Jessy Kurnia
Mulyadi
Julia V. Rottie
Diabetes mellitus is a disease with one of the signs and symptoms are frequent urination in
large quantities during the night which will have an impact on the quality of sleep and blood
glucose levels in patients with diabetes mellitus. Sleep effective in diabetic patients is needed
to repair damaged cells, including beta cells that function to produce insulin. Purpose is
determine the relationship between sleep quality with fasting blood sugar levels in patients
with Diabetes Mellitus Type II at Pancaran Kasih GMIM hospital Manado. Design Research
use cross sectional study Sampel XVLQJ SXUSRVLYH VDPSOLQJ DQG 6ORYLQ¶V role with a sample 68
people. Result of Statistic &KL 6TXDUH ZLWK D FRQILGHQFH OHYHO RI . DQG REWDLQHG
0,000 p value <0.05. Conclusion result of this research there is the relationship between sleep
quality with fasting blood sugar levels in patients with Diabetes Mellitus Type II at Pancaran
Kasih GMIM hospital Manado. Recommendation can be used as a reference for patients with
type 2 diabetes mellitus to improve sleep quality and maintain fasting blood glucose levels.
Kata Kunci : Kualitas Tidur, Kadar Glukosa Darah Puasa, dan DM tipe 2
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017
ada di Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Hasil analisis pada tabel 5.1
Umum GMIM Pancaran Kasih Manado menunjukkan bahwa sebagian besar
yang berjumlah 80 orang. responden berada pada rentang usia 61-70
Sampel yang digunakan dalam tahun dengan jumlah 30 responden (44,1
penelitian ini yaitu 68 responden. %), dan sebagian kecil responden berada
Instrumen penelitian menggunakan pada rentang usia 20-30 tahun dengan
kuesioner yang telah digunakan oleh jumlah 1 responden (1,5 %).
Arifin (2011), yang meneliti tentang 3) Pekerjaan
Analisa Hubungan Kualitas Tidur dengan Tabel 5.3 Distribusi responden
Kadar Glukosa Darah Pasien Diabetes berdasarkan pekerjaan pasien DM
Melitus di Rumah Sakit Umum Provinsi tipe 2 di RS Pancaran Kasih
Nusa Tenggara Barat dan lemar observasi GMIM Manado Tahun 2017
pemeriksaan glukosa darah puasa. Responden
Pekerjaan
n %
HASIL PENELITIAN PNS 16 23,5 %
1. Analisis Univariat Swasta 15 22,0%
a. Karakteristik Responden Wiraswasta 10 14,7 %
1) Jenis Kelamin Penjahit 1 1,5 %
IRT 22 32,4 %
Tabel 5.2 Distribusi responden
Tidak Bekerja 4 5,9 %
berdasarkan jenis kelamin pasien Total 68 100,0 %
DM tipe 2 di RS Pancaran Kasih Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017)
GMIM Manado Tahun 2017 Hasil analisis pada tabel 5.3
Responden menunjukkan bahwa sebagian besar
Jenis Kelamin
n % responden mempunyai pekerjaan sebagai
Laki-laki 28 41,2 %
IRT dengan jumlah 22 responden (32,4 %)
Perempuan 40 58,8 %
Total 68 100,0 %
dan sebagian kecil responden mempunyai
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017) pekerjaan sebagai penjahit dengan jumlah
Hasil analisis pada tabel 5.2 1 responden (1,5 %).
menunjukkan bahwa sebagian besar 4) Pendidikan
responden berjenis kelamin perempuan Tabel 5.4 Distribusi responden
dengan jumlah 40 responden (58,8%) dan berdasarkan pendidikan pasien DM
sebagian kecil responden berjenis kelamin tipe 2 di RS Pancaran Kasih GMIM
laki-laki dengan jumlah 28 responden Manado Tahun 2017
(41,2%). Responden
Pendidikan
2) Usia n %
SD 3 4,4 %
Tabel 5.1 Distribusi responden
SMP 16 23,5 %
berdasarkan usia pasien DM tipe 2 SMA 31 45,6 %
di Rumah Sakit Pancaran Kasih S1 18 26,5 %
GMIM Manado Tahun 2017 Total 68 100,0 %
Responden Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017)
Usia
n % Hasil analisis pada tabel 5.4
20-30 Tahun 1 1,5 % menunjukkan bahwa sebagian besar
31-40 Tahun 5 7,3 % responden mempunyai pendidikan SMA
41-50 Tahun 11 16,2 %
dengan jumlah 31 responden (45,6 %) dan
51-60 Tahun 21 30,9 %
61-70 Tahun 30 44,1 % sebagian kecil responden mempunyai
Total 68 100% pendidikan SD dengan jumlah 3
responden (4,4%).
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017)
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017
dan biokimia. Perubahan dimulai dari perempuan dibanding laki-laki. Hal ini
tingkat sel, kemudian berlanjut pada didukung oleh diabetes gestasional yang
tingkat jaringan dan akhirnya pada tingkat terjadi pada wanita hamil yang
organ yang dapat mempengaruhi sebelumnya tidak menyandang diabetes.
homeostasis. Ganong (2008) juga Risiko untuk mengalami diabetes tipe II
menjelaskan bahwa peningkatan risiko lebih besar daripada wanita hamil yang
diabetes sesuai dengan usia khususnya tidak mengalami diabetes.
pada usia lebih dari 40 tahun karena Selain itu, Guyton dan Hall (2007)
usia tersebut mulai terjadi peningkatan menjelaskan bahwa perempuan pada usia
peningkatan intoleransi glukosa. lebih dari 40 tahun lebih beresiko
Hal ini didukung oleh penelitian yang menderita penyakit DM tipe II
dilakukan oleh Najatullah (2015) yang dikarenakan pada wanita yang telah
memaparkan bahwa sebagian besar mengalami menopause, kadar gula dalam
diabetes tipe 2 terjadi pada lansia >65 darah lebih tidak terkontrol.
tahun dengan jumlah 41 responden dari 60 Hal ini didukung oleh penelitian yang
responden yang diteliti.Hal ini disebabkan dilakukan oleh Mutmainah (2013) yan
oleh faktor degeneratif yaitu menurunnya memaparkan bahwa sebagian besar pasien
IXQJVL WXEXK NKXVXVQ\D NHPDPSXDQ VHO diabetes tipe 2 adalah perempuan dengan
untuk memproduksi insulin. jumlah 30 responden dari 56 responden
Sehingga peneliti berasumsi bahwa dalam penelitian yang dilakukan. Hal ini
penyandang diabetes melitus meningkat didukung oleh faktor obesitas dan
seiring bertambahnya usia sehingga lebih kehamilan yang dialami oleh perempuan.
lebih banyak ditemukan pada usia dewasa Sehingga peneliti berasumsi bahwa
yang berumur 61-70 tahun disebabkan penyandang DM tipe 2 lebih banyak
karena proses penuaan terjadi pula ditemukan pada perempuan disebabkan
penurunan fungsi sel atau organ tubuh oleh peningkatan glukosa sewaktu hamil
VHSHUWL VHO SDQNUHDV \DQJ EHUIXQJVL atau disebut diabetes gestasional yang
memproduksi insulin sehingga dapat dapat meningkatkan risiko perempuan
menyebabkan gangguan pada kinerja atau untuk mendapatkan diabetes melitus tipe
produksi insulin yang mengakibatkan II. Selain itu juga, pada masa menopause
terjadinya intolerasi glukosa. kadar LDL pada wanita juga akan
meningkat.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin 3. Karakteristik Responden Berdasarkan
Dalam penelitian ini diperoleh bahwa Pekerjaan
sebagian besar jenis kelaminresponden Dalam penelitian ini diperoleh bahwa
yang menyandang DM tipe II yaitu sebagian besar responden mempunyai
responden yang berjenis kelamin pekerjaan sebagai IRT dengan jumlah 22
perempuan dengan jumlah 40 responden ( responden (32,4 %.)
58,8%). Suegondo (2009) menjelaskan bahwa
Sri (2008), menyatakan bahwa pada pekerjaan merupakan suatu aktifitas yang
wanita sebelum masa menopause dilakukan sehari-hari. Pekerjaan dapat
mempunyai kadar kolesterol lebih rendah menggambarkan tingkat kehidupan
dari pada pria dengan usia yang sama. seseorang karena dapat mempengaruhi
Namun setelah menopause, kadar sebagian aspek kehidupan seseorang
kolesterol LDL (Low Densisty termasuk pemeliharaan kesehatan.Jenis
Lipoprotein) pada wanita cenderung pekerjaan dapat berperan dalam
meningkat. Corwin (2009) menjelaskan pengetahuan.
DM tipe II lebih banyak ditemukan pada
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017
kerja insulin yang tidak maksimal tersebut, meningkatkan risiko terjadinya diabetes
peningkatan nafsu makan tentunya juga melitus (Knutson & Cauter, 2008).
berperan meningkatkan risiko DM. Hasil penelitian yang dilakukan Arifin
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (2011) menjelaskan rata-rata kadar
Puspitaningtias (2012) menjelaskan bahwa glukosa darah puasa yaitu 153,96 mg/dl
lama istirahat tidur berpengaruh terhadap pada pasien DM tipe 2 di Poliklinik
kadar gula darah pada pasien diabetes Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum
mellitus tipe 2 di Ruang Cardiac Center Propinsi Nusa Tenggara Barat.
RSUP Dr. Kariadi Semarang. Sehingga peneliti berausmsi bahwa
Sehingga peneliti berasumsi bahwa kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 di
kualitas tidur pasien DM tipe 2 di ruang ruang inap Rumah Sakit Pancaran Kasih
inap Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM GMIM Manado yaitu kadar glukosa puasa
Manado yaitu kualitas tidur buruk yang buruk akibat tidak efektifnya tidur
disebabkan pasien sering terbangun dimalam hari sehingga terjadi peningkatan
dimalam hari untuk berkemih dan nyeri kadar glukosa darah puasa dipagi hari.
atau kesemutan yang dirasakan.
D. Hubungan Kualitas Tidur dan
C. Gambaran Kadar Glukosa Darah Kadar Glukosa Darah
Berdasarkan penelitian yang telah di Kualitas tidur yang baik diperlukan
lakukan oleh peneliti diperoleh 46 untuk membantu pembentukkan sel-sel
responden (67,6 %) yang menunjukkan tubuh yang baru, memperbaiki sel-sel
kadar glukosa darah puasa yang buruk dan tubuh yang rusak, memberi waktu organ
22 responden (32,4 %) yang menunjukkan tubuh untuk beristirahat, dan menjaga
kadar glukosa darah puasa yang sedang . keseimbangan metabolisme dan
Hal ini menjelaskan bahwa kadar glukosa biokimiawi tubuh (Guyton & Hall, 2007).
darah puasa pada pasien diabetes tipe II di Kehilangan tidur dapat mempengaruhi
Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM keterlibatan hormon pada pengaturan
Manado sebagian besar buruk. nafsu makan. Setelah terjadi pembatasan
Berdasarkan hasil wawancara yang tidur, kadar leptin yang merupakan faktor
dilakukan peneliti, pasien DM tipe II di yang membuat seseorang menjadi kenyang
ruang rawat inap Rumah Sakit Pancaran menurun dan kadar ghrelin yang
Kasih GMIM Manado memiliki kadar merupakan stimulasi nafsu makan menjadi
glukosa darah puasa buruk dikarenakan meningkat. Waktu tidur yang menjadi
emosi dan khawatir yang berlebihan sedikit juga meningkatkan kesempatan
tentang penyakit yang sedang dialami, seseorang untuk makan. Sehingga
berkemih dimalam hari, ketidaknyamanan kehilangan tidur akan meningkatkan nafsu
yang dirasakan sehingga pasien sulit untuk makan dan meningkatkan intake makan
tidur atau tidur menjadi terganggu yang yang dapat mengakibatkan obesitas dan
berdampak pada kadar glukosa darah meningkatnya kadar glukosa darah
puasa yang meningkat. (Knutson & Cauter, 2008).
Sel beta pankreas dan sensitivitas Selain itu dijelaskan bahwa lebih dari
insulin dipengaruhi oleh tidur.Tidur dan 30% dari pria dan wanita dewasa dengan
irama sirkadian berperan dalam mengatur usia antara 30- 64 tahun melaporkan
produksi insulin, sensitivitas insulin, tidurnya 6 jam per malam. Penurunan rata-
penggunaan glukosa dan juga toleransi rata lamanya tidur di United States terjadi
glukosa selama malam hari (Ip & bersamaan dengan meningkatnya
Mokhlesi, 2009). Keadaan ini akan prevalensi obesitas dan diabetes
meningkatkan resistesi insulin dan melitus.Hal ini menunjukan hubungan
penurunan toleransi glukosa dan kemudian yang sangat signifikan antara lamanya
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017
Terdapat hubungan antara kualitas tidur Damayanti, S. (2015). Diabetes mellitus &
dengan kadar glukosa darah puasa pada penatalaksanaan keperawatan.
pasien diabetes melitus tipe 2 di Rumah Yogyakarta : Nuha Medika.
Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado. Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar
Fisiologi Kedoteran Jakarta. Edisi 22.
SARAN Jakarta: Kedokteran EGC.
1. Bagi pendidikan keperawatan Gustimigo, Z.P. (2015). Kualtias Tidur
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Penderita Diabetes Melitus. Fakultas
sebagai upaya untuk penanganan Kedokteran Universitas Lampung.
kualitas tidur pasien DM Tipe 2 yang Guyton, & Hall. (2007). Fisiologi
mengalami gangguan dan membantu Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
perawat untuk monitoring kualitas tidur Kedokteran EGC.
pasien agar tidak terjadi peningkatan Ip, M., & Mokhlesi, B. (2009). Sleep and
kadar glukosa darah puasa. Glucose Intolerance/Diabetes
2. Bagi Rumah Sakit Mellitus. Sleep Med Clin.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Knutson, K. L., & Cauter, E. V. (2008).
informasi dan masukan bagi Rumah Associations between Sleep Loss and
Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado Increased Risk of Obesity and
terutama bagi perawat untuk Diabetes.
meningkatkan kualitas tidur pasien Lei, Z. Qiongjing, Y., Quili, W., Sabrina,
yang menderita penyakit DM Tipe 2 K, Xiaojing, L., and Changli, W.
untuk mencegah terjadinya peningkatan (2009). Sleep Quality and sleep
kadar glukosa darah puasa. disturbing factors of inpatients in a
3. Bagi Peneliti chinese general hospital. Journal of
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Clinical Nursing.
menambah pengetahuan bagi peneliti LeMoneP., Burke K., Bauldoff G. (2016).
sendiri dalam melaksanakan Buku ajar keperawatan medical
penelitian tentang Hubungan kualitas bedah. Volume 1.Edisi 5. Jakarta :
tidur Kedokteran EGC.
dengan kadar glukosa darah puasa pada Mutmainah, I. (2013). Hubungan Kadar
pasien DM Tipe 2. Gula Darah dngan Hipertensi pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
DAFTAR PUSTAKA Rumah Sakit Umum Daerah
Arifin, Z, 2011. Analisis Hubungan Karanganyar. Fakultas Kedokteran
Kualitas Tidur dengan Kadar Glukosa Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Darah Pasien Diabetes Melitus di Najatullah, I.W. (2015). Hubungan
Rumah Sakit Umum Propinsi Nusa Kualitas Tidur dengan Kontrol
Tenggara Barat. Universitas Glukosa Darah Pasien DM tipe 2 di
Indonesia. Klinik Spesialis Perawatan Luka,
Caple & Grose.(2011). Sleep and Stoma, dan Inkontinensia
Hospitalization. Evidenced-Based ³.,7$085$´ 3RQWLDQDN WDKXQ 5.
Care Sheet.Sleep and Program Studi Ilmu Keperawatan
Hospitalization.Cinahl Information Fakultas Kedokteran Universitas
System. Tanjungpura Pontianak.
Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Puspitaningtias, D. (2012). Hubungan
Patofisiologi. Jakarta : Kedokteran Lama Istirahat Tidur dengan Kadar
EGC Gula Darah pada Pasien Dabetes
Mellitus Tipe II di Ruang Cardiac
Center , RSUP Dr. Kariadi Semarang
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017