Anda di halaman 1dari 91

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

NOMOR PER-9/PKN/2020
TENTANG

PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH SEBAGAI TUGAS AKHIR MAHASISWA


DAN PELAKSANAAN UJIAN KOMPREHENSIF
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kualitas Program Diploma di


bidang keuangan negara serta menjamin proses
pembelajaran dan penyelesaian Tugas Akhir, diperlukan
pengaturan bagi Mahasiswa dalam menyusun Tugas Akhir
Mahasiswa dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah yang terdiri
dari Skripsi dan Karya Tulis Tugas Akhir;
b. bahwa pengaturan bagi Mahasiswa dalam menyusun
Tugas Akhir Mahasiswa dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah
yang terdiri dari Skripsi dan Karya Tulis Tugas Akhir
sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas, telah
memperoleh pertimbangan Senat Politeknik Keuangan
Negara STAN melalui Nota Dinas Nomor ND-
69/S.PKN/2020 tanggal 4 Desember 2020;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan
Direktur Politeknik Keuangan Negara STAN tentang
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah sebagai Tugas Akhir
Mahasiswa dan Pelaksanaan Ujian Komprehensif
Politeknik Keuangan Negara STAN;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 158);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia


Tahun 2014 Nomor 16);
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2/PMK.01/2016
tentang Statuta Politeknik Keuangan Negara STAN
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 189/PMK.01/2016 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2/PMK.01/2016
Tentang Statuta Politeknik Keuangan Negara STAN (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1854);
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.01/2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Keuangan
Negara STAN (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 1203);
6. Peraturan Direktur Politeknik Keuangan Negara STAN
Nomor PER-4/PKN/2020 tentang Pedoman Pencegahan
Plagiat pada Setiap Karya Ilmiah di Politeknik Keuangan
Negara STAN;
7. Peraturan Direktur Politeknik Keuangan Negara STAN
Nomor PER-03/PKN/2016 sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Politeknik
Keuangan Negara STAN Nomor PER-7/PKN/2020 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Direktur Politeknik
Keuangan Negara STAN Nomor PER-03/PKN/2016
tentang Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Politeknik
Keuangan Negara STAN;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA


STAN TENTANG PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
SEBAGAI TUGAS AKHIR MAHASISWA DAN PELAKSANAAN
UJIAN KOMPREHENSIF POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA
STAN.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan:

1. Politeknik Keuangan Negara STAN yang selanjutnya


disebut PKN STAN adalah perguruan tinggi di lingkungan
Kementerian Keuangan, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui
Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.

2. Direktur PKN STAN yang selanjutnya disebut Direktur


adalah pemimpin PKN STAN yang diangkat oleh Menteri
Keuangan.

3. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan


pembelajaran yang memilki kurikulum dan metode
pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan
akademik, pendidikan profesi dan/atau pendidikan
vokasi.

4. Tugas Akhir adalah penugasan yang diberikan pada


akhir semester tertentu atau akhir masa studi untuk
memenuhi sebagian persyaratan kelulusan pada
pendidikan Program Diploma.

5. Karya Tulis Ilmiah adalah pemikiran yang disajikan


dalam bentuk tertulis dan disusun secara sistematis
serta berlandaskan kaidah ilmiah.

6. Skripsi adalah Karya Tulis Ilmiah yang disusun oleh


Mahasiswa Program Studi Diploma IV sebagai bagian dari
Tugas Akhir.

7. Karya Tulis Tugas Akhir yang selanjutnya disebut KTTA


adalah Karya Tulis Ilmiah yang disusun oleh Mahasiswa
Program Studi Diploma III sebagai bagian dari Tugas
Akhir.

8. Mahasiswa adalah Mahasiswa Program Studi Diploma IV


dan Program Studi Diploma III PKN STAN.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

9. Dosen Pembimbing adalah dosen yang telah ditunjuk


dan/atau ditetapkan oleh Direktur untuk membimbing
Mahasiswa dalam pelaksanaan dan penyusunan Karya
Tulis Ilmiah.

10. Dosen Penguji adalah dosen yang ditunjuk dan/atau


ditetapkan oleh Direktur untuk menguji Karya Tulis
Ilmiah bagi Mahasiswa Program Studi Diploma IV PKN
STAN.

11. Dosen Penilai adalah dosen yang ditunjuk dan/atau


ditetapkan oleh Direktur untuk menilai Karya Tulis
Ilmiah bagi Mahasiswa Program Studi Diploma III PKN
STAN.

12. Proposal adalah kerangka penulisan Karya Tulis Ilmiah


yang akan menjadi rujukan dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah.

13. Seminar Proposal adalah penyampaian Proposal Skripsi


di depan tim pembahas dan dapat dihadiri oleh
Mahasiswa lain dari Program Studi yang sama.

14. Ujian Skripsi adalah ujian yang dilaksanakan oleh PKN


STAN secara lisan untuk menguji kualitas Skripsi.

15. Ujian Komprehensif adalah ujian yang dilaksanakan oleh


PKN STAN secara lisan untuk menguji pemahaman
Mahasiswa atas materi terkait Mata Kuliah Keahlian
Berkarya pada Program Studi Diploma IV.

16. Lembar edaran yang selanjutnya disebut Routing Slip


adalah lembar edaran pemantauan penyusunan Karya
Tulis Ilmiah.

BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 2

(1) Peraturan Direktur ini mengatur tentang proses, format,


bentuk, dan evaluasi Karya Tulis Ilmiah.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

(2) Karya Tulis Ilmiah sebagai Tugas Akhir yang diatur


dalam Peraturan Direktur ini terdiri atas:
a. Skripsi bagi Mahasiswa Program Studi Diploma IV;
dan
b. KTTA bagi Mahasiswa Program Studi Diploma III.

BAB III
KETENTUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

Pasal 3

(1) Bidang kajian dan materi pokok bahasan dalam Karya


Tulis Ilmiah harus berhubungan dengan salah satu mata
kuliah keahlian berkarya atau mata kuliah lain yang
ditetapkan dalam Pengumuman oleh Pejabat yang
membidangi Program Studi terkait paling kurang setara
Pejabat Eselon 3.

(2) Studi untuk Karya Tulis Ilmiah berupa:


a. Bagi Skripsi:
1. Menganalisis;
2. Menelaah;
3. Membandingkan; dan/atau
4. Menguraikan;
teori, aturan, praktik, fenomena, atau kebijakan;
b. Bagi KTTA:
1. Menerapkan;
2. Menghubungkan;
3. Mengimplementasikan; dan/atau
4. Membuktikan;
teori, aturan, praktik, atau fenomena.
(3) Kewajiban melaksanakan Karya Tulis Ilmiah sebagai
Tugas Akhir bagi Mahasiswa berlaku apabila kurikulum
pada Program Studi mencakup kegiatan/beban studi
Tugas Akhir.

Pasal 4

Waktu pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah sesuai dengan jadwal


yang tercantum pada kalender akademik.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV
PEDOMAN PENULISAN

Pasal 5
(1) Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah mengikuti
pedoman sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur ini.

(2) Penulisan pada Karya Tulis Ilmiah mengikuti Pedoman


Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang diatur
dalam Peraturan Menteri di bidang pendidikan dan
kebudayaan termasuk di antaranya yang telah diperkaya
dengan beberapa catatan tambahan yang belum
dinyatakan atau dinyatakan secara implisit pada
dokumen asli Peraturan Menteri tersebut.

(3) Dalam hal diperlukan petunjuk tambahan terkait metode


penelitian pada Karya Tulis Ilmiah Skripsi, dapat
disampaikan lebih lanjut dengan petunjuk teknis melalui
Surat Edaran Direktur.

(4) Penyusunan Karya Tulis Ilmiah juga mengikuti


Ketentuan mengenai pedoman pencegahan plagiat pada
setiap Karya Tulis Ilmiah di PKN STAN.

(5) Ketentuan mengenai pengelolaan repositori dan serah


simpan karya ilmiah di Lingkungan PKN STAN
ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Direktur.

BAB V
PROSES PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

Bagian Kesatu
Penyusunan Skripsi

Pasal 6
(1) Proses penyusunan Skripsi terdiri atas:
a. Penyusunan Proposal penelitian;
b. Seminar Proposal;
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

c. Pelaksanaan penelitian;
d. Penyusunan/penulisan Skripsi; dan
e. Penilaian Skripsi.
(2) Penyusunan Skripsi dapat dibimbing oleh 1 (satu) atau 2
(dua) Dosen Pembimbing.

(3) Dosen Pembimbing sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


adalah dosen tetap PKN STAN yang menguasai bidang
kajian Skripsi.

(4) Dalam hal terdapat lebih dari satu Dosen Pembimbing


sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Dosen Pembimbing
terdiri atas:
a. 1 (satu) Dosen Pembimbing Utama; dan
b. 1 (satu) Dosen Pembimbing Pendamping.
(5) Kewajiban Dosen Pembimbing Utama sebagaimana
dimaksud dalam pada (4) huruf a meliputi:
a. Mengarahkan penulisan sesuai dengan kaidah
ilmiah;
b. Memeriksa dan memastikan Karya Tulis Ilmiah
sesuai dengan sistematika penulisan Karya Tulis
Ilmiah yang diatur dalam Peraturan Direktur ini; dan
c. Memantau sikap dan perilaku Mahasiswa selama
berinteraksi pada proses penyusunan Skripsi.

(6) Kewajiban Dosen Pembimbing Pendamping sebagaimana


dimaksud pada ayat (4) huruf b adalah membantu
pelaksanaan kewajiban Dosen Pembimbing Utama
sebagaimana dimaksud pada ayat (5).

(7) Ketentuan lebih lanjut terkait pembagian peran Dosen


Pembimbing Utama dan Dosen Pembimbing Pendamping
disampaikan lebih lanjut dengan petunjuk teknis melalui
Surat Edaran Direktur.

(8) Kewajiban Dosen Pembimbing dilaksanakan sejak proses


penyusunan Proposal sampai dengan penilaian.

(9) Pembimbingan Skripsi dilakukan paling sedikit:

a. 2 (dua) kali untuk penyusunan Proposal; dan


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

b. 6 (enam) kali untuk penulisan, penyusunan, dan


pengesahan.

Pasal 7

(1) Mahasiswa wajib melakukan pengisian Routing Slip


selama proses penyusunan Skripsi.

(2) Format Routing Slip sebagaimana dimaksud pada ayat


(1), tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur ini.

Pasal 8

(1) Seminar Proposal dilaksanakan apabila Proposal Skripsi


telah memperoleh persetujuan Dosen Pembimbing sesuai
dengan jadwal yang tercantum pada kalender akademik.

(2) Dalam hal terdapat Dosen Pembimbing Pendamping,


persetujuan dibuktikan dengan tanda tangan pada
Routing Slip.

(3) Seminar Proposal merupakan pembahasan Proposal


Skripsi yang dilakukan oleh tim pembahas.

(4) Tim Pembahas terdiri dari 2 (dua) dosen yang memiliki


bidang ilmu yang sama dengan topik Proposal Skripsi.

(5) Tim Pembahas adalah dosen tetap PKN STAN dan bukan
merupakan Dosen Pembimbing dari Mahasiswa tersebut.

(6) Kewajiban tim pembahas sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) antara lain:
a. Mengevaluasi kelayakan topik yang dibahas;
b. Mengevaluasi ketepatan metodologi penelitian yang
digunakan; dan
c. Memberikan saran perbaikan/masukan terhadap
Proposal.
(7) Mahasiswa wajib menindaklanjuti masukan dari tim
pembahas pada Seminar Proposal dan mendapatkan
persetujuan dari Tim Pembahas.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

(8) Persetujuan dari tim pembahas sebagaimana dimaksud


pada ayat (7) dibuktikan dengan tanda tangan pada
Routing Slip.

Bagian Kedua
Penyusunan KTTA

Pasal 9
(1) Proses penyusunan KTTA terdiri atas:
a. Penyusunan Proposal;
b. Pelaksanaan kegiatan/pengumpulan data;
c. Penyusunan/penulisan; dan
d. Penilaian KTTA.
(2) Penyusunan KTTA dibimbing oleh seorang Dosen
Pembimbing.

(3) Kewajiban Dosen Pembimbing sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) antara lain:

a. Mengarahkan penulisan sesuai dengan kaidah


ilmiah;
b. Memeriksa dan memastikan Karya Tulis Ilmiah
sesuai dengan sistematika penulisan Karya Tulis
Ilmiah yang diatur dalam Peraturan Direktur ini; dan
c. Memantau sikap dan perilaku Mahasiswa selama
berinteraksi pada proses penyusunan KTTA .
(4) Kewajiban Dosen Pembimbing sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilaksanakan sejak proses penyusunan
Proposal sampai dengan penilaian.

(5) Pembimbingan KTTA dilakukan paling sedikit:


a. 2 (dua) kali untuk penyusunan Proposal; dan
b. 6 (enam) kali untuk penulisan, penyusunan, dan
pengesahan KTTA.

Pasal 10

(1) Mahasiswa wajib melakukan pengisian Routing Slip


selama proses penyusunan KTTA.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

(2) Format Routing Slip sebagaimana dimaksud pada ayat


(1), tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur ini.

BAB VI
PENILAIAN KARYA TULIS ILMIAH

Bagian Kesatu
Penilaian Skripsi

Pasal 11

(1) Penilaian Skripsi dilaksanakan melalui proses Ujian


Skripsi.

(2) Ujian Skripsi/seminar hasil dilaksanakan apabila Skripsi


telah memperoleh persetujuan Dosen Pembimbing sesuai
dengan jadwal yang tercantum pada kalender akademik.

(3) Skripsi dapat diujikan apabila telah memenuhi kriteria


kelayakan karya ilmiah sesuai Peraturan Direktur
mengenai Pedoman Pencegahan Plagiat pada Setiap
Karya Ilmiah Politeknik Keuangan Negara STAN.

Pasal 12

(1) Tim penguji dalam pelaksanaan Ujian Skripsi/seminar


hasil terdiri atas:

a. 1 (satu) Dosen Pembimbing Utama; dan


b. 2 (dua) Dosen yang sebidang ilmu dengan topik
Skripsi.
(2) Tim penguji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
dari ketua tim dan anggota di mana Dosen Pembimbing
tidak diperkenankan sebagai ketua tim.

(3) Ketua tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah


Dosen dengan jenjang jabatan akademik sekurangnya
Lektor.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

(4) Dalam melaksanakan tugasnya, tim penguji dapat


dibantu oleh seorang sekretaris ujian.

(5) Sekretaris ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (4)


adalah tenaga kependidikan pada PKN STAN.

Pasal 13

(1) Dalam hal terdapat perbaikan dari tim penguji,


Mahasiswa wajib melakukan perbaikan.

(2) Mahasiswa wajib melakukan perbaikan dan


mendapatkan persetujuan tim penguji paling lambat
pada akhir periode perbaikan Skripsi.

Pasal 14

(1) Nilai Skripsi dinyatakan dalam angka 0 (nol) sampai


dengan 100 (seratus).

(2) Mahasiswa dinyatakan lulus Ujian Skripsi apabila


memperoleh nilai angka rata-rata paling rendah 66 (enam
puluh enam) dan nilai dari setiap dosen pada tim penguji
paling kurang 56 (lima puluh enam).

(3) Pelaksanaan Ujian Skripsi terdiri dari dua periode, yaitu:


a. Periode satu; dan
b. Periode dua.
(4) Periode satu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
a diperuntukkan bagi seluruh Mahasiswa yang telah
mengumpulkan Skripsi.

(5) Periode dua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf


b diperuntukkan bagi Mahasiswa yang tidak mengikuti
atau tidak lulus pada periode satu.

(6) Nilai Ujian Skripsi periode 2 (dua) diberikan angka paling


tinggi 79,9 (tujuh puluh sembilan koma sembilan).

(7) Kriteria dan bobot penilaian Skripsi menggunakan


ketentuan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur ini.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Bagian Kedua
Penilaian KTTA

Pasal 15

(1) Tim penilai KTTA terdiri atas 2 (dua) dosen, yaitu:


a. Dosen Pembimbing selaku Penilai I; dan
b. Dosen Penilai selaku Penilai II.
(2) Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memiliki tugas sebagai berikut:
a. Memberikan penilaian selama periode penilaian;
b. Dapat memberikan masukan kepada Mahasiswa
selama periode penilaian.

Pasal 16

(1) Periode penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15


ayat (2) sesuai dengan jadwal yang tercantum pada
kalender akademik.

(2) Dosen Penilai melakukan penilaian atas dokumen KTTA


yang dikumpulkan pertama kali selama periode
penilaian.

(3) Dalam hal terdapat masukan dari Dosen Penilai


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf b,
Mahasiswa wajib mengoordinasikan kepada Dosen
Pembimbing dan melakukan revisi.

(4) Mahasiswa wajib melakukan perbaikan dan


mendapatkan persetujuan Dosen Penilai paling lambat
pada akhir periode perbaikan KTTA.

Pasal 17

(1) Nilai KTTA dinyatakan dalam angka 0 (nol) sampai


dengan 100 (seratus).

(2) Mahasiswa dinyatakan lulus apabila memperoleh nilai


angka rata-rata paling kurang 66 (enam puluh enam) dan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

nilai dari setiap dosen pada tim penilai paling kurang 56


(lima puluh enam).

(3) Kriteria dan bobot penilaian KTTA menggunakan


ketentuan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur ini.

BAB VII
UJIAN KOMPREHENSIF

Pasal 18
(1) Kewajiban melaksanakan Ujian Komprehensif berlaku
apabila tercantum pada kurikulum Program Studi
terkait.

(2) Ujian Komprehensif dapat dilaksanakan secara


bersamaan atau setelah Ujian Skripsi selesai
dilaksanakan.

Pasal 19

(1) Tim penguji dalam Ujian Komprehensif terdiri atas:


a. 1 (satu) Dosen Pembimbing; dan
b. 2 (dua) Dosen Penguji.
(2) Materi yang diujikan meliputi:
a. Mata kuliah keahlian berkarya; dan
b. Isu terkini.

Pasal 20

(1) Nilai Ujian Komprehensif dinyatakan dalam angka 0 (nol)


sampai dengan 100 (seratus).
(2) Mahasiswa dinyatakan lulus Ujian Komprehensif apabila
memperoleh nilai angka rata-rata paling rendah 66
(enam puluh enam) dan nilai setiap dosen pada tim
penguji paling kurang 56 (lima puluh enam).
(3) Pelaksanaan Ujian Komprehensif terdiri atas dua
periode, yaitu:
a. Periode satu; dan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

b. Periode dua.
(4) Periode satu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
a diperuntukkan bagi seluruh Mahasiswa yang telah
mengumpulkan Skripsi.
(5) Periode dua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
b diperuntukkan bagi Mahasiswa yang tidak mengikuti
atau tidak lulus pada periode satu.
(6) Nilai Ujian Komprehensif periode kedua diberikan angka
paling tinggi 79,9 (tujuh puluh sembilan koma sembilan).
(7) Kriteria dan bobot penilaian Ujian Komprehensif
menggunakan ketentuan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur ini.

BAB VIII
TATA CARA PENYELENGGARAAN UJIAN SKRIPSI DAN
UJIAN KOMPREHENSIF

Pasal 21

(1) Penyelenggaraan Ujian Skripsi dan Ujian Komprehensif


dikoordinasikan oleh Bagian Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan.

(2) Ujian Skripsi dan Ujian Komprehensif dilaksanakan oleh


tim penguji yang merupakan dosen tetap PKN STAN.

(3) Tata tertib Ujian Skripsi dan Ujian Komprehensif


mengikuti ketentuan tata tertib ujian PKN STAN.

(4) Jadwal pelaksanaan, prosedur teknis, dan tata tertib


Ujian Skripsi dan Ujian Komprehensif diumumkan lebih
lanjut melalui Pengumuman Direktur.

(5) Dalam hal Ujian Skripsi dan Ujian Komprehensif


merupakan satu kesatuan mata kuliah pada kurikulum,
maka kriteria dan bobot penilaian Ujian Skripsi dan Ujian
Komprehensif menggunakan ketentuan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur ini.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB IX
PENGUMPULAN KARYA TULIS ILMIAH

Pasal 22
(1) Karya Tulis Ilmiah yang dikumpulkan adalah Karya Tulis
Ilmiah yang telah mendapatkan persetujuan Dosen
Pembimbing dan tim penguji untuk Skripsi atau tim
penilai untuk KTTA.
(2) Skripsi yang dikumpulkan wajib melampirkan bukti
berupa lembar yang menyatakan tingkat orisinalitas
karya ilmiah dan telah memenuhi kriteria kelayakan
sesuai Peraturan Direktur tentang Pedoman Pencegahan
Plagiat pada Setiap Karya Ilmiah di Lingkungan
Politeknik Keuangan Negara STAN.
(3) Tingkat orisinalitas karya ilmiah sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) merupakan hasil pengujian yang
dilaksanakan setelah proses perbaikan Skripsi dari tim
penguji.
(4) KTTA yang dikumpulkan wajib melampirkan bukti
berupa lembar yang menyatakan tingkat orisinalitas
karya ilmiah.
(5) Persetujuan Dosen Pembimbing dan tim penguji atau tim
penilai dapat menggunakan tanda tangan digital sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(6) Dalam hal diperlukan tata cara pengumpulan terkait
pengumpulan Karya Tulis Ilmiah akan disampaikan lebih
lanjut melalui Pengumuman Direktur.
(7) Dalam hal diperlukan pengaturan lebih lanjut mengenai
kewajiban tambahan dan ketentuan teknis berupa
format dokumen, penggunaan bahasa, dan hal serupa
lainnya terkait dengan pengumpulan Karya Tulis Ilmiah
disampaikan lebih lanjut melalui petunjuk teknis dalam
Surat Edaran Direktur.

Pasal 23
(1) Karya Tulis Ilmiah yang tidak dikumpulkan sesuai
dengan jadwal yang tercantum pada kalender akademik
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

dinyatakan terlambat dan harus mengikuti mekanisme


pemeriksaan.
(2) Keterlambatan pengumpulan Karya Tulis Ilmiah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku pada:
a. Pengumpulan Proposal Skripsi;
b. Pengumpulan Skripsi periode 2 (dua);
c. Pengumpulan Proposal KTTA; dan
d. Pengumpulan KTTA.
(3) Dalam hal terdapat keterlambatan pengumpulan Karya
Tulis Ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a. Mahasiswa mengumpulkan Surat Permohonan
Pengumpulan dengan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur ini;

b. Surat Permohonan sebagaimana dimaksud pada


huruf a di atas diperiksa oleh Ketua Prodi atau tim
yang ditunjuk oleh Ketua Prodi.

c. Terhadap hasil pemeriksaan keterlambatan


pengumpulan Karya Tulis Ilmiah, Ketua Prodi
memberikan rekomendasi kepada Direktur berupa
namun tidak terbatas pada:
1) untuk keterlambatan pengumpulan Proposal
Skripsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a dan Proposal KTTA sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf c:

a) Karya Tulis Ilmiah diterima; atau

b) Karya Tulis Ilmiah tidak diterima dan


dianggap tidak menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah sebagai bagian dari Tugas Akhir
perkuliahan serta dikeluarkan dari program
pendidikan PKN STAN;
2) untuk keterlambatan pengumpulan Skripsi
periode 2 (dua) sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b dan KTTA sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf d:
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

a) Karya Tulis Ilmiah diterima dan diberikan


nilai angka paling tinggi 79,9 (tujuh puluh
sembilan koma sembilan); atau
b) Karya Tulis Ilmiah dinyatakan tidak diterima
dan dianggap tidak menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah sebagai bagian dari Tugas Akhir
perkuliahan serta dikeluarkan dari program
pendidikan PKN STAN.

Pasal 24
(1) Karya Tulis Ilmiah dikumpulkan dalam bentuk hardcover
sesuai dengan ketentuan sistematika penulisan Karya
Tulis Ilmiah yang diatur dalam Peraturan Direktur ini.
(2) Dalam hal terjadi keadaan kahar, perkembangan
teknologi informasi, dan perkembangan proses
digitalisasi arsip perguruan tinggi, maka segala dokumen
administrasi, mekanisme, dan bentuk pengumpulan
Karya Tulis Ilmiah dapat dilakukan dengan bentuk atau
metode yang ditetapkan melalui keputusan Direktur.

BAB X
PENUNDAAN PENGUMPULAN KARYA TULIS ILMIAH,
PELAKSANAAN UJIAN SKRIPSI, DAN UJIAN
KOMPREHENSIF

Pasal 25

(1) Penundaan pengumpulan Karya Tulis Ilmiah,


pelaksanaan Ujian Skripsi, dan Ujian Komprehensif
dilakukan dalam kondisi berikut:
a. Mahasiswa yang bersangkutan sakit;
b. Mahasiswa yang bersangkutan melahirkan atau
mendampingi istri melahirkan;
c. Keluarga terdekat Mahasiswa yang bersangkutan
(orang tua, mertua, suami/istri, kakak, adik, atau
anak) meninggal; atau
d. Keadaan Kahar.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

(2) Izin penundaan dapat diajukan apabila kondisi


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b,
dan huruf c terjadi pada periode pengumpulan Karya
Tulis Ilmiah sebagaimana tercantum pada Kalender
Akademik.
(3) Izin penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan oleh Direktur.
(4) Pengajuan izin penundaan disampaikan kepada Direktur
paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah kejadian dengan
melampirkan dokumen berikut:
a. Untuk alasan sakit dan melahirkan atau
mendampingi istri melahirkan, harus melampirkan
surat keterangan dari dokter/ unit pelayanan
kesehatan yang memadai;
b. Untuk alasan adanya keluarga terdekat yang
meninggal, harus melampirkan surat keterangan
kematian dari Unit Pelayanan Kesehatan atau paling
rendah dari kepala desa/lurah setempat;
c. Dalam hal terjadi keadaan kahar, harus melampirkan
bukti berupa surat keterangan dari
RT/kelurahan/kepala desa setempat.
(5) Mahasiswa yang memperoleh persetujuan izin dari
Direktur dapat mengumpulkan Karya Tulis Ilmiah,
mengikuti Ujian Skripsi, dan/atau Ujian Komprehensif
sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

Pasal 26
(1) Mahasiswa yang mengajukan permohonan izin
penundaan pada periode 1 (satu) pengumpulan Skripsi
dapat memperoleh kesempatan menempuh Ujian Skripsi
atau Ujian Komprehensif sejumlah 2 (dua) kali.
(2) Mahasiswa yang mengajukan permohonan izin
penundaan pada periode 2 (dua) pengumpulan Skripsi
dapat memperoleh kesempatan menempuh Ujian Skripsi
atau Ujian Komprehensif sejumlah 1 (satu) kali.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Pasal 27
(1) Mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat
(1) dapat diberikan nilai maksimal 100 (seratus) pada
Ujian Skripsi atau Ujian Komprehensif kesempatan
pertama.
(2) Pemberian nilai pada Mahasiswa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 26 ayat (1) yang mengikuti Ujian Skripsi
atau Ujian Komprehensif kesempatan kedua dan
Mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat
(2) mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal
14 ayat (6) dan Pasal 20 ayat (6).

BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 28

Kebijakan, tata naskah dinas, dan hal-hal lain yang berkaitan


dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dan pelaksanaan
Ujian Komprehensif sebagai Tugas Akhir Mahasiswa di
lingkungan PKN STAN sebelum ditetapkannya Peraturan
Direktur ini, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 29

Pada saat Peraturan Direktur ini mulai berlaku, Peraturan


Direktur Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Nomor
PER-001/PP.7/2007 tentang Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Pasal 30

Peraturan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Tangerang Selatan


pada tanggal 16 Desember 2020

DIREKTUR,

Ditandatangani secara elektronik


RAHMADI MURWANTO
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR NOMOR:
PER-9/PKN/2020 TENTANG
PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
SEBAGAI TUGAS AKHIR MAHASISWA
DAN PELAKSANAAN UJIAN
KOMPREHENSIF POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA STAN

SISTEMATIKA PENULISAN
KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

HALAMAN JUDUL

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN

2020
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

DAFTAR ISI..................................................................................................... ii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................iv

BAB I KETENTUAN UMUM ............................................................................. 1


1.1 Margin (Batas Tepi Teks) ................................................................... 1
1.2 Huruf ................................................................................................ 1
1.3 Jarak Baris (Spasi) ............................................................................ 1
1.4 Penomoran Halaman ......................................................................... 2
1.5 Huruf Miring ..................................................................................... 2
1.6 Bagian-Bagian Naskah ...................................................................... 2
1.7 Paragraf............................................................................................. 3
1.7.1 Kesatuan (Unity) ............................................................................. 3
1.7.2 Pengembangan (Expansion) ............................................................. 3
1.7.3 Koherensi ....................................................................................... 3
1.7.4 Kalimat Efektif ................................................................................ 4
1.7.5 Penulisan ....................................................................................... 4
1.8 Catatan Kaki (Footnotes) .................................................................... 4
1.9 Bahasa yang Digunakan .................................................................... 4
1.9.1 Bentuk Kalimat .............................................................................. 4
1.9.2 Istilah ............................................................................................. 5
1.9.3 Kesalahan Umum ........................................................................... 5
1.10 Kutipan ........................................................................................... 5
1.10.1 Pertimbangan untuk Mengutip ..................................................... 5
1.10.2 Cara Mengutip .............................................................................. 5
1.10.3 Penulisan Kutipan ........................................................................ 6
1.11 Sitasi dan Daftar Pustaka ................................................................ 8
1.11.1 Sitasi ............................................................................................ 8
1.11.2 Daftar Pustaka ............................................................................. 9
1.11.3 Contoh Penulisan Sitasi dan Daftar Pustaka ............................... 12
1.12 Tabel dan Gambar ......................................................................... 15
1.13 Daftar Isi ....................................................................................... 17
1.14 Daftar Tabel................................................................................... 17
1.15 Daftar Gambar .............................................................................. 17
1.16 Daftar Lampiran ............................................................................ 17
1.17 Pencetakan dan Penjilidan ............................................................. 17

BAB II SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH ............ 18


2.1 Bagian Awal .................................................................................... 18
2.2 Bagian Utama.................................................................................. 18
2.2.1 Bagian Utama Proposal Skripsi ..................................................... 18
2.2.2 Bagian Utama Proposal KTTA ....................................................... 19
2.3 Bagian Akhir ................................................................................... 20
2.4 Kontingensi ..................................................................................... 21
2.5 Lain-Lain ......................................................................................... 21

BAB III SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI .................................................. 22


3.1 Skripsi............................................................................................. 22
3.1.1 Bagian Awal.................................................................................. 22

ii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

3.1.2 Bagian Utama ............................................................................... 22


3.1.3 Bagian Akhir.............................................................................. 26

BAB IV SISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR .................. 27


4.1 Bagian Awal .................................................................................... 27
4.2 Bagian Utama.................................................................................. 27
4.2.1 Susunan....................................................................................... 27
4.2.2 Rekomendasi Jumlah Kata ........................................................... 28
4.3 Bagian Akhir ................................................................................. 28

LAMPIRAN .................................................................................................... 29

iii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR LAMPIRAN

Contoh Daftar Isi .......................................................................................... 30

Contoh Daftar Tabel ...................................................................................... 32

Contoh Daftar Gambar.................................................................................. 33

Contoh Daftar Lampiran ............................................................................... 34

Format Dokumen Sampul Skripsi ................................................................. 35

Format Dokumen Persetujuan Proposal Skripsi ............................................ 36

Format Dokumen Persetujuan Skripsi........................................................... 37

Format Dokumen Pernyataan Lulus Ujian Komprehensif .............................. 38

Format Dokumen Pernyataan Keaslian Skripsi.............................................. 39

Format Dokumen Sampul KTTA .................................................................... 40

Format Dokumen Persetujuan KTTA ............................................................. 41

Format Dokumen Pernyataan Lulus Penilaian KTTA ..................................... 42

Format Dokumen Pernyataan Keaslian KTTA ................................................ 43

iv
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I
KETENTUAN UMUM
BAB I KETENTUAN UMUM

1.1 Margin (Batas Tepi Teks)


Teks selain baris terakhir dari paragraf harus ditulis rata kanan kiri dengan
margin sebagai berikut.
1) margin kiri = 4 cm;
2) margin kanan = 3 cm;
3) margin atas = 4 cm;
4) margin bawah = 3 cm.
Khusus untuk halaman bab, margin atas adalah 7,5 cm. Jarak bab dengan
judul bab adalah 2 spasi. Jarak antara judul bab dan teks adalah 3 spasi.

1.2 Huruf
Naskah ditulis dengan menggunakan huruf (font) times new roman dengan
perincian sebagai berikut.
1) Naskah normal atau teks menggunakan ukuran 12.
2) Bab dan judul bab menggunakan ukuran 14 yang dicetak tebal (bold),
seluruhnya ditulis dengan huruf kapital, dan diletakkan di tengah.
3) Subbab menggunakan ukuran 12 yang dicetak tebal (bold) dan dengan huruf
kapital hanya pada awal kata tanpa diakhiri titik.
4) Bagian subbab menggunakan ukuran 12 yang dicetak tebal (bold) dengan
huruf kapital hanya di awal kata saja tanpa diakhiri titik.
5) Bagian bagian-subbab menggunakan ukuran 12 dan tidak perlu dicetak
tebal (bold) dengan huruf kapital pada awal kata saja tanpa diakhiri titik.
6) Subbagian bagian-subbab menggunakan ukuran 12 dan tidak perlu dicetak
tebal (bold) dengan huruf kapital hanya pada awal kalimat dan diakhiri
dengan titik.

1.3 Jarak Baris (Spasi)


Jarak baris dalam teks adalah:
1) dua spasi untuk teks normal;
2) satu spasi untuk kutipan langsung yang lebih dari empat baris, catatan kaki,
dan daftar pustaka;
3) satu setengah spasi untuk jarak antarcatatan kaki;

1
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

4) satu spasi untuk daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran
tetapi diberi jeda satu baris kosong untuk setiap butir unsurnya. Khusus
untuk perinician subbab dan bagian subbab dalam daftar isi, tidak diberi
jeda satu baris kosong.

1.4 Penomoran Halaman


Ketentuan untuk memberikan nomor halaman adalah sebagai berikut.
1) Nomor halaman adalah angka Arab (1, 2, dst.).
2) Khusus pada halaman judul bab, nomor halaman diletakkan di tengah
bagian bawah halaman, dengan jarak 1,5 cm dari pinggir bawah kertas.
3) Pada halaman-halaman lainnya, nomor halaman diletakkan di kanan atas
dengan jarak 3 cm dari pinggir kanan dan 1,5 cm dari pinggir atas kertas.
4) Nomor halaman dibuat secara berurutan dari bagian utama hingga bagian
akhir.
5) Untuk nomor halaman pada bagian awal (kecuali halaman judul) digunakan
angka romawi kecil (contoh, i, ii, iii, iv, dst.).

1.5 Huruf Miring


Huruf miring digunakan untuk kata-kata yang belum ada padanannya dalam
bahasa Indonesia dan dalam daftar pustaka (untuk judul buku dan nama
jurnal). Huruf miring tidak diganti dengan garis bawah.

1.6 Bagian-Bagian Naskah


Naskah terbagi menjadi bagian-bagian yang disebut bab, subbab, bagian
subbab, dan bagian bagian-subbab. Keparalelan judul yang bersangkutan
penting untuk diperhatikan. Contoh: jika judul subbab menggunakan kata
benda, judul subbab yang lainnya juga harus menggunakan kata benda. Hal ini
berlaku pula untuk bagian yang lain.
Penomoran bab menggunakan angka Romawi (I, II, dan seterusnya),
sedangkan bagian-bagian dari bab (subbab dan perincian selanjutnya)
menggunakan angka Arab dengan kerangka penomoran sebagai berikut.
BAB I
1.1 Subbab
1.1.1 Bagian Subbab
1.1.1.1 Bagian Bagian-Subbab
1.1.1.1.1 Subbagian bagian-subbab.
1.1.1.2 Bagian Bagian-Subbab

2
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

1.1.2 Bagian subbab


1.1.2.1 Bagian Bagian-Subbab
1.1.2.2 Bagian Bagian-Subbab
1.2 Subbab
1.2.1 Bagian subbab
1.2.1.1 Bagian Bagian-Subbab
1.2.1.1.1 Subbagian bagian-bubbab.

Penomoran rincian butir-butir dalam naskah dibuat menjorok ke kanan


mengikuti margin butir yang diperinci setelah angka butir. Butir yang diperinci
tingkat pertama dibuat dari margin kiri yang sama. Sebagai contoh, dalam
uraian subbab misalnya terdapat kalimat sebagai berikut.
“... yang menurut UU No. 17 Tahun 2004 meliputi hal-hal sebagai berikut.
1) Adanya pemahaman tentang:  butir yang diperinci tingkat pertama
a. Akuntansi pemerintahan
b. .........dst.”

1.7 Paragraf
1.7.1 Kesatuan (Unity)
Setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan utama. Gagasan utama itu
diwujudkan dalam bentuk kalimat inti atau kalimat kunci (topic sentence).
Kalimat inti tersebut digunakan sebagai dasar pengembangan kalimat yang lain.

1.7.2 Pengembangan (Expansion)


Suatu paragraf yang utuh terdiri atas gagasan utama (kalimat inti) dan gagasan
pengembang, satu paragraf sekurangnya terdiri atas dua kalimat (kalimat inti
dan kalimat pengembang) atau lebih.

1.7.3 Koherensi
Kesatuan berkaitan dengan adanya sebuah gagasan utama dan beberapa
gagasan penjelas atau gagasan tambahan yang mendukung gagasan utama.
Jadi semua gagasan tambahan dalam paragraf harus membicarakan gagasan
utama. Kesatuan paragraf dapat terpenuhi jika semua informasi dalam paragraf
masih dikendalikan oleh gagasan utama.

3
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

1.7.4 Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai
dengan yang diharapkan penulis atau pembicara. Maksudnya adalah bahwa
kalimat yang dipilih penulis harus dapat digunakan untuk mengungkapkan
gagasan, maksud, atau informasi kepada orang lain secara lugas sehingga
gagasan itu dipahami secara sama oleh pembaca. Untuk itulah, kalimat efektif
harus bercirikan kelugasan, ketepatan, dan kejelasan di samping ciri yang lain,
seperti kehematan dan kesejajaran.

1.7.5 Penulisan
Setiap paragraf ditik penuh dari margin kiri sampai ke margin kanan, kecuali
untuk awal paragraf baru yang harus ditulis menjorok pada ketukan keenam
dari margin kiri.

1.8 Catatan Kaki (Footnotes)


Catatan kaki digunakan apabila penulis perlu memberikan tambahan informasi
yang dianggap penting bagi pembaca, tetapi tidak begitu penting untuk
dimasukkan ke dalam naskah. Catatan kaki tidak digunakan untuk
menyebutkan referensi.

1.9 Bahasa yang Digunakan


Karya Tulis Ilmiah harus menggunakan bahasa Indonesia baku atau bahasa
Inggris baku. Kalimat yang disusun harus utuh dan lengkap (sekurang-
kurangnya memuat subjek dan predikat). Karya Tulis Ilmiah yang berbahasa
Indonesia harus ditulis sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, yaitu ejaan
bahasa Indonesia, pilihan kata, struktur kalimat, dan paragraf. Kaidah
penulisan sudah diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia,
Pedoman Umum Pembentukan Istilah, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI). British English atau American English dapat digunakan untuk menulis
Karya Tulis Ilmiah berbahasa Inggris.

1.9.1 Bentuk Kalimat


Kalimat yang digunakan dalam Karya Tulis Ilmiah tidak boleh menampilkan
sudut pandang orang pertama atau orang kedua (saya, aku, kita, Anda, dan
lain-lain). Pada penyajian ucapan terima kasih di dalam kata
pengantar/prakata, kata saya diganti dengan penulis.

4
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

1.9.2 Istilah
Istilah yang digunakan adalah istilah dalam bahasa Indonesia atau serapan
istilah asing yang sudah baku sesuai dengan KBBI. Istilah asing dapat
digunakan apabila belum ada padanan istilah tersebut dalam bahasa Indonesia.
Istilah asing itu harus dicetak miring.

1.9.3 Kesalahan Umum


1) Kata penghubung sehingga, dan, atau, dan sedangkan tidak boleh
digunakan pada awal kalimat. Kata sedangkan sebagai kata penghubung
koordinatif hanya digunakan dalam kalimat majemuk setara. Sementara itu,
kata penghubung sehingga yang merupakan kata penghubung subordinatif
digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat (kompleks).
2) Kata di mana sering digunakan sebagai kata penghubung. Dalam bahasa
Indonesia kata itu merupakan kata tanya. Jadi, kata di mana tidak
digunakan dalam kalimat pernyataan, tetapi pertanyaan.
3) Untuk menyebutkan beberapa hal yang terkandung di dalam sesuatu,
gunakan kata antara lain, bukan di antaranya.
4) Penulisan awalan ke- dan di- berbeda dengan kata depan ke dan di.
Penulisan ke- dan di- sebagai awalan dirangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan penulisan ke dan di sebagai kata depan dipisah.
5) Spasi digunakan setelah tanda baca koma, titik, titik koma, dan titik dua.
6) Spasi tidak digunakan setelah tanda kurung buka dan sebelum tanda
kurung tutup. Contoh: (APBN).

1.10 Kutipan
1.10.1 Pertimbangan untuk Mengutip
Setiap kutipan harus relevan dengan masalah yang sedang dibahas. Penulisan
kutipan langsung tidak melebihi 50% (lima puluh persen) dari isi halaman.

1.10.2 Cara Mengutip


Cara mengutip suatu sumber dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak
langsung. Kutipan langsung adalah menyalin secara persis sesuai dengan
aslinya tanpa mengubah sedikit pun redaksinya. Sementara itu, kutipan tidak
langsung adalah kutipan yang diambil gagasannya saja kemudian diungkapkan
dengan kata-kata atau gaya sendiri.
Sumber kutipan ditulis langsung pada naskah dengan dimasukkan dalam
kalimat dan dilengkapi dengan tanda kurung untuk perinciannya. Nama

5
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

belakang penulis dan tahun penerbitan (serta nomor halaman untuk kutipan
langsung dan saduran yang merujuk pada halaman tertentu dari sumber) harus
dicantumkan dalam naskah, bukan pada catatan kaki.

1.10.3 Penulisan Kutipan


1.10.3.1 Kutipan Langsung (Asli), Kurang dari Empat Baris
Kutipan langsung yang kurang dari empat baris ditulis sebagai bagian dari
kalimat dengan memberikan tanda kutip pembuka dan tanda kutip penutup.
Kecuali jika kutipan langsung diikuti oleh kalimat lain, titik diletakkan sebelum
tanda kutip penutup. Awal kutipan menggunakan huruf kapital (contoh 1).
Akan tetapi, jika kutipan tersebut merupakan bagian dari tata bahasa, kutipan
tersebut tidak dimulai dengan huruf kapital (contoh 2). Jarak baris untuk
kutipan ini adalah sesuai dengan jarak baris untuk naskah (dua spasi). Sumber
dengan dua penulis lebih dari satu orang digunakan kata penghubung dan atau
tanda ampersand (&) sebelum menyebutkan penulis yang terakhir (contoh 1 dan
2).
Contoh 1:
Bentley dan Whitten (2007) menguraikan definisi sistem informasi sebagai
berikut: “An arrangement of people, data, processes, and information technology
that interact to collect, process, store, and provide as output the information
needed to support an organization” (p. 6). Dari pengertian tersebut, sistem
informasi tidak hanya tentang teknologi informasi, tetapi juga tentang SDM yang
berinteraksi dengan teknologi informasi tersebut untuk mendukung kebutuhan
organisasi.
Contoh 2:
Sistem informasi adalah “an arrangement of people, data, processes, and
information technology that interact to collect, process, store, and provide as
output the information needed to support an organization.” (Bentley & Whitten,
2007, p. 6)

1.10.3.2 Kutipan Langsung (Asli), Empat Baris atau Lebih


Kutipan langsung yang terdiri dari empat baris atau lebih ditulis:
1) tersendiri, tidak masuk ke dalam kalimat;
2) menjorok ke dalam setelah lima ketukan (contoh 3), dan jika awal kutipan
tersebut adalah awal suatu alinea, baris pertama kutipan dimulai pada
ketukan kesebelas (contoh 4);
3) jarak baris satu spasi.

6
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Contoh 3:
Sehubungan dengan hal itu, Salvatore (2013) menyatakan bahwa:
Trade diversion, by itself, reduces welfare because it shifts production from
more efficient producers outside the customs union to less efficient producers
inside the union. Thus, trade diversion worsens the international allocation
of resources and shifts production away from comparative advantage. (p.
304)

Contoh 4:
Mengenai manfaat pembentukan serikat pabean, Salvatore (2013) menyatakan
sebagai berikut.
The greatest dynamic benefit from the formation of a customs union is the
increased competition that is likely to result. That is, in the absence of a
customs union, producers (especially those in monopolistic and oligopolistic
markets) are likely to grow sluggish and complacent behind trade barriers.
But when a customs union is formed and trade barriers among member
nations are eliminated, producers in each nation must become more efficient
to meet the competition of other producers within the union, merge, or go out
of business. (p. 308)

' 1.10.3.3 Kutipan dengan Saduran


Untuk kutipan yang sudah diubah dengan menggunakan kata-kata sendiri,
tanda kutip tidak perlu digunakan. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan
adalah bahwa sumber (nama pengarang dan tahun penerbitan) tetap harus
dicantumkan. Nomor halaman pada kutipan tidak langsung tidak dicantumkan,
kecuali Mahasiswa ingin mengarahkan pembaca ke bagian tertentu dari sumber
yang dikutip.
Contoh 5:
Korupsi dapat menyebar dari satu individu ke individu lain dalam suatu
organisasi (Burke, 2009).
Contoh 6:
Menurut Burke (2009), korupsi tidak hanya memengaruhi individu dan
organisasi, tetapi juga masyarakat dan negara.

1.10.3.4 Tanda Elipsis


Adakalanya suatu kutipan tidak perlu lengkap, tetapi ada bagian yang dapat
dihilangkan karena tidak relevan dan tidak berpengaruh jika dihilangkan.
Selain ketentuan-ketentuan umum (spasi, tanda kutip, dll.), ketentuan
tambahan untuk kutipan semacam ini adalah sebagai berikut.
1. Jika bagian yang dihilangkan adalah bagian depan/awal, kutipan dimulai
dengan tiga titik yang antartitik tersebut dipisahkan spasi. Hal itu juga

7
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

berlaku jika yang dihilangkan adalah bagian tengah, titik tiga berspasi
digunakan sebagai pengganti bagian tengah yang dihilangkan tersebut.
Contoh 5:
Basalamah (1994) mendefinisikan blok sampling sebagai “pemilihan
beberapa pos (item) secara berurutan. Begitu pos pertama . . . telah dipilih
maka pos-pos lainnya di dalam blok tersebutakan terpilih secara otomatis”
(p. 38).
2. Jika bagian yang dibuang adalah bagian belakang atau bagian akhir suatu
kalimat dalam kutipan, bagian tersebut diganti dengan empat titik berspasi:
tiga titik pertama menunjukkan bagian yang dibuang dan satu titik
menunjukkan tanda baca penutup.
Contoh 6:
Call et al. (2015) menyatakan bahwa pegawai teladan “may be motivated to
remain with organizations that provide opportunities to influence others or be
involved in strategic decision-making . . . . providing such influence
opportunities may help organizations retain stars more than they help retain
other employees” (p. 633).

1.10.3.5 Kutipan dari Sumber Kedua


Apabila Mahasiswa mengutip dari sumber kedua, sumber utama harus
dicantumkan dalam naskah. Misalnya, Mahasiswa mengutip pernyataan
Keynes yang dikutip oleh DeLong dan Olney. Keynes merupakan sumber utama,
DeLong dan Olney merupakan sumber kedua.
Contoh 7:
Keynes (1931, dikutip dalam DeLong & Olney, 2006) menyatakan “I do not
understand how universal bankruptcy could do us any good or bring us any
nearer to prosperity" (p. 389).

1.11 Sitasi dan Daftar Pustaka


1.11.1 Sitasi
Sitasi harus dicantumkan dalam naskah ketika Mahasiswa mengutip, baik
secara langsung maupun menyadur dari sebuah sumber dan ketika Mahasiswa
menggunakan ide/gagasan, data, atau metode yang didapat dari sumber-
sumber tertentu pada saat melakukan penelitian. Gaya yang digunakan untuk
menulis sitasi dalam naskah adalah American Psychological Association (APA)
Style. Selain mencantumkan sitasi, Mahasiswa juga harus mencantumkan
sumber yang dikutip/disadur/diacu dalam daftar pustaka.

8
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Ketentuan penulisan sitasi di dalam naskah adalah sebagai berikut.


1) Nama pengarang yang dituliskan dalam sitasi adalah nama belakang
pengarang. Untuk sumber referensi dengan dua pengarang, antara nama
pengarang dipisahkan oleh tanda ampersand (&) jika nama pengarang tidak
disebutkan dalam kalimat, atau oleh dan jika nama pengarang disebutkan
dalam kalimat. Contoh: (Bentley & Whitten, 2007, p. 6) atau Bentley dan
Whitten (2007).
2) Apabila terdapat lebih dari dua pengarang, hanya nama belakang pengarang
pertama yang dicantumkan dalam naskah disertai dengan kata singkatan
dkk. atau et al. yang mewakili pengarang-pengarang lainnya.
3) Jika nama penulis tidak diketahui, judul buku/bagian buku/artikel
dicantumkan menggantikan posisi penulis. Huruf kapital digunakan di awal
kata (kecuali untuk kata-kata yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil).
4) Tahun penerbitan dituliskan di belakang nama pengarang. Jika nama
pengarang disebutkan di dalam kalimat, tahun penerbitan ditulis dalam
tanda kurung setelah nama pengarang. Jika nama pengarang tidak
disebutkan di dalam kalimat, nama pengarang dan tahun penerbitan ditulis
dalam tanda kurung, antara nama pengarang dan tahun penerbitan
dipisahkan tanda koma.
5) p. digunakan untuk merujuk satu halaman tunggal, pp. untuk merujuk lebih
dari satu halaman (contoh: p. 10, pp. 3-5). Antara tahun penerbitan dan
halaman dipisahkan dengan tanda koma.
6) Jika suatu pernyataan dikutip dari sumber kedua, format penulisan sitasi
adalah sebagai berikut: sumber utama (tahun penerbitan sumber utama,
dikutip dalam sumber kedua, tahun penerbitan sumber kedua) atau (sumber
utama, tahun penerbitan sumber utama, dikutip dalam sumber kedua,
tahun penerbitan sumber kedua).

1.11.2 Daftar Pustaka


1.11.2.1 Ketentuan Umum Daftar Pustaka
Berikut adalah ketentuan pokok yang menyangkut daftar pustaka.
1) Daftar pustaka hanya terdiri atas acuan yang benar-benar dipakai dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Sumber-sumber yang benar-benar
berkaitan dengan Karya Tulis Ilmiah boleh dimasukkan, tetapi buku-buku
atau sumber lain yang tidak mempunyai nilai dalam penulisan Karya Tulis
Ilmiah tidak boleh dimasukkan, sekalipun sumber-sumber tersebut diteliti
atau dibaca.

9
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2) Seluruh sumber kutipan/saduran dalam naskah harus dicantumkan dalam


daftar pustaka. Sebaliknya, sumber yang terdaoat dalam daftar pustaka
harus tercantum dalam teks sebagai kutipan, baik kutipan langsung
maupun kutipan tidak langsung.
3) Jika dalam naskah terdapat kutipan yang diambil dari sumber kedua, yang
dimasukkan ke dalam daftar pustaka adalah sumber kedua tersebut.
4) Gaya yang digunakan untuk menuliskan daftar pustaka adalah APA Style.

1.12.2.2 Bentuk Daftar Pustaka


Untuk keperluan penulisan Karya Tulis Ilmiah, penyusunan daftar pustaka
adalah sebagai berikut.
1) Daftar pustaka disusun secara berurutan menurut abjad dari nama
belakang penulis pertama atau nama instansi.
2) Baris pertama ditulis dari margin kiri, sedang baris-baris berikutnya
dituliskan menjorok pada ketukan keenam.
3) Jarak baris untuk setiap entri atau acuan adalah satu spasi, sedangkan
jarak antaracuan adalah dua spasi.
Bentuk penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut.
1) Penulisan daftar pustaka untuk buku, majalah, dan jurnal adalah sebagai
berikut.
a) Nama pengarang: nama belakang diikuti dengan inisial nama depan dan
tengah yang diakhiri dengan titik, serta antara nama pengarang satu dan
lainnya dipisahkan dengan tanda koma.
b) Seluruh nama pengarang harus dicantumkan, kecuali terdapat lebih dari
20 pengarang. Apabila terdapat lebih dari 20 pengarang, 19 nama
pengarang pertama harus ditulis dan diikuti tanda elipsis kemudian nama
pengarang terakhir.
c) Jika dalam daftar pustaka terdapat beberapa sumber dari pengarang yang
sama, darftar pustaka atas pengarang tersebut disusun berurutan
berdasarkan publikasi yang lebih awal. Jika pengarang dan tahunnya
sama, daftar pustaka disusun sesuai urutan abjad dari judul
buku/bagian buku/artikel dan di belakang tahun dicantumkan huruf a,
b, c, dan seterusnya.
d) Jika nama penulis tidak diketahui, judul buku/bagian buku/artikel
dicantumkan menggantikan posisi penulis, diikuti tahun penerbitan.
Huruf kapital digunakan hanya pada huruf pertama judul dan huruf
pertama subjudul. Perhatikan bahwa terdapat perbedaan penggunaan

10
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

huruf kapital antara sitasi dan daftar pustaka.


e) Nama penyunting atau nama penerjemah ditulis dengan "Peny.” atau
"Penerj." Boleh juga ditulis secara lengkap (Penyunting atau Penerjemah).
f) Tahun penerbitan dituliskan dalam tanda kurung didahului dan diikuti
titik. Apabila tidak terdapat informasi mengenai tahun penerbitan, tahun
penerbitan dapat ditulis sebagai n.d. Apabila nama seluruh pengarang
dan tahun sama, maka pada tulisan tahun ditambah huruf a, b, dst.
Contoh: 2006a, 2006b. Apabila ada beberapa tanggal/tahun penerbitan,
gunakan tanggal/tahun yang terakhir, kecuali studi yang dilakukan
secara khusus berhubungan dengan edisi yang sebelumnya.
g) Penggunaan huruf kapital pada judul artikel/bagian buku/buku hanya
pada huruf pertama judul dan huruf pertama subjudul, kecuali untuk
kata-kata yang seharusnya menggunakan huruf kapital (contoh: nama
orang, nama daerah).
h) Huruf kapital pada nama terbitan berkala seperti majalah dan jurnal
periodik digunakan pada awal setiap kata, kecuali untuk kata-kata yang
seharusnya ditulis dengan huruf kecil (contoh: konjungsi, kata depan).
i) Judul artikel/bagian buku ditulis dengan huruf tegak.
j) Judul buku dan nama terbitan berkala ditulis dengan cetak miring.
k) Nomor edisi buku ditulis dengan menggunakan angka Arab, huruf tegak,
di dalam tanda kurung setelah judul, dan diikuti titik. Nomor edisi untuk
edisi pertama tidak perlu dituliskan.
l) Nomor seri buku dituliskan di dalam tanda kurung dengan huruf tegak,
menggunakan angka Arab (misal, vol. 3, No. 3 atau hanya 3), dan diakhiri
dengan titik. Untuk terbitan berkala, nomor volume dituliskan berupa
Angka arab di belakang nama jurnal/majalah, didahului koma, dicetak
miring, kemudian diikuti nomor penerbitan/issue yang ditulis dalam
tanda kurung, angka Arab, dan huruf tegak (contoh: 10(4)).
m) Penerbit buku dituliskan setelah judul buku, didahului dan diikuti
dengan titik.
n) Nomor halaman ditulis dengan angka Arab untuk bagian buku (pada
buku dengan penyunting) serta artikel pada terbitan berkala. Nomor
halaman diberikan untuk seluruh halaman yang memuat artikel yang
bersangkutan, bukan hanya nomor halaman yang dikutip.
Untuk bagian buku (pada buku dengan penyunting), nomor halaman
ditulis dalam tanda kurung setelah judul buku. Untuk artikel pada
terbitan berkala, nomor halaman ditulis setelah nomor seri dan/atau

11
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

nomor penerbitan, didahului koma, dan diakhiri dengan titik. didahului


dengan koma dan diikuti dengan titik.
2) Ketentuan umum untuk sumber dari internet sebagai berikut.
a) Uniform Resource Locators (URLs) harus dicantumkan.
b) Jika Digital Object Identifier (DOI) tersedia, DOI harus ditaambahkan
sebagai URL dengan mencantumkan https://doi.org/ sebelum nomor
DOI.
c) Huruf pertama dari URLs tidak dijadikan huruf kapital.
d) Pemenggalan baris URLs ditempatkan sebelum tanda baca double slash
(//) atau slash (/); setelah tanda baca tilde (~), titik, koma, tanda
sambung, garis bawah (_), tanda tanya, nomor, atau simbol persen (%);
serta sebelum atau sesudah tanda sama dengan (=).
e) Tanggal akses hanya dicantumkan jika konten di situs web tersebut
cenderung berubah dan tidak ada akses ke konten yang diarsipkan,
misalnya konten pada kamus daring.
f) Layanan pemendekan URL seperti bit.ly atau shortDOI dapat digunakan
untuk mempersingkat URL yang terlalu panjang.

1.11.3 Contoh Penulisan Sitasi dan Daftar Pustaka


Berikut ini contoh penulisan sitasi dan daftar pustaka yang menggunakan APA
Style Edisi VII. Perhatikan unsur-unsur informasi yang dicakup, kapitalisasi,
urutan penulisan, dan tanda baca. Contoh sitasi dalam naskah merupakan
contoh untuk kutipan tidak langsung (tanpa nomor halaman).
1. Buku
a. Buku tanpa pengarang
Sitasi dalam Naskah (The Lottery, 1732) menyatakan . . . .
. . . (The Lottery, 1732).
Daftar Pustaka The lottery. (1732). J. Watts.
b. Buku dengan satu orang pengarang
Sitasi dalam Naskah Basalamah (1994) menyebutkan . . . .
. . . (Basalamah, 1994).
Daftar Pustaka Basalamah, A. S. (1994). Audit sampling: Teori
dan aplikasi. STAN-Prodip Press.
c. Buku dengan dua orang pengarang
Sitasi dalam Naskah Subramanyam dan Wild (2008) meneliti . . . .
. . . (Subramanyam & Wild, 2008).
Daftar Pustaka Subramanyam, K. R., & Wild, J. J. (2008).
Financial statement analysis (edisi ke-10).
McGraw-Hill Education.

12
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

d. Buku dengan tiga sampai duapuluh orang pengarang


Sitasi dalam Naskah Arens et al. (2006) berpendapat . . . .
. . . (Arens et al., 2006).
Daftar Pustaka Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2006).
Auditing and assurance services: An
integrated approach (edisi ke-11). Pearson
International Edition.
e. Buku dengan lebih dari dua puluh pengarang
Sitasi dalam Naskah Quliyev et al. (2020) berpendapat . . . .
. . . (Quliyev et al., 2020).
Daftar Pustaka Quliyev, T., Gjoni, H., Gruber, I., Hofer, S.,
Fischer, I., Maes, S., López, N., Díaz, O.,
Cruz, T., Mora, A., Wáng, R., Li, E., Yáng, A.,
Zhào, L., Zhōu, B., Mirza, O., Bonik, O.,
Aliyev, K., Biton, H., ... Ishii, F. (2020).
Referencing styles that changed the world.
Libtty Press.
f. Buku dengan penyunting atau pengkompilasi sebagai pengarang
Sitasi dalam Naskah Kaul dan Conceicao (2006) menyatakan . . . .
. . . (Kaul & Conceicao, 2006).
Daftar Pustaka Kaul, & Conceicao, I. P. (Penyunting). (2006). The
new public finance: Responding to global
challenges. Oxford University Press.
g. Artikel dalam buku dengan penyunting
Sitasi dalam Naskah Spicer dan Levay (2012) mengemukakan . . . .
. . . (Spicer & Levay, 2012).
Daftar Pustaka Spicer, A., & Levay, C. (2012). Critical theories of
organisational change. Dalam D.M. Boje, B.
Burnes, & J. Hassard (Penyunting), The
Routledge companion to organisational
change (pp. 276-290). Routledge.
h. Kutipan sumber kedua
Sitasi dalam Naskah Keynes (1931, dikutip dalam DeLong & Olney,
2006) menyatakan . . . .
. . . (Keynes, 1931, dikutip dalam DeLong &
Olney, 2006, p. 389).
Daftar Pustaka Delong, J. B., & Olney, M. L. (2006).
Macroeconomics. McGraw-Hill.
i. Pengarang berupa instansi atau asosiasi
Sitasi dalam Naskah American Educational Research Association
(1985) mengemukakan . . . .
. . . (American Educational Research
Association, 1985).
Daftar Pustaka American Educational Research Association.
(1985). Standards for educational testing.
American Psychological Association.

13
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2. Terbitan Berkala
a. Artikel jurnal
Sitasi dalam Naskah Stiglitz (2002) berpendapat . . . .
. . . (Stiglitz, 2002).
Daftar Pustaka Stiglitz, J. E. (2002). New perspectives on public
finance: Recent achievements and future
challenges. Journal of Public Economics, 86,
341-360.
b. Artikel jurnal dengan nomor volume dan issue
Sitasi dalam Naskah Mark (2004) menyatakan . . . .
. . . (Mark, 2004).
Daftar Pustaka Mark, S. V. (2004). Fiscal sustainability and
solvency: Theory and recent experience in
Indonesia. Bulletin of Indonesian Economic
Studies, 40(2), 224-242.
c. Artikel majalah
Sitasi dalam Naskah Menurut Weber (1985) . . . .
. . . (Weber 1985).
Daftar Pustaka Weber, B. (20 Oktober 1985). The myth maker:
The creative mind of Novelist E. L. Doctorow.
New York Times Magazine, 10(4), 42.
d. Artikel surat kabar
Sitasi dalam Naskah Berkovic (2009) berpendapat . . . .
. . . (Berkovic, 2009).
Daftar Pustaka Berkovic, N. (31 Maret 2009). Handouts may not
be sent: Tax office seeks quick resolution of
High Court challenge. The Australian, p. 5.
3. Format Elektronik
a. Buku yang tersedia daring
Sitasi dalam Naskah Menurut Barley (2006) . . . .
. . . (Barley, 2006).
Daftar Pustaka Barley, E. (2016). Health psychology in nursing
practice. SAGE Publications.
https://amzn.to/2QBXtxF
b. Jurnal daring
Sitasi dalam Naskah Warr dan Ellison (2000) menyatakan . . . .
. . . (Warr & Ellison, 2000).
Daftar Pustaka Warr, M., & Ellison, C. G. (2000). Rethinking social
reactions to crime: Personal and altruistic fear
in family households. American Journal of
Sociology, 106(3), 551-78.
http://www.joumals.uchicago.edu/AJS
/journal/issues/v106n3/050125/050125.
html

14
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

c. Majalah daring
Sitasi dalam Naskah Mehta (2019) berpendapat . . . .
. . . (Mehta, 2019).
Daftar Pustaka Mehta, A. (Mei 2019). Beyond recycling: Putting the
brakes on fast fashion. Ethical Corporation.
https://events.ethicalcorp.com/reports/docs
/548965/EC-Magazine-May-2019.pdf
d. Surat kabar daring
Sitasi dalam Naskah Simanjuntak (2007) menyatakan . . . .
. . . (Simanjuntak, 2007).
Daftar Pustaka Simanjuntak, Y. H. (5 Mei 2007). Chemophobia,
penyakit baru masyarakat Indonesia. Bisnis
Indonesia Online. http://web.bisnis.com
/artikel/2id119.html
e. Situs web
Sitasi dalam Naskah Wernburg (2017) berpendapat . . . .
. . . (Wernburg, 2017).
Daftar Pustaka Werneburg, B. L. (2 Mei 2017). Improve your
relationships with better
communication. Mayo Clinic. https://www.
mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-
health/in-depth/improve-your-
relationships-with-better-communication
/art-20314073

Catatan:
Tanggal penerbitan dapat dilihat di bagian atas
atau bawah laman. Apabila tidak terdapat
tanggal pada situs web, tanggal penerbitan
dapat dituliskan sebagai n.d.
f. Situs web dengan konten yang kemungkinan berubah
Sitasi dalam Naskah Kementerian Keuangan (n.d.) . . . .
. . . (Kementerian Keuangan, n.d.).
Daftar Pustaka Kementerian Keuangan Republik
Indonesia. (n.d.). Struktur organisasi
Kementerian Keuangan. Diakses tanggal 15
Juni 2020, dari
https://www.kemenkeu.go.id/profil
/struktur-organisasi-kementerian-
keuangan/

1.12 Tabel dan Gambar


Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan tabel dan gambar.
1) Setiap tabel dan/atau gambar harus berisi satu jenis informasi dan disajikan
sesingkat dan sesederhana mungkin.
2) Tabel dan gambar beserta judul dan sumbernya tidak boleh terpotong oleh
halaman. Sebaliknya, halaman yang berisi tabel dan gambar harus tetap
penuh sesuai dengan ketentuan margin atas dan bawah. Artinya, apabila

15
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

tabel dan gambar hanya memerlukan setengah halaman, setengah halaman


lain harus diisi dengan teks.
3) Tabel atau gambar beserta judul dan sumbernya tidak boleh mengisi lebih
dari 75% halaman. Apabila terlalu kompleks atau banyak, tabel dan gambar
diletakkan pada lampiran.
4) Tabel dan gambar diletakkan tepat setelah paragraf uraiannya. Akan tetapi,
apabila peletakan tabel dan gambar tersebut menyebabkan adanya ruang
kosong dalam halaman atau menyebabkan tabel dan gambar berpindah ke
halaman berikutnya, tabel dan gambar dapat diletakkan:
a. jauh setelah paragraf uraiannya asal masih dalam satu halaman, atau
b. sebelum paragraf uraiannya asal masih dalam satu halaman.
5) Dalam naskah, penyebutan dan penunjukan tabel dan gambar
menggunakan angka, misalnya Tabel IV.1 atau Gambar ll.1a. Hindari
penggunaan kata-kata yang membingungkan seperti tabel di atas atau bagan
di bawah ini dan sebagainya.
6) Nomor dan judul tabel dan/atau gambar diletakkan di bagian tengah atas
dari tabel dan/atau gambar tersebut dengan jarak dua spasi.
7) Apabila tabel dan gambar tersebut diambil dari tabel dan/atau gambar orang
lain, pada bagian tengah bawah tabel dan/atau gambar ditulis sumbernya
secara lengkap.
8) Apabila Mahasiswa mengolah tabel dan/atau gambar tersebut dari sumber
lain, tetap harus disebutkan sumbernya, tetapi didahului kata Diolah dari...
dan diikuti dengan penulisan sumbernya.
9) Apabila tabel dan/atau gambar dibuat sendiri oleh Mahasiswa, Mahasiswa
mencantumkan “diolah penulis” sebagai sumber.
Gambar IV.1 Kurva Laffer Perkiraan Pembayaran Utang

Sumber: Awan dan Qasim (2020)


10) Apabila digunakan gambar, harus dibuat uraian lengkap yang menjelaskan
mengenai maksud gambar tersebut, misalnya o berarti apa dan * berarti apa.
11) Apabila tabel terdiri atas beberapa kolom dan salah satunya merupakan

16
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

perkalian atau pembagian dari kolom-kolom tertentu, tabel yang dibuat itu
dapat diberi nomor kolom dengan menggunakan angka Arab (1, 2 dan
seterusnya), sehingga tidak perlu menuliskan perkalian atau pembagian
melainkan cukup dituliskan "1 X 3" atau “5 : 2" dan sebagainya.

1.13 Daftar Isi


Daftar isi memuat garis besar isi Karya Tulis Ilmiah yang disertai dengan nomor
halaman. Unsur yang dimasukkan dalam daftar isi adalah seluruh unsur dalam
bagian awal, bagian utama, serta daftar pustaka dan lampiran. Dalam daftar isi
setiap unsur pada bagian utama diperinci sampai tingkat bagian subbab dan
perincian tersebut disajikan menjorok pada ketukan keenam dari margin kiri.

1.14 Daftar Tabel


Daftar tabel memuat nomor urut tabel, judul tabel, dan nomor halaman tabel
disajikan.

1.15 Daftar Gambar


Daftar gambar memuat nomor urut gambar, judul gambar, dan nomor halaman
gambar disajikan.

1.16 Daftar Lampiran


Daftar lampiran memuat nomor urut lampiran, judul lampiran, dan nomor
halaman lampiran disajikan.

1.17 Pencetakan dan Penjilidan


1) Naskah dibuat dengan bantuan komputer menggunakan pencetak (printer)
dengan tinta berwarna hitam (bukan dot matrix). Khusus pada pencetakan
gambar berwarna, naskah asli dapat dicetak berwarna.
2) Naskah dicetak pada kertas HVS berukuran A4 (21 x 29,7 cm) dengan berat
80 gram.
3) Naskah dicetak pada satu muka halaman (tidak bolak-balik).
4) Untuk memisahkan satu bab dengan bab berikutnya, gunakan halaman
pembatas dengan kertas tipis (40—50 gram) berwarna sama dengan warna
sampul, tetapi lebih muda.
5) Naskah Karya Tulis Ilmiah harus dijilid dengan jilid keras (hardcover) ukuran
A4 berwarna medium blue (skala r, g, b: 0, 0, 153).
6) Tulisan pada sampul berwarna kuning emas.

17
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II
SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
BAB II SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Proposal atau usulan Karya Tulis Ilmiah merupakan tulisan berisi rencana
penelitian yang harus dibuat oleh Mahasiswa sebelum melakukan penelitian.
Proposal Karya Tulis Ilmiah terdiri atas tiga bagian pokok, yaitu bagian awal,
bagian utama, dan bagian akhir.

2.1 Bagian Awal


Bagian awal terdiri atas:
1) halaman judul,
2) tanda persetujuan, dan
3) daftar isi.

2.2 Bagian Utama


2.2.1 Bagian Utama Proposal Skripsi
Bagian utama proposal Skripsi terdiri atas subbagian berikut ini.
1) Pendahuluan
Subbagian pendahuluan pada proposal Skripsi menjabarkan latar belakang,
rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
2) Landasan Teori
Isi landasan teori berbeda bergantung pada pendekatan dan tujuan
penyusunan Skripsi. Pada umumnya, bagian ini meninjau teori-teori yang
relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, hasil penelitian sebelumnya,
serta dilengkapi dengan kerangka pemikiran.
3) Metode Penelitian
Subbagian ini menjelaskan apa yang akan dilakukan untuk menjawab
pertanyaan pada rumusan masalah. Metode penelitian yang akan
dilakukan bergantung pada pendekatan dan tujuan penyusunan Skripsi.
Pada umumnya, bagian ini menjelaskan jenis dan sumber data, teknik
pengumpulan data, serta prosedur analisis atau pengolahan data.

18
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2.2.2 Bagian Utama Proposal KTTA


1) Latar Belakang
Latar belakang memperkenalkan pembaca pada masalah yang akan dibahas
KTTA. Bagian ini menjelaskan apa yang akan dilakukan dan mengapa
masalah tertentu penting untuk dikaji. Argumen mengenai pentingnya
masalah didukung dengan data atau fakta yang mendorong timbulnya
masalah tersebut. Selain itu, bagian ini juga menunjukkan bagaimana hal
yang dilakukan dalam karya tulis ini berhubungan dengan apa yang telah
dilakukan sebelumnya pada topik tertentu di literatur. Literatur yang
disajikan pada bagian latar belakang bukan ditujukan untuk menulis
tinjauan pustaka yang mendetail, melainkan untuk membantu
pengembangan masalah. Bagian latar belakang mengarah secara logis ke
rumusan masalah dan tujuan penulisan.
2) Rumusan Masalah
Rumusan masalah dimulai dengan kata tanya, seperti apa, bagaimana,
mengapa, seberapa besar, dan lain-lain. Pertanyaan-pertanyaan tersebut
menunjukkan apa yang akan dicari, ditemukan, dijelaskan, atau dijawab
dari penulisan KTTA.
3) Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan menyatakan apa yang akan dicapai dari penulisan dan
berkaitan erat dengan permasalahan yang telah dikemukakan. Tujuan
penulisan berupa kalimat positif untuk menjawab pertanyaan pada rumusan
masalah.
4) Ruang Lingkup Penulisan
Ruang lingkup menjelaskan batasan penulisan yang dapat mencakup lokasi,
periode, sektor, dan lain-lain. Misalnya, dalam suatu KTTA tentang tinjauan
atas program Pajak Bertutur, Mahasiswa membatasi ruang lingkup
penulisannya yaitu melakukan tinjauan program tersebut di daerah tertentu,
pada tahun tertentu, atau pada tingkat pendidikan tertentu. Alasan
pembatasan ruang lingkup dapat dijelaskan pada bagian ini.
5) Manfaat Penulisan
Subbagian ini menguraikan manfaat atau kegunaan dari pengkajian
masalah atau topik yang telah dipilih. Manfaat penulisan dapat ditujukan
untuk kepentingan ilmu pengetahuan, kebijakan pemerintah, masyarakat
luas, dan manfaat lainnya.

19
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

6) Metode Pengumpulan Data


Subbagian ini menjelaskan apa yang akan dilakukan untuk menjawab
pertanyaan pada rumusan masalah. Beberapa hal yang dijabarkan pada
bagian ini adalah: data apa yang akan diperlukan, dari mana data tersebut
diperoleh, dan bagaimana cara mengumpulkan data tersebut. Data yang
dikumpulkan dapat berupa data primer maupun sekunder. Data dapat
dikumpulkan secara langsung (tatap muka) maupun secara daring
menggunakan bantuan teknologi informasi. Pemilihan jenis data, sumber
data, dan teknik pengumpulan data perlu didukung dengan penjelasan.
Misalnya, bagaimana data yang akan dikumpulkan tersebut relevan dengan
tujuan penulisan, di mana atau dari siapa data tersebut akan diambil,
bagaimana dan mengapa partisipan/responden tertentu dipilih, mengapa
akan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu (seperti wawancara,
observasi, dokumentasi, survei, atau teknik pengumpulan data lainnya). Jika
akan melakukan survei, kuesioner yang akan digunakan perlu dilampirkan.
Jika melakukan wawancara, panduan wawancara perlu dilampirkan pada
proposal.
7) Sistematika Penulisan KTTA
Sistematika penulisan KTTA berisi bab dan subbab yang direncanakan pada
penulisan KTTA.

2.3 Bagian Akhir


Bagian akhir proposal Skripsi dan KTTA terdiri dari daftar pustaka dan jadwal
pelaksanaan kegiatan.
1) Daftar pustaka
a. Daftar pustaka berisi sumber pustaka yang dirujuk dalam penyusunan
proposal, bukan rencana referensi yang akan digunakan dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah.
b. Sumber kutipan yang dirujuk dalam bagian utama proposal harus
tercamtum dalam daftar pustaka, dan sebaliknya.
2) Jadwal pelaksanaan kegiatan
Subbagian ini mencakup uraian tentang aktivitas-aktivitas atau tahapan
kegiatan yang akan ditempuh beserta jadwal pelaksanaannya. Jadwal
pelaksanaan kegiatan dapat disusun dalam bentuk Gantt Chart.

20
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2.4 Kontingensi
Proposal Karya Tulis Ilmiah harus dibahas bersama Dosen Pembimbing
sebelum mendapat persetujuan dari Dosen Pembimbing dan ketua program
studi. Apabila selama riset/penulisan/pembahasan diperlukan perubahan yang
signifikan atas Proposal yang telah disetujui, perubahan tersebut harus
mendapatkan persetujuan dari Dosen Pembimbing dan ketua program studi.
Proposal yang baru harus disampaikan disertai dengan alasan perubahan dan
penjelasan bagian-bagian yang berubah. Perubahan ini hanya diperbolehkan
dalam jangka waktu enam minggu setelah persetujuan pertama dan tidak ada
tambahan waktu penyelesaian Karya Tulis Ilmiah.
Karena perubahan signifikan atas isi Karya Tulis Ilmiah memerlukan
persetujuan kembali dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, rencana Karya
Tulis Ilmiah hendaknya disusun dengan mempertimbangkan kesulitan-
kesulitan yang mungkin akan dihadapi. Selain itu, penting untuk menyusun
Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan fleksibel sehingga ada alternatif untuk
menampung perubahan-perubahan tertentu. Jika perlu, rencana kontingensi
dapat dimasukkan di bagian penutup Proposal untuk perubahan-perubahan
yang tidak signifikan.

2.5 Lain-Lain
Ketentuan-ketentuan lain yang belum jelas dan/atau belum diatur dapat
dikonsultasikan dengan Dosen Pembimbing.

21
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB III
SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
BAB III SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
3.1 Skripsi
Skripsi yang diwajibkan oleh Politeknik Keuangan Negara STAN meliputi tiga
bagian utama, yaitu (1) bagian awal; (2) bagian utama; dan (3) bagian akhir. Isi
tiap-tiap bagian tersebut adalah sebagai berikut.

3.1.1 Bagian Awal


3.1.1.1 Susunan
Bagian awal terdiri atas:
1) halaman judul;
2) halaman persetujuan;
3) pernyataan lulus ujian (khusus untuk yang diujikan);
4) pernyataan keaslian;
5) kata pengantar;
6) daftar isi;
7) daftar tabel, bila ada;
8) daftar gambar/grafik, bila ada;
9) daftar lampiran, bila ada.
10) Abstrak

3.1.1.2 Penjelasan Umum


1) Daftar tabel, gambar, atau lampiran diperlukan jika terdapat tiga atau lebih
tabel, gambar, atau lampiran.
2) Abstrak merupakan penjelasan singkat mengenai isi yang disajikan secara
ringkas dan akurat serta ditulis paling banyak dalam 250 kata.

3.1.2 Bagian Utama


3.1.2.1 Susunan
1. Bab I Pendahuluan
Pendahuluan menguraikan latar belakang, rumusan masalah penelitian,
tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian, serta
a. sistematika pembahasan untuk Skripsi yang disusun baik dengan
pendekatan kuantitatif maupun kualitatif, atau

22
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

b. metodologi penelitian dan sistematika pembahasan untuk Skripsi yang


disusun baik dengan tujuan deskriptif simulasi maupun deskriptif untuk
menyusun desain.
2. Bab II Landasan Teori
Isi landasan teori berbeda tergantung pada pendekatan dan tujuan
penyusunan Skripsi.
a. Skripsi yang disusun dengan pendekatan kuantitatif baik yang bertujuan
deskriptif maupun bertujuan kausal
Landasan teori menjabarkan kerangka teori yang bersifat umum dan
kerangka teori yang lebih khusus, serta variabel penelitian.
b. Skripsi yang disusun dengan pendekatan kualitatif, baik dengan metode
studi kasus maupun nonstudi kasus.
Landasan teori menjabarkan kerangka teori yang bersifat umum dan
kerangka teori yang lebih khusus dan hasil studi literatur.
c. Skripsi yang disusun dengan tujuan deskriptif simulasi.
Landasan teori menjabarkan kerangka teori yang bersifat umum,
kerangka teori yang lebih khusus terkait dengan topik kajian, serta definisi
operasional yang menunjukkan aspek/dimensi/indikator topik kajian dan
pengukuran/kriteria/ standar penilaian.
d. Skripsi yang disusun dengan tujuan deskriptif untuk menyusun desain.
Landasan teori menjabarkan kerangka teori yang bersifat lebih umum,
kerangka teori yang lebih khusus terkait dengan topik kajian, serta
pembahasan metodologi (misalnya system/softwre engineering), dan
teknik-teknik desain yang relevan ataupun yang dapat dipakai baik
sebagai alat kajian dan pengukuran/kriteria/standar penilaian maupun
alat (tools) untuk pengujian, data generation, analisis, dan desain
(engineering).
3. Bab III Metode Penelitian/Inti Penelitian/Analisis Sistem yang Berjalan
Judul dan isi Bab III berbeda bergantung kepada pendekatan dan tujuan
penyusunan Skripsi.
a. Skripsi yang disusun dengan pendekatan kuantitatif baik yang bertujuan
deskriptif maupun bertujuan kausal
Bab III pada Skripsi dengan pendekatan ini berjudul metode penelitian.
Metode penelitian berisi definisi operasional yang menunjukkan
aspek/dimensi/indikator topik kajian dan pengukuran/ kriteria/standar
penilaian, kisi-kisi penelitian, populasi dan sampling, teknik pengambilan
sampel, teknik pengumpulan data penelitian, pengujian persyaratan

23
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

pengolahan data. Untuk menguji kesahihan penelitian dilakukan uji


normalitas dan uji homogenitas, instrumen penelitian terutama dengan
metode statistik yang tersedia, serta teknik pengolahan data penelitian.
b. Skripsi yang disusun dengan pendekatan kualitatif, baik dengan metode
studi kasus maupun nonstudi kasus
Bab III pada Skripsi dengan pendekatan ini berjudul metode penelitian.
Metode penelitian berisi alasan menggunakan metode kualititatif, alasan
menggunakan studi kasus atau nonstudi kasus (disebutkan spesifik
metode nonstudi kasus yang digunakan), sumber data penelitian dan
informan, teknik pengumpulan data, serta prosedur analisis data
penelitian.
c. Skripsi yang disusun dengan tujuan deskriptif simulasi
Bab III pada Skripsi dengan tujuan ini berjudul inti penelitian. Inti
penelitian berisi latar belakang objek penelitian, uraian tentang kegiatan
utama yang diteliti, informasi tentang bidang kegiatan/sistem/praktik
akuntansi organisasi yang terkait dengan topik yang diteliti, dengan
menonjolkan permasalahan (problem) yang terdeteksi tanpa harus
memberikan komentar atau analisis. Data (hasil penelitian) ini dituangkan
dalam sistematika sesuai dengan definisi operasional (dengan menyiapkan
daftar periksa/check list lebih dahulu). Bab ini juga berisi informasi lain
tentang organisasi yang relevan dengan topik yang dibahas.
d. Skripsi yang disusun dengan tujuan deskriptif untuk menyusun desain
Bab III pada Skripsi dengan tujuan ini berjudul analisis sistem yang
berjalan. Analisis sistem yang berjalan berisi latar belakang objek
penelitian yang meliputi sejarah organisasi, bentuk badan hukum
organisasi, struktur organisasi, dan uraian kegiatan utama atau job
description department (bagian/unit) yang kegiatannya diteliti; tata
laksana prosedur/uraian sistem yang berjalan; permasalahan yang
dihadapi; dan alternatif pemecahan masalah.
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Isi Bab IV berbeda bergantung kepada pendekatan dan tujuan penyusunan
Skripsi.
a. Skripsi yang disusun dengan pendekatan kuantitatif, baik yang
bertujuan deskriptif maupun bertujuan kausal
Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan, menjabarkan deskripsi
data hasil penelitian dengan melaporkan hasil penelitian semua variabel
yang diteliti secara deskriptif, seperti rentang skor, rerata dan simpangan

24
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

baku, distribusi frekuensi, serta tabel dan diagram (diagram, histogram


dan poligon), juga pelaksanaan pengolahan data dan pengujian hipotesis,
analisis eksplanatif atau prediktif, serta interpetasi dan pembahasan.
b. Skripsi yang disusun dengan pendekatan kualitatif, baik dengan
metode studi kasus maupun nonstudi kasus
Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan, menjabarkan gambaran
objek yang diteliti, struktur, profil serta pembahasan dan diskusi hasil
analisis data.
c. Skripsi yang disusun dengan tujuan deskriptif simulasi
Bab IV berisi hasil penelitian dan evaluasi, menguraikan analisis/evaluasi
bidang kegiatan/sistem/praktik akuntansi/manajemen organisasi yang
terkait dengan topik yang diteliti dengan pendapat yang bersifat analitis
dan evaluatif serta ide solusi, dan pendapat atau usulan mengenai hal-hal
yang relevan dengan topik yang dibahas sesuai dengan hasil pengumpulan
dan analisis data.
d. Skripsi yang disusun dengan tujuan deskriptif untuk menyusun desain
Bab IV berisi rancangan sistem yang diusulkan, menjabarkan uraian
sistem/prosedur fungsional yang diusulkan (functional specification);
uraian sistem aplikasi (system specification); rancangan masukan
(dokumen input, sumber, item, prosedur, copies, record layout, field
specification, validation criteria, procedures dan screen format); rancangan
proses (clerical operation dan program/runstream/flow); rancangan sistem
file/database (organisasi, media, metode akses, proteksi, data dictionary,
dan penjelasan normalisasi-denormalisasi); rancangan keluaran (jenis
laporan/output, sistem kode, identifikasi user, dan prosedur
akses/perolehan); rancangan sistem pengendalian (system controls); dan
rencana dan strategi cut-over (rencana, jadwal, kesiapan manual dan user
training, serta pendekatan implementasi/cut-over). Skripsi harus
dilengkapi dengan system flowchart/diagram (hubungan/level/rinci),
structured chart, job/process specification, kamus data,
normalisasi/denormalisasi, spesifikasi file, diagram hubungan entitas,
dan desain formulir/laporan/layar.
5. Bab V, Simpulan dan Saran
Bab V berisi simpulan, saran, mengemukakan simpulan berupa sintesis dari
berbagai temuan penelitian dan pembahasan, implikasi dan saran bila ada
serta implikasi berupa rekomendasi kebijakan terkait dengan hasil penelitian.

25
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

3.1.2.2 Rekomendasi Jumlah Kata


Jumlah kata yang direkomendasikan dalam penyusunan Skripsi adalah 5.000
(lima ribu) sampai dengan 20.000 (dua puluh ribu) kata.

3.1.3 Bagian Akhir


Bagian akhir terdiri atas:
1) daftar pustaka atau referensi,
2) lampiran-lampiran, termasuk kuesioner dan/atau pedoman wawancara,
3) surat riset, dan
4) riwayat hidup penulis.

26
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV
SISTEMATIKA PENULISAN
KARYA TULIS TUGAS AKHIR
BAB IV SISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR
Karya Tulis Tugas Akhir yang diwajibkan oleh Politeknik Keuangan Negara STAN
meliputi tiga bagian utama, yaitu (1) bagian awal; (2) bagian utama; dan (3)
bagian akhir. Isi tiap-tiap bagian tersebut adalah sebagai berikut.
4.1 Bagian Awal
Bagian awal terdiri atas:
1) halaman judul;
2) halaman persetujuan;
3) pernyataan lulus ujian (khusus untuk yang diujikan);
4) pernyataan keaslian;
5) kata pengantar;
6) daftar isi;
7) daftar tabel, bila ada;
8) daftar gambar/grafik, bila ada;
9) daftar lampiran, bila ada.
Daftar tabel, gambar, atau lampiran diperlukan jika terdapat tiga atau lebih
tabel, gambar, atau lampiran.
4.2 Bagian Utama
4.2.1 Susunan
1) Bab I Pendahuluan
Bagian pendahuluan memuat uraian tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, ruang lingkup, dan manfaat penulisan yang masing-masing
tertuang dalam subbab tersendiri. Isi dari subbab tersebut pada dasarnya
sama dengan proposal, hanya berbeda pada jenis kalimat. Proposal
merupakan dokumen rencana, sehingga kalimat yang digunakan
berorientasi pada masa yang akan datang. Di sisi lain, laporan atau karya
tulis memaparkan apa yang telah dilaksanakan, sehingga kalimat yang
digunakan berorientasi pada masa lampau. Bagian pendahuluan diakhiri
dengan sistematika penulisan KTTA.
2) Bab II Landasan Teori
Bagian ini menjelaskan teori/ketentuan dan/atau penelitian sebelumnya
yang relevan dengan masalah yang dibahas. Bagian ini menjadi landasan
(kriteria) untuk melakukan tinjauan/evaluasi/analisis atas praktik yang
berlaku di objek penulisan

27
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

3) Bab III Metode dan Pembahasan


Bab III terdiri atas metode pengumpulan data, gambaran umum objek
penulisan dan pembahasan hasil.
a. Metode Pengumpulan Data
Isi dari bagian ini pada dasarnya sama dengan bagian metode pada
proposal, hanya berbeda pada jenis kalimat. Proposal merupakan
dokumen rencana, sehingga kalimat yang digunakan berorientasi pada
masa yang akan datang. Di sisi lain, laporan atau karya tulis memaparkan
apa yang telah dilaksanakan, sehingga kalimat yang digunakan
berorientasi pada masa lampau.
b. Gambaran Umum Objek Penulisan
Bagian ini menguraikan informasi tentang objek penulisan yang relevan
dengan masalah dan tujuan penulisan. Objek penulisan dapat berupa
suatu entitas/organisasi atau topik kajian tertentu (misal: peraturan,
putusan hakim pajak).
c. Pembahasan Hasil
Pembahasan hasil pengumpulan dan pengolahan data dilakukan secara
deskriptif. Pembahasan dapat dilakukan secara tematik dengan
membandingkan antara praktik/fenomena pada objek penulisan dengan
teori/peraturan/hasil penelitian terdahulu. Pembahasan hasil dapat
disajikan dalam subbab atau bagian subbab sesuai dengan banyaknya
rumusan masalah atau tujuan penulisan.
4) Bab IV Simpulan
Bab ini mengemukakan simpulan yang ditarik dari uraian pada bab-bab
sebelumnya. Simpulan harus dapat menjawab rumusan masalah dan/atau
tujuan penulisan.

4.2.2 Rekomendasi Jumlah Kata


Jumlah kata yang direkomendasikan dalam penyusunan KTTA adalah 3.000
(tiga ribu) sampai dengan 15.000 (lima belas ribu) kata.

4.3 Bagian Akhir


Bagian akhir terdiri dari:
1) daftar pustaka atau referensi,
2) lampiran-lampiran, termasuk kuesioner dan/atau pedoman wawancara,
3) surat riset, dan
4) riwayat hidup penulis.

28
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN
SISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
MAHASISWA POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
(FORMAT BAGIAN AWAL SKRIPSI DAN KTTA)

29
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

CONTOH DAFTAR ISI


Lampiran 1 Contoh Daftar Isi

30
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

31
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

CONTOH DAFTAR TABEL


Lampiran 2 Contoh Daftar Tabel

32
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

CONTOH DAFTAR GAMBAR


Lampiran 3 Contoh Daftar Gambar

33
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

CONTOH DAFTAR LAMPIRAN


Lampiran 4 Contoh Daftar Lampiran

34
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT DOKUMEN SAMPUL SKRIPSI


Lampiran 5 Format Dokumen Sampul Skripsi

Margin atas dan


kiri= 4 cm
Margin bawah

h
dan kanan= 3
cm

Ukuran huruf

h
14, spasi 1,5

Maksimal

h
diameter 4 cm

Tambahkan kata
Proposal untuk
Proposal Karya

h
Tulis Ilmiah.
Ukuran huruf
14, spasi 1

Huruf kapital
dan cetak tebal.

h
Ukuran huruf
14, spasi 1

Huruf kapital di
awal kata.

h
Ukuran huruf
12, spasi 1

Diisi dengan
gelar lulusan
sesuai peraturan
h
perundang-
undangan

Diisi dengan
h

tahun kelulusan

35
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT DOKUMEN PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI


Lampiran 6 Format Dokumen Persetujuan Proposal Skripsi

Margin atas dan


kiri= 4 cm
Margin bawah

h
dan kanan= 3
cm

Ukuran huruf

h
12, spasi 1,5

Huruf kapital,
ukuran huruf

h
12, spasi 1

Ukuran huruf
12, spasi 1
h

36
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT DOKUMEN PERSETUJUAN SKRIPSI


Lampiran 7 Format Dokumen Persetujuan Skripsi

Margin atas dan


kiri= 4 cm
Margin bawah

h
dan kanan= 3
cm

Ukuran huruf

h
12, spasi 1,5

Huruf kapital,
ukuran huruf

h
12, spasi 1

Ukuran huruf
12, spasi 1
h

37
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT DOKUMEN PERNYATAAN LULUS UJIAN KOMPREHENSIF


Lampiran 8 Format Dokumen Pernyataan Lulus Ujian Komprehensif

Margin atas dan


kiri= 4 cm
Margin bawah

h
dan kanan= 3
cm

Ukuran huruf

h
12, spasi 1,5

Huruf kapital,
ukuran huruf

h
12, spasi 1

Baris di atas
nama
merupakan
ruang tanda
tangan dan
tanda titik pada

h
baris tersebut
tidak perlu
dihapus.

Ukuran huruf
12, spasi 1

38
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT DOKUMEN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI


Lampiran 9 Format Dokumen Pernyataan Keaslian Skripsi

Margin atas dan


kiri= 4 cm
Margin bawah

h
dan kanan= 3
cm

Ukuran huruf

h
12, spasi 1,5

39
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT DOKUMEN SAMPUL KTTA


Lampiran 10 Format Dokumen Sampul KTTA

Margin atas dan


kiri= 4 cm
Margin bawah

h
dan kanan= 3
cm

Ukuran huruf

h
14, spasi 1,5

Maksimal

h
diameter 4 cm

Tambahkan kata
Proposal untuk
Proposal KTTA.

h
Ukuran huruf
14, spasi 1

Huruf kapital
dan cetak tebal.

h
Ukuran huruf
14, spasi 1

Huruf kapital di
awal kata.

h
Ukuran huruf
12, spasi 1

Diisi dengan
gelar lulusan
sesuai peraturan
h
perundang-
undangan

Diisi dengan
h

tahun kelulusan

40
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT DOKUMEN PERSETUJUAN KTTA


Lampiran 11 Format Dokumen Persetujuan KTTA

Margin atas dan


kiri= 4 cm
Margin bawah

h
dan kanan= 3
cm

Ukuran huruf

h
12, spasi 1,5

Tambahkan kata
Proposal untuk
Proposal KTTA.

h
Ukuran huruf
12, spasi 1,5

Huruf kapital,
ukuran huruf

h
12, spasi 1

Ukuran huruf

h
12, spasi 1

41
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT DOKUMEN PERNYATAAN LULUS PENILAIAN KTTA


Lampiran 12 Format Dokumen Pernyataan Lulus Penilaian KTTA

Margin atas dan


kiri= 4 cm
Margin bawah

h
dan kanan= 3
cm

Ukuran huruf

h
12, spasi 1,5

Huruf kapital,
ukuran huruf

h
12, spasi 1

Baris di atas
nama
merupakan
ruang tanda
tangan dan
tanda titik pada

h
baris tersebut
tidak perlu
dihapus.

Ukuran huruf
12, spasi 1

42
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT DOKUMEN PERNYATAAN KEASLIAN KTTA


Lampiran 13 Format Dokumen Pernyataan Keaslian KTTA

Margin atas dan


kiri= 4 cm
Margin bawah

h
dan kanan= 3
cm

Ukuran huruf

h
12, spasi 1,5

Ditetapkan di Tangerang Selatan


Pada tanggal 16 Desember 2020

Ditandatangani secara elektronik


RAHMADI MURWANTO

43
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR NOMOR:
PER-9/PKN/2020 TENTANG
PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
SEBAGAI TUGAS AKHIR MAHASISWA
DAN PELAKSANAAN UJIAN
KOMPREHENSIF POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA STAN

FORMAT ROUTING SLIP


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT ROUTING SLIP SKRIPSI

Desain sampul Routing Slip boleh berbeda sepanjang tidak mengurangi


substansi informasi.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT ROUTING SLIP KTTA


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Ditetapkan di Tangerang Selatan


Pada tanggal 16 Desember 2020

Ditandatangani secara elektronik


RAHMADI MURWANTO
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR NOMOR:
PER-9/PKN/2020 TENTANG
PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
SEBAGAI TUGAS AKHIR MAHASISWA
DAN PELAKSANAAN UJIAN
KOMPREHENSIF POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA STAN

KRITERIA DAN BOBOT PENILAIAN


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT DOKUMEN PETUNJUK BAGI DOSEN PENGUJI SKRIPSI


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT DOKUMEN CATATAN PENGUJI SKRIPSI DAN KOMPREHENSIF


SEBELUM PELAKSANAAN UJIAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT DOKUMEN DAFTAR NILAI SKRIPSI


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT DOKUMEN DAFTAR NILAI UJIAN KOMPREHENSIF


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT DOKUMEN CATATAN PENGUJI UJIAN SKRIPSI DAN


KOMPREHENSIF SETELAH PELAKSANAAN UJIAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT DOKUMEN REKAPITULASI NILAI UJIAN SKRIPSI DAN


KOMPREHENSIF
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT DOKUMEN BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI DAN KOMPREHENSIF


SKRIPSI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT DOKUMEN DAFTAR NILAI KTTA


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Ditetapkan di Tangerang Selatan


Pada tanggal 16 Desember 2020

Ditandatangani secara elektronik


RAHMADI MURWANTO
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR NOMOR:
PER- 9/PKN/2020 TENTANG
PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
SEBAGAI TUGAS AKHIR MAHASISWA
DAN PELAKSANAAN UJIAN
KOMPREHENSIF POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA STAN

FORMAT SURAT PERMOHONAN KETERLAMBATAN PENGUMPULAN


KARYA TULIS ILMIAH
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Ditetapkan di Tangerang Selatan


Pada tanggal 16 Desember 2020

Ditandatangani secara elektronik


RAHMADI MURWANTO

Anda mungkin juga menyukai