Anda di halaman 1dari 3

Struktur Cerpen

Saat akan membuat cerita pendek, termasuk pada karya yang bertema motivasi, penulis harus
memahami strukturnya terlebih dahulu. Patokan dalam menulis cerpen ini harus dipahami
agar penulis bisa menyusun kisah fiksi yang runtut, sehingga bisa diterima oleh pembaca
dengan mudah.

Penulis bisa memahami setiap struktur cerpen terlebih dahulu untuk selanjutnya
dikembangkan sesuai tema yang diangkat agar bisa berkesinambungan ketika dibaca. Berikut
adalah ulasan terkait beberapa struktur cerita pendek yang wajib untuk dipahami saat akan
menulis karya prosa tersebut.

1  Abstrak

Bagian pertama di dalam cerpen adalah abstrak yang sifatnya opsional, sehingga tidak semua
bentuk karya sastra tersebut harus menyertakannya. Abstrak merupakan bagian dari cerpen
yang memuat inti dari sebuah cerita atau ringkasan pendeknya.

Abstrak ini bisanya hanya terdiri dari beberapa kalimat saja untuk membuka cerpen atau
sebagai pengantar saja. Bagian ini berguna untuk memudahkan pembaca untuk sedikit lebih
memahami kisah yang dituliskan dalam cerpen, sebab sudah disampaikan ringkasan
singkatnya.

Pada cerpen bertema motivasi, bagian abstrak ini berfungsi untuk menarik perhatian pembaca
agar bisa memusatkan fokusnya ke dalam kisah yang disajikan. Abstrak akan membawa
pembaca untuk berpikir luas, sehingga bisa menangkap kisah yang diangkat di dalam cerpen
tersebut.

Teks cerpen boleh saja tidak mencantumkan bagian abstrak apabila diperkirakan tidak perlu
untuk memberi ringkasan cerita. Bagian yang satu ini sifatnya tidak paten harus ada dalam
penulisan cerpen, melainkan digunakan secara opsional sesuai dengan kehendak penulis.

2  Orientasi

Orientasi merupakan tahap pengenalan yang berkaitan dengan munculnya tokoh dan latar
cerita. Bagian pengenalan tokoh berkaitan dengan peristiwa apa yang sedang dialami oleh
tokoh utama. Pada tahapan pengenalan tokoh ini akan ditunjukkan bagaimana karakter dari
pemeran utama tersebut.

Bagian lain dari orientasi adalah pengenalan latar waktu dan suasana atas peristiwa yang ada
dalam cerpen. Fungsi dari latar dalam cerita pendek adalah untuk membuat suasana semakin
hidup, sehingga pembaca bisa terhanyut di dalamnya.

Selanjutnya fungsi dari bagian orientasi adalah untuk menunjukkan watak tokoh, baik secara
psikis maupun fisik. Orientasi merupakan bagian yang wajib ada di dalam cerpen, sebab
merupakan struktur awal untuk membangun suasana.

Orientasi pada cerpen motivasi memuat hal yang sedang dialami oleh tokoh utamanya di
awal cerita. Di samping itu, akan ditunjukkan pula bagaimana karakteristik dari tokoh
tersebut. Bagian ini juga akan menunjukkan awal mula hal-hal yang memicu permasalahan
bisa terjadi pada tokoh.

3  Komplikasi

Tahapan munculnya permasalahan dalam sebuah cerita pendek akan ditunjukkan pada bagian
komplikasi. Bagian ini akan menunjukkan bagaimana sang tokoh utama di dalam cerpen akan
menyikapi konflik yang dihadapi dalam kisah tersebut.

Komplikasi ini bermula dari mulai munculnya bibit permasalahan yang dialami oleh tokoh
utama. Selanjutnya, akan terjadi peningkatan konflik akibat adanya permasalahan tersebut
hingga mencapai titik puncak atau biasa dikenal dengan istilah klimaks.

Munculnya konflik pada cerpen motivasi bisa muncul dari pemikiran sang tokoh utama
sendiri yang diperbesar dengan terlibatnya karakter lain. Konflik ini akan memunculkan
gejolak di dalam batin sang tokoh utama yang digambarkan melalui latar suasana, sehingga
bisa membuat pembaca merasa terbawa.

Ada pula konflik lainnya yang melibatkan secara langsung para tokoh di dalam cerpen. Pada
konflik jenis ini biasanya akan dimunculkan tokoh penengah ketika permasalahan sudah
mencapai titik klimaks. Peran dari tokoh penengah tersebut adalah untuk membantu meredam
terjadinya konflik.

4  Evaluasi

Evaluasi merupakan struktur cerpen yang berfungsi untuk mengarahkan konflik kepada
penyelesaian. Saat konflik sudah mencapai klimaks, penulis akan mulai mengarahkan alurnya
menjadi peredaman suasana. Hal tersebut dilakukan dengan cara mulai menunjukkan jalan
keluar atas konflik tersebut.

Pembaca bisa mulai menemukan tanda-tanda bahwa konflik akan segera menemui titik
penyelesaian pada tahap evaluasi. Cara yang bisa dilakukan untuk mengupayakan solusi ini
bisa dengan menghadirkan tokoh lain atau permainan karakter dari pemeran yang
sebelumnya sudah ada.

Kehadiran tokoh lain sebagai penengah ini bisa dipilih oleh penulis apabila pemeran di dalam
cerpen tersebut tidak terlalu banyak. Tokoh tritagonis ini akan berperan penting sebagai
penengah apabila konflik yang diangkat merupakan perseteruan antara dua pihak.

Evaluasi konflik dengan memainkan karakter para pemeran di dalam cerpen bisa dilakukan
dengan membawa alurnya untuk mendalami pemikiran dari tokoh utamanya. Pada tahap ini,
penulis bisa memfokuskan tahapan evaluasi pada pemikiran tokoh utama yang mencari jalan
keluar atas konflik tersebut.

Cerpen motivasi bisa menggunakan kedua cara evaluasi tersebut bergantung pada latar
suasana yang dibangun oleh penulis. Tahapan evaluasi ini bisa dibuat hanya sebatas
gambaran singkat berisi klue bahwa konflik akan segera menemukan titik penyelesaian.

5  Resolusi
Pada bagian resolusi ini konflik yang ada di dalam cerpen akan benar-benar menentukan titik
penyelesaian. Konflik dalam cerpen akan terpecahkan secara keseluruhan, sehingga bisa
menemukan titik penyelesaiannya.

Resolusi ini berisi pengungkapan fakta terkait permasalahan yang terjadi hingga pada solusi
untuk menyelesaikannya. Semua permasalahan yang sudah dialami oleh tokoh di dalam
cerpen tersebut akan segera berakhir karena solusinya sudah ditemukan.

Bagian ini merupakan tahapan yang cukup dramatis dalam cerpen setelah terjadinya konflik.
Hal ini disebabkan karena para pembaca akan dimainkan sisi emosionalnya untuk
menanggapi solusi atas konflik tersebut.

Pembaca akan terpengaruh dengan suasana yang dibuat ketika konflik tersebut dalam tahap
pemecahan. Dalam pembuatannya sendiri, penulis harus mampu memberikan suasana
tersebut, sehingga cerita yang disajikannya bisa mempengaruhi pembaca.

6  Koda

Akhir sebuah cerpen akan ditandai dengan bagian koda yang merupakan struktur terakhir dari
karya sastra ini. Penulis cerpen bisa menyampaikan pesan moral dari kisah yang diangkat
melalui tahap koda atau dalam istilah lain dikenal sebagai reorientasi.

Koda memberikan pembaca suguhan nilai-nilai pembelajaran yang bisa dipetik dari cerita
pendek tersebut. Bagian koda ini bersifat opsional, sehingga tidak selalu harus dicantumkan
di dalam cerita pendek. Koda dalam cerpen bisa dibuat sesuai dengan struktur ending yang
diinginkan oleh penulis.

Apabila penulis menghendaki ending yang menggantung, maka koda ini tidak perlu
dicantumkan. Namun, apabila penulis ingin pembaca merasa sudah menyelesaikan seluruh
bagian cerpen tanpa rasa penasaran lagi, maka bagian koda ini diperlukan

Anda mungkin juga menyukai