Disusun oleh:
Amelia Febriliani
Anindita Nur Rachmi
Frederik Halomoan Tambunan
Liza Awalia
Muhammad Nizar Hamid Finardi
Partiwiningsih Supyaning Adi Prawadika
Rafif Naufal
Puji hanya kepada Allah Swt. yang telah memberi petunjuk dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Faktor dan
Dampak Tidak Tercapainya Penerimaan Pajak”.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah
kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.
Karya tulis ilmiah ini kami buat dengan keterbatasan observasi karena jangka
waktu yang cukup singkat. Oleh karena itu, kami bersedia menerima kritik dan saran
dari pembaca yang akan kami jadikan sebagai batu loncatan agar karya tulis ilmiah ini
menjadi lebih baik. Meskipun demikian, seluruh data yang disajikan dalam karya tulis
ilmiah ini adalah benar dan sesuai fakta berdasarkan studi kepustakaan di berbagai
laman resmi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kami berharap, dengan adanya karya tulis ilmiah ini, pemerintah dan
masyarakat sebagai wajib pajak dapat saling mengevaluasi faktor-faktor penghambat
tidak tercapainya target penerimaan pajak di tahun-tahun sebelumnya. Dengan
demikian, target penerimaan pajak yang akan datang dapat tercapai dengan baik.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
selaku wajib pajak dan bagi pemerintah selaku pemungut pajak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................9
3.1 Simpulan................................................................................................15
3.2 Saran......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1......................................................................................................................................9
Table 2....................................................................................................................................10
Tabel 3....................................................................................................................................12
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1..................................................................................................................................7
Gambar 2................................................................................................................................10
Gambar 3................................................................................................................................11
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Dalam dunia perpajakan, sering disebutkan bahwa fungsi pajak ada dua yaitu
fungsi budgetair dan reguleren. Namun dalam perkembangannya fungsi pajak
tersebut dapat dikembangkan dan ditambah dua fungsi lagi yaitu fungsi demokrasi
dan fungsi redistribusi.
a. Fungsi budgetair adalah fungsi yang letaknya di sektor publik, yaitu fungsi
untuk mengumpulkan uang pajak sebanyak-banyaknya sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku, yang pada waktunya akan digunakan untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Dalam APBNP 2011, target
penerimaan perpajakan mencapai Rp878,7 triliun. Jumlah ini 75,4% dari total
penerimaan negara, yaitu sebesar Rp1.165,3 triliun.
5
tentang Keuangan Negara, ditegaskan bahwa APBN memiliki lima fungsi sebagai
berikut.
a. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
b. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi
pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan.
c. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi
pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
d. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan
untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
e. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
f. Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat
untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian.
Gambar 1
Secara garis besar, APBN terdiri atas tiga pos, yaitu pendapatan negara dan
hibah, belanja negara, dan pembiayaan. Pendapatan negara dan hibah terdiri atas
penerimaan dalam negeri dan penerimaan hibah. Penerimaan dalam negeri terdiri atas
penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Sementara itu, belanja negara terdiri atas belanja pemerintah pusat dan transfer
ke daerah. Pembiayaan merupakan selisih antara pendapatan dan belanja negara. Jika
jumlah pendapatan negara lebih besar dari belanja yang dikeluarkan, kondisi tersebut
disebut surplus. Dalam kondisi surplus, negara harus mencari pembiayaan
pengeluaran untuk mengalokasikan surplus tersebut. Sebaliknya, jika jumlah belanja
lebih besar dari jumlah pendapatan negara, maka kondisi tersebut disebut defisit. Jika
negara mengalami defisit, maka pemerintah harus mencari sumber pembiayaan untuk
menutupi defisit tersebut melalui pembiayaan utang atau non-utang baik dari dalam
negeri maupun luar negeri.
Pada praktiknya, Indonesia selalu mengalami defisit. Defisit akan
menimbulkan berbagai dampak khususnya di bidang ekonomi. Defisit tersebut dapat
dihindari dengan meningkatkan pendapatan negara atau mengurangi belanja negara.
Salah satu komponen dari pendapatan negara adalah penerimaan perpajakan.
8
BAB II
PEMBAHASAN
Tabel 1
Gambar 2
Table 2
Tabel
11
Gambar 3
Tabel 3
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang terdapat pada Bab II, dapat kami simpulkan
bahwa realisasi dari penerimaan pajak tidak pernah mencapai target sebagaimana
ditetapkan dalam APBN setiap tahunnya sejak sepuluh tahun terakhir. Pada tahun
2016 realisasi pencapaian penerimaan hanya sebesar 81,59%, tahun 2017 sebesar
89.67%, dan tahun 2018 sebesar 92.24%. Namun demikian, pemerintah kian
meningkatkan target penerimaan tiap tahunnya meskipun target penerimaan tahun
sebelumnya tidak tercapai. Tingginya target penerimaan pajak sebagai penunjang
APBN rupanya merupakan wujud optimisme pemerintah terhadap penerimaan pajak.
Namun, dalam penetapan target penerimaan, pemerintah belum memperhatikan
unsur-unsur lain yang dapat mempengaruhi besarnya penerimaan, baik peningkatan
maupun penurunan potensi.
Pada kenyataannya, pertumbuhan ekonomi yang lambat, harga komoditas
ekspor belum mengalami perbaikan, faktor ekonomi global yang belum pulih
sehingga berpengaruh pada penurunan perdagangan internasional, pengawasan
pemerintah yang belum optimal terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan dari
belanja APBN maupun APBD, serta belum maksimalnya pemerintah dalam
memanfaatkan data automatic exchange of informartion (AEoI) merupakan beberapa
faktor dari tidak berhasilnya pemerintah dalam mencapai penerimaan pajak. Dampak
bagi negara dari fenomena ini tentunya membuat utang negara yang kian bertambah,
adanya pembengkakan jumlah defisit produk domestik bruto, terjadinya pemangkasan
anggaran belanja negara, menurunnya kepercayaan publik, serta lahirnya efek domino
yang dapat berujung pada krisis ekonomi. Faktor-faktor dan dampak-dampak tersebut
tentu harus kita sikapi secara positif dan dijadikan sebagai bahan evaluasi bersama.
Tentunya, pemerintah sangat berharap agar peran
15
16
serta semua pihak dalam pemenuhan hak dan kewajiban perpajak dapat dilaksanakan
secara optimal.
2.4 Saran
Saran yang dapat diberikan mengenai masalah yang diangkat dalam karya tulis
ilmiah ini antara lain adalah pemerintah dapat meningkatan pelayanan, penegakan
hukum, monitoring wajib pajak, meningkatkan pengawasan terhadap potensi PPN
yang masih cukup besar, melakukan perbaikan sistem dengan memaksimalkan fungsi
dari AEoI, meningkatkan efektivitas pemeriksaan dan penagihan, dilakukannya
penguatan sumber daya manusia, teknologi informasi, dan anggaran di lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak, serta diharapkan pemerintah dapat disiplin anggaran dan
penghematan belanja yang bersifat konsumtif, seperti belanja barang operasional,
rapat, dan perjalanan dinas yang tidak memengaruhi pelayanan kepada masyarakat
dan tidak mengganggu program-program prioritas.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku dan/atau Sumber Lainnya
Hadi, Yonathan Setianto dkk. 2014. Postur APBN Indonesia. Jakarta: Kementerian
Keuangan.
Zulvina, Susi. 2011. Bahan Ajar Pengantar Hukum Pajak . Jakarta: STAN.
3. Web site