihat mesra.

“Sebelumnya desi gak pernah sama wanita bu.”

“Sekarang ibu tahu kenapa bapak suka sama memekmu des. Ibu juga suka.”

“Aku juga.”

Kami pun tertawa.

“Pake lagi celana mu nak. Kita makan. Ayahmu lagi sibuk. O, ya des, lain kali main dong ke rumah. Masa
ibu yang mesti ke sini sih. Ngerti kan?”

“Iya bu. Maaf telah menyusahkan ibu.”

“Eh iya, ini kan bukan salahmu. Bapak memang gini. Akhinya ibu hadapi saja deh. Kapan – kapan main ya
des ke rumah. Kalo kamu punya pacar, ajak juga. Betul kan pa?”

“Tentu saja.” Ayah terlihat senang.


Ayah tak menyangka, mama datang saat ayah sedang menikmati desi. Tapi, bukannya badai gelap yang
datang, eh malah kenikmatan lainnya melanda. Bahkan anaknya pun ikut menikmati.

Akhirnya keluarga kami kembali harmonis. Sedangkan antara aku dan mama? hanya kami yang tahu
[plus bi mumun].

hehehe.

Tamat

Anda mungkin juga menyukai