Anda di halaman 1dari 10

e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN KADAR GLUKOSA


DARAH PUASA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
DI RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO

Jessy Kurnia
Mulyadi
Julia V. Rottie

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : jessykurnia5@gmail.com

Diabetes mellitus is a disease with one of the signs and symptoms are frequent urination in
large quantities during the night which will have an impact on the quality of sleep and blood
glucose levels in patients with diabetes mellitus. Sleep effective in diabetic patients is needed
to repair damaged cells, including beta cells that function to produce insulin. Purpose is
determine the relationship between sleep quality with fasting blood sugar levels in patients
with Diabetes Mellitus Type II at Pancaran Kasih GMIM hospital Manado. Design Research
use cross sectional study Sampel XVLQJ SXUSRVLYH VDPSOLQJ DQG 6ORYLQ¶V role with a sample 68
people. Result of Statistic &KL 6TXDUH ZLWK D FRQILGHQFH OHYHO RI . DQG REWDLQHG
0,000 p value <0.05. Conclusion result of this research there is the relationship between sleep
quality with fasting blood sugar levels in patients with Diabetes Mellitus Type II at Pancaran
Kasih GMIM hospital Manado. Recommendation can be used as a reference for patients with
type 2 diabetes mellitus to improve sleep quality and maintain fasting blood glucose levels.

Keyword : Sleep quality, Fasting Blood Sugar Levels, DM type 2


Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit dengan salah satu tanda dan gejala yaitu sering
buang air kecil dalam jumlah banyak pada malam hari yang akan berdampak pada kualitas
tidur dan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus. Tidur yang efektif pada pasien
DM sangat dibutuhkan untuk memperbaiki sel-sel yang rusak termasuk sel beta yang
berfungsi untuk memproduksi insulin. Tujuan Penelitian ini adalah diketahui hubungan
kualitas tidur dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Rumah
Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado. Desain Penelitian ini menggunakan cross sectional
study. Teknik pengambilan Sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan
rumus Slovin dengan jumlah sampel 68 orang. Hasil Uji Statistik Chi Square dengan tingkat
NHSHUFD\DDQ . GDQ GLSHUROHK p value 0,000 < 0,05. Kesimpulan yaitu terdapat
hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di
Rumha Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado. Saran dapat dijadikan sebagai salah satu
acuhan bagi pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga
kadar glukosa darah puasa.

Kata Kunci : Kualitas Tidur, Kadar Glukosa Darah Puasa, dan DM tipe 2
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PENDAHULUAN Berdasarkan penelitian yang


Menurut WHO (2013) sebanyak dilakukan oleh Arifin (2011) mengenai
80% penderita DM di dunia berasal dari analisis hubungan Kualitas tidur dengan
negara berkembang salah satunya adalah kadar glukosa darah pada pasien DM tipe
Indonesia. Sulawesi Utara menempati 2 di RSU Provinsi NTB, hasil penelitian
urutan ke-2 setelah Sulawesi Tengah ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai
dengan presentase 3,6%. Sekitar 1,69 juta kualitas tidur pada pasien DM tipe 2 yang
jiwa penduduk di Sulawesi Utara yang menjadi responden dalam penelitian ini
berusia 15 tahun ke atas, terdapat 40,77 adalah 8.25 (95% CI: 7.79 ± 8.71), dengan
ribu jiwa yang pernah didiagnosis oleh standar deviasi sebesar 2.280. Berdasarkan
dokter mengalami DM dan 20,39 ribu jiwa hasil penelitian tersebut menunjukkan
yang belum pernah didiagnosis oleh adanya hubungan yang signifikan antara
dokter mengalami DM tetapi dalam 1 kualitas tidur dengan kadar glukosa darah
bulan terakhir mengalami gejala sering pada pasien DM tipe II.
lapar, sering haus, sering buang air kecil Pada survey pengambilan data
dengan jumlah banyak, dan berat badan awal yang dilakukan peneliti, jumlah
menurun. pasien yang berkunjung di Rumah Sakit
Kualitas tidur yang buruk bagi Pancaran Kasih GMIM Manado pada
pasien DM adalah sering berkemih di pasien DM Rawat inap dari bulan
malam hari, makan berlebihan sebelum Agustus ± Oktober 2016 adalah sebanyak
waktu tidur, stress dan kecemasan yang 240 pasien, yang terdiri dari 84 Laki-laki
berlebihan serta peningkatan suhu tubuh dan 156 Perempuan. Hasil wawancara
dapat menggangu pola tidur di malam yang peneliti lakukan pada 7 orang
hari, sehingga menyebabkan kurangnya penderita DM tipe 2 didapatkan 2 orang
kualitas tidur. beberapa gangguan pada penderita mengatakan bahwa mereka
respon imun, metabolisme endokrin dan mengalami gangguan tidur karena
fungsi kardiovaskuler (Caple & Grose, hiperglikemi dan 1 orang penderita
2008). Akibatnya adalah mempengaruhi mengatakan bahwa mereka mengalami
sistem endokrin terutama terkait dengan gangguan tidur karena cemas, serta 4
gangguan toleransi glukosa, resistensi orang penderita mengatakan bahwa
insulin dan berkurangnya respon insulin mereka mengalami gangguan tidur karena
(Spiegel, 2008). selalu terbangun untuk buang air kecil.
Jika kadar sampai di atas 160 ±
180 mg/dL, maka glukosa akan sampai ke METODE PENELITIAN
air kemih. Jika kadar glukosa lebih tinggi Metode penelitian ini
lagi, ginjal akan membuang air tambahan menggunakan metode deskriptif dan
untuk mengencerkan sejumlah besar desain penelitian ini adalah dengan
glukosa yang hilang. Karena ginjal rancangan penelitian cross sectional
menghasilkan air kemih dalam jumlah study.Penelitian ini dilaksanakan pada 05
yang berlebihan, makapen derita DM Desember 2016- 10 Januari 2017.
sering berkemih dalam jumlah yang Penelitian dilakukan pada pagi hari ketika
banyak. Akibatnya dapat merasakan haus pasien telah bangun pagi dan belum
yang berlebihan sehingga banyak minum. makan/minum atau sementara puasa untuk
Untuk mengkompensasikan hal ini mengukur kadar glukosa darah puasa.
penderita sering kali merasakan lapar yang Penelitian ini dilakukan di ruang
luar biasa, sehingga banyak makan. Hal ini inap Hana, Yehezkiel, dan Lukas d Rumah
dapat mengganggu tidur penderita pada di Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih
malam hari karena sering bangun Manado. Populasi dalam penelitian ini
(Gustimigo, 2015). adalah pasien Diabetes Melitus tipe 2 yang
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017

ada di Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Hasil analisis pada tabel 5.1
Umum GMIM Pancaran Kasih Manado menunjukkan bahwa sebagian besar
yang berjumlah 80 orang. responden berada pada rentang usia 61-70
Sampel yang digunakan dalam tahun dengan jumlah 30 responden (44,1
penelitian ini yaitu 68 responden. %), dan sebagian kecil responden berada
Instrumen penelitian menggunakan pada rentang usia 20-30 tahun dengan
kuesioner yang telah digunakan oleh jumlah 1 responden (1,5 %).
Arifin (2011), yang meneliti tentang 3) Pekerjaan
Analisa Hubungan Kualitas Tidur dengan Tabel 5.3 Distribusi responden
Kadar Glukosa Darah Pasien Diabetes berdasarkan pekerjaan pasien DM
Melitus di Rumah Sakit Umum Provinsi tipe 2 di RS Pancaran Kasih
Nusa Tenggara Barat dan lemar observasi GMIM Manado Tahun 2017
pemeriksaan glukosa darah puasa. Responden
Pekerjaan
n %
HASIL PENELITIAN PNS 16 23,5 %
1. Analisis Univariat Swasta 15 22,0%
a. Karakteristik Responden Wiraswasta 10 14,7 %
1) Jenis Kelamin Penjahit 1 1,5 %
IRT 22 32,4 %
Tabel 5.2 Distribusi responden
Tidak Bekerja 4 5,9 %
berdasarkan jenis kelamin pasien Total 68 100,0 %
DM tipe 2 di RS Pancaran Kasih Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017)
GMIM Manado Tahun 2017 Hasil analisis pada tabel 5.3
Responden menunjukkan bahwa sebagian besar
Jenis Kelamin
n % responden mempunyai pekerjaan sebagai
Laki-laki 28 41,2 %
IRT dengan jumlah 22 responden (32,4 %)
Perempuan 40 58,8 %
Total 68 100,0 %
dan sebagian kecil responden mempunyai
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017) pekerjaan sebagai penjahit dengan jumlah
Hasil analisis pada tabel 5.2 1 responden (1,5 %).
menunjukkan bahwa sebagian besar 4) Pendidikan
responden berjenis kelamin perempuan Tabel 5.4 Distribusi responden
dengan jumlah 40 responden (58,8%) dan berdasarkan pendidikan pasien DM
sebagian kecil responden berjenis kelamin tipe 2 di RS Pancaran Kasih GMIM
laki-laki dengan jumlah 28 responden Manado Tahun 2017
(41,2%). Responden
Pendidikan
2) Usia n %
SD 3 4,4 %
Tabel 5.1 Distribusi responden
SMP 16 23,5 %
berdasarkan usia pasien DM tipe 2 SMA 31 45,6 %
di Rumah Sakit Pancaran Kasih S1 18 26,5 %
GMIM Manado Tahun 2017 Total 68 100,0 %
Responden Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017)
Usia
n % Hasil analisis pada tabel 5.4
20-30 Tahun 1 1,5 % menunjukkan bahwa sebagian besar
31-40 Tahun 5 7,3 % responden mempunyai pendidikan SMA
41-50 Tahun 11 16,2 %
dengan jumlah 31 responden (45,6 %) dan
51-60 Tahun 21 30,9 %
61-70 Tahun 30 44,1 % sebagian kecil responden mempunyai
Total 68 100% pendidikan SD dengan jumlah 3
responden (4,4%).
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017)
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017

b. Gambaran Kualitas Tidur Tabel 5.7 Tabulasi silang hubungan


Tabel 5.5 Gambaran kualitas tidur kualitas tidur dengan kadar glukosa
pasien DM tipe 2 di RS Pancaran Kasih darah pada pasien DM tipe 2 di RS
GMIM Manado Tahun 2017 Pancaran Kasih GMIM Manado
Responden Tahun 2017
Kualitas Tidur Kadar Glukosa
n %
Kualitas tidur baik 25 36,8 % Darah
p
Kualitas tidur buruk 43 63,2 % Kuali- Kadar
Kadar Total va-
Total 68 100,0 % tas Glukos
Glukosa lue
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017) Tidur a
Buruk
Sedang
Hasil analisis pada tabel 5.5
menunjukkan bahwa sebagian besar n % n % n %
responden mempunyai kualitas tidur yang Kuali-
32, 36,
buruk dengan jumlah 43 responden tas 2 4,4 2
4 3 8
(63,2%) dan sebagian kecil responden Tidur 2 % 5
% %
mempunyai kualitas tidur yang baik Baik 0.
Kuali- 00
dengan jumlah 25 responden (36,8%). 63,
tas 4 63,2 4 0
c. Gambaran Kadar Glukosa Darah Tidur
- -
3 % 3
2
Puasa %
Buruk
Tabel 5.6 Gambaran kadar glukosa 32, 10
darah puasa pasien DM tipe 2 di RS 2 4 67,6 6
Total 4 0
Pancaran Kasih GMIM Manado 2 6 % 8
% %
Tahun 2017 Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017)
Kadar Glukosa Responden Hasil analisis data pada tabel 5.7
Darah Puasa n % menjelaskan bahwa terdapat hubungan
Kadar GDP normal - - antara kualitas tidur dengan kadar glukosa
Kadar GDP sedang 22 32,4 % darah pada pasien DM tipe 2 di Rumah
Kadar GDP buruk 67,6 % Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado .
Total 68 100,0 % Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017)
menunjukkan p-value .
Hasil analisis pada tabel 5.6 dengan demikian dapat disimpulkan
menunjukkan bahwa sebagian besar bahwa terdapat hubungan antara kualitas
responden mempunyai kadar glukosa tidur dengan kadar glukosa darah pada
darah puasa yang buruk dengan jumlah 46 pasien DM tipe II di Rumah Sakit Pacaran
responden (67,6%) dan sebagian kecil Kasih GMIM Manado.
responden mempunyai kadar glukosa
darah puasa yang sedang dengan jumlah
PEMBAHASAN
22 responden (32,4%).
A. Karakteristik Responden
2. Analisis Bivariat 1. Karakteristik Responden Berdasarkan
Analisis bivariat dalam penelitian ini Usia
dilakukan untuk menguji hipotesis Dalam penelitian ini diperoleh bahwa
hubungan kualitias tidur dengan kadar sebagian besar usia responden yang
glukosa darah puasa pada pasien Diabetes menyandang DM tipe II yaitu responden
Melitus tipe II di Rumah Sakit Pancaran yang berusia 61-70 tahun dengan jumlah
Kasih GMIM Manado dengan
30 responden (44,1%).
menggunakan uji Chi Square tingkat
Damayanti (2015) menjelaskan bahwa
kepercayaan 95% atau interval
faktor risiko menyandang DM tipe II
kepercayaan p < 0,05 dengan hasil sebagai
adalah usia diatas 30 tahun, hal ini karena
berikut:
adanya penurunan anatomis, fisiologis,
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017

dan biokimia. Perubahan dimulai dari perempuan dibanding laki-laki. Hal ini
tingkat sel, kemudian berlanjut pada didukung oleh diabetes gestasional yang
tingkat jaringan dan akhirnya pada tingkat terjadi pada wanita hamil yang
organ yang dapat mempengaruhi sebelumnya tidak menyandang diabetes.
homeostasis. Ganong (2008) juga Risiko untuk mengalami diabetes tipe II
menjelaskan bahwa peningkatan risiko lebih besar daripada wanita hamil yang
diabetes sesuai dengan usia khususnya tidak mengalami diabetes.
pada usia lebih dari 40 tahun karena Selain itu, Guyton dan Hall (2007)
usia tersebut mulai terjadi peningkatan menjelaskan bahwa perempuan pada usia
peningkatan intoleransi glukosa. lebih dari 40 tahun lebih beresiko
Hal ini didukung oleh penelitian yang menderita penyakit DM tipe II
dilakukan oleh Najatullah (2015) yang dikarenakan pada wanita yang telah
memaparkan bahwa sebagian besar mengalami menopause, kadar gula dalam
diabetes tipe 2 terjadi pada lansia >65 darah lebih tidak terkontrol.
tahun dengan jumlah 41 responden dari 60 Hal ini didukung oleh penelitian yang
responden yang diteliti.Hal ini disebabkan dilakukan oleh Mutmainah (2013) yan
oleh faktor degeneratif yaitu menurunnya memaparkan bahwa sebagian besar pasien
IXQJVL WXEXK NKXVXVQ\D NHPDPSXDQ VHO diabetes tipe 2 adalah perempuan dengan
untuk memproduksi insulin. jumlah 30 responden dari 56 responden
Sehingga peneliti berasumsi bahwa dalam penelitian yang dilakukan. Hal ini
penyandang diabetes melitus meningkat didukung oleh faktor obesitas dan
seiring bertambahnya usia sehingga lebih kehamilan yang dialami oleh perempuan.
lebih banyak ditemukan pada usia dewasa Sehingga peneliti berasumsi bahwa
yang berumur 61-70 tahun disebabkan penyandang DM tipe 2 lebih banyak
karena proses penuaan terjadi pula ditemukan pada perempuan disebabkan
penurunan fungsi sel atau organ tubuh oleh peningkatan glukosa sewaktu hamil
VHSHUWL VHO SDQNUHDV \DQJ EHUIXQJVL atau disebut diabetes gestasional yang
memproduksi insulin sehingga dapat dapat meningkatkan risiko perempuan
menyebabkan gangguan pada kinerja atau untuk mendapatkan diabetes melitus tipe
produksi insulin yang mengakibatkan II. Selain itu juga, pada masa menopause
terjadinya intolerasi glukosa. kadar LDL pada wanita juga akan
meningkat.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin 3. Karakteristik Responden Berdasarkan
Dalam penelitian ini diperoleh bahwa Pekerjaan
sebagian besar jenis kelaminresponden Dalam penelitian ini diperoleh bahwa
yang menyandang DM tipe II yaitu sebagian besar responden mempunyai
responden yang berjenis kelamin pekerjaan sebagai IRT dengan jumlah 22
perempuan dengan jumlah 40 responden ( responden (32,4 %.)
58,8%). Suegondo (2009) menjelaskan bahwa
Sri (2008), menyatakan bahwa pada pekerjaan merupakan suatu aktifitas yang
wanita sebelum masa menopause dilakukan sehari-hari. Pekerjaan dapat
mempunyai kadar kolesterol lebih rendah menggambarkan tingkat kehidupan
dari pada pria dengan usia yang sama. seseorang karena dapat mempengaruhi
Namun setelah menopause, kadar sebagian aspek kehidupan seseorang
kolesterol LDL (Low Densisty termasuk pemeliharaan kesehatan.Jenis
Lipoprotein) pada wanita cenderung pekerjaan dapat berperan dalam
meningkat. Corwin (2009) menjelaskan pengetahuan.
DM tipe II lebih banyak ditemukan pada
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Hasil penelitian yang dilakukan oleh SMA.Identifikasi tingkat pendidikan


Tarihoran, Muttaqin, dan Mulyani (2015) berkaitan dengan penatalaksanaan DM
menjelaskan bahwa sebagian besar khususnya edukasi. Program edukasi
pekerjaan pasien diabetes melitus tipe 2 memiliki peran yang sangat besar dalam
adalah IRT dengan jumlah 18 responden meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
dari 30 responden. Banyaknya pekerjaan dan kemampuan pasien dalam perawatan
yang dilakukan oleh IRT setiap harinya sehari-hari (self care) .
mengakibatkan kualitas tidur tidak efektif. Sehingga peneliti berasumsi bahwa
Sehingga peneliti berasumsi bahwa dengan latar belakang pendidikan
pekerjaan sebagai ibu rumahtangga responden setingkat SMA maka
memiliki berbagai macam pekerjaan dan diaharapkan akan lebih mudah dalam
tanggung jawab dalam rumah tangganya menerima informasi yang terkait dengan
dari pagi hingga malam. Banyaknya penatalaksanaan DM tipe 2 dan mencegah
pekerjaan yang harus dilakukan oleh ibu timbulnya komplikasi.
rumah tangga setiap harinya dapat memicu
munculnya stress yang dapat berdampak B. Gambaran Kualitas Tidur
pada kualitas tidur ibu tersebut dan dapat Berdasarkan penelitian yang telah di
berdampak pada status kesehatan termasuk lakukan oleh peneliti diperoleh 43
kadar glukosa darah. responden (63,2 %) yang menunjukkan
kualitas tidur buruk dan 25 responden
4. Karakteristik Responden Berdasarkan (36,8 %) yang menunjukkan kualitas tidur
Pendidikan baik. Hal ini menjelaskan bahwa kualitas
Dalam penelitian ini diperoleh bahwa tidur pada pasien diabetes tipe II di Rumah
sebagian besar responden mempunyai Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado
pendidikan SMA dengan jumlah 31 sebagian besar buruk.
responden (45,6 %). Pendidikan dapat Berdasarkan hasil wawancara yang
mempengaruhi cara pandang seseorang dilakukan peneliti, pasien DM tipe II di
terhadap informasi baru yang diterimanya, ruang rawat inap Rumah Sakit Pancaran
maka dapat dikatakan bahwa semakin Kasih GMIM Manado memiliki lama tidur
tinggi tingkat pendidikan seseorang yang panjang namun tidur lelapnya
semakin mudah pula seseorang menerima pendek sehingga efisiensi tidurnya buruk,
informasi yang didapatnya. hal ini disebabkan pasien DM tipe 2
Hal ini sejalan dengan teori yang mengalami poliuria yang mengganggu
dikemukakan oleh Ihsan (2008) tidurnya yang menyebabkan pasien
pendidikan sangat mempengaruhi perilaku bangun pada malam hari untuk buang air
seseorang, jadi dapat dikatakan bahwa kecil dan nyeri atau kesemutan yang
pendidikan dapat membuat manusia dapat sering dirasakan.
mengisi kehidupannya untuk mencapai Tarihoran, Muttaqin, dan Mulyani
keselamatan dan kebahagiaan serta (2015) menjelaskan bahwa bila seseorang
pendidikan diperlukan untuk mendapatkan kurang tidur maka akan sangat mudah
informasi misalnya hal-hal yang terserang stres. Kondisi ini terkait dengan
menunjang kesehatan, sehingga dapat peningkatan risiko diabetes karena
meningkatkan kesehatan dan kualitas membuat kerja insulin, yang kadarnya
hidup. sudah berkurang menjadi tidak maksimal.
Hal ini didukung oleh penelitian yang Kurang tidurpun menyebabkan
dilakukan oleh Arifin (2011) yang peningkatan hormon ghrelin, yang
memaparkan bahwa sebagian besar pasien otomatis meningkatkan nafsu makan, dan
diabetes melitus tipe 2 adalah pasien menurunkan kadar leptin yaitu hormon
dengan berpendidikan terakhir pengirim sinyal kenyang. Dalam kondisi
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017

kerja insulin yang tidak maksimal tersebut, meningkatkan risiko terjadinya diabetes
peningkatan nafsu makan tentunya juga melitus (Knutson & Cauter, 2008).
berperan meningkatkan risiko DM. Hasil penelitian yang dilakukan Arifin
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (2011) menjelaskan rata-rata kadar
Puspitaningtias (2012) menjelaskan bahwa glukosa darah puasa yaitu 153,96 mg/dl
lama istirahat tidur berpengaruh terhadap pada pasien DM tipe 2 di Poliklinik
kadar gula darah pada pasien diabetes Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum
mellitus tipe 2 di Ruang Cardiac Center Propinsi Nusa Tenggara Barat.
RSUP Dr. Kariadi Semarang. Sehingga peneliti berausmsi bahwa
Sehingga peneliti berasumsi bahwa kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 di
kualitas tidur pasien DM tipe 2 di ruang ruang inap Rumah Sakit Pancaran Kasih
inap Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM GMIM Manado yaitu kadar glukosa puasa
Manado yaitu kualitas tidur buruk yang buruk akibat tidak efektifnya tidur
disebabkan pasien sering terbangun dimalam hari sehingga terjadi peningkatan
dimalam hari untuk berkemih dan nyeri kadar glukosa darah puasa dipagi hari.
atau kesemutan yang dirasakan.
D. Hubungan Kualitas Tidur dan
C. Gambaran Kadar Glukosa Darah Kadar Glukosa Darah
Berdasarkan penelitian yang telah di Kualitas tidur yang baik diperlukan
lakukan oleh peneliti diperoleh 46 untuk membantu pembentukkan sel-sel
responden (67,6 %) yang menunjukkan tubuh yang baru, memperbaiki sel-sel
kadar glukosa darah puasa yang buruk dan tubuh yang rusak, memberi waktu organ
22 responden (32,4 %) yang menunjukkan tubuh untuk beristirahat, dan menjaga
kadar glukosa darah puasa yang sedang . keseimbangan metabolisme dan
Hal ini menjelaskan bahwa kadar glukosa biokimiawi tubuh (Guyton & Hall, 2007).
darah puasa pada pasien diabetes tipe II di Kehilangan tidur dapat mempengaruhi
Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM keterlibatan hormon pada pengaturan
Manado sebagian besar buruk. nafsu makan. Setelah terjadi pembatasan
Berdasarkan hasil wawancara yang tidur, kadar leptin yang merupakan faktor
dilakukan peneliti, pasien DM tipe II di yang membuat seseorang menjadi kenyang
ruang rawat inap Rumah Sakit Pancaran menurun dan kadar ghrelin yang
Kasih GMIM Manado memiliki kadar merupakan stimulasi nafsu makan menjadi
glukosa darah puasa buruk dikarenakan meningkat. Waktu tidur yang menjadi
emosi dan khawatir yang berlebihan sedikit juga meningkatkan kesempatan
tentang penyakit yang sedang dialami, seseorang untuk makan. Sehingga
berkemih dimalam hari, ketidaknyamanan kehilangan tidur akan meningkatkan nafsu
yang dirasakan sehingga pasien sulit untuk makan dan meningkatkan intake makan
tidur atau tidur menjadi terganggu yang yang dapat mengakibatkan obesitas dan
berdampak pada kadar glukosa darah meningkatnya kadar glukosa darah
puasa yang meningkat. (Knutson & Cauter, 2008).
Sel beta pankreas dan sensitivitas Selain itu dijelaskan bahwa lebih dari
insulin dipengaruhi oleh tidur.Tidur dan 30% dari pria dan wanita dewasa dengan
irama sirkadian berperan dalam mengatur usia antara 30- 64 tahun melaporkan
produksi insulin, sensitivitas insulin, tidurnya 6 jam per malam. Penurunan rata-
penggunaan glukosa dan juga toleransi rata lamanya tidur di United States terjadi
glukosa selama malam hari (Ip & bersamaan dengan meningkatnya
Mokhlesi, 2009). Keadaan ini akan prevalensi obesitas dan diabetes
meningkatkan resistesi insulin dan melitus.Hal ini menunjukan hubungan
penurunan toleransi glukosa dan kemudian yang sangat signifikan antara lamanya
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017

tidur dan meningkatnya prevalensi kualitas tidurnya menurun adalah


diabetes melitus.Selain itu, seseorang sebanyak 57,4 %. Adapun faktor-faktor
GHQJDQ GXUDVL WLGXU \DQJ SHQGHN ” GDQ yang berhubungan dengan kualitas tidur
jam semalam) memiliki 2 kali pasien selama di Rumah Sakit antara lain
kemungkinan terjadinya diabetes dan adalah kecemasan terkait penyakitnya,
durasi tidur yang panjang ( > 8 jam adanya ketidaknyamanan, dan sering
semalam) memiliki 3 kali kemungkinan kencing di malam hari.
terjadinya diabetes melitus (Knutson & Kontrol glukosa di dalam darah
Cauter, 2008; Yaggi, Araujo, & dipengaruhi oleh respon sel beta pankreas
McKinlay, 2006) (produksi insulin) dan sensitivitas insulin
Hal ini juga didukung oleh pemaparan (resistensi insulin). Penyebab dari DM
Najatullah (2015) yang menjelaskan tipe 2 adalah sedikitnya produksi insulin
bahwa jika aktifitas saraf simpatik dan menurunya sensitivitas sel terhadap
meningkat, kadar kortisol dan hormon insulin sehingga mengakibatkan kadar
pertumbuhan (GH) juga meningkat. Kedua glukosa di dalam darah meningkat
hormon ini di dalam darah dapat (hiperglikemik). Oleh sebab itu, kontrol
berbentuk glukosa sehingga akan glukosa darah pasien DM tipe 2 lebih
mengakibatkan kadar glukosa darah banyak memiliki kontrol glukosa
meningkat (hiperglikemik). Keadaan ini buruk.Hal ini dapat diatasi dengan gaya
diperparah dengan penurunan produksi hidup yang baik, pola makan yang teratur,
insulin dan sensitivitas insulin pada malam melakukan aktifitas yang baik seperti
hari. menjaga pola tidur yang baik agar
Adanya keluhan nokturia memiliki kualitas tidur yang baik sehingga
menyebabkan pasien akan sering kadar glukosa di dalam darah dalam
terbangun sewaktu tidur sehingga rentang normal (kontrol glukosa baik)
berdampak pada kualitas tidur pasien dan (Najatullah, 2015).
mengkibatkan peningkatan kadar glukosa Sehingga peneliti berasumsi bahwa
darah pada DM tipe II. Dengan tidur terdapat hubungan antara kualitas tidur
teratur banyak enzim dapat memperbaiki dengan kadar glukosa darah puasa pada
jaringan yang rusak serta memperbaiki pasien DM tipe 2 di ruang rawat inap
sel-sel yang rusak termasuk sel beta yang Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM
berfungsi untuk memproduksi insulin. Manado yang sebabkan oleh pasien yang
Dengan tidur yang cukup dapat terjadi berkemih dimalam hari dan nyeri/
proses reparasi/ pemulihan bagi sel-sel kesemutan yang dirasakan sehingga waktu
(LeMone, Burke, dan Bauldoff, 2016). tidur pasien lebih pendek yang
Hasil penelitian yang dilakukan oleh mengakibatkan kualitas tidur pasien buruk
Tarihoran, Muttaqin, dan Mulyani (2015) (adanya peningkatan kadar glukosa darah).
yang menjelaskan hasil penelitian Jadi, semakin buruk kualitas tidur pasien
didapatkan ada hubungan antara kualitas makan semakin buruk kadar glukosa darah
tidur dengan kadar gula dalam darah pada puasa pada pasien
pasien diabetes melitus tipe 2.
Hal ini sama halnya dengan penelitian SIMPULAN
yang dilakukan oleh Lei Zhang, dkk Sebagian besar kualitas tidur pasien
(2009) mengenai kualitas tidur dan faktor diabetes melitus tipe 2 yaitu kualitas tidur
yang mempengaruhi gangguan tidur buruk.
menunjukkan selama menjalani perawatan Sebagian besar kadar glukosa darah puasa
di Rumah Sakit jumlah pasien yang pasien diabetes melitus tipe 2 yaitu kadar
kualitas tidur buruk sebesar 45,6 % dan glukosa darah puasa buruk.
setelah menjalani perawatan pasien yang
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Terdapat hubungan antara kualitas tidur Damayanti, S. (2015). Diabetes mellitus &
dengan kadar glukosa darah puasa pada penatalaksanaan keperawatan.
pasien diabetes melitus tipe 2 di Rumah Yogyakarta : Nuha Medika.
Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado. Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar
Fisiologi Kedoteran Jakarta. Edisi 22.
SARAN Jakarta: Kedokteran EGC.
1. Bagi pendidikan keperawatan Gustimigo, Z.P. (2015). Kualtias Tidur
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Penderita Diabetes Melitus. Fakultas
sebagai upaya untuk penanganan Kedokteran Universitas Lampung.
kualitas tidur pasien DM Tipe 2 yang Guyton, & Hall. (2007). Fisiologi
mengalami gangguan dan membantu Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
perawat untuk monitoring kualitas tidur Kedokteran EGC.
pasien agar tidak terjadi peningkatan Ip, M., & Mokhlesi, B. (2009). Sleep and
kadar glukosa darah puasa. Glucose Intolerance/Diabetes
2. Bagi Rumah Sakit Mellitus. Sleep Med Clin.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Knutson, K. L., & Cauter, E. V. (2008).
informasi dan masukan bagi Rumah Associations between Sleep Loss and
Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado Increased Risk of Obesity and
terutama bagi perawat untuk Diabetes.
meningkatkan kualitas tidur pasien Lei, Z. Qiongjing, Y., Quili, W., Sabrina,
yang menderita penyakit DM Tipe 2 K, Xiaojing, L., and Changli, W.
untuk mencegah terjadinya peningkatan (2009). Sleep Quality and sleep
kadar glukosa darah puasa. disturbing factors of inpatients in a
3. Bagi Peneliti chinese general hospital. Journal of
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Clinical Nursing.
menambah pengetahuan bagi peneliti LeMoneP., Burke K., Bauldoff G. (2016).
sendiri dalam melaksanakan Buku ajar keperawatan medical
penelitian tentang Hubungan kualitas bedah. Volume 1.Edisi 5. Jakarta :
tidur Kedokteran EGC.
dengan kadar glukosa darah puasa pada Mutmainah, I. (2013). Hubungan Kadar
pasien DM Tipe 2. Gula Darah dngan Hipertensi pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
DAFTAR PUSTAKA Rumah Sakit Umum Daerah
Arifin, Z, 2011. Analisis Hubungan Karanganyar. Fakultas Kedokteran
Kualitas Tidur dengan Kadar Glukosa Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Darah Pasien Diabetes Melitus di Najatullah, I.W. (2015). Hubungan
Rumah Sakit Umum Propinsi Nusa Kualitas Tidur dengan Kontrol
Tenggara Barat. Universitas Glukosa Darah Pasien DM tipe 2 di
Indonesia. Klinik Spesialis Perawatan Luka,
Caple & Grose.(2011). Sleep and Stoma, dan Inkontinensia
Hospitalization. Evidenced-Based ³.,7$085$´ 3RQWLDQDN WDKXQ 5.
Care Sheet.Sleep and Program Studi Ilmu Keperawatan
Hospitalization.Cinahl Information Fakultas Kedokteran Universitas
System. Tanjungpura Pontianak.
Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Puspitaningtias, D. (2012). Hubungan
Patofisiologi. Jakarta : Kedokteran Lama Istirahat Tidur dengan Kadar
EGC Gula Darah pada Pasien Dabetes
Mellitus Tipe II di Ruang Cardiac
Center , RSUP Dr. Kariadi Semarang
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Soegondo, S. Soewondo P., Subekti, I


.(2009).Penatalaksanaan Diabetes
Melitus Terpadu: Panduan
Penatalaksanaan Diabetes Melitus
bagi Dokter dan Edukator. Jakarta
:Balai Penerbitan FKUI.
Spiegel, K, et al (2008). impact of sleep
debt on metabolic and endocrine
Function . Lancet.
Sri, N. (2008). Care Yourself, Kolesterol.
Jakarta : Penebar Plus.
Tariroran, A., Muttaqin, A., Mulyani, Y.
(2015) The Relationship Between
Sleep Quality with Blood Sugar Level
of Patient of Diabetes Mellitus Type 2
Caring, Vol.1, No. 2, Maret 2015
Yaggi, H. K., Araujo, A. B., & McKinlay,
J. B. (2006). Sleep Duration as a Risk
Factor for the Development of Type 2
Diabetes. Diabetes Care.
WHO, 2013. Physical Activity . www.
Who.int ( 5 juni 2013 ).

Anda mungkin juga menyukai