id
SKRIPSI
Disusun oleh :
SKRIPSI
Disusun oleh :
i
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Scanned by CamScanner
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Scanned by CamScanner
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
Hidup itu seperti roda sepeda, terkadang bergerak cepat, terkadang juga
bergerak lambat, bisa melewati jalan yang mulus, bisa juga melewati jalan yang
rusak, nikmati semua prosesnya teruslah belajar, dan jangan putus asa dalam
melewati setiap fasenya, karena masa depan anda dan saya tidaklah cerah,
melainkan abu-abu, tergantung tindakan kamu seperti apa, melakukan hal yang
baik atau yang buruk.
iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Dan selamat untuk diri saya sendiri yang telah menyelesaikan satu lagi kewajiban
sebagai seorang mahasiswa.
Dr. Senot Sangadji, S.T., M.T., Prof. S. A. Kristiawan, S.T., MSc., Ph.D dan
Dosen-dosen Teknik Sipil FT UNS
Terima kasih banyak untuk semua bantuan, bimbingan, kesempatan dan ilmu-ilmu
yang diberikan kepada saya.
v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
vii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
There are various types of conflicts in the construction process generally occur due
to miss understanding, miss coordination, not have enough money, not have enough
time, etc. To solve these conflicts, a technology approach is needed. After several
experiments, the new innovation with a technological approach found called
Building Information Modeling or as known BIM. With BIM, construction work can
be finish more easily, efficiently, and on target. BIM consists of several
classifications according to their functions. In this study, the BIM system used is
3D BIM design plus bugdeting.
This study aims to find out the implementation Building Information Modeling
(BIM) at the conceptual design stage of reinforced concrete buildings and get the
potential benefits of implementing Building Information Modeling (BIM) at the
design. The design of the building is a five-story building with reinforced concrete
materials designed for educational facilities. The method used in this study is the
planning method and used two software namely Autodesk Revit and Autodesk Robot
Structural Analysis. This study is consist of three cases. The first case for the
implementation BIM in the building. The second and third cases is to explore the
benefits of BIM by replacing several components both structural and architectural.
From the results of calculations and analysis, the BIM can work in an integrated
and automated system. Changes some design of building models can be done
thoroughly. The main output of the BIM software is the cost budget plan used to
make decisions.
viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat, karunia, dan anugrah-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan
judul “Pengaplikasian Building Information Modeling (BIM) Dalam Desain
Bangunan Gedung” guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik di Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, Penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak.
Dengan penuh rasa hormat, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, kasih, dan karunia-Nya yang telah
diberikan,
2. Pimpinan Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta beserta staf,
3. Bapak Dr. Senot Sangadji S.T., M.T, selaku dosen pembimbing I,
4. Bapak Prof. S. A. Kristiawan, S.T., MSc., PhD, selaku dosen pembimbing II,
5. Bapak Ir. Ary Setyawan, M.Sc., PhD, selaku dosen pembimbing akademik,
6. Orang tua telah mendukung Penulis dalam pengerjaan skripsi,
7. Teman - teman Sipil 2015 yang selalu membantu dan memberikan semangat
demi kelancaran penulisan skripsi dan,
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Akhir kata, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
ix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
xiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
xvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GRAFIK
xxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 1
PENDAHULUAN
Negara yang maju adalah negara yang mempunyai infrastruktur yang baik dengan
pembangunan dan perawatan yang berkelanjutan. Infrastruktur memberikan
kemudahan dan keleluasaan akses bagi kehidupan manusia. Infrasturktur kurang
memadai dapat menyebabkan roda perekonomian berjalan stagnan atau bahkan
tidak berkembang. Karena tidak terhubungnya jalan antar daerah menyebabkan
biaya logistik menjadi mahal sehingga daya saing industri antar daerah berkurang.
Tidak meratanya pembangunan antara perkotaan dengan pedesaan juga
menyebabkan munculnya konflik ketidakadilan sosial. Contoh konfliknya seperti,
susahnya warga di desa untuk berobat ke fasilitas kesehatan, atau anak-anak
pedesaan harus menempuh medan yang berat untuk pergi ke sekolah.
1
library.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
Dengan banyaknya infrastruktur yang akan atau sedang dibangun, maka akan ada
banyak lapangan pekerjaan yang terbuka, sehingga dapat mengurangai angka
pengangguran. Diperlukan pengawasan yang ketat dari pemerintah, swasta, dan
masyarakat sekitarnya agar proses pembangunan dapat berjalan sesuai dengan
mestinya.
api yaitu sepanjang 3.258 kilometer, namun yang baru terlaksana sepanjang 487,7
kilometer.
Bayangkan jika kita mendapatkan proyek di Kota Solo, Jawa Tengah. Arsitek
berada di Kota Medan, Sumatera Utara. Designer/Engineer berada di Kota
Manokwari, Papua Barat. Dan Owner berada di Labuan Bajo, Nusa Tenggara
Timur. Ada mungkin beberapa pertanyaan yang akan muncul, seperti, bagaimana
cara untuk menjalankan proyek dengan baik walaupun terhalang oleh jarak bahkan
bahasa? Bagaimana cara untuk menyatukan stakeholders agar tidak terjadi miss
communication? Dengan cara kerja atau sistem seperti apa? Untuk menyelesaikan
library.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
permasalahan tersebut, maka diperlukan cara kerja atau sistem yang terintegrasi
antar satu dengan lainnya. Yang dimaksud terintegrasi disini adalah semua
stakeholders dalam tahapan proses pembangunan terhubung dengan baik, misalnya
dalam tahapan desain, seorang arsitek harus dapat menyesuaikan keinginan pemilik
proyek (owners) dan mengkreasikan ide yang didapat dengan para konsultan,
sehingga menciptakan satu model desain terintegrasi. Pada tahap pengerjaan,
kontraktor pelaksana harus berkoordinasi dengan subkontaktor, sehingga
menghasilkan bangunan sesuai dengan yang direncanakan. Dengan adanya sistem
ini, proses pembangunan gedung dapat menjadi lebih efesien dalam waktu dan
efektif sehingga dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan.
Untuk mengatasi persoalan tersebut perlu menggunakan sistem baru yaitu sistem
BIM (Building Information Modeling). BIM adalah sebuah tekonologi yang muncul
dalam industri desain yang digunakan untuk merancang dan mendokumentasikan
suatu proyek, tetapi juga digunakan sebagai alat untuk meningkatkan komunikasi
pada semua pemangku kepentingan proyek. BIM merupakan sistem, manajemen,
metode atau runutan pengerjaan suatu proyek yang diterapkan berdasarkan
informasi terkait dari keseluruhan aspek bangunan yang dikelola dan kemudian
diproyeksikan kedalam model tiga dimensi. BIM memudahkan pelaksanaan
pengerjaan sebuah proyek karena semua stakeholders dapat mengetahui dan
memantau pekerjaan yang sedang berlangsung walaupun berbeda tempat. Di
Indonesia sistem BIM ini jarang digunakan oleh konsultan, kontraktor BUMN atau
swasta, dan pelaku industri konstruksi lainnya, dengan kata lain sistem BIM masih
sangat awam. Jadi bisa dikatakan bahwa Indonesia masih mengggunakan sistem
konvensional.
Berdasarkan hal itu, maka penulis tertarik untuk mengaplikasikan BIM dalam
desain bangunan gedung. Penulis tertarik untuk mengetahui cara kerja BIM dan
maanfaat BIM dalam menunjang pekerjaan bidang konstruksi.
library.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
BAB 2
Akibatnya terbentuk
masalah kontruksi.
Membuat produktivitas
tenaga kerja menjadi
rendah.
7
library.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
Dengan banyaknya tantangan dan penyebab yang dihadapi dunia kontruksi, maka
engineers mulai berpikir bagaimana caranya untuk mengurangi resiko selama
proses pembangunan berlangsung. Baru sekitar tahun 1990-an, industri kontruksi
menetapkan dasar produk bangunan berorientasi objek 3D. Pada akhir-akhir ini,
berbagai alat BIM segera menjadi kebutuhan di seluruh industri konstruksi
(Eastman, 2008).
Olutanji, 2009, mengungkapkan BIM sebagai aplikasi penyusunan tiga atau empat
dimensi dapat menghasilkan rencana intensif data. Sistem BIM menyimpan data
yang terkait dengan masing-masing 'objek'. Implikasi dari BIM pada proses
konstruksi adalah perencana dan kontraktor dapat memodelkan situasi real-time
sebelum pindah ke lokasi.
Building Information Modeling (BIM) adalah proses dan praktik desain dan
konstruksi virtual di sepanjang siklus hidupnya. Ini adalah platform untuk berbagi
pengetahuan dan berkomunikasi antara peserta proyek (The National BIM
Standard-United States, 2010).
library.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
Pada Gambar 2.3 dan Gambar 2.4 di bawah ini adalah sebuah penelitian dari
Becerik-Gerber, 2010, mengenai pekerjaan dan bidang pekerjaan yang
menggunakan BIM.
Manfaat dari model desain arsitektur terkait dengan database relasional telah
terbukti sangat berharga, dengan kontraktor menjadi pendorong utama penggunaan
teknologi BIM lebih banyak untuk pertama kalinya pada tahun 2012 dibandingkan
arsitek dan engineers di Amerika Utara (McGraw-Hill Construction, 2012).
Klasifikasi BIM yang dibahas dalam skripsi ini yaitu model 3D BIM ditambah
dengan bugdeting. Terdapat tiga kasus yang akan dibahas, yaitu :
Manusia sangat tertarik mendirikan bangunan yang kokoh dan dapat bertahan
selama ratusan bahkan ribuan tahun lamanya. Namun pekerjaan konstruksi tersebut
tidak dapat diselesaikan oleh seorang diri, maka dari itu manusia harus melakukan
pendekatan dengan yang lainnya.
Setelah memahami perkerjaan, hal kedua yang harus dilakukan yaitu membuat
pekerjaan menjadi efesien. Maka dibutuhkan kolaborasi. Kolaborasi yang
dimaksudkan yaitu pekerjaan yang bisa dilakukan secara bersamaan dengan
pekerjaan lain tanpa harus menunggu pekerjaan sebelumnya selesai. Contohnya
pekerjaan pengecatan tembok dengan pekerjaan pemasangan penutup lantai dapat
dilakukan secara bersamaan.
Tujuan individu maupun kelompok dalam proyek harus diselaraskan agar tidak
bertentangan dengan tujuan pemilik proyek. Penggunaan Building Information
Modeling (BIM) sebagai sistem dapat membantu dalam mencapai tujuan tim
proyek. Karakteristik yang menarik dari proses BIM adalah membuat proses
manajemen cenderung lebih transparan, yaitu dengan menggunakan model 3D (tiga
dimensi). Model 3D ini dapat menunjukkan bagian mana yang sudah atau belum
tercapai di area proyek dengan cepat. Dengan begitu kelemahan proyek lebih
mudah terdeteksi oleh BIM karena sebagian besar proses konstruksi dapat dilihat
melalui visualisasi dengan model 3D.
Dalam industri arsitektur, teknik, dan kontruksi (AEC), ada suatu kesalah pahaman
oleh beberapa pihak bahwa BIM hanya sepotong dari perangkat lunak. Building
Informaton Modeling (BIM) adalah konsep atau cara kerja menggunakan
permodelan 3D digital (virtual) yang di dalamnya berisi semua informasi
permodelan yang terintegrasi untuk fasilitas koordinasi, simulasi, serta visualisasi
antar semua pihak yang terkait, sehingga dapat membantu owner dan penyedia
layanan untuk merancang, membangun, serta mengelola bangunan.
library.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
Pada Gambar 2.7 menjelaskan bahwa BIM mencakup seluruh lingkup kegiatan
bangunan mulai dari desain hingga operasional dan dibagi menjadi lebih spesifik
pada setiap fasenya. Pada skripsi ini yang akan dibahas yaitu mulai dari fase
programming, fase conceptual design, fase detailed design, fase analysis, dan fase
documentation.
Pada fase-fase siklus BIM akan memberikan jobdesk masing-masing terhadap
kepentingannya. Pada Tabel 2.1 akan dijelaskan mengenai jobdesk berdasarkan
fase BIM yang dibahas.
library.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
Dengan adanya sistem otomatisasi pada BIM, maka setiap perubahan pada objek
dalam model akan langsung berubah di seluruh proyek dalam semua tampilan.
Misalnya, jika anda mengubah sebuah dinding di dalam rencana, maka data
mengenai tinggi dan lebar dinding, bagian-bagian dinding, dan tampilannya akan
berubah. Setelah selesai diubah oleh tim desain, dinding tersebut dapat langsung
dilihat langsung secara 3D oleh kontraktor. Dengan cara ini, maka
kesalahanpahaman antara konsultan perencana dengan kontraktor dapat dikurangi.
Quality Surveyor (QS) juga dapat menggunakan model BIM sebagai data tambahan
untuk menentukan kualitas dan jumlah bahan yang dipakai saat proses
pembangunan. Jadi, dalam contoh dinding, QS dapat langsung tahu berapa banyak
papan gypsum yang diperlukan untuk membangun dinding. Pada akhirnya, pemilik
proyek dapat menggunakan BIM untuk mengatur dan mengoperasikan fasilitas dan
seluruh informasi keseluruhan proyek dengan penjadwalan bahan dan alat di dalam
proyek.
Pada alur kerja CAD, setiap bentuk file dibuat secara terpisah tanpa adanya
hubungan antar file. Dalam metode CAD, tim membuat rencana, bagian, elevasi,
penjadwalan, dan detailing sebuah bangunan secara terpisah, serta harus
mengkoordinasikan segala bentuk perubahan diantara file-file secara manual,
seperti dijelaskan pada Gambar 2.8 bagian CAD.
Untuk alur kerja BIM, tim membuat sebuah model parametrik 3D dan
menggunakan model tersebut untuk menghasikan file yang diperlukan untuk
dokumentasi. Rencana, bagian, elevasi, penjadwalan, dan detailing sebuah
bangunan adalah keseluruhan hasil dari model sistem BIM.
library.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
• Simulasi 3D
BIM memungkinkan simulasi 3D untuk bangunan dan komponennya.
Simulasi ini menunjukkan bagaimana komponen bangunan yang berbeda
dapat dikombinasikan dalam proyek. Ini dapat memprediksi jadwal
kegiatan yang bertabrakan dan menunjukkan variable lingkungan pada
desain bangunan yang berbeda.
• Akurasi
Dengan dapatnya bangunan dibangun secara virtual sebelum kontruksi fisik
dimulai di lokasi, BIM menambah tingkat akurasi yang lebih baik secara
kuantitas maupun kualitas bangunan yang menggantikan proses historis
desain dan dokumentasi. Bahan bangunan dan variable lingkungan dapat
dihitung secara realtime daripada yang diperkirakan secara manual.
• Transparansi
Adanya perpaduan antara sistem E-Catalog dengan sistem BIM diharapkan
dapat membantu proses tender menjadi lebih transparan, sehingga
mengurangi pratek korupsi.
• Efesiensi
Manfaat lain dengan menggunakan BIM yaitu menambah tingkat efesiensi
pada proyek. Dengan menggambar elemen bangunan hanya sekali sebagai
pengganti rencana gambar, lalu memproyeksikan elevasi dan bagian-bagian
lainnya, kita dapat memulai untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan
untuk proses kontruksi dan memfokuskan waktu tambahan apabila ada
masalah pada desainnya.
library.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
• Cost Software
Untuk mempratekkan sistem BIM diperlukan software penunjang, seperti
Autodesk Revit, Autodesk Robot Stuctural Analysis, dan sebagainya. Untuk
menggunakan software tersebut diperlukan linsensi yang harus dibeli
dengan biaya yang cukup mahal. Dalam studi ini, software yang digunakan
berlinsensi student sehingga tidak dipungut biaya.
• Pusat Server (Library)
Dengan adanya library ini, semua barang dan bahan yang berada di suatu
daerah dapat diketahui ketersedian dan harganya. Library ini sudah
diterapkan pada beberapa negara seperti Amerika Serikat, RRC, Jepang,
sebagian besar negara Eropa, sedangkan untuk Indonesia sendiri belum
diterapkan oleh software BIM.
• Kapabilitas Sumber Daya Manusia
Kemampuan individu untuk mengoperasikan software BIM masih sangat
minim. Maka itu perlu dilakukan pelatihan oleh lembaga-lembaga terkait
baik pemerintah (Kementrian Pembangunan dan Perumahan Rakyat)
maupun swasta.
Pada model 3D terdapat informasi bangunan yang terkandung atau melekat pada
model proyek dan sifat link di antara masing-masing model, komponen, dan
informasi. Kesalahan informasi dari BIM dapat menjadi sesuatu yang fatal. Penting
untuk memahami sifat dasar dari konsep-konsep berikut ini sehingga
memungkinkan perencanaan dan pengelolaan proyek dengan baik.
melainkan untuk memahami proyek yang dihasilkan dan memahami manfaat dari
penggunaan informasi yang tersedia pada BIM. Terdapat tiga model proyek yang
akan dibahas yakni sebagai berikut :
Virtual Model terbagi menjadi dua bagian yang berbeda, yaitu surface model
dan solid model. Surface model dikhususkan untuk tujuan visualisasi yang
berisi informasi mengenai ukuran, bentuk, ketinggian, dan sebagainya, pada
bangunan proyek. Oleh karena itu, surface model sangat cocok digunakan
untuk perencanaan dan pemasaran.
Sumber : www.exclusiveinternetdirectory.com
Model intelligence mengacu pada fakta dimana informasi dapat dimuat dalam
model tampilan 3D. Informasi yang dimaksud bersifat fisik, mencakup
dimensi objek (ukuran), lokasi objek dengan lainnya dalam model, jumlah
objek, dan informasi parametrik lainnya tentang objek. Informasi parametrik
mengacu pada informasi yang membedakan satu komponen tertentu dari
komponen lainnya yang serupa. Contohnya tidak semua dinding dalam suatu
bangunan memiliki ukuran dan bahan yang sama, mungkin dinding lantai
dasar ukurannya sama dengan dinding lantai tiga, namun bahannya berbeda.
Setiap aspek dari jenis informasi ini dapat diprogram ke dalam komponen
(dinding) tertentu sehingga secara akurat mewakili apa yang dibutuhkan
proyek.
Opsi yang kedua yaitu dengan menyewa pemodel yang mengerti detail model
proyek dari luar dengan sistem outsourcing, namun tidak termasuk dalam tim
proyek. Tantangan utama pada opsi ini adalah cara berkomunikasi dan
berkolaborasi di internal tim. Keanggotaan tim dalam jangka panjang juga
akan mendorong pendekatan yang lebih bertanggung jawab terhadap akurasi,
perincian, dan relevansi model. Pemodel sering menjadi orang terbaik untuk
mengatasi berbagai masalah proyek dan oleh karena itu pemodel perlu terlibat
aktif dengan banyak kegiatan perencanaan proyek.
2.2.4.2 Link
Link adalah konsep penting dalam tampilan simulasi konstruksi. Link mengacu
pada konektivitas berbagai sumber informasi. Informasi ini dapat menjadi bagian
dari model 3D atau dapat dimuat dalam format lain yang terpisah dari file model,
seperti jadwal kerja, spreadsheet, database, atau sebagaian dokumen teks. Berikut
ini akan dibahas mengenai berbagai jenis link :
Standar industri desain dan proses dokumentasi yang berlaku pada saat ini terlihat
seperti Gambar 2.13. Untuk menjelaskan maksud gambar ini lebih baik, perlu
dipahami terlebih dahulu bahwa desain adalah sebuah siklus proses dan salah
satunya perlu perbaikan terus menerus.
Kekurangan dari sistem in yaitu semua tim bekerja secara terpisah dalam membuat
desainnya sendiri, maka dibutuhkan sistem check and balance serta waktu
berdiskusi untuk memastikan informasi secara akurat dan efektif.
library.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
Seluruh rangkaian metode ini memiliki banyak peluang untuk terjadinya miss
communication dan banyak informasi yang diproduksi secara berlebihan. Jika kita
dapat memanfaatkan kelebihan yang terdapat dalam metode berbasis BIM
(Gambar 2.14), kita dapat menghilangkan kegiatan yang berlebihan,
meningkatkan komunikasi, lebih banyak waktu untuk fokus meningkatkan desain,
dan mempercepat pembangunan.
Model pertama yang dihasilkan dari metode BIM yaitu Integrated Desaign Model.
Dengan model ini kita dapat memulai untuk melihat seluruh berbagai komponen
yang dapat dibuat, pada Gambar 2.15 menunjukkan keterhubungan beberapa file
dengan Integrated Design Model.
library.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
Autodeksk Revit mempunyai tiga disiplin yaitu Revit Architecture, Revit Structure,
dan Revit MEP. Dengan file Revit dalam format : .rvt dan .rfa. Berikut merupakan
keuntungan yang diperoleh dari software Revit dimana tidak dapat ditemukan pada
software CAD :
library.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
• Komponen Parametrik
Setiap elemen adalah objek 3D dengan parameter yang dapat dimodifikasi
untuk mengubah desain sehingga tidak lagi menjadi sebuah desain 2D.
• Bidirectional Transivity
Seluruh model adalah database tunggal dengan semua elemen saling terkait.
Terpenting adalah ketika kita membuat perubahan di satu lokasi, semua
elemen yang terpengaruh akan diperbaharui secara dinamis. Setiap kali
terjadi perubahan pada model, database tunggal akan mengikuti perubahan
tersebut secara otomatis.
• Dokumentsi Tidak Lagi Manual
Revit mengurangi jumlah gambar yang dibutuhkan untuk sebuah model. Itu
berarti hasil cetakan jauh lebih sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.
Revit secara otomatis mencatat semua informasi yang dibutuhkan dalam
proyek. Yang kita lakukan cukup mengekstrak filenya. Ini dapat dilakukan
dengan menggunakan tag atau keynote. Tag untuk mengekstrak informasi
dari elemen itu sendiri dan keynote untuk menghubungkan elemen ke file
spesifikasinya.
• Berbagi Pekerjaan
Pengerjaan tugas dapat dilakukan secara terpisah. File yang dikerjakan
dapat dikirim kemudian disinkronkan dengan file pusat di server.
BAB 3
METODE PENELITIAN
29
library.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
Pada lantai dua terdapat beberapa ruangan yaitu, dua ruang laboratorium, toilet
dosen dan mahasiswa, ruang sidang, dan aula pertemuan.
Lantai tiga sampai lantai lima digunakan sebagai kegiatan belajar-mengajar. Tiap-
tiap lantai memiliki empat ruang kelas, ruang sidang, dan toilet dosen dan
mahasiswa.
B. Tahap II
Mendesain gedung yang berupa fasilitas pendidikan sesuai dengan keinginan
owner dan peraturan pada Autodesk Revit. Untuk permodelan geometri
struktur portal dan pemberian pembenanan menggunakan peraturan
SNI 2847 : 2013 dan SNI 1726 : 2012.
C. Tahap III
Menganalisa struktur portal dengan mengunakan Autodesk Robot Structural
Analysis. Kemudian hasil analisa tersebut akan menjadi acuan utama dalam
penelitian dimensi pada bagian-bagian struktur portal.
D. Tahap IV
Merencanakan dimensi pelat lantai, pelat atap, balok, dan kolom yang terbuat
dari beton bertulang. Sesesudah itu dikirim kembali ke Autodesk Revit untuk
visualisasi.
E. Tahap V
Melakukan tahap bugdeting untuk struktur portal yang akan dibangun.
3. Kasus III : Mencari jenis penutup lantai lainnya apabila spesifikasi penutup
lantai yang diinginkan tidak ada di lokasi proyek.
A. Tahap I
Menentukan luasan penutup lantai yang akan dibuat, misalnya pada kasus
ini owner menginginkan jenis penutup lantai kayu. Mebuat tampilan
penutuo lantai kayu di Revit, kemudian mencari biaya yang dikeluarkan
untuk satu lantai.
B. Tahap II
Karena jenis penutup lantain kayu tidak ada, maka diganti jenis penutuo
lantai lainnya yaitu dengan menggunakan penutup lantai keramik.
Membuat tampilan penutup lantai jenis keramik roman di Revit, kemudian
mencari biaya yang dikeluarkan untuk lantai I.
C. Tahap III
Membandingkan hasil yang didapat dari pergantian penutup lantai kayu
menjadi penutup lantai keramik.
library.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
Mulai
Tidak Aman
Reanalysis
Aman
Tahap Bugdeting
Selesai
Mulai
Selesai
Mulai
Tentukan Luasan
Penutup Lantai Kayu
dan Penutup Lantai
Keramik Roman
untuk Lantai I
Bandingkan
Selesai
BAB 4
Lantai 1 Lantai 2
Lantai 3-5
40
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
Gambar 4.3 Modeling Struktur Desain Gedung pada Robot Structural Analysis
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
b. S1, Respons Spektra Percepatan pada 1,00 detik, 10% dalam 50 tahun
(redaman 5%) : 0,4 g
Didapat : IE = 1,50
Dari tabel di atas, dengan menggunakan nilai Ss = 0,9 maka didapatkan nilai Fa :
Fa = 1,0
SC = Tanah Keras
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
Dari tabel di atas, dengan menggunakan nilai S1 = 0,6 maka didapatkan nilai Fv :
Fv = 1,4
SC = Tanah Keras
Daerah Solo merupakan daerah yang mempunyai tekstur tanah keras, sehingga
kelas situsnya termasuk kelas SC (Tanah Keras). Dari hasil interpolasi maka
diperoleh data Fa dan Fv sebagai berikut :
= 0,6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
Fv = 1,3
2
SD1 = (Fv . S1)
3
2
= (1,4 . 0,4)
3
= 0,373
Dari SDS = 0,6 dan SD1 = 0,373 dapat ditentukan Kategori Desain Seismik untuk
bangunan Gedung Fasilitas Pendidikan adalah D.
Tabel 4.9 Faktor R, Cd, dan Ωs untuk Sistem Penahan Gaya Gempa Lanjutan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
Perioda Struktur
Ta = Ct x hnx
= 0,0466 x 270,90
= 0,9049
• CS
S
Ts = SD1
DS
0,373
= 0.6
= 0,622 detik
SD1
T0 = 0,2 𝑥 SDS
0,373
= 0,2 x 0.6
= 0,1244 detik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
Period = 1.04
(a)
Period = 1.14
(b)
Gambar 4.6 (a), (b) Nilai Tcx dan Tcy pada Robot Structural Analysis
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
Tcx = 1,04
Tcy = 1,14
Tmax = Cu x Ta
= 1,4 x 0,9049
= 1,2669
Karena nilai Ta < Tcx < Tmax , maka dipakai nilai Tx = 1,04
Karena nilai Ta < Tcy < Tmax, maka dipakai nilai Ty = 1,14
S𝐷1
Sax = 𝑇𝑥
0,373
= = 0,359
1,04
Sax 0,359
CSx = R = 8 = 0,06371
( ) ( )
Ie 1.5
S𝐷1
Say = 𝑇𝑦
0,373
= = 0,3275
1,14
Say 0,3275
CSy = R = 8 = 0,0614
( ) ( )
Ie 1.5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
Tabel 4.13 Tebal Minimum Balok Non-Prategang Atau Pelat Satu Arah Bila
Lendutan Tidak Dihitung
𝑙𝑥 𝑓𝑦
= 𝑥 (0,4 + ) (SNI-03-2847-2002)
21 700
3 300
= 𝑥 (0,4 + )
21 700
Beban hidup lantai untuk fasilitas pendidikan ditentukan sebesar 250 kg/m2
(PPIUG-1983)
0,05
β = 0,85 − 𝑥 (𝑓 ′ 𝑐 − 28)
7
= 0,0591
0,85 𝑥 𝑓′𝑐 600 0,85 𝑥 41,5 600
ρb =( ) 𝑥𝛽𝑥 ( )=( ) 𝑥 0,0591 𝑥 ( )
𝑓𝑦 600+𝑓𝑦 300 600+300
= 0,0433
1,4 1,4
ρmin1 = = = 0,0047
fy 240
TIPE 1
ly = 7 m
𝑙𝑦 7
𝑙𝑥
= = 2,55
2,75
lx = 2,75
m
TIPE 2
ly = 8 m 𝑙𝑦 8
= = 2,67
𝑙𝑥 3
lx = 3 m
TIPE 3
ly = 8 m
𝑙𝑦 8
= = 2,91
𝑙𝑥 2,75
lx = 2,75
m
TIPE 4
ly = 7 m 𝑙𝑦 7
= = 2,33
𝑙𝑥 3
lx = 3 m
1
453,5685 244,7830 597,5585 568,7605
2
539,7840 291,3120 711,1440 676,8720
3
453,5685 244,7830 597,5585 568,7605
4
539,7840 291,3120 711,1440 676,8720
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
1 2 x Rn ×m
ρ = ( 1 − √1 − )
𝑚 𝑓𝑦
1 2 𝑥 1,0662 𝑥 8,5046
=
8,5046
[1 − √1 − ]
300
= 0,003609
1000 1000
Jarak Antar Tulangan (s) = = = 250 mm
n 4
Jarak Antar Tulangan = 2H = 2 x 120 = 240 mm
Jarak antar tulangan yang dipakai = 240 mm
Jadi dipakai Tulangan D 10 –240 mm
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
𝜋⁄ 𝑥 102 𝑥 1000
4
As = = 327,2492 mm2
240
327,2492 𝑥 300
a= As f y = = 2,7831 mm
0,85 𝑥 41,5 𝑥 1000
0.85 f '
c b
Mn > Mu
650,3842× 104 Nmm > 539,7840 × 104 Nmm . . . (Aman)
1 2 x Rn ×m
ρ = ( 1 − √1 − )
𝑚 𝑓𝑦
1 2 𝑥 0,7661 𝑥 8,5046
=
8,5046
[1 − √1 − ]
300
= 0,002582
sehingga, As = ρ×b×d
= 0,002582 ×1000×75
= 167,83248 mm2
𝐴𝑠 167,83248
Jumlah tulangan (n) = = 𝜋 = 𝜋⁄ 𝑥 102 = 2,1369 ≈ 3 buah tulangan
⁄4 𝑥 𝑑2 4
1000 1000
Jarak Antar Tulangan (s) =
𝑛
= = 333,333 mm
3
𝜋⁄ 𝑥 102 𝑥 1000
4
As = 240
= 327,2492 mm2
327,2492 𝑥 300
a= As f y = = 2,7831 mm
0,85 𝑥 41,5 𝑥 1000
0.85 f '
c b
Mn > Mu
562,0269× 104 Nmm > 291,3120 × 104 Nmm . . . (Aman)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
1 2 x Rn ×m
ρ = ( 1 − √1 − )
𝑚 𝑓𝑦
1 2 𝑥 1,4047 𝑥 8,5046
=
8,5046
[1 − √1 − ]
300
= 0,004779
Tulangan Pokok :
As = ρ×b×d
= 0,004779×1000×75
= 358,4678 mm2
𝐴𝑠 358,4678
Jumlah tulangan (n) = 𝜋 = 𝜋⁄ 𝑥 102 = 4,5642 ≈ 5 buah tulangan
⁄4 𝑥 𝑑2 4
1000 1000
Jarak Antar Tulangan (s) =
𝑛
= = 200 mm
5
𝜋⁄ 𝑥 102 𝑥 1000
4
As = = 392,6991 mm2
200
392,6991 𝑥 300
a= As f y = = 3,3398 mm
0,85 𝑥 41,5 𝑥 1000
0.85 f '
c b
Mn > Mu
777,5101 × 104 Nmm > 711,1440 × 104Nmm . . . (Aman)
▪ Tulangan Bagi :
Asb = 20% × As (PBI Pasal 9)
= 0,2 × 358,4678
= 71,6936 mm2
Asb = 0,002 × b × h = 0,002 × 1000 × 120 = 240 mm2
Asb 240
Jumlah tulangan (n)= = = 3,0558 4 tulangan
d2 102
4 4
1000 1000
Jarak Antar Tulangan (s) = = = 250 mm
n 4
Jarak Antar Tulangan = 2H = 2×120 = 240 mm
Jarak antar tulangan yang dipakai = 240 mm
Jadi dipakai Tulangan D10 - 240 mm
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
1 2 x Rn ×m
ρ = ( 1 − √1 − )
𝑚 𝑓𝑦
1 2 𝑥 1,7801 𝑥 8,5046
=
8,5046
[1 − √1 − ]
300
= 0,006091
Tulangan Pokok :
As = ρ×b×d
= 0,006091×1000×65
= 395,9377 mm2
𝐴𝑠 395,9377
Jumlah tulangan (n) = 𝜋 = 𝜋⁄ 𝑥 102 = 5,0412 ≈ 6 buah tulangan
⁄4 𝑥 𝑑2 4
1000 1000
Jarak Antar Tulangan (s) =
𝑛
= = 166,67 mm
6
Dtulangan = 10 mm
p (selimut beton) = 40 mm
𝜋⁄ 𝑥 102 𝑥 1000
4
As = = 471,2389 mm2
166,67
471,2389 𝑥 300
a= As f y = = 4,0077 mm
0,85 𝑥 41,5 𝑥 1000
0.85 f '
c b
Mn > Mu
801,5283 × 104 Nmm > 676,8720 × 104Nmm . . . (Aman)
▪ Tulangan Bagi :
Asb = 20% × As (PBI Pasal 9)
= 0,2 × 395,9377
= 79,1875 mm2
Asb = 0,002 × b × h = 0,002 × 1000 × 120 = 240 mm2
Asb 240
Jumlah tulangan (n)= = = 3,0558 4 tulangan
d 2 102
4 4
1000 1000
Jarak Antar Tulangan (s) = = = 250 mm
n 4
Jarak Antar Tulangan = 2H = 2×120 = 240 mm
Jarak antar tulangan yang dipakai = 240 mm
Jadi dipakai Tulangan D10 - 240 mm
Untuk pelat lantai selanjutnya, hanya akan ditampilkan model 3D pelat tampak atas
beserta tulangan, dan material surveynya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
(a)
(b)
Gambar 4.8 (a), (b) Model Pelat Lantai I dan Atap dari pada Robot Structural
Analysis
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
Gambar 4.9 Material Suvey pada Pelat Lantai I dan Atap pada Robot Structural
Analysis
(a)
(b)
Gambar 4.10 (a), (b) Model Pelat Lantai II sampai Lantai V pada Robot Structural
Analysis
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
Gambar 4.11 Material Suvey pada Pelat Lantai II sampai Lantai V pada Robot
Structural Analysis
Jadi dapat diketahui untuk membuat pelat lantai keseluruhan gedung menghabiskan
biaya sebesar Rp 1.146.031.015 (satu milyar serratus empat puluh enam juta tiga
puluh satu ribu lima belas rupiah).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
44,37
41,45
Gambar 4.13 Diagram Momen yang Bekerja pada Balok serta Akibat
Pembebanan Seismic Dan Gravitasi pada Robot Structural
Analysis
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
Tabel 4.17 Output Diagram Momen Beban Gravitasi dan Seismic Pada Program
Robot Structural Analysis
Kondisi Lokasi Arah Momen Arah Goyangan Mu (Ton.m)
1 T. Kiri Negatif Kanan 44,3700
2 T. Kanan Negatif Kiri 45,5400
3 Midspan Positif Keduanya 21,533
4 T. Kanan Positif Kanan 17,8000
5 T. Kiri Positif Kiri 18,75
Dalam perencanaan struktur gedung pendidikan ini, digunakan profil balok yang
dijelaskan pada Tabel 4.16.
Tabel 4.18 Profil Balok yang Akan Digunakan untuk Tulangan Utama
Dimensi (mm)
Tipe f'c (Mpa) fy (MPa)
Lebar (b) Tinggi (h) Panjang (L)
Beam 350 500 7000 41,5 420
Diagram momen yang diperoleh dari RSA kemudian dijadikan sebagai acuan dalam
menentukan jumlah tulangan yang dibutuhkan. Berikut di bawah ini adalah cara-
cara dalam detailing reinforcement (detail penulangan).
Digunakan
Tinjauan
Tarik Tekan
Tumpuan kanan 3112,1863 1281,3679
Tumpuan kiri 3032,2290 1216,4452
Lapangan 1471,5570 1471,5570
= 4,5907≈ 5 tulangan
d1 = 435,5 mm
d2 = d1- 2.5D = 435,5 – 2,5.29 = 363 mm
m = |5 − 4| = 1
d = (n.d1 + m.d2)/(n+m) = (4.435,5 + 1.363) / (4+1)
= 421 mm
= 112,3492 mm
b. Cek As Minimum
√𝑓′𝑐 √41,5
As min = . 𝑏𝑤. ℎ = .350. 500
4𝑓𝑦 4.420
= 671,0468 mm2
1,4 1,4
As =
𝑓𝑦
. 𝑏𝑤. ℎ = . 350.500
420
= 583,33333 mm2
As min > As
671,0468 mm2 > 583,3333 mm2 Syarat tulangan minimum terpenuhi.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73
= 0,768
0,768 𝑥 𝑓 ′ 𝑐 𝑥 β 600 0,768 𝑥 41,5 𝑥 β 600
𝜌b = 𝑥 ( )= 𝑥 ( )
𝑓𝑦 600+𝑓𝑦 420 600+420
= 0,0379
𝜌max = 0,75 x 𝜌b = 0,0284
𝜌max > 𝜌 , maka syarat rasio tulangan terpenuhi.
e. Reinforcement
Digunakan = 5 - D29
= 4,7117 ≈ 5 tulangan
d1 = 435,5 mm
d2 = d1- 2.5D = 435,5 – 2,5.29 = 363 mm
m = |5 − 4| = 1
d = (n.d1 + m.d2)/(n+m) = (4.435,5 + 1.363) / (4+1)
= 421 mm
= 112,3492 mm
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
b. Cek As Minimum
√𝑓′𝑐 √41,5
As min = . 𝑏𝑤. ℎ = .350. 500
4𝑓𝑦 4.420
= 671,0468 mm2
1,4 1,4
As =
𝑓𝑦
. 𝑏𝑤. ℎ = . 350.500
420
= 583,33333 mm2
As min > As
671,0468 mm2 > 583,3333 mm2 Syarat tulangan minimum terpenuhi.
= 0,768
0,768 𝑥 𝑓 ′ 𝑐 𝑥 β 600 0,768 𝑥 41,5 𝑥 β 600
𝜌b = 𝑥 ( )= 𝑥 ( )
𝑓𝑦 600+𝑓𝑦 420 600+420
= 0,0379
𝜌max = 0,75 x 𝜌b = 0,0284
𝜌max > 𝜌 , maka syarat rasio tulangan terpenuhi.
e. Reinforcement
Digunakan = 5 - D29
= 2,22788 ≈ 3 tulangan
d1 = 435,5 mm
d2 = d1- 2.5D = 435,5 – 2,5.29 = 363 mm
m = |3 − 4| = 1
d = (n.d1 + m.d2)/(n+m) = (4.435,5 + 1.363) / (4+1)
= 421 mm
= 67,4095 mm
b. Cek As Minimum
√𝑓′𝑐 √41,5
As min = . 𝑏𝑤. ℎ = .350. 500
4𝑓𝑦 4.420
= 671,0468 mm2
1,4 1,4
As =
𝑓𝑦
. 𝑏𝑤. ℎ = . 350.500
420
= 583,33333 mm2
As min > As
671,0468 mm2 > 583,3333 mm2 Syarat tulangan minimum terpenuhi.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78
= 0,768
0,768 𝑥 𝑓 ′ 𝑐 𝑥 β 600 0,768 𝑥 41,5 𝑥 β 600
𝜌b = 𝑥 ( )= 𝑥 ( )
𝑓𝑦 600+𝑓𝑦 420 600+420
= 0,0379
𝜌max = 0,75 x 𝜌b = 0,0284
𝜌max > 𝜌 , maka syarat rasio tulangan terpenuhi.
e. Reinforcement
Digunakan = 3 - D29
= 1,8416 ≈ 2 tulangan
d1 = 435,5 mm
d2 = d1- 2.5D = 435,5 – 2,5.29 = 363 mm
m = |2 − 4| = |2|
d = (n.d1 + m.d2)/(n+m) = (4.435,5 + 2.363) / (4+2)
= 411,333 mm
= 44,9369 mm
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80
b. Cek As Minimum
√𝑓′𝑐 √41,5
As min = . 𝑏𝑤. ℎ = .350. 500
4𝑓𝑦 4.420
= 671,0468 mm2
1,4 1,4
As =
𝑓𝑦
. 𝑏𝑤. ℎ = . 350.500
420
= 583,33333 mm2
As min > As
671,0468 mm2 > 583,3333 mm2 Syarat tulangan minimum terpenuhi.
= 0,768
0,768 𝑥 𝑓 ′ 𝑐 𝑥 β 600 0,768 𝑥 41,5 𝑥 β 600
𝜌b = 𝑥 ( )= 𝑥 ( )
𝑓𝑦 600+𝑓𝑦 420 600+420
= 0,0379
𝜌max = 0,75 x 𝜌b = 0,0284
𝜌max > 𝜌 , maka syarat rasio tulangan terpenuhi.
e. Reinforcement
Digunakan = 2 - D29
= 1,9399 ≈ 2 tulangan
d1 = 435,5 mm
d2 = d1- 2.5D = 435,5 – 2,5.29 = 363 mm
m = |2 − 4| = |2|
d = (n.d1 + m.d2)/(n+m) = (4.435,5 + 2.363) / (4+2)
= 411,333 mm
= 44,9397 mm
b. Cek As Minimum
√𝑓′𝑐 √41,5
As min = . 𝑏𝑤. ℎ = .350. 500
4𝑓𝑦 4.420
= 671,0468 mm2
1,4 1,4
As =
𝑓𝑦
. 𝑏𝑤. ℎ = . 350.500
420
= 583,33333 mm2
As min > As
671,0468 mm2 > 583,3333 mm2 Syarat tulangan minimum terpenuhi.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
83
= 0,768
0,768 𝑥 𝑓 ′ 𝑐 𝑥 β 600 0,768 𝑥 41,5 𝑥 β 600
𝜌b = 𝑥 ( )= 𝑥 ( )
𝑓𝑦 600+𝑓𝑦 420 600+420
= 0,0379
𝜌max = 0,75 x 𝜌b = 0,0285
𝜌max > 𝜌 , maka syarat rasio tulangan terpenuhi.
e. Reinforcement
Digunakan = 2 - D29
Tabel 4.21 Profil Balok yang Akan Digunakan untuk Tulangan Geser
Dimensi (mm)
Tipe f'c (Mpa) fy (MPa)
Lebar (b) Tinggi (h) Panjang (L)
Beam 350 500 7000 41,5 300
= 100,3118 mm
𝑎𝑝𝑟
𝑀𝑝𝑟_1 = 1,25 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 (𝑑 − )
2
100,3118
= 1,25 𝑥 3302,5993 𝑥 300 (411,333 − )
2
= 447309115,4 N.mm
= 447,3091kN.m
Searah jarum jam di ujung tumpuan kiri.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
85
Kondisi 4
1,25 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 1,25 𝑥 1321,0397 𝑥 300
𝑎𝑝𝑟 = =
0,85 𝑥 𝑓 ′ 𝑐 𝑥 𝑏𝑤 0,85 𝑥 41,5 𝑥 350
= 40,1247 mm
𝑎𝑝𝑟
𝑀𝑝𝑟_4 = 1,25 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 (𝑑 − )
2
40,1247
= 1,25 𝑥 1321,0397 𝑥 300 (411,333 − )
2
= 193831683,7N.mm
= 193,8317 kN.m
Searah jarum jam di ujung tumpuan kanan.
= 100,3118 mm
𝑎𝑝𝑟
𝑀𝑝𝑟_2 = 1,25 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 (𝑑 − )
2
100,3118
= 1,25 𝑥 3302,5993 𝑥 300 (411,333 − )
2
= 447309115,4 N.mm
= 447,3091kN.m
Searah jarum jam di ujung tumpuan kanan.
Kondisi 5
1,25 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 1,25 𝑥 1321,0397 𝑥 300
𝑎𝑝𝑟 = =
0,85 𝑥 𝑓 ′ 𝑐 𝑥 𝑏𝑤 0,85 𝑥 41,5 𝑥 350
= 40,1247 mm
𝑎𝑝𝑟
𝑀𝑝𝑟_5 = 1,25 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 (𝑑 − )
2
40,1247
= 1,25 𝑥 1321,0397 𝑥 300 (411,333 − )
2
= 193831683,7N.mm
= 193,8317 kN.m
Searah jarum jam di ujung tumpuan kiri.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
86
= 100,1782 kN
= 100,1782 kN
Berikut rekapitulasi dari penghitungan gaya geser yang disajikan dalam tabel.
Tabel 4.22 Rekapitulasi Perhitungan Gaya Geser
1/2 Vtot ka 1/2 Vtot ki
Posisi Tumpuan Vsway (kN) V tot ki (kN) Vtot ka (kN)
(kN) (kN)
Kanan 152,6070 76,30352493 -47,7494 -23,874725
100,1782
Kiri -47,7494 -23,8747249 152,6070 76,303525
• Ujung Kiri
Vu dipakai = 152,6070 kN
𝑉𝑢 152,6070
Vs perlu = ( ) − 𝑉𝑐 = ( ) − 0 𝑘𝑁
𝜑 0,75
= 203,4761 kN
= 751,5724 kN
OK! Vs < Vs max. Syarat Vs terpenuhi.
= 151,2890 mm
d/2 = 435,5/2 = 217,75 ≈ 200 mm
𝐴𝑣 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 𝑑 235,6194 𝑥 300 𝑥 435,5
Vs = =
𝑠 151,2890
= 153,9184 kN
• Ujung Kanan
Vu dipakai = 152,6070 kN
𝑉𝑢 152,6070
Vs perlu = ( ) − 𝑉𝑐 = ( ) − 0 𝑘𝑁
𝜑 0,75
= 203,4761 kN
= 751,5724 kN
OK! Vs < Vs max. Syarat Vs terpenuhi.
= 151,2890 mm
d/2 = 435,5/2 = 217,75 ≈ 200 mm
𝐴𝑣 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 𝑑 235,6194 𝑥 300 𝑥 435,5
Vs = =
𝑠 151,2890
= 153,9184 kN
Berarti diluar daerah 2h (1400 mm) tulangan geser dapat dipasang dengan
spasi 200 mm.
Untuk balok selanjutnya dengan ukuran yang berbeda, hanya akan ditampilkan
model 3D balok, detailing, dan material surveynya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
90
Jadi dapat diketahui untuk membuat balok keseluruhan gedung menghabiskan biaya sebesar Rp 1.426.592.903 (satu milyar empat ratus dua
puluh enam juta lima ratus sembilan puluh dua ribu sembilan ratus tiga rupiah).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
108
Gambar 4.44 Output Gaya Aksial (Fx) pada Robot Structural Analysis
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
109
Untuk nilai momen Mz kolom yang didesain pada COMB 4, dapat dilihat pada
gambar berikut.
Baja tulangan D-29 dipilih untuk menghindari panjang penyaluran yang terlalu
panjang dan ρg dibatasi tidak kurang dari 0,01 dan tidak lebih dari 0,06.
𝐴𝑠 11889
ρg = = = 0,0330 OK, 0,01 < ρg < 0,06
𝑏𝑤.𝑑 600 𝑥 600
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
111
Ts = Cc + Cs
𝑐−𝑑′
As.fy = (0,85 x f'c x β1 x c x b) + ( As' x (( ) x 600)
𝑐
76686355,2
1387091,7 = 10494,3 c + 1188935,7 -
𝑐
76686355,2
0 = 10494,3 c - 198156,0 -
𝑐
= 194,5281 MPa
f's < fy, maka diambil f's = 194,53 MPa
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
112
= 81,13 mm
Mn = {As'.f's.(d-d')} + { (As.fy-As'.f's).(d-0,5a)}
= 181555885 + 1001622,726 x 494,94
= 677295186 N.mm
= 677,2952 kN.m
Sehingga :
1,2∑Mg = 1,2 x (677,2952 + 677,2952) = 1625,5085 kN.m
= 5,0095 mm2/mm
𝐴𝑠ℎ 0,09 𝑥 ℎ𝑐 𝑥 𝑓 ′ 𝑐 0,09 𝑥 510 𝑥 41,5
= =
𝑠 𝑓𝑦ℎ 420
= 4,5354 mm2/mm
Jadi, diambil nilai yang terbesar yaitu 5,0095 mm2/mm
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
114
𝑑 535,5
Untuk spasi di luar lo memakai jarak = 2 = 2
= 267,75 𝑚𝑚 ≈ 200 𝑚𝑚
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
115
= 140,3894 kN
Tetapi Ve tidak boleh lebih kecil dari gaya geser tefaktor hasil analisis program
RSA (242,9254 kN). Maka Ve yang digunakan dalam penghitungan adalah
242,9254 kN. Maka :
√𝑓′𝑐 √41,5
Vc = 𝑥 𝑏𝑤 𝑥 𝑑 = 𝑥 600 𝑥 600 𝑥 10−3
6 6
= 386,5230 kN
• Sekarang cek apakah :
Vu 1
φ
> 𝑉𝑐
2
Vu 242,9254 1
= = 323,900 kN > . 386,5230 = 193,2615 kN
φ 0,75 2
𝐕𝐮 𝟏
OK. Ternyata > 𝑽𝒄
𝛗 𝟐
= 47,6190 mm2
Sementara Ash untuk 11 leg D10 adalah 863,9380 mm2 > Av-min (47,6190 mm2)
Persyaratan kekuatan geser memenuhi Ash > Av-min.
Untuk kolom selanjutnya dengan ukuran yang berbeda, hanya akan ditampilkan
model 3D balok, detailing, dan material surveynya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
116
Gambar 4.47 Detailing Kolom 60x60 cm Tinggi 5,5 m pada Robot Structural Analysis
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
118
Gambar 4.49 Detailing Kolom 60x60 cm Tinggi 4,4 m pada Robot Structural Analysis
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
120
Jadi dapat diketahui untuk membuat kolom keseluruhan gedung menghabiskan biaya sebesar Rp 1.352.449.292 (satu milyar tiga ratus lima
puluh dua juta empat ratus empat puluh sembilan ribu dua ratus sembilan puluh dua rupiah).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
125
Pada atas balok bagian kiri dan bagian kanan menggunakan 5D-29 mm
As = 3302,5993 mm2
Gaya yang bekerja pada baja tulangan balok pada bagian kanan adalah
T1 = 1,25.As.fy = 1,25 x 3302,5993 x 420 = 1733864,62 N
= 1733,8646 kN
Gaya tekan yang bekerja pada balok kearah kanan
C1 = T1 = 1733,8646 kN
Gaya yang bekerja pada baja tulangan balok pada bagian kiri adalah
T2 = 1,25.As.fy = 1,25 x 3302,5993 x 420 = 1733864,62 N
= 1733,8646 kN
Gaya tekan yang bekerja pada balok kearah kiri
C2 = T2 = 1733,8646 kN
Sehingga
Vu = Vsway - Ti -T2 = 196,3174 - 1733,8646 - 1733,8646
= -3166,7092 kN = 3166,7092 kN ke Kiri
Gambar 4.54 Model 3D Gedung pada Revit Gambar 4.55 Model 3D Lantai 5 pada Revit
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
128
Gambar 4.56 Model 3D Balok, Kolom, dan Pelat Gambar 4.57 Model 3D Joint pada Revit
pada Revit
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
129
Pada Tabel 4.30 akan menampilkan rekapitulasi total biaya untuk membangun
Gedung fasilitas Pendidikan secara struktural (balok, kolom, dan pelat tanpa
pondasi dan tangga).
Kolom Rp 1.352.449.292
Slab Rp 1.146.031.015
Beam Rp 1.426.592.904
Ʃ Rp 3.925.073.210
Jadi bisa kita ketahui bahwa untuk membangun gedung sesuai desain
menghabiskan biaya total sebesar Rp 3.925.073.210 (tiga milyar sembilan ratus dua
puluh lima juta tujuh puluh tiga ribu dua ratus sepuluh rupiah).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
130
Saat proses desain hampir selesai, tiba-tiba owner memutuskan untuk mengubah
kolom yang semulanya berbentuk persegi diubah menjadi kolom lingkaran
dikarenakan untuk menambah nilai estetika desain bangunan. Dengan sistem BIM
segala perubahan dapat dimungkinkan tanpa harus mengulang desain yang di
kerjakan dari awal.
Untuk perbandigan antar kolom akan ditampilkan model 3D balok, detailing, dan
material surveynya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
131
Berikut ini adalah gambar model 3D, detailing dan material survey untuk kolom
600 x 600 mm :
Berikut ini adalah gambar model 3D, detailing dan material survey untuk kolom
berdiameter 600 mm :
Sesudah dianalisis dan diberi penulangan pada Autodesk Robot Structural Analysis
(RSA), file tersebut dikirim kembali ke Autodesk Revit untuk divisualisasikan.
Berikut adalah tampilan visualisasi antara kolom persegi dengan kolom lingkaran.
Gambar 4.63 Visualisasi Kolom Persegi dan Kolom Lingkaran pada Revit
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
136
Pada Tabel 4.31 akan dijelaskan perbandingan pengeluaran biaya antara kolom persegi dan kolom lingkaran untuk satu lantai.
Tabel 4.31 Perbandingan Biaya Antara Kolom Persegi dan Kolom Lingkaran
Kolom Persegi
Dimensi Concrete Tulangan Utama Tulangan Sengkang Bekisting
2 3 2 Total
m m Rp D (mm) kg Rp D (mm) kg Rp m Rp
0,6X0,6 22,46 23.583.000 29 9182,29 146.021.183 10 2096,19 33.334.620 124,8 42.115.557 Rp 245.054.360
Kolom Lingkaran
Diameter Concrete Tulangan Utama Tulangan Sengkang Bekisting
3 2 Total
m m Rp D (mm) kg Rp D (mm) kg Rp m Rp
0,6 17,64 18.522.000 29 5098,46 81.078.158 10 442,7 7.040.028 117,62 39.692.563 Rp 146.332.749
Komponen Harga
Beton 41,5 MPa Rp 1.050.000 /m
3 Rp 98.721.611
Besi Rp 159.025 / 10 kg
Bekisting Rp 337.464 /m2
Jadi dapat diketahui bahwa biaya konstruksi kolom lingkaran lebih murah daripada biaya konstruksi kolom persegi, dengan selisih harga
Rp98.721.611 (sembilan puluh delapan juta tujh ratus dua puluh satu ribu enam ratus sebelas rupiah).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
137
Pada kasus ini, bagian purchasing sebuah proyek mencari jenis penutup lantai kayu
di kota Solo yang sesuai dengan keinginan owner, namun tidak kunjung dapat atau
bahkan tidak ada. Di kota Solo sendiri, jenis penutup lantai yang banyak
kesediaannya yaitu keramik roman. Bagaimana cara merubah jenis penutup lantai
pada model agar tidak terjadi miss komunikasi dengan owner? Dengan sistem BIM,
perubahan penutup lantai bisa langsung terjadi secara menyeluruh pada model serta
dapat dihitung total harga secara realtime. Pada subbab berikut akan melihatkan
cara kerja software BIM.
Jenis penutup lantai yang digunakan adalah kayu Merbau dengan ukuran 5x50 cm,
ketebalan 1 cm. Harga penutup lantai kayu ini sebesar Rp 150.000/m2.
Pada gambar berikut akan dijelaskan harga untuk penutup lantai kayu pada satu
lantai.
Jenis penutup lantai yang digunakan adalah keramik roman dengan ukuran 50x50
cm, ketebalan 1 cm. Harga penutup lantai keramik ini sebesar Rp 132.500/m2.
Pada gambar berikut akan dijelaskan harga untuk penutup lantai keramik pada satu
lantai.
Setelah mengganti jenis lantai, file dapat langsung dikirim kepada owner. Dengan
adanya perbandingan harga yang didapat, maka owner dapat lebih mudah
memutuskan apa penutup lantai keramik roman sesuai dengan keinginannya atau
memilih untuk mencari jenis penutup lantai lainnya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
140
library.uns.ac.id 141
digilib.uns.ac.id
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Nies Bradley, dan Eddy Krygiel. 2008. Green BIM : Successful Susntainable
Design with Building Information Modeling. Canada: Wiley Publishing. Inc.
Kymmell, Willem. 2008. Building Information Modeling : Planning and Managing
Construction Projects with 4D CAD and Simulations. USA: The McGraw-
Hill Companies,Inc.
Nigam, Manis.dkk. 2016. BIM Vs Traditional Quantity Surveying and Its Future
Mapping. IJEDR1602222, Volume 4, Issue 2, hlm.1261-1265.
Smith, Peter. 2016. Project Cost Management with 5D BIM. Procedia-Sosial and
Behavioral Sciences 226 (2016) 193-200.
Saputra, Inton, dkk. 2018. Tugas Perancangan Beton. Indonesia. Universitas
Sebelas Maret.
Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Gedung Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 1726 -
2012). Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2013. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan
Gedung (SNI 2847-2013). Jakarta.
Hargabeton.com. (2018, 18 Maret). Harga Beon Cor Ready Mix Solo dan Jayamix
Solo. Diakses pada tanggal 1 Juni 2019, dari
https://hargabeton.com/harga-beton-ready-mix-solo/
Sejasa.com. (2019, Juli). Daftar Harga Keramik Terbaru Juli 2019 Semua Merek.
Diakses pada tanggal 5 Juli 2019, dari
https://www.sejasa.com/blog/daftar-harga-keramik-terbaru/
Gudangparquet.net. (2019). Daftar Harga lantai kayu dan Biaya Pasang 2019.
Diakses pada tanggal 10 Juli 2019, dari
https://gudangparquet.net/harga-lantai-kayu/katalog-harga-lantai-kayu-2014.html
Pemerintah Kota Surakarta. 2017. Harga Satuan Dasar (HSD) dan Harga Satuan
Pokok Kegiatan (HSPK) Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung dan
Perumahan. Kota Surakarta.
xxii