Anda di halaman 1dari 10

Almohdar et.

al: Komposisi Jenis dan Tingkat Trofik p-ISSN 2550-1232


e-ISSN 2550-0929

KOMPOSISI JENIS DAN TINGKAT TROFIK (TROPHIC


LEVEL) HASIL TANGKAPAN BAGAN DI PERAIRAN DESA
OHOILILIR, KABUPATEN MALUKU TENGGARA
Species Composition and Trophic Level Of Lift Net Catch in Ohoililir Village
Water, Southeast Maluku Regency

E. Almohdar1*, F. N. J Souisa1
1
Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Poltek Tual, 39411, Indonesia.
*Korespondensi: almohdarerna@yahoo.co.id

ABSTRAK
Tingkatan trofik menggambarkan tahapan transfer material atau energi dari setiap
tingkat atau kelompok ke tingkat berikutnya, yang dimulai dengan produsen primer,
konsumen primer (herbivora), sekunder, tersier, dan predator puncak. Pada dasarnya
tingkat trofik (trophic level) merupakan urutan tingkat pemanfaatan pakan atau material
dan energi seperti yang tergambarkan oleh rantai makanan (food chain). Tujuan
penelitian adalah untuk menganalisis komposisi jenis dan tingkat trofik hasil tangkapan
bagan di perairan Desa Ohoililir, Kabupaten Maluku Tenggara. Variabel yang diamati
meliputi komposisi jenis, panjang dan berat ikan serta tingkat trofik hasil tangkapan. Alat
tangkap yang digunakan saat pengamatan adalah bagan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode experimental fishing, yaitu berupa operasi penangkapan
ikan menggunakan alat tangkap bagan. Hasil penelitian menunjukan tingkat trofik ikan
pada alat tangkap bagan berada pada pengelompokan tingkat trofik (TL3) yakni
didominasi oleh jenis Omnivora yang cenderung pemakan hewan, yang akan
menyebabkan struktur komunitas ikan menjadi berubah dan piramida menjadi tidak
stabil. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan pengelolaan sumberdaya ikan
berdasarkan pendekatan interaksi trofik dengan mempertimbangkan komponen ekosistem
seperti sumberdaya ikan dan berbagai pola hubungan makan memakan atau rantai dan
jaring makanan.

Kata kunci : Komposisi jenis, Tingkat trofik dan Hasil tangkapan.

ABSTRACT
Trophic level is position of a species or a group of species within a food chain or
food web, where it showed phases of transfer energy and material inter and intra on each
group. This study aimed to analyze species composition and trophic level of lift net catch
in ohoililir village water, southeast maluku regency. Observation variables on this
research were, species composition, length and weight of fish also trophic level of catch
by using lift net. Experimental fishing was the methodology for data collecting. Results
shows that, trophic level of fish which catch by lift net was categories included to trophic
level three (TL3), means most of fish catch by lift net dominated by omnivorspecies, as
the result the fish structure community and pyramid become unstable. In order to prevent
this matter, better conservation of fish around the area based on trophic level by
considering various ecosystem components like fish and its food chain.

Key words: Species composition, trophic level, catch

©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 2 November 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id 165
Almohdar et.al: Komposisi Jenis dan Tingkat Trofik p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

PENDAHULUAN suatu penelitian yang mempelajari


saling keterkaitan multi faktor dan megi-
Kegiatan penangkapan di bebera-
dentifikasi faktor kunci yang penga-
pa daerah di Indonesia telah menyebab-
ruhnya besar terhadap struktur dan
kan terjadinya eksploitasi yang berlebi-
dinamika pada setiap tingkat trofik
han dan ini merupakan salah satu masa-
(Kaswadji dkk, 2009). Informasi tentang
lah utama pada pengelolaan sumberdaya
hal tersebut dapat dijadikan acuan dalam
perikanan yang berkelanjutan. Perilaku
merumuskan suatu pengelolaan sum-
manusia dalam mengeksploitasi sumber-
berdaya ikan yang berkelanjutan. Bebe-
daya perikanan akan sangat mempenga-
rapa penelitian mengenai tingkat trofik
ruhi jumlah ikan yang berada di laut.
sudah dilakukan namun informasi untuk
Laju pertumbuhan populasi ikan akan
menganalisis tingkat trofik hasil tang-
terus meningkat dan kemudian menurun
kapan bagan di perairan Desa Ohoililir
setelah mencapai titik optimum pertum-
belum dilakukan, sehingga penelitian ini
buhannya, sedangkan perilaku manusia
perlu dilakukan secara intensif untuk
dalam mengekstraksi perikanan akan
mewujudkan pengelolaan perikanan
terus meningkat selama masih terlihat
yang berkelanjutan.
adanya keuntungan dari kegiatan pe-
Tujuan utama dari penelitian ini
nangkapan ikan. Data di banyak perairan
adalah mengetahui komposisi jenis dan
menunjukkan bahwa telah terjadi degra-
menganalisis tingkat trofik hasil tangka-
dasi populasi yang berujung pada penu-
pan bagan di perairan Desa Ohoililir,
runan produksi akibat tangkaplebih. Jika
Kabupaten Maluku Tenggara.
tangkap-lebih dilakukan pada jenjang
trofik lebih rendah maka kegiatan terse-
METODE PENELITIAN
but akan mengurangi transfer biomassa
pada jenjang trofik yang lebih tinggi. Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam kondisi seperti itu, produktivitas
Penelitian ini dilakukan di pera-
primer fitoplankton yang tinggipun tidak
iran Desa Ohoililir, Kabupaten Maluku
akan mampu mendukung jenjang trofik
Tenggara selama dua bulan yakni mulai
di atasnya (Kaswadji dkk. 2009).
dari bulan Mei sampai Juni 2016.
Upaya untuk mempertahankan
Analisis sampel dilakukan di Labora-
keanekaragaman jenis di dalam suatu
torium Biologi Dasar, Politeknik Perika-
ekosistem dan ikan yang dimanfaatkan
nan Negeri Tual. Peta lokasi penelitian
oleh manusia merupakan bagian yang
dapat dilihat pada Gambar 1.
tidak dapat dipisahkan dari ekosistem
secara keseluruhan. Tingkatan trofik
Pengambilan dan Analisis Sampel
menggambarkan tahapan transfer mate-
rial atau energi dari setiap tingkat atau Metode yang digunakan dalam
kelompok ke tingkat berikutnya, yang penelitian ini adalah metode experi-
dimulai dengan produsen primer, kon- mental fishing, yaitu berupa operasi
sumen primer (herbivora), sekunder, penangkapan ikan menggunakan alat
tersier, dan predator puncak. Pada tangkap bagan. Metode ini digunakan
dasarnya tingkat trofik (trophic level) untuk mengumpulkan data primer. Data
merupakan urutan tingkat pemanfaatan primer yang digunakan untuk melihat
pakan atau material dan energi seperti komposisi hasil tangkapan nelayan yang
yang tergambarkan oleh rantai makanan tertangkap oleh bagan, dan diperoleh
(food chain). dari hasil pengamatan langsung (pengu-
Nelayan di Kabupaten Maluku kuran morfologi dan pengukuran hasil
Tenggara sebagian besar melakukan tangkapan).
penangkapan ikan dengan alat tangkap
bagan dan hasil tangkapan yang dipe-
roleh biasanya di bawah ukuran ikan
layak tangkap. Sehingga dibutuhkan

166 ©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 2 November 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id
Almohdar et.al: Komposisi Jenis dan Tingkat Trofik p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

Gambar 1. Peta Lokasi penelitian di Perairan Desa Ohoililir.

Data sekunder diperoleh dari penelitian, jumlah dan jenis hasil


instansi atau lembaga yang terkait tangkapan ikan yang ada di desa serta
dengan penelitian, yaitu Pemerintah informasi lain yang dapat menunjang
Desa Ohoililir serta literatur yang penelitian ini. Teknik pengumpulan data
relevan. Pengambilan data sekunder disajikan pada Tabel 1.
terdiri dari kondisi perikanan lokasi

Tabel 1. Jenis data dan metode pengumpulannya


Jenis Data Metode Pengumpulan Alat dan Bahan Keterangan
Hasil tangkapan Experimental fishing Alat tangkap bagan, alat tulis, Data primer
nelayan dan wawancara kamera

Panjang dan berat Pengukuran Papan ukur dan Data primer


timbangan digital

Isi perut ikan Jumlah, gravimetrik, Alat bedah, mikroskop Data primer
volumetrik dan binokuler, cawan petri, pipet
frekuensi tetes, gelas objek,
kejadian formalin 10 % dan aquades

1. Komposisi hasil tangkapan diana- botol sampel dan dibersihkan dari


lisis dengan menggunakan soft- formalin ketika telah sampai di
ware Microsoft Excel 2007 untuk laboratorium. Metode yang digu-
melihat perbandingan jumlah dan nakan dalam mengamati isi perut
bobot antar spesies. Semua hasil ikan-ikan herbivora dan pemakan
tangkap diidentifikasi terlebih da- plankton (plankton feeders) ada-
hulu dan dikelompokkan berda- lah metode volumetrik dan freku-
sarkan spesiesnya, lalu diukur ensi kejadian. Isi usus dipisahkan
panjang dan beratnya. Ikan dia- dari daging usus dengan cara me-
wetkan menggunakan formalin 10 nekan daging usus sampai semua
%. isinya keluar, diencerkan dengan
2. Analisis isi perut ikan (stomach aquades sebanyak 3-5 ml. Metode
content analysis), sampel usus frekuensi kejadian untuk meng-
ikan satu persatu dikeluarkan dari hitung organisme yang ditemukan

©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 2 November 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id 167
Almohdar et.al: Komposisi Jenis dan Tingkat Trofik p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

sebagai bahan makanan di lam- model pertumbuhan dengan kondisi


bung ikan yang diteliti, namun morfometrik ikan yang tertangkap seca-
lambung yang kosong tidak terhi- ra temporal. Persamaan umum yang di-
tung. Persentase frekuensi kejadi- gunakan adalah W = aLb (a dan b adalah
konstanta). Dasar perhitungannya berda-
an suatu organisme yang dimakan
sarkan regresi sehingga logaritma persa-
oleh ikan contoh dengan demikian
maan menjadi: log W = log a + b log L
dapat dilihat secara langsung. Un- dengan Nilai a dan b harus ditentukan
tuk mengamati isi perut ikan-ikan dari persamaan tersebut, sedangkan nilai
selain herbivora dan plankton W (berat ikan) dan L (panjang ikan) di-
feeders digunakan metode jumlah, peroleh dari hasil pengukuran (Effendie,
gravimetrik dan frekuensi kejadi- 1979). Analisis panjang dan berat ikan
an. Semua organisme serta benda- ini dilakukan menggunakan Solver pada
benda lain yang dihitung satu per- Microsoft Excel. Nilai b sebagai pen-
satu dan dipisahkan spesies demi duga kedekatan hubungan antara pan-
spesies digunakan metode jumlah. jang dan berat dihitung dengan kriteria:
Apabila masing-masing jumlah-
1) Nilai b = 3, merupakan hubungan
nya sudah diketahui, maka dapat yang isometrik (pertambahan berat
dibandingkan yang satu dengan seimbang dengan pertambahan
yang lainnya dan dapat ditarik ke- panjang);
simpulan dari macam-macam isi 2) Nilai b > 3, merupakan hubungan
yang terdapat di dalam lambung alometrik positif (pertambahan berat
ikan. Metode gravimetrik diguna- relatif lebih besar dari pertambahan
kan, tetapi makanan ikan bukan panjang);
diukur volumenya melainkan diu- 3) Nilai b < 3, merupakan hubungan
kur beratnya. Demikian pula un- alometrik negatif (pertambahan berat
tuk masing-masing organismenya. relatif lebih kecil dari pertambahan
panjang).
Hasilnya juga dinyatakan dalam
persentase berat dari makanan Tingkat Trofik Hasil Tangkapan
ikan yang sedang diteliti.
Tingkat trofik suatu jenis ikan
Metode Analisa Data ditentukan berdasarkan komposisi ma-
kanan dan trofik level masing-masing
Komposisi Hasil Tangkapan fraksi makanannya (food items) yang
Menentukan komposisi jenis ikan, diperoleh dari hasil analisis isi perut
dianalisis dengan menggunakan persa- (Froese dan Pauly, 2000). Estimasi ting-
maan Odum (1996), yaitu: kat trofik untuk setiap famili berda-
sarkan komposisi makanan, dimana
P = Σxi/Nx100% tingkat trofik setiap spesies digunakan
untuk menghitung rata-rata tingkat trofik
Keterangan : setiap famili. Rata-rata tingkat trofik
P = Persentase jenis ikan jenis ke-i hasil tangkapan pada setiap alat tangkap
Σ xi = Jumlah individu ikan jenis ke-i dihitung dengan rumus sebagai berikut
N = Jumlah individu semua jenis (Mc Clanahan dan Mangi, 2004).
ikan (jumlah total individu
setiap pengambilan sampel). TL= ∑𝑛𝑖=1 Yi x TLk/Yi
i = 1,2,3,...n;
dimana:
Hubungan Panjang dan Berat Ikan TLk: Trophic level makanan ke-i,
Yi : Fraksi makanan ke-i,
Analisis hubungan panjang dan
TL : Rata-rata trophic level.
berat ikan digunakan untuk mengetahui

168 ©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 2 November 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id
Almohdar et.al: Komposisi Jenis dan Tingkat Trofik p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

Hasil dari penelitian ini akan HASIL DAN PEMBAHASAN


dibandingkan dengan metadata fishbase
Komposisi Hasil Tangkapan
(Froese dan Pauly, 2013) dan penge-
lompokan menurut Stergiou dkk. (2007). Hasil penelitian menunjukan bah-
Pengelompokan trofik level menurut wa hasil tangkapan selama penelitian
(Stergiou dkk.) adalah sebagai berikut: berjumlah 1.365 ekor yang terdiri dari 3
spesies yaitu ikan layang, lemuru dan
2,1 ≤ TL2 ≤ 2,9 = Omnivora yang selar. Pengambilan hasil tangkapan se-
cenderung cara acak pada alat tangkap bagan
pemakan sebanyak 20 ekor. Pada bulan Juni hasil
tumbuhan. tangkapan tertinggi yang berjumlah 212
2,9<TL3≤3,7 = Omnivora yang ekor dan pada bulan Mei hasil tang-
cenderung kapan terendah yang berjumlah 117
pemakan hewan ekor. Berat total hasil tangkapan
(zooplankton). mencapai 130145 gr atau 13,145 kg
3,7 < TL4 ≤ 4,0 = Carnivora yang (Gambar 2).
menyukai Komposisi ikan hasil tangkapan
decapoda dan ikan. dominan di perairan Desa Ohoililir
4,0< TL5≤ 4,5 = Carnivora yang Kabupaten Maluku Tenggara, diperoleh
cenderung menurut musim penangkapan yaitu
pemakan ikan dan pada musim paceklik diwakili hasil
cephalopoda. tangkapan pada bulan Mei dan pada
musim puncak diwakili hasil tangkapan
pada bulan Juni.

30
25
Jumlah ikan

20
15
Mei
10
Juni
5
0
Layang Lemuru Selar
Spesies

Gambar 2. Jumlah hasil tangkapan pada bulan Mei dan bulan Juni 2016

Hasil tangkapan terbayak pada ikan besar dari pertambahan panjang). Hasil
lemuru dan terendah yaitu ikan layang. perhitungan ini dibandingkan dengan
data yang dimiliki oleh metadata Fish
Hubungan Panjang dan Berat Ikan Base. Hubungan panjang dan berat
spesies yang lain beserta perbandi-
Hasil analisis hubungan panjang
ngannya dengan metadata Fish Base
dan berat ikan layang, lemuru dan selar,
(Froese dan Pauly 2013). Ikan layang
menggunakan Solver pada Microsoft
(Decapterus russeli) panjang total ter-
Excel mendapatkan nilai b sebesar 3,23
tinggi ikan layang adalah 18,6 cm dan
yang menunjukkan bahwa pola partum-
panjang total terendah yaitu 12,2 cm
buhan ikan tangkapan oleh nelayan di
dengan berat tertinggi 50 gram dan berat
perairan Desa Ohoililir adalah alometrik
terendah 38 gram. Hubungan panjang
positif (pertambahan berat relatif lebih

©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 2 November 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id 169
Almohdar et.al: Komposisi Jenis dan Tingkat Trofik p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

dan berat ikan layang disajikan pada Ikan selar (Selar crumenopthal-
Gambar 3. mus) hasil tangkapan ikan selar selama
Ikan lemuru (Sardinella longi- penelitian setelah dilakukan pengukuran
ceps) panjang total tertinggi ikan lemuru maka didapatkan panjang total tertinggi
adalah 16,2 cm dan panjang total adalah 18,9 cm dan panjang total
terendah yaitu 13,5 cm dengan berat terendah yaitu 13,2 cm dengan berat
tertinggi 70 gram dan berat terendah 40 tertinggi 60 gram dan berat terendah 40
gram. Hubungan panjang dan berat ikan gram. Hubungan panjang dan berat ikan
lemuru disajikan pada Gambar 4. selar disajikan pada Gambar 5.

60
50
Ln Berat (W)

40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25
Ln Panjang (L)
Gambar 3. Hubungan panjang dan berat ikan layang

100
80
Ln Berat (W)

60
40
20
0
0 5 10 15 20 25
Ln Panjang (L)

Gambar 4. Hubungan panjang dan berat ikan lemuru

100
80 y = 1.9654x + 32.155
Ln Berat (gr)

R² = 0.0673
60
40
20
0
0 5 10 15 20 25
Ln Panjang (Cm)

Gambar 5. Hubungan panjang dan berat ikan selar

170 ©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 2 November 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id
Almohdar et.al: Komposisi Jenis dan Tingkat Trofik p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

Tingkat Trofik Hasil Tangkapan roleh makanan dapat menjadi suatu


faktor yang mempengaruhi keberadaan
Tingkat Trofik Hasil Tangkapan
makanan dalam lambung ikan selain
ikan dominan lebih nyata terlihat dalam
faktor ketersediaan makanan.
nilai jenis makanan yang dikonsumsi
cukup besar. Faktor persaingan mempe-

Tabel 2. Jenis makan ikan hasil tangkapan


Jenis Alat Jenis Makanan (%)
Ikan Tangkap H. Ikan Krustasea H. karang bivalvia Sisik dan Duri
Layang Bagan 6,24** 59,687* 15,855** 5,693*** 14,379**
Lemuru Bagan 2,79*** 47,34* 12,78** - 34,45**
Selar Bagan 21,41** 51,23* 18,327** - 14,409**

Dimana: * (Makanan utama) Kriteria : IP > 25% : makanan utama


** (Makanan pelengkap) 5 % ≤ IP ≥ 25% : makanan pelengkap
*** (Makanan tambahan) IP < 5% : makanan tambahan
H (Hancuran)

Hasil perhitungan indeks propen- plankton) antara lain ikan layang,


den menunjukkan bahwa ikan layang, lemuru, dan selar yang akan menye-
lemuru, dan selar memiliki makanan babkan struktur komunitas ikan menjadi
utamanya berupa krustasea, dan maka- berubah dan piramida menjadi tidak
nan pelengkapnya hancuran karang, si- stabil (Gambar 6).
sik dan duri ikan. Sedangkan makanan Tingkat trofik ikan di perairan
tambahan yaitu hancuran ikan dan Desa Ohoililir yang terlihat pada
bivalvia. Berdasarkan tingkat trofik pada (Gambar 6), menunjukan bahwa seba-
umumnya ikan di lokasi penelitian ini gian besar ikan dominan adalah omni-
bersifat omnivora yang cenderung pe- vora (zooplanktivora) dengan nilai trofik
makan hewan (zooplankton). Makanan berada pada trofik level 3. Kisaran nilai
yang ada sebagai makanan utama yaitu tersebut menunjukkan bahwa ikan
krustasea. dominan di perairan ini berada pada
Hasil penelitian di perairan Desa tingkat trofik rendah. Semakin rendah
Ohoililir menunjukkan bahwa ikan hasil nilai tersebut maka semakin kecil energi
tangkapan di lokasi penelitian pada alat yang dibutuhkan oleh ikan dominan
tangkap bagan memiliki penangkapan untuk memperoleh makanannya dan
yang lebih besar yaitu berada pada TL3 tidak dapat tumbuh dengan jumlah yang
yaitu jenis ikan pemakan hewan (zoo- lebih banyak.
3.14
3.13
Trophic level

3.12
3.11
3.1
3.09
3.08
Layang Lemuru Selar
Spesies

Gambar 6. Trofik level hasil tangkapan pada lokasi penelitian

©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 2 November 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id 171
Almohdar et.al: Komposisi Jenis dan Tingkat Trofik p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

Dari hasil penelitian ikan beru- penangkapan adalah penetapan jumlah


kuran relatif lebih kecil (ukuran tubuh tangkapan yang diperbolehkan, pemba-
ikan normal) banyak tertangkap diban- gian kuota individu menurut armada,
dingkan ikan yang berukuran relatif perusahaan dan nelayan.
besar. Hal ini diduga karena frekuensi
penangkapan yang dilakukan oleh para KESIMPULAN DAN SARAN
nelayan lebih tinggi. Untuk mengatasi
Kesimpulan
hal tersebut dibutuhkan pengelolaan
sumberdaya ikan berdasarkan pende- Berdasarkan hasil penelitian maka
katan interaksi trofik dengan memper- hasil tangkapan bagan selama penelitian
timbangkan komponen ekosistem seperti berjumlah1.365 ekor yang terdiri dari 3
sumberdaya ikan dan berbagai pola spesies yaitu ikan layang, lemuru dan
hubungan makan memakan atau rantai selar. Hasil tangkapan tertinggi yaitu
dan jaring makanan. Pengelolaan sum- ikan lemuru dan yang terendah yaitu
berdaya ikan diarahkan agar peman- ikan layang. Hasil tangkapan pada alat
faatan sumberdaya ikan menjadi optimal tangkap bagan lebih banyak menangkap
dengan menjamin kelestariannya. Se- ikan-ikan berukuran kecil yaitu berada
hingga dengan mengetahui komposisi pada TL3 (ikan layang, lemuru, dan
jenis dan tingkat trofik hasil tangkapan selar). Ikan-ikan yang berada di TL3
maka salah satu alternatif yang didu- adalah jenis ikan pemakan hewan
kung oleh konsep ilmiah adalah dengan (zooplankton).
memperhatikan ukuran ikan yang ter-
tangkap pada tingkat trofik, sehingga Saran
pengubahan ukuran mata jaring harus Untuk memperoleh hasil tangka-
dilakukan agar ikan-ikan yang tertang- pan yang lebih baik harus memper-
kap minimal yang sudah pernah memi- hatikan prinsip-prinsip ekologis agar
jah atau berada pada tingkat trofik yang tidak berpotensi merusak keseimbangan
seimbang. Pengaturan alat tangkap dapat ekologi pada perairan.
dilakukan dengan mengatur ukuran mata
jaring, dalam hal ini berarti memper- DAFTAR PUSTAKA
besar ukuran mata jaring maka ikan-ikan
yang berukuran kecil tidak ikut tertang- Effendie MI. 1979. Metoda Biologi
kap. sehingga pengelolaan perikanan Perikanan. Yayasan Dewi Sri.
yang berkelanjutan dapat tercapai. Bogor (ID). 112 hlm.
Kondisi seperti ini mengharuskan Froese R, Pauly D. 2013. Fish Base.
adanya upaya pengelolaan sumberdaya World Wide Web electronic
perikanan dengan memperhatikan aspek publication. www. Fishbase.
kelestarian. Kontrol input melalui pem- Kaswadji R, Hatta M, Umar NA. 2009.
batasan terhadap upaya penangkapan Penyusunan Model untuk
yang diizinkan merupakan salah satu Penangkapan Berkelanjutan Ikan
strategi pengelolaan yang dapat dilaku- Pelagis dengan Pendekatan
kan, di samping strategi pengelolaan Jenjang Trofik di Selat Makassar.
lainnya seperti regulasi selektivitas alat Jurnal Natural Indonesia 12:1 hal
tangkap dan pembatasan waktu penang- Mc Clanahan TR, S Mangi. 2004. Gear-
kapan (Purbayanto dkk, 2010). Lebih based management of a tropical
lanjut Widodo dan Suadi (2005) artisanal fishery based on species
menyatakan bahwa, prinsip pengaturan selectivity and capture size.
perikanan dapat didekati dengan dua Fisheries Management and
metode yaitu pengaturan input berupa Ecology 11:51–60.
pembatasan upaya melalui perijinan, Odum, E.P. 1996. Dasar-Dasar Ekologi
pembatasan ukuran kapal, pembatasan (terjemahan) Gadjah mada Uni-
ukuran alat tangkap dan pembatasan unit versity Press. Yogyakarta. 967
waktu, sedangkan pengaturan output hal.

172 ©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 2 November 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id
Almohdar et.al: Komposisi Jenis dan Tingkat Trofik p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

Purbayanto A, Riyanto M, Fitri ADP.


2010. Fisiologi dan Tingkah Laku
Ikan Pada Perika-nan Tangkap.
Bogor: IPB Press.
Stergiou KI, Moutopoulus DK, Casal
HJA, Erzini K. 2007. Trophic
Signatures of Small-Scale Fishing
Gears: Implications for Conser-
vation and Management. Marine
Ecology Progress Series. No.
333: 117-128.
Wiadnya DGR, Djohani R, Erdman MV,
Halim A, Knight M, Mous PJ, Pet
J, Soede LP. 2005. Kajian
Kebijakan Pengelolaan Perikanan
Tangkap Di Indonesia: Menuju
Pembentukan Kawasan Perlindu-
ngan Laut. Jurnal Penelitian
Perikanan Indonesia. Vol. 11. No
3. eISSN: 2502-6542 DOI: http://
dx.doi.org/10/15578/jppi.11.3.200
5.65-77
Widodo J, Suadi. 2006. Pengelolaan
Sumberdaya Perikanan Laut.
Yogyakarta: Gadjah Mada Uni-
versity Press.

©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 2 November 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id 173
Almohdar et.al: Komposisi Jenis dan Tingkat Trofik p-ISSN 2550-1232
e-ISSN 2550-0929

174 ©Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 1 No. 2 November 2017, www.ejournalfpikunipa.ac.id

Anda mungkin juga menyukai