Anda di halaman 1dari 10

SIFAT & SIKAP ORANG SUKSES

Orang Sukses Memiliki 8 Sifat Untuk Sukses

Orang-orang sukses memiliki 8 (delapan) sifat untuk sukses yang


diterapkannya dalam tindakan nyata di sepanjang hidup mereka. Sifat-sifat untuk
sukses ini hampir tidak dipunyai oleh kalangan kelas menengah, orang-orang awam
maupun kaum miskin sehingga mereka sukar bahkan gagal meraih kekayaan
berlimpah atau kemakmuran ekonomi.

Ke-8 sifat untuk sukses itu meliputi: passion, kerja, fokus, motivasi, ide,
pengembangan diri, melayani, dan tekun. Kedelapan sifat ini sudah teruji dan terbukti,
berdasarkan hasil riset, wawancara, dan analisis mendalam yang dilakukan Richard St
John terhadap 500 tokoh sukses di berbagai bidang dan profesi, termasuk para
miliarder di banyak negara.

Berikut adalah penjabaran dari masing-masing sifat untuk sukses itu.

Passion

Orang-orang sukses sangat mencintai apa yang mereka kerjakan. Tidak untuk
satu atau dua tahun, tapi dalam rentang waktu yang sangat panjang hingga akhirnya
mereka benar-benar menemukan passion dan sekaligus mencintai pekerjaannya.
Lantaran mencintainya, maka mereka mengerjakannya dengan senang hati, sangat
serius dan penuh kesungguhan. Mungkin pekerjaan mereka berat dan sarat dengan
berbagai masalah, juga risiko, tetapi karena mengerjakannya dengan rasa ‘cinta’ atau
passion maka yang berat terasa ringan dan mereka mengerjakannya tanpa keluhan,
melainkan dengan kesenangan. Alhasil, mereka sukses dan mencapai kejayaan.

Page
“Jalan satu-satunya untuk benar-benar merasa
puas adalah melakukan apa yang Anda yakini
sebagai karya besar. Dan, satu-satunya jalan untuk
melakukan pekerjaan besar adalah dengan
mencintai apa yang Anda kerjakan,” Steve Jobs,
pendiri dan CEO Apple.

Terbukti Jobs adalah orang yang sangat sukses dan kaya raya berkat
kecintaannya pada pekerjaannya. Saking cintanya pada pekerjaannya, dia bahkan
berani menahan lapar dan menunda bermain-main atau bersantai, ketika sedang
bekerja merealisasikan gagasan-gagasannya. Hasilnya: produk Apple sangat inovatif,
merajai dunia, dengan konsumen yang sangat fanatik pula.

Kecintaan atau passion bukanlah sifat ambisius, melainkan perasaan yang


melahirkan banyak hal dan cita rasa tinggi dalam karya. Miliarder dan raja real estate
dunia,

Donald Trump berkata, “Saya tidak ambisius. Saya


hanya menyukai apa yang saya kerjakan. Jika Anda
juga menyukai apa yang Anda kerjakan, Anda akan
melakukan banyak hal dalam hal itu.”

Trump terbukti menjadi salah satu orang terkaya di Amerika dengan berbagai
bisnis terutama properti, yang popularitasnya mendunia.

Page
Kerja

Orang-orang sukses bekerja sangat keras (all out). Mereka melakukan


pekerjaan dengan waktu, tenaga, dan pikiran di atas rata-rata kebanyakan orang.
Terutama di masa awal karier mereka membangun kekayaan. Banyak pebisnis yang
semula miskin, tapi mereka bekerja keras dan akhirnya menjadi miliarder. Ketika
orang lain umumya masih tidur, sudah berangkat kerja. Tatkala orang lain sudah
pulang, mereka masih berkutat dengan pekerjaan di kantor. Namun. Berkat kerja
keraslah, mereka sukses dan meraih uang atau kekayaan, menjadi jutawan dan
miliarder.

Larry Page, pendiri dan CEO Google Inc, terus terang mengakui,
“Kami mulai mengerjakan Google sejak delapan atau sembilan tahun
yang lalu ketika kami masih di Stanford. Sejak itu, kami benar-benar
mengerjakannya dengan sangat keras, 24 jam sehari. Anda tidak bisa
hanya memiliki inspirasi. Kami memerlukan mungkin 10% inspirasi
dan 90% keringat.”

Terbukti kini Google menjadi perusahaan besar dunia yang semua orang di
dunia mengenalnya, bahkan hampir tidak bisa dipisahkan dengan peran mesin mencari
di internet itu.

Pengacara terkaya dan ternama Susan Ruptash, juga mengatakan,


“Pada pekerjaan pertamaku, aku selalu berusaha untuk bekerja lebih
keras dari yang lain. Aku selalu ingin menjadi orang yang pertama
datang ke kantor, dan yang terakhir pulang di malam hari. Kerja
keras menuntunku ke banyak kesempatan, dan mungkin itulah kunci
awal kesuksesan bagi semua orang.”

Begitulah juga orang-orang tersukses lainnya di dunia, mereka yang namanya


terdaftar dalam majalah Forbes setiap tahun, jangan dikira mereka bersantai-santai
karena memiliki banyak uang. Mereka justru bekerja total sehingga menjadi unggul di

Page
antara yang lainnya dan meraih pencapaian ekonomi tertinggi dalam dunia kerja yang
penuh kompetisi.

Fokus

Orang-orang sukses bekerja dengan fokus. Fokus berarti mengkhususkan


kemampuan pada suatu hal atau bidang dan menjadi ahli dalam hal tersebut. Oprah
Winfrey misalnya fokus sebagai presenter talk show; Donald Trump fokus dalam
bisnis real estate; Amancio Ortega fokus dalam bisnis mode; Walt Disney fokus
dalam film kartun animasi; dan Coco Chanel fokus dalam bisnis fashion. Karena
fokus paada bidangnya, mereka meraih sukses dan kaya raya.

Orang terkaya di dunia 2014, Bill Gates, berkata, “Jika Anda ingin
membuat perusahaan perangkat lunak yang besar, buatlah perusahaan
perangkat lunak saja. Tidak usah mencoba-coba di bidang lain.” Gates
memang fokus di bidang komputer dan dia sangat ahli bahkan terpercaya
dalam bisnisnya di bawah bendera Microsoft.

Ted Turner, raja entertainment dan broadcasting yang kesohor dan kaya
raya lewat stasiun televisi CNN (Cable News Network) juga menegaskan,
“Untuk melakukan suatu pekerjaan dengan andal, Anda harus
berkonsentrasi di satu bidang saja, jangan menjadi si ahli hal-hal yang
tidak penting.”

Begitulah, kendatipun para miliarder memiliki banyak sumber pemasukan


keuangan, mereka tetap fokus pada bidang utamanya. Mereka sangat menghindari
mengerjakan hal-hal lain yang mubazir atau tidak penting. Itulah yang membuat
mereka sukses dan kaya raya.

Motivasi

Orang-orang sukses memotivasi dirinya sendiri – lewat berbagai cara – agar


dapat meningkatkan kinerja serta gairah bekerja, menjaga produktivitas, hingga

Page
meraih tujuannya. Kemampuan memotivasi diri sendiri dapat membantu mengatasi
masa-masa sulit dalam menjalani roda bisnis.

Elli Davis, seorang agen real estate ternama di Toronto, Kanada, mengaku
dengan terus terang, “Pada hari-hari tertentu, suasana hatiku sangat tidak enak. Aku
tidak mau menelpon orang ini lagi dan lagi. Kemudian aku berusaha mendorong
diriku sendiri,” katanya, dan ia menelpon orang tersebut dan akhirnya berhasil
membeli properti yang dijualnya.

“Doronglah diri anda sendiri. Cobalah dengan keras. Jangan hanya duduk
dan menunggu hidup ini memberikannya pada Anda,” kata John Girard,
CEO Clickability.

Bukan hanya itu, para orang sukses memotivasi diri mereka terkadang juga
untuk mengatasi rasa malu, ragu dan takut. Mereka mendorong batas-batasnya.
Mereka mendorong melampaui apa yang diharapkan. Semua ini didapatkan dengan
cara mendorong diri mereka sendiri dengan berbagai cara sehingga pada akhirnya
mereka menemukan apa yang mereka benar-benar bisa lakukan. Begitulah yang
dilakukan Richard Branson, miliarder pendiri Virgin Group hingga perusahannya
maju pesat.

“Menurutku, apa pun yang kamu lakukan dalam hidup ini, doronglah
terus sampai batasnya. Aku senang mendorong diriku sendiri, dan
kemudian melihat apa yang bisa aku lakukan. Dan aku pikir orang-orang
mendapatkan kepuasan hidup yang lebih jika mereka mengarahkan hidup
mereka dengan cara demikian.”

tutur Branson, miliarder pemilik 360 perusahaan sekaligus orang terkaya di dunia ke-
261 versi majalah Forbes itu.

Page
Ide

Orang-orang sukses hadir dan eksis dengan ide-ide yang menakjubkan. Bagi
mereka, ide merupakan sumber yang sangat kuat untuk energi metal. Dengan ide-ide
pula mereka dapat meraih banyak uang serta kekayaan yang melimpah ruah. Sekecil
apa pun ide itu, jika diwujudkan dengan baik, maka hasilnya begitu dahsyat. Lihatlah
apa yang dilakukan Bill Gates.

Dengan gamblang dia mengatakan, “Saya punya suatu ide, mendirikan


peranti lunak microcomputer pertama.”

Terbukti ide kecil tersebut menjadikan Bill raksasa dalam dunia teknologi dan
juga menjadikannya manusia terkaya di jagat ini.

Berkat idelah muncul orang-orang terkaya di dunia masa kini bukan hanya
sekelas Carlos Slim, Li Ka-Shing, dan Ingvar Kamprad. Melainkan juga para jutawan
generasi sebelumnya seperti: John D Rokeffeler, Ray Kroc, Kolonel Sanders, dan
Soichiro Honda; atau pebisnis sukses generasi terbaru seperti: Akio Morita, Mary Kay
Ash, Karl Albrecht, dan Frederick Smith. Mereka menjadi jutawan karena ide-ide
yang direalisasikan.

Michael Eisner, pebisnis Amerika Serikat yang juga CEO The Walt Disney
Company memaparkan, “Percikan ide yang tampaknya lemah saja dapat
menyebar sedemikian rupa hingga menjadi sebuah karya seni yang hebat,
sebuah film, gerakan politik, sebuah mobil, wahana luar angkasa, atau
teknologi komunikasi baru. Tapi, capaian-capaian yang digjaya ini hanya
dapat terjadi jika dari semula, ide telah diperhatikan, dilindungi, dan
dirawat hingga siap untuk disebarkan.”

Page
Pengembangan Diri

Orang-orang sukses secara konstan memperbaiki diri mereka sendiri dan


kinerja mereka, entah itu berkaitan dengan karier, proyek, produk, atau layanan.
Pengembangan diri dan penyempurnaannya merupakan sesuatu hal yang sangat
penting dalam dunia usaha atau bisnis yang penuh kompetitif.

“Anda selalu memaksa diri untuk menjadi hebat di setiap aspek yang
Anda geluti. Anda tidak mampu menjadi hebat di setiap saat, tetapi Anda
tidak pernah menyerah untuk melakukan yang terbaik di kesempatan
berikutnya,” kata Susan Ruptash.

Arsitek kenamaan dan tersukses di Toronto, Kanada. Dengan penembangan dirilah dia
menjadi lebih baik dan lebih baik lagi untuk mencapai yang terbaik.

Itu pula yang dilakukan Jack Welch, CEO General Electric, sebagaimana
dikatakannya,

“Usaha tanpa kenal lelah dan tiada henti yang dilakukan oleh seluruh
perusahaan untuk terus mencari cara yang lebih baik untuk melakukan
setiap hal.”

Alhasil, Welch sukses dan menjadi orang terpandang dalam manajemen bisnis.

Pengembangan diri yang dilakukan oleh orang-orang sukses, selain terus


belajar dan berlatih – mempelajari bagaimana mencari uang atau berbisnis yang tepat
serta berlatih mengatasi berbagai risiko dan tantangan – juga memberdayakan
kelemahan-kelemahan mereka. Orang-orang awam mengeluhkan kelemahan dirinya,
sedangkan para orang sukses justru mengembangkannya menjadi kekuatan, sehingga
kelemahan itu membaik dan menghasilkan.

Mereka memberdayakan kelemahan menjadi kekuatan dengan dua cara:


Pertama, konsentrasi pada kelemahan dan memperbaikinya. Contohnya, Jean Monty,

Page
Presiden BCE yang merasa kurang mampu berbicara di depan umum, lalu
memperbaiki dirinya.

“Dulu aku benci berdiri dan bicara di depan orang-orang, tetapi jika Anda
hendak menjadi pemimpin suatu perusahaan, Anda harus mampu
berbicaar di depan umum. Jadi, aku tidak punya pilihan. Itu sungguh
suatu kelemahan, dan aku harus mengatasinya.”

Kelak, Jean dapat berpidato dengan hebat di depan ribuan orang.

Kedua, mengalih-dayakan kelemahan. Caranya dengan merekrut orang lain


untuk membantunya. Seperti yang dilakukan Laksmi Pratury, Direktur American
Indian Foundation.

“Berikan padaku staf operasional untuk melengkapiku, dan aku akan


menggerakkan pegunungan. Aku bagusa dalam rencana-rencana besar
tetapi untuk membuatnya sungguh-sungguh terlaksana, aku
membutuhkan staf operasional,” katanya.

Begitulah, orang-orang sukses, mereka dikelilingi oleh sejumlah orang hebat


yang dapat mengatasi kelemahan mereka. Dengan begitu, mereka tetap dapat
mengembangkan diri serta berkembang dalam meraih uang dan kekayaan.

Melayani

Orang-orang sukses melayani orang lain. Yang di maksud melayani adalah


berpikir tentang orang lain, bekerja untuk mereka, dan menghasilkan sesuatu yang
mereka inginkan, butuhkan, atau hargai, baik berupa jasa, produk, pengalaman atau
perasaan. Ini meliputi memberi sesuatu yang baik dan menolong orang, tidak peduli
dalam bidang apa Anda berkecimpung, semua pelayanan itu merupakan kunci
kesuksesan.

Page
“Pelayanan sungguh merupakan kunci utama sebuah perusahaan – ide
untuk bertindak dengan lebih baik sebagai pelayan, bersikap ramah, siap
membantu, dan memberikan pertolongan kepada pelanggan,” kata Issy
Sharp, pendiri jaringan hotel Four Seasons.

Miliarder sekaligus pendiri supermarket Aldi, Karl Albrecht, juga


mengingatkan,

“Jika Anda tidak mau melayani customer, baiknya Anda melayani orang
yang melayani customer.”

Pelayanan itu memberikan sejumlah nilai di antaranya: keahlian, pengertian,


informasi, hiburan, dan pemecahan masalah.

Karena itu, CEO Smart Wireles, Nez Hallet III berkata, ”Rahasia bisnis
yang sesungguhnya adalah menyingkap nilai. Carilah nilai yang bisa Anda
tawarkan. Selalulah siaga untuk mencarinya setiap hari dan menyingkap
nilai tersebut, karena itulah kompetisi yang sesungguhnya. Jadi, jangan
berpikir, ‘Apa yang bisa kau dapatkan dari hal ini?’ Sebaliknya,
berpikirlah, ‘Nilai apa yang bisa kuberikan kepada orang lain?”

Tak heran jika orang-orang sukses yang semakin besar pelayanannya kepada
orang lain, kepada masyarakat luas, semakin besar pula kekayaan dan kemakmuran
hidup mereka. Pelayanan yang sangat baik terbukti memberikan implikasi positif bagi
perolehan uang dan kekayaan. Karenanya, para miliarder sangat mementingkan aspek
pelayanan agar kesuksesan mereka dalam ekonomi bisa langgeng atau bertahan lama.

Page
Tekun

Sifat kedelapan yang dimiliki orang-orang sukses adalah: tekun. Mereka sangat
tekun dalam bekerja meraih uang maupun mengumpulkan kekayaan. Ketekunan
menjadi penting karena memiliki banyak sekali padanan kata untuknya: daya tahan,
ketabahan, stamina, determinasi, teguh, ketegaran, dan sebagainya.

Terserah mau pakai kata atau istilah yang mana, yang pasti ketekunan berarti
kemampuan untuk terus berjuang baik dalam rasa sakit, kritikan, kejelekan,
penolakan, bahkan kegagalan. Orang-orang sukses tidak peduli dengan semua itu,
mereka tetap dan terus tekun menjalani pekerjaan dan profesinya, hingga tujuannya
benar-benar tercapai. Dengarlah ucapan dua tokoh bisnis sukses berikut ini.

“Kita ditakdirkan untuk bertekun. Bersiaplah untuk setiap keinginan,


jangan pedulikan setiap hambatan, dan setiap hal yang tampaknya sulit,”
kata Ann Turner, pendiri Profile Recruitment Consultants.

“Satu ciri kesuksesan adalah daya tahan. Anda hanya perlu menjalani
prosesnya, dan senantiasa tangguh. Jangan biarkan perjalanan Anda
terhalang oleh tembok-tembok. Pelajari sesuatu dari penghalang-
penghalang itu, dan jangan mau dikalahkan oleh mereka,” kata Steve
Davis, CEO Corbis.

Percayalah: orang tekun mengalahkan orang pintar tapi malas. Orang biasa
yang tekun juga lebih berpeluang meraih kesuksesan.

Dan, kalau bukan ketekunan, takkan lahir miliarder-miliarder hebat yang


terkenal ke seantero jagat seperti Bill Gates, Warren Buffett, Carlos Slim, Amancio
Ortega, Li Ka-Shing, dan Ingvar Kamprad, yang hampir saban tahun nama mereka
dicatat Forbes sebagai orang-orang terkaya di dunia.

Page

Anda mungkin juga menyukai