B. KOMPETENSI DASAR
1.1. Mensyukuri makna hidup beriman dan berpengharapan
2.1. Menunjukkan sikap hidup beriman dan berpengharapan
3.1. Memahami sikap hidup beriman dan berpengharapan
4.1. Menyajikan cara hidup beriman dan berpengharapan dalam bentuk tindakan
nyata
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Orang yang berharap kepada TUHAN tidak akan ditelantarkan, sebab Dia-lah Bapa kita, pencipta,
pemelihara dan penyelamat kita. Apakah yang dijanjikan TUHAN kepada orang-orang yang berharap
kepada-Nya?
• Tidak akan dikecewakan (Roma 5:5 band Lukas 1:5-24,57-66).
• Tidak akan dipermalukan (Roma 9:33 band 1 Raja-raja 18:20-46).
• Memperoleh pertolongan-Nya (Mazmur 37:24).
• Memperoleh pembelaan Allah (Zakaria 2:8 band 2 Tawarikh 20).
• Memperoleh berkat-berkat-Nya (Ulangan 8:18-20 band Ayub 42)
• Memiliki jaminan hidup kekal (Yohanes 3:16 band 14:1-14)
• Memperoleh kekuatan (1 Korintus 1:27-29 band Habakuk 6-8)
• Memperoleh penghiburan (Matius 5:4;Yohanes 14:15-31)
• Akan mendapat kemerdekaan dari perbudakan kebinasaan (Roma 8:21),
dan sebagainya.
Penjelasan Bahan Alkitab
• Daniel 3:16-18
Sindiran iri hati para peramal dan ancaman-ancaman penuh kemarahan dari raja Nebukadnezar tidak
menakuti ketiga pemuda ini untuk memperlunak pendirian pribadi mereka. Malahan mereka
memberikan kesaksian yang berani tentang kesetiaannya kepada satu-satunya Allah yang benar.
Mereka mempunyai pengharapan dan iman yang terpaut pada Dia yang adalah perlindungan dan
kekuatan. Mereka juga tahu bahwa murka Allah terhadap dosa dan ketidaktaatan jauh lebih hebat
daripada kemarahan manusia. Mereka memiliki iman dan mengandalkan
serta menaati Allah tanpa menghiraukan akibat-akibatnya. Mereka menolak untuk menyembah patung
dewa dan tanpa ragu berjuang untuk mempertahankan imannya, mereka tetap setia kepada Allah.
Mereka mengatakan pada Raja bahwa jika Allah berkenan, maka Ia akan menyelamatkan mereka.
Suatu keyakinan iman yang teguh. Mereka tidak tahu bagaimana Allah akan membebaskan mereka
dari sang raja, apakah dengan kematian, yang menghantar mereka ke dalam hadirat-Nya, atau dengan
tindakan khusus Allah, yang menyelamatkan mereka hidup-hidup.
Tetapi mati atau hidup, mereka tahu bahwa mereka milik Allah.
• Yakobus 1:2-8
Iman dan hikmat
Kata “pencobaan” (dalam bahasa Yunani: peirasmos) memiliki dua arti. Di sini yang dimaksudkan ialah
“penderitaan yang datang dari luar diri seseorang”. Pengertian lainnya adalah dorongan batiniah untuk
melakukan sesuatu yang jahat. Kata peirasmos menunjuk kepada penganiayaan dan kesulitan yang
datang dari dunia atau Iblis. Bahwa orang percaya harus menghadapi semuanya ini dengan sukacita
karena berbagai pencobaan merupakan ujian iman. Dalam ujian iman ketabahan, kesabaran dan
ketekunan diasah membentuk kepercayaan dan pengharapan menuju pendewasaan iman. Pencobaan
kadang-kadang menimpa kehidupan orang percaya supaya Allah dapat menguji kesungguhan iman
mereka. Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa kesulitan di dalam hidup ini merupakan pertanda
Allah telah meninggalkan kita. Sebaliknya, kesulitan dan cobaan membuat orang percaya semakin
dekat kepada Allah. Kematangan mencerminkan kedewasaan iman dan kedewasaan iman
menunjukkan hubungan yang baik dengan Allah di mana manusia menggantungkan hidupnya kepada
Allah yang diimaninya. Manusia dapat memohon kepada Allah sumber segala khitmad untuk
menganugrahkan
kepadanya hikmad. Kita memohon dengan keyakinan penuh akan pemenuhan janji Allah. Orang
Kristen diminta untuk bersukacita di dalam pencobaan bukan karena ada pencobaan. Pada masa awal
gereja diperlukan ajaran semacam ini sebab gereja sedang dilanda berbagai gelombang
penganiayaan. Buah dari penganiayaan ialah ketekunan iman. Ketekunan merupakan sebuah proses
yang berlanjut terus di dalam kehidupan orang Kristen dengan sasaran mencapai tingkat sempurna
atau kedewasaan iman.
Yakobus melukiskan orang yang bimbang sebagai gelombang laut yang diombang-ambingkan kian
kemari oleh angin. Orang semacam itu, “Tidak mungkin memperoleh sesuatu dari Allah”. Orang
semacam itu adalah orang yang mendua hati, yaitu orang yang kesetiaannya bercabang. Orang
semacam ini menyimpan keraguan mental mengenai doa itu sendiri maupun mengenai
permohonannya kepada Allah.
• Yakobus 2:14-17
Membahas persoalan anggota gereja yang mengaku memiliki iman yang menyelamatkan kepada
Tuhan Yesus Kristus, namun pada saat yang bersamaan tidak pernah menunjukkan bukti pengabdian
yang sungguhsungguh
kepada Dia dan Sabda-Nya. Iman yang menyelamatkan senantiasa merupakan iman yang hidupdan
tidak berhenti dengan sekadar mengaku Kristus sebagai Juruselamat,tetapi juga mendorong ketaatan
kepada Dia sebagai Tuhan. Demikianlah, ketaatan adalah aspek yang penting dari iman. Bahwa iman
yang sejati harus aktif dan tekun sehingga membentuk keberadaan kita. Iman tanpa perbuatan adalah
iman yang mati. Iman yang sejati selalu menyatakan dirinya dalam ketaatan kepada Allah dan
perbuatan belas kasihan terhadap mereka yang membutuhkannya Tulisan dalam Kitab Yakobus
mengarahkan ajaran ini kepada mereka di dalam gereja yang mengaku beriman kepada Kristus, pada
pendamaian oleh darah-Nya dan percaya bahwa pengakuan itu saja sudah cukup untuk memperoleh
keselamatan. Mereka berkeyakinan bahwa hubungan pribadi dalam ketaatan dengan Kristus sebagai
Tuhan tidak penting. Karena itu, Yakobus mengatakan bahwa iman semacam itu mati dan tidak
menghasilkan keselamatan atau sesuatu yang baik. Iman yang menyelamatkan ialah “iman yang
bekerja oleh kasih”. Pada lain pihak, kasih karunia Allah di dalam Roh Kuduslah yang memungkinkan
orang percaya menanggapi kasih Allah yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman
(bnd.Roma 1:17). Jikalau kita berhenti menanggapi kasih karunia Allah dan pimpinan Roh, maka iman
kita akan mati.
• 1 Petrus 1:21
Kristus adalah jembatan bagi umat manusia untuk datang kepada Allah dan memperoleh
pengampunan dan keselamatan. Kristus telah dipilih sebelum dunia dijadikan. Penderitaan Kristus
merupakan rencana Allah yang harus dijalankan demi menebus dosa manusia. Tindakan Allah
menyelamatkan manusia merupakan pemenuhan janji-Nya bagi umat- Nya. Kristus Yesus yang telah
berkorban bagi manusia telah dibangikitkan dari antara orang mati dan naik ke surga duduk di dalam
kemuliaan sebagai Raja yang akan datang kembali untuk menghakimi manusia seluruh isi dunia hanya
kepada Allah Bapa di dalam Yesus Kristus. Berdasarkan kepercayaan kita terhadap Yesus Kristus
itulah iman kita terarah kepada-Nya