pengaruh yang terjadi dari posisi sudut dan jarak penembakan pada proses
sandblasting terhadap kekasaran permukaan dan daya perekatan cat pada kayu
jati
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering
dipergunakan untuk tujuan pembuatan furnitur maupun penggunaan dalam bidang
pembuatan konstruksi dan bantalan kereta api. Kayu jati dengan nama ilmiah
Tectona grandis dipilih karena keawetannya. Keawetan yang dimaksud adalah tingkat
ketahanannya terhadap serangga perusak kayu seperti rayap yang sangat baik karena
kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri dan sebagian besar produk yang dibuat
menggunakan kayu jati berumur lama. Selain tahan terhadap serangga perusak kayu,
kayu jati juga terbukti tahan terhadap perubahan cuaca seperti panas ataupun hujan
Selain dikenal akan tingkat keawetannya yang baik, kayu jati juga memiliki tingkat
kekuatan yang sangat baik pula. Kayu jati tidak mudah pecah ataupun patah meskipun
jatuh atau berbenturan dengan benda keras lainnya.,Sehingg produk yang dibuat
menggunakan kayu jati sangat bagus kualitasnya. Sesuai dengan sifatnya yang kuat,
keras, tahan lama dan tidak mudah mengalami perubahan bentuk, maka kayu jati
kebanyakan dimanfaatkan sebagai bahan baku dasar pembuatan Kapal (Agus : 2013)
Pada umumnya kapal yang beroperasi di laut yang memiliki kadar garam, hal ini
yang menyebabkan umur kayu menjadi pendek karena terjadinya korosi biologis yaitu
pelapukan. Pelapukan adalah salah satu bentuk korosi yang dapat mengurangi sifat fisik
dari material tersebut.Guna melindungi kayu dari pelapukan maka dari itu, harus dilakukan
pencegahan yaitu dengan cara coating / pengecatan.
Coating adalah lapisan penutup yang diterapkan pada permukaan sebuah benda
dengan tujuan dekoratif maupun untuk melindungi benda tersebut dari kontak langsung
dengan lingkungan. Ketahanan pelapisan (coating) sangat dipengaruhi oleh kemampuan
pelapisan (coating) untuk menempel (sifat adhesive) pada material substrat. Jika daya
adhesive tidak kuat maka selain pelapisan (coating) tidak menempel dengan baik, hal
ini dapat juga memberi kesempatan kepada udara lembab masuk ke celah antara coating
dan yang menyebabkan kontaminasi.Untuk meningkatkan meningkatkan daya rekat cat
yaitu dengan cara proses sandblasting
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggali tentang informasi dari penelitian-
penelitian sebelumnya sabagai bahan perbandingan,yang tentang kekasaran permukaan
pada proses sandblasting dan daya rekat cat diantaranya :
Erwin, S. (2011), dalam penelitiannya “Optimasi Proses Sand Blasting Terhadap Laju
Korosi Hasil Pengecatan Baja AISI 430” Variasi yang digunakan, variasi tekanan 4 ;
4,5; 5 ;5,5 bar dan variasi sudut penyemprotan sebesar 60°, 75°, 90° dan mesh pasir
silika 250 serta lama waktu proses sand blasting 10 menit untuk masing-masing
spesimen. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai kekasaran
permukaan,laju korosi dan tingkat ketebalan cat di pengaruhi oleh besaran sudut dan
tekanan didapatkan pada tekanan 5,5 bar dan sudut penyemprotan 90° nilai kekasaran
permukaan tertinggi didapatkan hasil 4.18μm, pada ketebalan cat menunjukak nilai
tertinggi 10,38 μm sedangkan pada laju korosi dimana semakin besar tekanan dan sudut
penyemprotan maka laju korosinya menurun.Laju korosi rata-rata terendah sebesar
0.0000186 mpy terjadi pada tekanan 5,5 bardan sudut penyemprotan 90°,
Agus (2013) “Studi Pemilihan Jenis Coating Pada Komposit Bambu Laminasi Sebagai
Material Lambung Kapal” Pada penelitianya, spesimen uji papan laminasi bambu
dengan metode batu bata. Pengerjaan dimulai dengan proses persiapan material bambu
betung dibuat lembaran-lembaran dengan tebal 0.7-1 cm dengan mesin planner,
kemudian bilah disusun berbentuk carvel yang memiliki tiga lapis dan direkatkan
dengan lem epoxy Setelah lem mengering, bambu laminasi akan dibentuk dengan
dimensi 20 cm x 5 cm x 3 cm specimen Tape Test dan 10 cm x 10 cm x 3 cm untuk
spesimen Pull Off Test. Pada penelitian ini menggunakan 3 variasi coating sebagai
pembanding. Coating yang dipilih berdasarkan jenis coating yang sering digunakan
sebagai coating pada kapal yang terbuat dari kayu jati yaitu Coating 1 High Gloss-Alkyd
Resine Primer Coating 2 Syntetic Resine Primer dan Coating 3 Epoxy Resine Primer .
Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Hasil analisis teknis tape test
menunjukkan bahwa coating yang paling baik kerekatannya pada laminasi bambu yaitu
Coating dengan variasi 3 dengan nilai 5A sedangkan nilai kerekatan pada coating
variasi 1 dan variasi 2 memiliki nilai yang sama yaitu 4A sedangkan dari dari pengujian
pull off test pada variasi coating 3 pada bambu laminasi mendapatkan hasil sebesar
5
7.67Mpa coating 2 pada bambu laminasi mendapatkan hasil sebesar 1.83Mpa dan
coating 1 pada bambu laminasi mendapatkan hasil sebesar 4.77Mpa
Ardila (2015) “Analisis Kekasaran Permukaan Pada Proses Sand Blasting
Dengan Variasi Jarak, Tekanan, dan Sudut Pada Pelat A 36 Menggunakan Metode Box
Behnken” Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh jarak, tekanan dan sudut
terhadap kekasaran permukaan. Peneliti memvariasikan tekanan 6 bar, 7 bar, dan 8 bar,
jarak 30 cm, 45 cm, dan 60 cm, sudut 45°; 67,5° dan 90°. Menghasilkan optimasi nilai
minimum yang dapat dicapai oleh kekasaran sand blasting adalah 63,34 μm; diperoleh
pada pengaturan parameter jarak 38,6 cm; tekanan 6 bar dan sudut 45° dengan nilai
kekasaran 63,34 μm.
2.2 Sandblasting
Sandblasting adalah proses pengerjaan suatu material dimana permukaannya dibuat
menjadi kasar dan merata dengan laju pengikisan tertentu sesuai dengan standart yang
ditentukan yakni dengan cara menembakkan abrasif ke permukaan material yang dituju
dengan tekanan tertentu. dengan bantuan butiran pasir yang ditembakkan langsung dari
sebuah kompresor bertekanan tinggi ke obyek yang dituju. Proses sandblasting
bertujuan agar permukaan logam menjadi kasar, sehingga cat atau bahan pelapis lain
dapat menempel pada permukaan logam dengan baik, tidak mudah terkelupas, dan
terhindar dari korosi.
Sandblasting dibagi menjadi dua jenis, yaitu Dry sandblasting dan Wet Sandblasting.
Dry sandblasting biasa diaplikasikan ke benda-benda berbahan metal/besi yang tidak
beresiko terbakar dan benda-benda yang tidak beresiko meledak akibat tumbukan dan
gesekan materail abrasiv yang relatif tinggi. Contoh dari penggunaan Dry sandblasting
diaplikasikan ke tiang-tiang pancang, bodi dan rangka mobil, bodi kapal laut, pipa
cerobong, dan lain-lain. Sedangkan Wet Sandblasting berbeda dengan Dry sandblasting,
perbedaannya biasa diaplikasikan ke benda-benda berbahan metal/besi yang beresiko
terbakar atau terletak di daerah yang beresiko terjadi kebakaran, seperti tangki bahan
bakar, kilang minyak offshore, ataupun peralatan yang terdapat pada SPBU, dimana
bahan untuk media yang ditembakkan yaitu pasir silica yang digunakan, dicampur
dengan bahan kimia khusus anti karat yang berguna untuk meminimalisir percikan api
saat proses sandblasting terjadi.
6
2. Selang
Selang, digunakan untuk jalan masuk pasir dan udara bertekanan dan juga
sebagai tempat bertemunya pair dan udara menjadi pasir bertekanan sebelum sampai ke
nozel.
7
3. Blasting Pot
adalah alat yang digunakan untuk menampung pasir yang akan digunakan untuk
sandblasting Abrasive dan angin dengan tekanan tinggi akan bersatu dalam mesin
4. Nozzle Blasting
adalah alat yang digunakan untuk menyemprotkan pasir bertekanan untuk pengerjaan
sandblasting
2.5 Permukaan
Permukaan yaitu suatu batas yang memisahkan benda padat dengan sekitarnya. Istilah
lain dari permukaan yaitu profil. Profil atau bentuk adalah garis hasil pemotongan
secara normal atau serong dari suatu penampang permukaan (Munadi,1988).
Bentuk dari suatu permukaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
permukaan yang kasar (roughness) dan permukaan yang bergelombang (waviness).
Permukaan yang kasar berbentuk gelombang pendek yang tidak teratur dan terjadi
karena getaran pisau (pahat) potong yang kurang tepat dari pemakanan (feed) pisau
potong dalam proses pembuatannya. Sedangkan permukaan yang bergelombang
mempunyai bentuk gelombang yang lebih panjang dan tidak teratur yang dapat terjadi
karena beberapa faktor misalnya posisi senter yang tidak tepat, adanya gerakan tidak
lurus (non linier) dari pemakanan (feed), getaran mesin, tidak imbangnya (balance) batu
gerinda, perlakuan panas (heat treatment) yang kurang baik, dan sebagainya. Dari
kekasaran (roughness) dan gelombang (wanivess) inilah kemudian timbul kesalahan
bentuk (Munadi, 1988).
Bila kadar air kayu tersebut tinggi, maka harus dilakukan pengeringan kayu.
Pengeringan kayu adalah proses untuk melepas sebagian air yang terkandung didalam
kayu sehingga mencapai kadar air kayu tertentu atau yang diinginkan. Pengukuran
kadar air kayu dapat dilakukan baik di lapangan maupun di laboratorium. Pengukuran
kadar air kayu di lapangan dilakukan dengan menggunakan alat moisturemeter. Pada
alat tersebut akan terbaca secara langsung besaran kadar air kayu yang diukur.
Pengukuran kadar air di laboratorium dapat dilakukan dengan cara : Kadar Air MC
Dengan :
MC =Kadar Air
BB=Beratbasah
BK = Berat kering tanur
Selain dengan cara menimbang, kadar air kayu dapat diukur dengan menggunakan alat
ukur kadar air kayu (Hydrometer, MC meter)
Keadaan air yang terdapat di dalam kayu terdiri atas dua macam yaitu :
a. Air bebas,
yaitu air yang terdapat dalam rongga-rongga sel, paling mudah dan terdahulu keluar.
Air bebas umumnya tidak mempengaruhi sifat dan bentuk kayu kecuali berat kayu.
b. Air terikat,
yaitu air yang berada dalam dinding-dinding sel kayu, sangat sulit untuk dilepaskan. Zat
cair pada dinding-dinding sel inilah yang berpengaruh pada sifatsifat kayu. Bilamana air
bebas telah keluar dan masih tertinggal air terikat, dikatakan kayu telah mencapai titik
jenuh serat (fiber saturated point). Tingkatan titik jenuh serat untuk semua jenis kayu
tidak sama, karena adanya variasi susunan kimiawi kayu. Tetapi umumnya berkisar
antara kadar air kayu 25-30%.
2.7 Coating
Proses coating adalah salah satu proses yang sangat dibutuhkan dalam dunia industri.
Coating atau pelapisan sendiri dapat dianggap sebagai suatu proses pelapisan yang
diterapkan pada suatu benda atau substrat. Tujuan dari coating sendiri adalah untuk
dapat meningkatkan sifat permukaan dari benda yang dilapisi. Sifat permukaan tersebut
14
diharapkan dapat ditambah dalam beberapa hal seperti penampilan, ketahanan terhadap
air atau korosi, ketahanan dari goresan atau bahkan untuk keausan.
2.7.1 Pre-coating
Permukaan kayu belum bisa langsung diberikan pelapis, karena kualitas permukaan
yang rendah serta kemungkinan adanya kotoran dan minyak dapat mengganggu sifat
adhesive dari pelapisan (coating). Oleh karena itu perlu dilakukan proses pre-coating
terlebih dahulu sebelum dilakukan proses pelapisan. Proses pre- coating dapat dilakukan
dengan cara pembersihan secara mekanis(mechanical cleaning) yaitu melalui
pengerjaan sandblasting
2.7.2Penyusun coating
Sifat-sifat suatu coating ditentukan dari komposisi coating itu sendiri. Umumnya
coating mengandung empat bahan dasar, yaitu pengikat (binder), zat pewarna (pigmen),
solven dan aditif.
1.Binder
Binder (resin) atau bahan pengikat adalah unsur utama cat berbentuk cairan kental dan
transparan namun tidak menguap dan membentuk lapisan film pada permukaan setelah
cat mongering Berfungsi sebagai bahan perekat, selain itu berperan penting dalam
proses pengeringan cat, serta memberikan kekuatan lapisan,. Kandungan resin
mempunyai pengaruh langsung pada kemampuan cat misalnya: kekerasan, ketahanan
solvent serta ketahanan cuaca. Demikian pula berpengaruh atas kualitas akhir misalnya
tekstur, kilap (gloss),
15
2.Pigment
Pigment atau bahan pewarna pada cat merupakan partikel padat yang berfungsi
memberikan warna dan menutupi permukaan, serta memperlambat laju korosi pada
permukaan logam. Selain itu memberikan efek kilap dan menambah ketahanan terhadap
cuaca serta turut menguatkan lapisan film pada cat yang telah kering.
3.Solvent
Solvent adalah suatu cairan yang dapat melarutkan resin dan mempermudah
pencampuran pigment dan resin dalam proses pembuatan cat. Solvent sangat cepat
menguap apabila cat diaplikasi. Kegunaan solvent (thinner) ini untuk mengencerkan
campuran pigment (zat pewarna) dan resin (zat perekat) sehingga menjadi agak encer
dan dapat disemprotkan selama proses pengecatan. Thinner juga menurunkan
kekentalan cat sampai tingkat pengenceran tertentu yang tepat untuk pengecatan dengan
kuas, semprot atau roll
4.Additif
Additif adalah suatu bahan yang ditambahkan pada cat dalam jumlah yang kecil untuk
meningkatkan kemampuan cat sesuai tujun seperti.mencegah terjadinya buih pada saat
penyemprotan (anti foaming), mencegah terjadinya pengendapan cat pada saat
dipergunakan (antisetting ), meratakan permukaan cat sesaat setelah disemprotkan (flow
additif), menambah kelenturan
2.8 Alkyd
Alkyd adalah jenis cat yang mempunyai daya kilap (gloss) tinggi yang digunakan untuk
eksterior dan interior. Kelebihannya antara lain, kuat terhadap cuaca dan jamur.
Umumnya, jenis cat ini dipergunakan untuk permukaan kayu dan besi. cat tersebut
menggunakan bahan alkid resin sebagai Binder
2.9 Adhesi
Adhesi dapat diartikan sebagai kemampuan atau daya rekat cat untuk menempel pada
permukaan yang akan di cat. Jika daya adhesive tidak kuat maka selain pelapisan
(coating) tidak menempel dengan baik, hal ini dapat juga memberi kesempatan kepada
16
udara lembab masuk ke celah antara coating yang menyebabkan benda tersebut mudah
lapuk seiring daya rekat yang kurang., jika pengecatan dilakukan dengan "menumpuk"
pada permukaan cat lama, maka adhesi yang terjadi adalah tetap adhesi cat lama dengan
kayu jati, dan adhesicat baru dengan cat lama. Pengukuran adhesi bisa dengan cross-cut
test
2.10 Tumbukan
Tumbukan merupakan peristiwa tabrakan antara dua benda karena adanya gerakan.
Dalam tumbukan, dua benda dapat sama-sama bergerak, dapat juga satu benda bergerak
dan benda lainnya tidak bergerak. Selain itu, arah gerak dua benda dapat searah dan
dapat berlawanan arah menurut kelentingannya, jenis tumbukan terbagi tiga yaitu:
1. Tumbukan lenting sempurna
jika pada tumbukan tidak terjadi kehilangan energi kinetik, maka tumbukan yang terjadi
bersifat lenting sempurna. Disini akan dibahas tumbukan satu dimensi dimana
kecepatan benda yang bertumbukan terletak segaris. Misalnya sepanjang sumbu-x
seperti pada gambar berikut;
2.12 Hipotesis
Dalam skripsi ini dikemukakan semakin keras material abrasif pada proses sand
blasting maka tingkat kekasaran pada spesimen akan semakin kasar. Karena dengan
material abrasif yang semakin keras terjadi kecenderungan penetrasi material abrasif
yang lebih dalam terhadap spesimen, dengan demikian permukaan spesimen akan
cenderung kasar. Dengan permukaan material yang semakin kasar membuat daya rekat
cat semakin kuat, karena gaya tarik menarik antara partikel cat dan permukaan kayu
sangat besar.Menurut ISO-Sa2,standart yang ditentukan pada profile kekasaran
permukaan adalah 25µ sebelum dilakukan proses coating
19