Materi Politik Sma
Materi Politik Sma
Materi Politik Sma
Ancaman politik yang mengancam keutuhan Bangsa Indonesia ini datang dari
dalam Negeri dan luar negeri.
Ancaman politik dari dalam Negeri datang dari beberapa oknum-oknum yang
menggunakan strategi politik yang licik untuk mencapai kepentingan pribadi.
Contoh ancaman di bidang politik yang datang dari dalam Negeri ini diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme / Politik Uang (Money Politics)
Integrasi
nasional
adalah usaha
dan proses
mempersatu
kan
perbedaan
perbedaan
yang ada
pada suatu
negara
sehingga
terciptanya
keserasian
dan
keselarasan
secara
nasional.
Seperti yang
kita ketahui,
Indonesia
merupakan
bangsa yang
sangat besar
baik dari
Tujuan kebudayaan
Pembelajaran : ataupun
Mengidentifikas wilayahnya.
i ancaman Di satu sisi
terhadap hal ini
integrasi membawa
nasional di dampak
positif bagi
bidang Politik
bangsa
karena kita
bisa
memanfaatk
an kekayaan
alam
Indonesia
secara bijak
atau
mengelola
budaya
budaya yang
melimpah
untuk
kesejahteraa
n rakyat,
namun
selain
menimbulka
n sebuah
keuntungan,
hal ini juga
akhirnya
menimbulka
n masalah
yang baru.
Setiap warga
negara tentu
menginginka
n namanya
kedamaian
dan juga
ketentraman
. Siapa yang
tidak ingin
mempunyai
negara yang
aman tanpa
ancaman?
Semua
warga tentu
saja
menginginka
n hal seperti
itu. Akan
tetapi
berbagai
macam
faktor dapat
mendalangi
adanya
berbagai
macam
ancaman.
Berbagai
macam
faktor bisa
memicu
terjadinya
ancaman
kepada
beberapa
aspek yang
ada di
sebuah
negara. Bagi
sebuah
negara,
politik
sendiri
merupakan
salah satu
hal yang
paling
berharga.
Tanpa
adanya
politik
mungkin
negara akan
sulit untuk
bisa berdiri,
oleh karena
itu kali ini
kita akan
membahas
mengenai
informasi
penting
terkait
ancaman
politik yang
bisa saja
menyerang
Bangsa
Indonesia
dari luar
maupun
dalam negeri
beserta
contohnya.
Ancaman politik dari dalam Negeri ini adalah tindakan korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN).
Langkah Kerja :
Amati informasi berita
mengenai tindakan Korupsi
yang dilakukan oleh Lembaga Analisalah informasi yang disampaikan melalui
Negara. youtub tersebut, da n tuliskan hasil analisa
kamu !
https://youtu.be/6W9LcnHewt
Y Kasus korupsi elite mencangkok Menteri
Analisalah informasi yang kelautan dan perikanan Edhy Prabowo, 24
November 2020 setelah sampai di Bandara
disampaikan melalui youtub
KPK menanyakan hal terkait kepada Pak Edhy.
tersebut, dan tuliskan hasil KPK membawa menteri KKP beserta istri,
analisa kamu ! pejabat terkait seperti Dirjen & Direktur
coba kalian identifikasi kasus sedangkan Pak Ali Mochtar hanya menemani
tersebut dan tuliskan hasil Pak Edhy sampai selesai.
identifikasi kalian pada tabel Perusahaan yang memanfaatkan perizinan
di samping ini ! ekspor benih lobster yaitu PT Nusa Tenggara
Budi Daya yang dberhasil dibangun pada
tanggal 2 Mei 2020 dibangun oleh Fahri
Hamzah, beliau mengatakan ia mengalami
kerugian sekitar 200-an Juta pada pengiriman
pertama (16 Juli 2020) dan berhenti
beroperasi.
Susan Herawati selaku Sekjen Koalisi rakyat
untuk keadilan perikanan mengatakan
mekanisme penetapan ekspor benih lobster,
setidaknya perusahaan sebelumnya pernah
melakukan budidaya berkelanjutan selama 1
tahun Nyatanya tidak ada. Menurut keputusan
Dirjen perikanan KKP nomor 51 tahun 2020
disebutkan boleh dalam 1 tahun hanya 139 Juta
ekor pertahun pengeksporan lobster, Namun
aslinya banyak perusahaan yang berdiri
sehingga mengakibatkan ekspor benih lobster
meningkat sehingga 600 jut pertahun berarti
melanggar keputusan yang telah disepakati. PT
Nusa Tenggara tidak melakukan budidaya
secara berkelanjutan dengan alasa adanya
nelayan penangkap dan nelayan budidaya.
Peneliti ICW menyebutkan ada perusahaan
yang mengeluh karena perusahan nya tidak
mendapatkan izin pengeksporan benih lobster,
namun ada perusahaan yang baru berdiri
langsung mendapatakan izin, artinya ada
ketidakadilan dalam pendirian perusahaan.
Dedi Mulyadi selaku wakil ketua komisi IV DPR
RI menentang pengeksporan benih lobster,
karena dapat merugikan perusahaan dan
negara, dan lobster merupakan ekosistem laut
yang harus dijaga. Beliau mengatakan ada 14
perusahaan yang melakukan penyelewngan
benih lobster. Jika pencegahan pengeksporan
benih lobster ini dilaksanakan sejak awal tidak
akan terjadi penyelewengan benih lobster.
Penetapan proses ekspor benih lobster terlalu
terburu-buru juga dapat mengakibatkan adanya
celah untuk melakukan penyelewengan bagi
siapapun termasuk pejabat. Kasus ini
menyebabkan banyak nelayan bergantun pada
keputusan KPK.
Kesimpulan
Kasus perizinan pendirian perusahaan benih lobster
menjadi kasus yang menuai pro dan kontra di masyarakat.
Banyak yang memanfaatkan perizinan benih lobster
terebut dan ada beberapa perusahaan yang mencari jalan
pintas dalam proses pengeksporan benih lobster ke luar
negeri agar mendapatakan untung yang banyak. Dan pada
akhirnya kata koruptor tercium juga oleh KPK. Akibat
kasus ini dapat menggangu ekosistem lobster dan
menyebabkan nelayan bergantung pada keputusan oleh
KPK, apakah mereka masih mendapatkan ijin dalam
pengeksporan lobster atau tidak, karena mereka alih
propesi dari sebelumnya penangkap ikan menjadi
budidaya lobster
Gambar 2.2https://tirto.id/siklus-rasisme-terhadap-mahasiswa-papua-
Hal inilah yang menjadikan isu SARA sebagai masalah politik yang kemudian
menjadi masalah serius dan harus diselesaikan dan dikendalikan oleh
pemerintah.Sebab isu SARA ini menjadi salah satu ancaman politik yang
serius.
Pada saat ini, sering sekali terjadi kasus-kasus bernuansa politik yang berpotensi
melumpuhkan integrasi nasional seperti kerusuhan yang disebabkan ketidakpuasan
terhadap hasil pilkada.
Menganalisis kasus ancaman
Isu SARA Jadi Ancaman
dalam negeri berdimensi politik.
LKPD 2.2:
Langkah Kerja 5 Sep, 2018 in Uncategorized by admin
Bacalah artikel disamping ini
Ormas Islam Bersatu Lawan Berita Bohong – Ketua Umum
dengan saksama! Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Said Aqil Siroj
Analisislah informasi yang didampingi Sekretaris Umum LPOI Lutfi A Tamimi (kiri) dan
disampaikan dalam artikel perwakilan
Organisasi
tersebut terkait dengan Kemasyarakatan
ancaman dalam negeri (Ormas) Islam Al
berdimensi bidang politik! Washliyah Aris
Banaji (kanan)
Mengapa isu SARA menjadi membacakan
sebuah ancaman? deklarasi bersama
Buatlah analisis tentang untuk memerangi
berita bohong atau
dampak yang ditimbulkan hoax di Kantor
dengan adanya kasus LPOI, Jakarta,
tersebut, baik dalam Jumat (9/3). LPOI
yang terdiri dari
lingkungan masyarakat Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam, Al Irsyad Al Islamiyah,
maupun bangsa dan negara . Mathlaul Anwar, Al Ittihadiyah, Persatuan Islam Tiongoa
Indonesia, Ikatan Dai Indonesia, Azzikra, Syarikat Islam
Indonesia, Al Washliyah, Persatuan Tarbiyah Islamiyah,
Persatuan Umat Islam, Himpunan Bina Muallaf Indonesia
dan Nahdlatul Wathan mengajak semua kalangan untuk
memerangi hoax dan mengutuk para pelaku yang kerap
mengadu domba masyarakat melalui isu SARA.
Kompas/Wawan H Prabowo (WAK) 09-03-2018
Hal ini terungkap dalam hasil Survei Ahli 2018 yang dilakukan Pusat Penelitian Politik
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada periode April hingga Juli 2018. Survei
yang melibatkan 145 ahli di bidang politik, ekonomi, sosial-budaya (sosbud), dan
pertahanan-keamanan (hankam) itu bertujuan untuk melihat sejumlah masalah yang
berpotensi mengganggu jalannya pemilu 2019.
Dari empat bidang pemetaan, politisasi isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA)
masuk di tiga bidang, yakni politik, sosbud, dan hankam. Di bidang politik, politisasi SARA
menjadi potensi hambatan terbesar, disusul potensi hambatan lain, seperti konflik horizontal
antarpendukung pasangan calon, gangguan keamanan, kekurangsiapan penyelenggara
pemilu, dan ketidaknetralan penyelenggara pemilu.
Di bidang sosbud, politisasi SARA juga dianggap paling berpotensial menghambat
pelaksanaan kontestasi, yakni sebesar 40 persen. Potensi hambatan lain adalah intoleransi
(21 persen), radikalisme (10 persen), rasa saling curiga dalam masyarakat (7 persen), dan
hoaks (7 persen).
Di bidang hankam, potensi konflik sosial dan politisasi SARA itu melebur menjadi satu
sebesar 42,5 persen, menyusul kemudian aksi terorisme (16,2 persen), keberpihakan aparat
(14,1 persen), dan radikalisme (6,1 persen).
“Politisasi SARA bisa memperbesar potensi hambatan lain, terutama konflik horizontal.
Ketika itu terjadi, masyarakat akan makin terpecah dan tidak baik bagi penyelenggaraan
pemilu, apalagi konsolidasi demokrasi,” kata koordinator peneliti survei dari LIPI, Esty
Ekawati usai memaparkan hasil surveinya, di, Jakarta, Selasa (7/8/2018).
Acara itu juga dihadiri tiga pembahas dari LIPI, yaitu Syamsuddin Haris, Syarif Hidayat, dan
Firman Noor.
Syamsuddin menengarai, politisasi SARA muncul karena identitas telah dikapitalisasi untuk
kepentingan politik praktis. Oleh sebab itu, akar permasalahan dari politisasi SARA bukan
semata disebabkan oleh masyarakat, tetapi para elite politik.
Sementara itu, Firman Noor menilai, isu politisasi SARA menunjukkan fenomena yang telah
melampaui ide-ide rasional. Sebab, hakikatnya, sebuah bangsa terlahir dari beragam latar
belakang. Bila hal itu tidak segera dihentikan, demokrasi Indonesia bisa berujung pada
diskriminasi dan semangat mayoritas yang lebih besar.
Tak merendahkan
Secara terpisah, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj,
mengatakan, NU menolak agama dijadikan alat politik.
Aspirasi dan dukungan terhadap seseorang untuk menjadi presiden, sebaiknya dilakukan
dengan perkataan atau narasi yang tidak merendahkan pihak lain. “Keingian mendukung
atau mengganti presiden itu hak orang, Namun, sampaikan dukungan itu dengan
bermartabat, jangan adu domba, jangan menggunakan ujaran kebancian, dan lebih-lebih
jangan menggunakan agama,” kata Said.
Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini menambahkan, PBNU mensinyalir ada
kecenderungan untuk menjadikan agama sebagai alat politik praktis dalam Pemilu 2019. Ia
menegaskan, politik identitas dan politisasi agama harus dihindari. Ini karena politisasi
agama akan memicu benturan horizontal.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan meminta semua pihak tetap
memprioritaskan semangat kebangsaan dalam menyikapi perbedaan pandangan politik
menjelang Pemilu 2019. Sudah saatnya seluruh anak bangsa menyemarakkan pemilu
secara dewasa.
“Jangan biarkan ujaran kebencian muncul dan membuat polusi bagi bangsa ini. Utamakan
kebinekaan dan persatuan bangsa dalam pesta demokrasi agar Indonesia bisa jadi negara
besar yang maju dan sejahtera,” ajak Zulkifli.
Pembahasan:
Mengapa isu SARA menjadi sebuah ancaman?
Karena isu SARA bertentangan dengan dasar negara yaitu, Pancasila. Isu ini dapat
menimbulkan kebencian terhadap suatu kelompok sehingga secara perlahan akan
merusak persatuan dan kesatuan Indonesia
Analisis tentang dampak yang ditimbulkan dengan adanya kasus tersebut, baik
dalam lingkungan masyarakat maupun bangsa dan negara .
Dampak yang Muncul
Jenis Kasus Faktor Penyebab Bangsa dan
Masyarakat
Negara
Konflik antar suku Adanya perbedaan Masyarakat akan Solidaritas dan
pendapat antar suku, kehilangan persatuan antar
adanya diskriminasi keempatan untuk suku bangsa akan
terhadap suku lain bekerja, hilangnya hilang
rasa aman, dan
rusaknya tata
kehidupan
Konflik Agama Tidak adanya toleransi Terputusnya tali Mengancam
antar umat beragama, silaturahmi, putusnya keutuhan negara,
mengutamakan rasa solidaritas antar rasa saling
paham radikalisme, umat, dan menghargai akan
dan masyarakat masih menimbulkan hilang
mementingkan diri tindakan kriminalitas
sendiri atau
menganggap
agamanya yang paling
benar
…………………….. …………………………………
…….
*Lampirkan temuan kasus dan tuliskan alamat google yang ditemui di belakang lembaran kertas ini
Nah, setelah kamu mempelajari materi tentang ancaman terhadap bidang politik, baik
ancaman dalam negeri maupun luar negeri serta telah mengerjakan LKPD 2.1 dan 2.2 dengan
hasil yang memuaskan, selanjutnya pahamilah permasalahan dan coba berilah
penyelesaiannya!
Gambar 2.5 kasus ancaman dibidang politik dalam negeri dan luar negeri.
1.Beri tanda centang (√)di bawah salah satu gambar yang menunjukkan perasaan
Anda setelah mempelajari pelajaran ini!
Nomor 1