Anda di halaman 1dari 4

Naskah roleplay Paliatif Komunikasi Terapeutik

Decision Making (Pengambilan Keputusan)


Pada Pasien Ca Mamae Yang Akan Dilakukan Masektomi
(Pengangkatan Payudara)

Kelompok 4
1. Dianing Ayu Kholbita as Dokter
2. Netty Prasetiya Fitriani as Pasien CA
3. Dewi Wijayanti as Ibu Pasien
4. Achmad Mualim Nur K. as Ayah Pasien
5. Rantiana as Perawat 1
6. Natasya Nur Oktaviani as Perawat 2

Disuatu ruangan RS X dirawat seorang remaja berusia 18 tahun yang didiagnosa Ca


Mamae dan harus dilakukan mastektomi (pengangkatan payudara) dikarenakan ukuran sel
kanker sudah melebihi batas maksimum dan tidak bisa lagi dilakukan kemoterapi.

Di nurse station, dokter didampingi oleh perawat penanggung jawab memberi tahu keluarga
tentang keadaan pasien :

Dokter : nah ibu bapak, dari beberapa pemeriksaan yang sudah kita lakukan untuk anak kalian,
ini salah satunya ada hasil CT scan yang menunjukkan bahwa ukuran sel kanker yang
semakin membesar dan menunjukkan berada di stadium 2, jadi ada tindakan untuk
mencegah kanker nya menyebar ke anggota tubuh yang lain namanya mastektomi
yaitu operasi pengangkatan payudara

Ibu : apakah payudara anak saya akan diangkat dua-duanya dok?

Dokter : oh enggak bu, Cuma satu saja, kan ini yang ditumbuhi sel kanker Cuma payudara
yang sebelah kanan, jadi sebelah kanan aja yang diangkat

Ayah : apakah operasi ini tindakan satu-satunya yang bisa menyelamatkan anak saya dok?
Dokter : iya pak seperti yang sudah saya katakana diawal tadi, tujuannya untuk mencegah
penyebaran ke bagian tubuh yang lain, nah setelah di operasi nanti akan kita periksa
lagi jika semua sel kankernya sudah bersih maka perawatan selesai, ya mungkin nanti
tinggal kontrol aja

Ibu : kalau masih ada bagaimana dok?

Dokter : kalau masih ada nanti tindakan selanjutnya yaitu kemoterapi untuk menghancurkan sel
sel yang masih ada, nah jadi ibu dan bapak rundingkan saja dulu bagaimana
keputusannya dan jangan lupa komunikasi terus sama perawatnya

Ayah : baik dok terimakasih, kami akan diskusikan dulu.

Setelah dokter selesai menjelaskan, orang tua pasien kembali ke tempat pasien, pasien pun juga
sudah mengetahui tentang penyakitnya (pasien dengan perawat)

Pasien : sus kok begini sih keadaan saya, mengapa harus saya yang megalami keadaan seperti
ini, saya sus saya tidak mau mengalami ini semua. Jelaskan sus mengapa saya
mengalami ini, mengapa payudara harus di angkat, saya masih muda dan saya belum
menikah, saya tidak mau sus.

Perawat: (duduk di samping pasien sambil menepuk pelan punggungnya) adek... suster tidak
faham betul rasanya karena suster tidak mengalami tapi suster merasakan sebagai
sesama perempuan hal tersebut adalah pilihan yang berat, namun hal tersebut tidak
lain dan tidak bukan tujuannya untuk mengangkat penyakit adek dan adek bisa
mendapat pertolongan secepatnya jika tidak diangkat kanker tersebut akan semakin
membesar dan menjalar kemana – mana dek

Pasien : tapi bagaimana nanti kedepannya untuk hidup saya, saya malu, bagaimana pandangan
orang terhadap diri saya, bagaimana nanti saya menemukan pasangan sus, saya tidak
mau sus, sus bagaimana sus bagaimana bagaimanaaa
Perawat: adekk manusia di bumi ini tidak ada yang sempurna, dan bukan karena satu
kekurangan seseorang tersebut menjadi orang yang cacat segalanya, bahkan jika nanti
ada orang yang memandang sebelah mata adek belum tentu orang tersebut sebaik
adek, urusan pasangan itu sudah menjadi takdir Allah kita pasrahkan semua pada
Allah ya

Pasien : (memukul-mukul diri sendiri) tidak mauuuuuu, tidak, tidak maaauuu

Perawat: adek.. coba perhatikan suster sebentar adek harus kuat ya, suster yakin adek bisa
melewati semua ujian ini, dan suster sangat dan sangat yakin kalau adek orang terkuat
yang pernah suster temui

Pasien : seandainya sus seandainya saya tidak mengalami hal ini, seandainya ada jalan lain
selain operasi selain mengangkat payudara saya mau menjalani pengobatan apapun
selain mengankat payudara ini, karena saya tidak mau kehilangan payudara saya malu.

Perawat: begini dek kalau tidak diangkat, sel kanker ini bisa menyebar ke bagian tubuh lain, dan
juga kanker nya semakin besar dan bisa pecah lalu menyebabkan infeksi di tubuh
adek.

Pasien : pengobatan yang lain aja sus maunya saya, karena kalo payudara saya tidak ada 1 saya
malu apalagi saya belum memiliki pasangan. Sebagai seorang perempuan saya merasa
tidak berharga jika operasi ini dilakukan :”””(

Perawat: iya dek, saya paham dengan perasaan adek sekarang. Tapi tindakan ini untuk kebaikan
adek juga. Untuk masalah pasangan, saya yakin ada seseorang yang menerima adek
apa adanya. Contohnya kakak ipar perempuan saya juga seperti adek dan sekarang
Alhamdulillah sehat walafiat

Pasien : iya sih sus, tapi seperti masih ada keraguan/kecemasan

Perawat: banyak kok dek pasien seperti adek yang sudah melakukan mastektomi yang
Alhamdulillah setelah itu dapat menjalani kehidupannya seperti biasanya. Maka dari
itu adek harus yakin optimis dan tetap semangatt ya

Pasien : iya sus, saya mulai yakin bisa melalui masa sulit ini 
Perawat: iya adek dan keluarga banyak berdoa ya untuk kesembuhannya dan agar dilancarkan
tindakan operasinya.

Pasien : iya sus terimakasih

Perawat : Sama sama adek cantik

Anda mungkin juga menyukai