Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP KEHARMONISAN

PASANGAN SUAMI DAN ISTRI DI DESA BAGAN BHAKTI


KECAMATAN BALAI JAYA KABUPATEN ROKAN HILIR

EKA RINI SETIAWATI


1201120109
Ekarinisetiawai16@gmail.com
Pembimbing: T. Romi Marnelly, S.sos, M.si

Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik


Universitas Riau, Pekanbaru
Kampus Bina Widya jl. H.R Soebrantas Km 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru
28293
Telp/Fax 0761-63272

ABSTRAK
Pernikahan usia dini adalah pernikahan dibawah usia (usia muda) yang
seharusnya belum siap untuk melaksanakan pernikahan. Batasan usia
pernikahan yang normal berdasarkan pernikahan usia sehat adalah umur 20
tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Jadi dapat diartikan
pernikahan usia dini adalah pernikahan yang dilakukan jika perempuan berusia
kurang dari 20 tahun dan laki-laki kurang dari 25 tahun. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pernikahan dii terhadap tingkat keharmonisan dan
juga untuk mengetahui bagaimana pelaksaaan fungsi keluarga pada pasangan
suami dan istri dan mneikakh pada usia dini. . Penelitian ini menggunakan teori
tindakan social dan konsep keluarga . Metode penelitian yang digunakan ialah
kuantitatif deskriptif. Untuk mengetahui hasil penelitian, maka digunakan
teknik penyebaran angket observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun
cara pengambilan sampel penelitian dengan teknik purposive sampling yaitu
pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang ditetapkan peneliti.. Dalam
penelitian ini terdapat 30 Responden . Dari hasil yang di dapat bahwa dari 30
Responden sebagian besar memiliki tingkat keharmonisan yang rendah dan
pelaksanaan fungsi keluarga yang belum terlaksana dengan baik.

Kata Kunci: Pernikahan Dini, Fungsi Keluarga, Keharmonisan Keluarga.

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 1


EARLY MARRIAGE INFLUENCE TO THE HARMONY OF THE
COUPLE IN THE BAGAN BHAKTI KECAMATAN BALAI JAYA
KABUPATEN ROKAN HILIR

EKA RINI SETIAWATI


1201120109
ekarinisetiawati1@gmail.com
Counsellor:
T. Romi Marnelly, S.Sos, M.Si

Sociology Major The Faculty of Social Science And Political Science


University of Riau, Pekanbaru
KampusBinaWidyajl. H.R Soebrantas Km 12,5SimpangBaru, Pekanbaru 28293
Telp/Fax 0761-63272

ABSTRACK

Early marriage is a marriage under the age or younger age that should
not yet ready to marriage. Normal marriage age limit is based on healty
marriage age is 20 years of age for women and 25 years for men. This study
airms ti determine the effect of early marriage on the level of harmony and also
know the effect of the implementation of family functiontioning in couples who
married in early age. The research using the theory of deviant behavior,
juvenile delinquency and social control. The research method is quanlitative
descriptive. To finds out the result the author using, koesioner, observation
technique, interviews and documentation. This research subjects selected by
purposive sampling .. As the result of all the 30 Respondents mostly had a low
level of harmonization of family functioning that has not done well.

Keywords : Early marriage, family fungtion, family harmony.

PENDAHULUAN Perkawinan tidak hanya melibatkan


dua orang yang saling mencintai
Pernikahan adalah suatu saja tetapi dapat juga menyatukan
kesepakatan antara pria dan seorang dua keluarga baru dari pihak pria
wanita untuk membentuk sebuah maupun wanita.
keluarga dan dari pernikahan ini Pada umumnya pernikahan
manusia dapat meneruskan dilakukan oleh orang dewasa yang
keturunan generasi mereka. sudah memiliki kematangan emosi

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 2


karena dengan adanya kematangan membutuhkan kehadiran orang tua
emosi ini mereka akan menjaga untuk mendengarkan, berdiskusi
kelangsungan pernikahkannya dan memahami perasaan remaja.
(Idianto,2004:28). Selain Remaja yang memiliki dukungan
dibutuhkan kematangan emosi rendah memiliki kecenderungan
dalam pernikahan dibutuhkan pula termotivas iuntuk menikah dini
kematangan fisik terutama bagi karena merasa tidak diperhatikan.
wanita. Apabila suami dan istri
Setahun sebelumnya melupakan tugas maka akan
BKKBN melakukan penelitian menjadi kesenjangan hubungan
mengenai penyebaran kasus suami dan istri yang akan dapat
pernikahan dini. Fakta yang mengakibatkan timbulnya berbagai
diperoleh menyatakan, bahwa kasus masalah yang dapat mengakibatkan
pernikahan dini dengan mempelai kesalahpahaman perselisihan dan
wanita berusia antara 15 sampai 19 ketegangan hidup berumah tangga,
tahun paling tinggi berada di untuk itu saling pengertian dan
wilayah Kalimantan Tengah dengan mempercayai pasangan hidup
persentase 52,1 persen dari total merupakan hal yang utama harus
pernikahan per tahunnya.Kemudian diterapkan dalam keluarga.
di urutan selanjutnya antara lain Rokan Hilir merupakan
Jawa Barat dengan 50,2 persen, kabupaten yang sangat luas, salah
Kalimantan Selatan 48,4 persen, satu kabupatennya adalah Bagan
Bangka Belitung 47,9 persen, dan Sinembah yang mempunyai luas
Sulawesi Tengah 46,3 persen. 257,60 Km2 atau sekitar 9,54
Sedangkan provinsi dengan persen dari total wilayah
mempelai perempuan di bawah 15 KabupatenRokan Hilir dan
tahun terbanyak ialah Provinsi merupakan kecamatan dengan
Kalimantan Selatan dengan wilayah paling luas ke-empat.
persentase 9 persen, disusul Jawa Ibukota Kecamatan Bagan
Barat 7,5 persen, Kalimantan Timur Sinembah terletak diKelurahan
dan Kalimantan Tengah masing- Baganbatu. Salah satu pecahan dari
masing 7 persen, dan Banten 6,5 Kecamatan Bagan Sinembah adalah
persen. Kecamatan Balai Jaya. Kecamatan
Motivasi remaja terhadap Balai Jaya merupakan salah satu
pernikahan dini,bisa berasal dari kecamatan hasil pemekaran tahun
dirinya sendiri maupun dari orang 2014 dari Kecamatan Balai Jaya,
lain. Salah satu faktor yang berasal berbatasan dengan Kecamatan
dari luar yaitu dukungan Pujud, Bangko Pusako,Simpang
keluarga.Dukungan keluarga yang Kanan, dan Kubu., selain
dibutuhkan anak pada usia remaja ituKecamatan Balai Jaya juga
dengan orang tuanya adalah seputar berbatasanlangsung dengan
masalah pertemanan, penampilan, provinsi lain yaitu Provinsi
hobi dan cita-cita. Remaja Sumatera Utara.Luas total

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 3


kecamatan Balai Jaya masih dalam pasangan yang menikah pada usia
kondisi bergabung dini.
denganKecamatan Balai Jaya Kota Dari uraian diatas penulis
mempunyai luas 613Km2 atau tertarik untuk mengadakan
sekitar 6,9 persen dari total wilayah SHQHOLWLDQ GHQJDQ MXGXO ³Pengaruh
Kabupaten Rokan Hilir dan Pernikahan Dini Terhadapt
merupakan salah satu kecamatan Keharmonisan Pasangan Suami
baru yang cukup luas di Kabupaten Dan Istri Di Desa Bagan Bhakti
Rokan Hilir. Di kecamatan Balai Kecamatan Balai Jaya Kabupaten
Jaya terdapat 3 desa yang jumlah 5RNDQ +LOLU´
pernikahan nya cukup tinggi yaitu
Desa Bagalm Sempurna, Desa Balai
Jaya dan Desa Bagan Bhakti. Dari
ketiga desa ini wilayah yang paling KAJIAN KEPUSTAKAAN
kecil adalah Bagan Bhakti dengan
Jumlah Pernikahan yang cukup Definisi Pernikahan Dini
tinggi. Pernikahan usia dini adalah
Faktor penyebab terjadinya pernikahan dibawah usia (usia
perceraian di pengadilan agama muda) yang seharusnya belum siap
Ujung Tanjung Kabupaten Rokan untuk melaksanakan pernikahan.
Hilir Tahun 2011-2015 paling Batasan usia pernikahan yang
dominan adalah tidak adanya normal berdasarkan pernikahan usia
keharmonisan yaitu sebanyak 403 sehat adalah umur 20 tahun untuk
kasus.pada Tabel 1.1 yang perempuan dan 25 tahun untuk laki-
menjelaskan bahwa Kenyataan laki. Jadi dapat diartikan pernikahan
yang terjadi di masyarakat Desa usia dini adalah pernikahan yang
Bagan Bhakti Kecamatan Bagan dilakukan jika perempuan berusia
Sinembah Kabupaten Rokan Hilir kurang dari 20 tahun dan laki-laki
adalah dari 110 Pernikahan dari kurang dari 25 tahun (BKKBN,
tahun 2014 sampai dengan Juni 2005:78).
2016 tercatat 30 Pernikahan yang 2.3.Keharmonisan keluarga
tidak dalam usia sehat menkah. Hal 2.1.1 Definisi Keluarga Menurut
tersebut dikhawatirkan Departemen Kesehatan (1988,77),
berpengaruh terhadap kehidupabn keluarga adalah unit terkecildari
berperilaku dan kehidupan masyarakat yang terdiri atas kepala
berkeluarga. Selain itu dengan keluarga serta beberapa orang yang
tingginya angka perceraian yang berkumpul dan tinggal di satu atap
disebabkan dengan tidak adanya dalam keadaan saling
keharmonisan menjadikan salah ketergantungan (Sudiharto,
satu lataar belakang penulis untuk 2007,65). Menurut WHO
dapat lebih dalam mnegetahui (1969,42), keluarga merupakan
apakah factor ketidak harmonisan anggota rumah tangga yang saling
didalam keluarga juga terjadi pada berhubungan melalui pertalian

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 4


darah, adopsi atau perkawinan Pernikahan usia dini selain
(Setiadi, 2006,45). mencerminkan rendahnya status
Pengertian keluarga wanita, juga merupakan tradisi
berdasarkan asal-usul kata yang sosial yang menopang tingginya
dikemukakan oleh Ki Hajar tingkat kesuburan. Hal ini
Dewantara (Abu&Nur, 2001: 176), menyebabkan periode melahirkan
bahwa keluarga berasal dari bahasa yang dihadapi oleh pengantin
Jawa yang terben tuk dari dua kata remaja relatif lebih panjang dan
yaitu kawula dan warga. Didalam resiko persalinan yang semakin
bahasa Jawa kuno kawula berarti tinggi karena secara fisik mereka
hamba dan warga artinya anggota. belum siap melahirkan (Romauli
Secara bebas dapat diartikan bahwa dan Vindari, 2012:102).
keluarga adalah anggota hamba atau Fungsi-fungsi keluarga ada
warga saya. Artinya setiap anggota beberapa jenis. Menurut Soelaeman
dari kawula merasakan sebagai satu (1994:45) fungsi keluarga adalah
kesatuan yang utuh sebagai bagian sangat penting, sehingga tidak dapat
dari dirinya dan dirinya juga dipisah-pisahkan satu dengan yang
merupakan bagian dari warga yang lainnya. Jenis-jenis fungsi keluarga
lainnya secara keseluruhan. adalah:
Keluarga adalah lingkungan
dimana beberapa orang yang masih 1. Fungsi edukatif
memiliki hubungan darah dan Adapun fungsi yang berkaitan
bersatu.Keluarga didefinisikan dengan pendidikan anak serta
sebagai sekumpulan orang yang pembinaan anggota keluarga.
tinggal dalam satu rumah yang
masih mempunyai hubungan 2. Fungsi sosialisasi
kekerabatan/hubungan darah karena Tugas keluarga dalam mendidik
perkawinan, kelahiran, adopsi dan anaknya tidak saja mencakup
lain sebagainya. Keluarga yang pengembangan individu agar
terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak menjadi pribadi yang mantap, akan
yang belum menikah disebut tetapi meliputi pula upaya
keluarga batih. Menurut BKKBN membantunya dan
(1999,47), keluarga adalah dua mempersiapkannya menjadi
orang atau lebih yang dibentuk anggota masyarakat yang baik.
berdasarkan ikatan perkawinan
yang sah, mampu memenuhi 3. Fungsi lindungan
kebutuhan hidup spiritual dan Mendidik pada hakekatnya bersifat
materiil yang layak, bertakwa melindungi yaitu melindungi anak
kepada Tuhan, memiliki hubungan dari tindakan-tindakan yang tidak
yang selaras dan seimbang antara baik dari hidup yang menyimpang
anggota keluarga dan masyarakat dari normanorma.
serta lingkungannya (Sudiharto,
2007,32).

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 5


4. Fungsi afeksi dan fungsi Lokasi Penelitian
perasaan Maka penelitian tentang
Pada saat anak masih kecil, Pengaruh pernikahan dini terhadap
perasaannya memegang peranan Keharmonisan pasangan suami dan
yang penting, dapat merasakan istri mengambil salah satu daerah
ataupun menangkap suasana yang yang berada di Propinsi Riau.
meliputi orangtuanya pada saat Penelitian ini dilakukan Di Desa
anak berkomunikasi dengan Bagan Bhakti Kecamatan Balai
mereka. Jaya Kabupaten Rokan Hilir .
5. Fungsi religius Kecamatan Balai Jaya mempunyai
Keluarga berkewajiban luas 613 Km2 atau sekitar 6,9
memperkenalkan dan mengajak persen dari total wilayah Kabupaten
anak dan anggota keluarga kepada Rokan Hilir dan merupakan salah
kehidupan beragama. satu kecamatan baru yang cukup
6. Fungsi ekonomi luas di Kabupaten Rokan Hilir.
Melaksanakan fungsi ekonomis Kecamatan Balai Jaya pada Tahun
keluarga oleh dan untuk semua 2014 dipimpin oleh Camat
anggota keluarga mempunyai Hadiyono,S.H, dengan Sekretaris
kemungkinan menambah saling Kecamatan Sakinah, S.STP M.Si.
mengerti, Kecamatan Balai Jaya dengan 11
7. Fungsi rekreasi desa/kelurahan terbagi menjadi 30
Rekreasi itu dirasakan orang apabila Dusun, 82 RW dan 832 RT
ia menghayati suatu suasana yang Lokasi Desa Bagan Bhkati ini
tenang dan damai, jauh dari dipilih karena Desa Bagan Bhakti
ketegangan batin, segar dan santai merupakan desa yang paling sedikit
serta kepada yang bersangkutan jumlah penduduknya dibandingkan
memberikan perasaan bebas dengan Desa lain yang berada di
terlepas dari ketegangan dan Kecamatan Balai Jaya. Namun
kesibukan sehari-hari. disisi lain berdasarkan data yang
8. Fungsi biologis diperoleh dari KUA Kecamatan
Fungsi ini berhubungan dengan Bagan SInmebah Desa Bagan
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan Bhakti menduduki urutan 3 teratas
biologisanggota keluarga. dalam jumlah pernikahan 3 tahun
terakhir. Hal ini menjadikan
METODE PENELITIAN peneliti tertarik untuk meneliti lebih
Penelitian ini merupakan dalam lagi tentang fenomena ini
penelitian deskriptif yang
menggunakan pendekatan Populasi dan Sampel
kuantitatif, yaitu pembahasan
penelitian yang di sajikan dan di Populasi adalah keseluruhan
analisis dalam bentuk uraian kata- objek penelitian baik berupa
kata (deskripsi) manusia, gejala, nilai, benda-benda,
atau peristiwa (Nasution, 2003).

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 6


Yang menjadi objek di dalam Desa Bagan Bhakti terletak
penelitian ini adalah masyarakat di Kecamatan Balai Jaya
yang menikah pada kurun waktu Kabupaten Rokanhilir dengan luas
2014 sampai dengan juni 2016 yang wilayah 916,17 Ha. Secara
tercatat di Desa Bagan Bhakti yaitu administratif Desa Bagan Bhakti
berjumlah 125 Orang. terdapat Nagari Sarilamak terletak
Sampel merupakan bagian dari di Kecamatan Harau Kabupaten
populasi yang diambil sebagai Limapuluh Kota dengan luas
representatif atau wakil dari suatu daerahnya 117.79 Km2. Secara
populasi. Teknik pengambil sampel administratif, DesaBagan Bhakti
yang digunakan dalam penelitian terdapat 2 Dusun dan memiliki 4
ini adalah teknik purposive Rukun Warga serta
sampling yaitu pengambilan sampel Desa Bagan Bhakti memiliki
berdasarkan kriteria yang topografi datar dan memiliki
ditetapkan pada sampel yang akan kondisi tanah yang kering. Luas
dijadikan sebagai subjek penelitian. pekarangan atau bangunannya
Sehingga dari jumlah Orang yang adalah 75 ha sedangkan luas
melakukan pernkahan yang perkebunan nya adalah 825 ha. .
sebanyak 125 orang ini dipilihlah Tingkat kesuburan tanah pun sangat
orang yang memiliki karakteristik bagus dalam hal perkebunan
yaitu - Responden adalah yang terutama sawit yang juga sebagai
tercatat sebagai warga di Desa mata pencaharian utama masyarakat
Bagan Bhakti Kecamatan Bagan Desa Bagan Bhakti Kecamatan
Sinembah Balai Jaya Kabupaten Rokan hilir .
- Responden adalah yang menikah
pada kurun waktu 2014 - Juni 2016 Kondisi Kependudukan
- Responden adalah yang
melakukan pernikahan jika Penduduk di Desa Bagan
Perempuan/Istri Berusia Kurang Bhakti sejalan dengan
dari atau sama dengan 20 Thn, Jika perkembangan daerah..
Laki-laki atau Suami yang berusia Pertambahan penduduk di daerah
kurang dari atau sama dengan 25 ini bukan hanya diakibatkan oleh
thn. tingginya angka kelahiran bayi akan
Dan didapatlah jumlah Responden tetapi lebih disebabkan oleh
berdasarkan kriteria yang peneliti perindahan penduduk ke daerah
ambil adalah sebanyak 30 ini.jumlah penduduk di Desa Bagan
Responden. Bhakti jika dilihat dari jenis
kelaminnya yaitu laki-laki berju,lah
GAMBARAN UMUM LOKASI 783 orang dan untuk peremouan
PENELITIAN berjumlah 816 orang dengan jumlah
keseluruhan yaitu berjumlah 1599
Keadaan Geografis orang. Dengan jumlah tersebut
terdapat 435 Kepala Keluarga yang

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 7


terdapat di Desa Bagan Bhakti akan tetapi harmonis atau tidaknya
Kecamatan Balai Jaya Kabupaten pasangan suami istri dapat dilihat
Rokan Hilir dari sikap dan prilakunya dalam
kehidupan masyarakat. Biasanya
yang membuat pasangan suami stri
tidak harmonis berkenaan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN masalah keuangan, ketidak
dewasaan dari pasangan akhlak dan
Keharmonisan di dalam adanya orang ketiga.
Keluarga
Pengaruh pernikahan dini
Keharmonisan suami istri terhadap keharmonisan rumah
dalam rumah tangga adalah bentuk tangga menjadi momok bagi
pencapaian keberhasilan dan pasangan muda mudi yang baru
kebahagiaan yang tidak semua menginjakkan kaki ke pelaminan,
suami istri dapat memperolehnya. pasalnya hal seperti ini dari tahun
Karena keharmonisan merupakan ke tahun menjadi fenomea publik,
inti dari kesuksesan dalam dimana serangkaian masalah
membangun rumah tangga. berawal dari penyebabnya
Kesuksesan rumah tangga itu pernikahan dini. Keluarga adalah
ditandai dengan adanya rasa saling salah satu motivator handal bagi
mencintai, saling menghormati, pasangan suami istri muda ini yang
saling menghargai dan kesetiaan bisa dijadikan panutan oleh mereka,
suami istri merupakan hal yang tapi ada pula keluarga yang malah
wajib untuk di implementasikan mendukung mereka untuk segera
dalam kehidupan sehari-hari. menikah dengan usia yang masih
Dengan mengetahui peran, fungsi terlalu muda, sehingga kejadian
yang diwujudkan melalui seperti ini terus berulang dari
pemenuhan hak dan kewajiban zaman dahulu sampai zaman
suami istri mempermudah modern sekarang. Motivasi remaja
pencapaian suami istri hidup terhadap pernikahan dini bisa
sakinah, mawahdah dan warohmah berasal dari dirinya sendiri maupun
dalam rumah tangga yang dari orang lain. Salah satu faktor
dibangunnya.Tentu untuk yang berasal dari luar yaitu
mewujudkan itu tidaklah mudah, dukungan keluarga. Dukungan
perlu kesabaran, tekad yang kuat keluarga yang dibutuhkan anak
dan penuh pengorbanan. Adanya pada usia remaja dengan orang
suami istri yang hidup tidak tuanya adalah seputar masalah
harmonis di sebabkan oleh tidak pertemanan, penampilan, hobi dan
berfungsinya status peran dan cita-cita. Remaja membutuhkan
fungsi di antara mereka. Meskipun kehadiran orang tua untuk
dalam memahami rumah tangga mendengarkan, berdiskusi dan
yang harmonis itu relatif sifatnya memahami perasaan remaja.

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 8


Remaja yang memiliki dukungan yang melakukan pernikahan dini di
rendah memiliki kecenderungan desa bagan bhakti kecamatan balai
termotivas iuntuk menikah dini jaya kabupaten rokan hilir
karena merasa tidak diperhatikan. menimbulkan banyak dampak baik
Kenyataan yang terjadi di positif maupun negatif yang akan
masyarakat Desa Bagan Bhakti terjadi baik terhadap diri remaja
Kecamatan Balai Jaya Kabupaten sendiri, keluarga, masyarakat,
Rokan Hilir adalah sebagian besar bangsa dan negara. Dampak negatif
perkawinan adalah pernikahan perkawinan usia muda terhadap
tidak pada usia sehat sebuah perempuan jauh lebih besar dan
Pernikahan yang dikonsepkan oleh lebih kompleks dibandingkan laki-
BKKBN yaitu usia sehat laki. Dampak-dampak yang
melakukan pernikahan adalah Laki- ditimbulkan ini berpengaruh pada
laki yang sudah berusia 25 Tahun kualitas keluarga yang dihasilkan,
dan Perempuan yang sudah berusia ditinjau dari sisi ketidaksiapan
20 Tahun.. Hal tersebut secara fisik bagi calon ibu remaja
berpengaruh terhadap kehidupabn dalam mengandung dan melahirkan
berperilaku dan kehidupan bayinya, maupun kesiapan psikis
berkeluarga. Pengaruh yang banyak dalam menghadapi persoalan sosial
terjadi adalah perceraian dan tingkat atau ekonomi rumah tangga, dan
kesejahteraan atau dengan kata lain membina pernikahan serta menjadi
keharmonisan dan juga ekonomi orang tua yang bertanggung jawab.
keluarga yang kurang. Hal tersebut
,menimbulkan permasalahan 2. Pada pasangan suami dan istri
didalam kehidupan rumah tangga. yang melakukan pernikahan dini di
desa bagan bhakti kecamatan balai
PENUTUP jaya kabupaten Rokan hilir
1. Pernikahan usia dini adalah dihubungkan dengan tingkat
pernikahan dibawah usia (usia keharmonisan keluarga yang
muda) yang seharusnya belum siap diwakilkan dengan empat aspek
untuk melaksanakan pernikahan. yang sangat mempebgaruhi
Batasan usia pernikahan yang terbentuknya sebuah keluarga yang
normal berdasarkan pernikahan usia harmonis yaitu yang pertama dan
sehat adalah umur 20 tahun untuk yang ketiga adalah aspek kasih
perempuan dan 25 tahun untuk laki- sayang dan komunikasi. Pada aspek
laki. Jadi dapat diartikan pernikahan ini dapat disimpulkan dari 30
usia dini adalah pernikahan yang responden tergolong cukup hal ini
dilakukan jika perempuan berusia masih belum dapat menunjukkan
kurang dari 20 tahun dan laki-laki hal yang positif untuk mewujudkan
kurang dari 25 tahun (BKKBN, keluarga yang harmonis.
2005:78).Berdasarkan konsep Selanjutnya pada aspek yang kedua
tersebut kenyataan yang terjadi dan keempat yaitu rasa pengertian
pada pasangan suami dan isteri dan kerjasama dari 30 responden

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 9


tergolong rendah, hal ini sangat biologis untuk menjaga
membahayakan dan mengakibatkan keharmonisan rumah tangga, dan
akan sulitnya terbentuk keluarga aspek sosial kultural agar keluarga
yang harmonis baru dapat menyesuaikan dan
3. Pelaksaaan fungsi keluarga pada bersosialisasi dengan lingkungan
pasangan suami dan istri yang masyarakat sekitar.
menikah usia muda di desa bagan 5. Angka pernikahan di usia muda
bhakti kecamatan balai jaya hingga saat ini masih terus
kabupaten rokan hilir ada yang meningkat. Hal ini terlihat dari
tegolong tidak terpenuhi,cukup dan maraknya pernikahan di usia muda
telah terpenuhi. Adapun diantaranya pada kalangan remaja yang
adalah fungsi keluarga yang belum disebabkan oleh berbagai faktor,
terpenuhi, pelaksaaan fungsi kasih antara lain: faktor pribadi yang
sayang yang telah terpenuhi, dipengaruhi oleh lingkungan
selanjutnya fungsi reproduksi yang pergaulan dan mengubah pola pikir
cukup terpenuhi, pelaksanaan anak dan remaja, faktor
fungsi sosialisasi yang ternyata kekhawatiran keluarga akan
tidak terpenuhi dan terakhir pada pergaulan anaknya, faktor budaya
pelaksaan fungsi ekonomi masih yang masih dianut sebagian
tidak terpenuhi. masyarakat, faktor ketidakpedulian
4. Usia sebenarnya bukan patokan terhadap pendidikan, faktor
untuk menentukan kesiapan ekonomi yang rendah, dan juga
pasangan untuk menikah tetapi faktor ketidakharmonisan hukum-
harus dilihat dari kedewasaan cara hukum yang ada di Indonesia.
pikir dan perilaku mereka karena
yang membuat sebuah pernikahan
menjadi baik atau buruk adalah Saran
pelaku pernikahan itu sendiri. 1. Orang tua sebaiknya lebih
Hanya saja kedewasaan fisik dan mementingkan pendidikan anaknya,
psikis tumbuh berkembang seiring minimal tingkat SMA khususnya
dengan bertambahnya usia sehingga kepada anak perempuan, agar
batasan usia sulit dihindari. Ada wawasannya lebih luas dan tidak
banyak hal yang menuntut terjadi pernikahan di usia muda.
kedewasaan dalam menangani 2. Bagi pasangan usia muda
setiap persoalan, termasuk sebaiknya diperhitungkan terlebih
persoalan rumah tangga. Faktor ini dahulu resiko apa yang akan
perlu diperhatikan sebagai bahan dihadapi. Karena banyak sekali
introspeksi sebelum memasuki terjadi perceraian pada pasangan
jenjang pernikahan agar nantinya usia muda yang disebabkan
tidak akan menimbulkan persoalan kurangnya pengetahuan yang
rumah tangga seperti aspek memadai mengenai rumah tangga.
pendidikan sebagai dasar untuk 3. Pasangan yang menikah muda
mencari nafkah, aspek psikis dan biasanya cenderung masih suka

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 10


untuk berhura-hura dan bersenang- Suatu Tinjauan dan Ulasa
senang, sehingga terkadang tidak
n Secara Solsiologi Hukum. Jakarta
siap menghadapi permasalahan
dalam pernikahan, apalagi bila telah : PT
mempunyai anak. Jadi, mereka
Pradnya Paramita, 1986
harus benar-benar sudah siap untuk
menghadapi masalah-masalah Bungin, Burham. 2005. Analisis
dalam pernikahan
Data Penelitian Kualitatif. Jakarta:
4. Bila pasangan muda memang
ingin menikah, pernikahan yang Raja Grafindo_____________.
dilakukan harus atas dasar
2012. Penelitian Kualitatif. Jakarta:
kesadaran dan kesiapan serta
orientasi nikah yang kuat dari Kencana
pasangan yang akan menikah bukan
Bourdieu, Pierre. 2010. Sosiologi
karena keterpaksaan. Kehidupan
pernikahan adalah sesuatu yang Budaya. Yogyakarta :Kreasi
baru dan asing bagi para remaja.
Wacana.
Orang tua sebaiknya jangan
melepaskan begitu saja anak yang Bungin, Burhan. 2004. Metodolo
sudah menikah. Orang tua kedua
gi Penelitian Kualitatif .Jakarta :
pihak diharapkan membantu secara
fisik dan psikis hingga pasangan PT. Rajagrafindo Persada
suami istri muda ini mandiri.
BKKBN 2005 Pendewasaan Usia
DAFTAR PUSTAKA Perkawinan , Jakarta.
BKKBN 2011. Pernikahan Usia
AW Suranto. 2011. Komunikasi
Dini.
Interpersonal. Yogyakarta: Graha
DeFrain, John, Asay, S. M & Olson
Ilmu.
, D.H. 2009"Family Functioning
Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi
" Encycloped ia of Human
Sosial. Jakarta: Rineka Cipta
Relationships. Ed. . Thousand
Arif, Iman Setiadi. 2006. Skizofren
Oaks..
ia : Memahami Dinamika Keluarga
Epstein, N. B., Baldwin, L. M., &
Pasien.
Bishop, D. S. 1983 The Mcmaster
Bandung : Refika Aditama
family assessment device. Journal
Ichsan, Achmad.Hukum
of Marital and family TherapyFajar,
PerkawinanBagi YangBeragam Islam ±
Marhaeni, Ilmu Komunikasi Teori

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 11


& Praktek Edisi Pertama, Graha nenek). Bandung: Mandar
Ilmu, Yogyakarta. Maju.
Gunarsa, Singgih, D. 2003. Khairuddin H. 1985.Sosiologi
Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta: Keluarga.Yogyakarta
Gunung Mulia. Kumalasari, Intan & Iwan Andhya
ntoro. 2012. Kesehatan Reproduk
Hilman Hadikusuma. 1983. Hukum
si untuk Mahasiswa
Perkawinan Adat. Bandung:
Kebidanan dan Keperawatan.
Alumni
Jakarta: Salemba Medika
Idianto, Muin. 2004Sosiologi Untuk M. Setiadi, Elly, Dkk., 2010. Ilmu
SLTA Kelas X. Jakarta, Erlangga Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta:
Kencana
Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori
Sosiologi Klasik Dan Modern. J Nurcahaya.Masri,Singarimbun.198
akarta: 9.Metode Penelitian Survai.Jakarta
PT.Gramedia : LP3ES.
Kartono, Kartini, dan Jenny And
Notoatmodjo S 2010 Ilmu Perilaku
ari. 1989. Hygiene Mental dan K
Kesehatan , Jakarta Rineka Cipta
esehatan Mental Dalam
Islam,Bandung : Mandar Maju. Romauli S Dan Vindari A 2012
Kartono, Kartini. 1992. Psikologi Kesehatan Reproduksi Buat Maha
Wanita Jilid I (Mengenal Gadis siswi Kehidupan.Yogyaka
Remaja rta: Nuha Medika
dan Wanita
Ritzer, George. 2013. Sosiologi.
Dewasa).Bandung : Mandar Maju. -
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
-------------------
1992. Psikologi Wanita Jili Ritzer, George Dan Dougles J. G
d II (Mengenal Wanita Sebagai I oodman. 2009. Teori Sosiologi.
bu dan Yogyakarta : Kreasi Wacana

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 12


Santrock, J.W. 2007.Psikologi Sugiyono. 2008.Metode Penelitian
Perkembangan.Edisi 11Jilid 1. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Jakarta:Erlangga Bandug :Alfabeta.
Santrock, J.W. 2003. Adolescence
Perkembangan Remaja. Jakarta: P Soerjono.1990.Sosiologi Suatu Pen
enerbit Erlangga. Alih gantar. Jakarta :PT Raja Grafindo
bahasa oleh : Shinto B. A. dan S. Persaa.
Saragih. Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kem
Sardiman, dkk. 2008. Pembelajaran bang Remaja dan Permasalahany
IPS Terpadu 2. Solo : PT Tiga a. Jakarta : Sagung Seto
Serangkai T.0 Ihromi 2004 Sosiologi
Pustaka Mandiri. Keluarga, Jakarta : Yayasan obor
Sibagariang, Dkk 2010 Kesehatan indonesia
Reproduksi Wanita, Jakarta CV. Walsh, F. 2003. Changing famili
Trans es in a changing world: Reconstr
ucting fa
InfoMedia
. mily normality. In Froma
Sudiharto. 2007.Asuhan Walsh (Ed), Normal Family Proc
Keperawatan keluarga dengan ess: grow ing diversity and
pendekatan Complexity(pp. New York : The
keperawatan transkultural ; Guilford press
editor, Esty Whayuningsih ±Jakarta Widyastuti,Y, Dkk 2009Kesehatan
: EGC Reproduksi, Yogyakarta: Fitramaya

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 13

Anda mungkin juga menyukai