penyumbatan karena bekuan darah, baik yang disertai dengan gejala klinis
berada dalam rongga pada pertengahan toraks di antara kedua paru. Jantung lebih
condong berada di sebelah kiri dada dan basis jantung berada di atas apeksnya.
Jantung berukuran sebesar kepalan tangan individu dengan lebar kurang lebih
sekitar 9 cm dan panjang 12 cm dan berat berkisar 250-390 gram pada laki-laki
Jantung berdenyut sekitar 3,5 triliun kali selama hidup seorang individu
dan rata-rata setiap harinya berdenyut sebanyak 100.000 kali dan memompa darah
sekitar 7500 liter. Terdapat dua lapis selaput pembungkus jantung dan seperti
sebuah kantong yang disebut dengan pericardium (Sarpini, 2015). Selaput luar
terdiri dari pembuluh darah yang membungkus bagian dasar jantung serta
menempel pada tulang dada dan ke bawah diagfragma. Adapun selaput bagian
dalam melekat pada otot jantung. Terdapat cairan yang berada di antara kedua
selaput ini yang berfungsi agar jantung dapat berdenyut secara leluasa dan berada
dua ventrikel.
Atrium kanan. Pada atrium kanan terletak tiga lubang besar diantaranya
yaitu vena cava superior yang masuk bagian pada bawah dinding posterior, yaitu
tricuspidalis yang berguna menahan darah kembali menuju atrium dextra, serta
sebuah vena yang membawa darah dari dinding jantung yang disebut sinus
coronarius, dan lubang ini berada di antara vena cava inferior dan katub
Atrium kiri. Atrium kiri memiliki dinding yang lebih tebal namun dengan
ukuran yang lebih kecil. Pada atrium kiri ditemukan empat vena pulmonalis yang
dua masing-masing berasal dari setiap paru. Atrium kiri serta ventrikel kiri
Ventrikel kanan. Rongga ventrikel kanan berbentuk seperti bulan sabit dan
terdapat tonjolan. Tonjolan ini disebut muskulus papilaris dan berada pada
dinding ventrikel kanan. Pada tonjolan tersebut terdapat serabut fibrous yang
disebut chorda tendinea yang melekat pada katub tricuspidalis. Ketika ventrikel
tendinea berfungsi sebagai pencegah katub mengarah masuk menuju atrium. Pada
saat ventrikel kanan dilatasi, katub pulmonalis atau katub semilunaris menjaga
lubang yang menuju arteri pulmonalis untuk mencegah darah masuk kembali ke
ventrikel kanan. Ketika ventrikel kanan mulai dipenuhi oleh darah dan akan
Ventrikel kiri. Ventrikel kiri memiliki rongga yang berbentuk oval dengan
ukuran yang relatif lebih kecil dan memiliki dinding yang tebal. Chorda tendinea
yang dimiliki oleh ventrikel kiri lebih tebal juga lebih kuat dari ventrikel kanan.
Selain itu muskulus papilaris pada ventrikel kiri memiliki ukuran yang lebih
besar. Pada saat ventrikel kiri berkontraksi, m. papilaris dan chorda tendinea
mencegah katub mitralis mengarah ke atrium kiri sehingga darah dipompakan
seluruhnya menuju aorta dan tidak kembali ke atrium kiri. Adapun ketika
ventrikel kiri berdilatasi, katub semilunaris aorta dengan ukuran lebih besar juga
lebih kuat dari katub semilunaris pulmonalis mencegah darah masuk kembali ke
aorta. Ketika ventrikel kiri berkontraksi, katub mitralis akan menutup dan katub
jantung yang khusus yang berada pada nodus sinoatrialis, nodus atrioventricularis,
Purkinye merupakan serabut pada otot jantung. Serabut ini khusus untuk
darah dari arteri coronaria dextra dan terkadang oleh arteri coronaria sinistra.
(Snell, 2017).
jantung melalui pembuluh darah besar diantaranya yaitu vena kava superior dan
inferior, arteri pulmonal dan vena pulmonal, dan aorta. Selain itu jantung
memiliki suplai darah sendiri yang berasal dari arteri koroner dan vena koroner
(Nair&Peate, 2015).
Vena cava superior. Vena ini adalah salah satu dari dua vena yang
membawa darah kaya CO2yang berasal dari seluruh tubuh menuju jantung. Darah
yang berasal dari vena-vena dari tubuh bagian atas dan kepala akan menyatu ke
Vena cava inferior. Darah pada vena yang berasal dari tubuh bagian
bawah dan tungkai akan bersatu masuk menuju vena kava inferior dan selanjutnya
Arteri pulmonalis. Arteri ini mengangkut darah yang kaya akan karbon
dioksida dari ventrikel kanan menuju paru-paru. Pada umumnya arteri selalu kaya
akan O2, namun arteri pulmonalis justru kaya akan CO2.
Aorta. Aorta adalah pembuluh darah yang paling besar dalam tubuh
manusia serta memiliki diameter sekitar sebesar ukuran ibu jari tangan. Pembuluh
ini membawa darah yang banyak mengandung oksigen dari ventrikel kiri dan
makanan secara teratur agar dapat selalu berkontraksi dan relaksasi untuk
memompa darah. Suplai oksigen dan makanan tersebut didapat dari arteri
coronaria yang mengandung banyak makanan dan oksigen. Darah yang berasal
dari ventrikel kiri keluar menuju aorta dan selanjutnya masuk ke arteri coronaria
sinistra dan dextra. Arteri coronaria sinistra memiliki dua cabang arteri yang lebih
kecil yaitu arteri coronaria desendens anterior sinistra yang melekat pada
sekitar sisi kiri jantung serta melekat pada permukaan belakang jantung. Cabang-
cabang yang lebih besar dari arteri coronaria terletak di seputar permukaan
jantung, adapun percabangan yang lebih kecil masuk ke dalam otot jantung
(Sarpini, 2015).
mendarahi otot jantung. Penyumbatan secara mendadak pada salah satu arteria
coronaria atau salah satu cabang besar dapat mengakibatkan matinya otot jantung
Pembuluh balik jantung. Darah yang berasal dari dinding jantung sebagian besar
mengalir ke atrium dextra melalui sinus coronarius yang terdapat di bagian
posterior suluxus atrioventricularis. Pembuluh ini bermuara menuju atrium dextra
yang berada di sebelah kiri vena cava inferior. Vena cardiaca parva dan media
bermuara ke sinus coronarius, kemudian selebihnya dialirkan menuju atrium dextra
melalui vena cardiaca anterior serta melalui vena kecil yang langsung bermuara ke
jantung.
irama otomatis yang khas dan tidak bergantung pada persarafan. Akan tetapi
dan meningkatnya daya kontraksi otot jantung. Sementara itu perangsangan saraf
tricuspidalis, katup mitralis, katup pulmonalis, dan katup aorta. Katup tricuspidalis
berfungsi mengatur setiap aliran darah dari atrium kanan ke ventrikel kanan.
Katup pulmonalis berfungsi mengatur setiap aliran darah ventrikel kanan menuju
arteri pulmonalis serta darah yang menuju paru-paru untuk mendapat oksigen.
Aliran darah yang mengandung banyak oksigen yang berasal dari paru-paru dan
menuju ventrikel kiri melalui atrium kiri diatur oleh sebuah katup yaitu katup
mitralis.. Katup aorta berfungsi mengatur jalan keluar aliran darah dari ventrikel
kiri menuju aorta dan dialirkan kepada seluruh bagian tubuh dan jantung (Sarpini,
2015).
Sumber: Badan Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan, 2012
Gambar 1. Anatomi jantung
Fisiologi
darah dan mengosongkan darah. Jantung berdenyut sebanyak 70-90 kali setiap
menit dalam keadaan normal pada orang dewasa ketika sedang beristirahat, dan
sekitar 130-150 kali setiap menit pada bayi baru lahir (Snell, 2017).
kanan jantung menerima darah yang sedikit oksigen dari seluruh tubuh dan akan
diserap masuk ke dalam darah. Bagian kiri jantung menerima darah yang banyak
Kontraksi yang terjadi pada jaringan otot jantung pada ventrikel disebut sistolik.
menuju arteri. Kemudian dari ventrikel kiri, darah dialirkan menuju aorta dan dari
jantung disebut diastolik. Ketika ventrikel relaksasi, ruangan ini dapat menerima
darah yang berasal dari atrium. Penurunan tekanan ketika relaksasi ventrikel
Sistem sirkulasi darah. Jantung ialah organ tubuh yang berfungsi untuk
menjangkau seluruh bagian tubuh atau disebut dengan peredaran darah besar
kecuali sel yang berperan ketika pertukaran gas di paru. Sisi kanan jantung
memompakan darah menuju sirkulasi paru yang mengalir hanya menuju paru
melalui venan kava superior dan vena kava inferior. Selanjutnya atrium kanan
trikuspidalis. Darah dari ventrikel kanan akan dialirkan menuju arteri pulmonalis
mengalirkan darah ke paru kanan dan kiri, kemudian bercabang lagi yang lebih
pertukaran oksigen dan karbon dioksida. CO2 akan keluar sementara itu oksigen
tubuh.
Arteri terbesar dalam sirkulasi ini adalah aorta, dan vena terbesar adalah vena
cava superior (vcs) dan vena cava inferior (vci). Darah dari bagian dada, kepala,
dan lenganakan diterima oleh vena cava superior, sementera itudarah yang berasal
dari tubuh bagian bawah diterima oleh vena cava inferior. Kedua vena cava ini
masuk ke atrium kanan. Ventrikel kiri memompa darah yang banyak mengandung
O2 menuju aorta. Kemudian dari aorta darah di alirkan ke seluruh tubuh melalui
cabang-cabang aorta yang menuju organ-organ serta bagian lainnya dalam tubuh.
Selanjutnya melalui vena cava inferior dan vena cava superior ini darah akan
kembali ke jantung (atrium kanan). Pada sirkulasi ini, arteri mengandung darah
yang banyak oksigen dan darah ini memiliki warna merah terang, adapun vena
mengandung darah kaya karbon dioksida dan memiliki warna merah keunguan
(Sarpini, 2015).
terjadi secara kronis. Proses atreosklerosis sudah terjadi sejak usia dini. Seiring
2015).
koroner yang paling sering terjadi. Angina pektoris diartikan sebagai rasa tidak
nyaman atau nyeri pada dada sebelah kiri karena suplai darah menuju otot jantung
berkurang. Sebagian besar penderita juga merasa sesak, merasa dingin atau panas,
dan rasa terbakar di bagian dada. Nyeri dada umumnya terjadi di daerah belakang
tulang tengah dada (sternum) dan kemudian nyeri tersebut menyebar menuju
lengan kiri bagian dalam hingga kelingking atau terkadang menyebar hingga ke
ulu hati , leher, dan rahang. Intensitas nyeri pada dada tersebut juga berbeda-beda.
perburukan dari nyeri dada yang berhubungan dengan aktivitas fisik dan stres
emosi. Gejala klasiknya dapat terlihat pada saat setelah makan dalam porsi banyak
atau pertama kali muncul pada pagi hari. Nyeri yang terjadi biasanya bukan nyeri
yang tajam seperti ditusuk atau diiris sembilu. Penderita angina pektoris stabil
tidak jarang hanya merasa tidak enak di bagian dada. Nyeri yang pertama muncul
sebagai angina pektoris dengan salah satu gejala klinisnya terjadi ketika istirahat
atau akitivitas minimal dan umumnya terjadi selama lebih dari 20 menit, rasa
nyeri hebat dan biasanya nyerinya jelas serta lambat laun akan terasa semakin
berat seperti nyeri yang dapat membuat penderita terbangun dari tidur, secara
terus menerus dan terjadi lebih sering dari sebelumnya (Trisnohadi & Muhadi,
2015).
suatau keadaan otot jantung secara tiba-tiba tidak mendapatkan suplai darah
tersebut terjadi karena adanya bekuan darah yang disebabkan pecahnya plak.
Serangan jantung memiliki gejala berupa angina pektoris dengan intensitas yang
jantung memompa darah bagi kebutuhan tubuh. Banyak hal dapat menyebabkan
terjadinya gagal jantung, salah satunya penyakit jantung koroner. Ketika arteri
koroner tidak mampu memberikan darah dan oksigen ke otot jantung, maka asam
laktat akan tertimbun dalam otot jantung. Asam ini menyebabkan berkurangnya
menyebabkan kalsium terlambat masuk ke dalam sel otot jantung sehingga terjadi
gangguan kontraktilitas otot jantung yang secara klinis disebut gagal jantung.
yang secara otomatis mengeluarkan impuls dimana impuls ini akan merangsang
otot jantung agar melakukan kontraksi dengan irama yang teratur. Apabila ada
gangguan penyediaan darah dan oksigen pada otot jantung karena menyempitnya
arteri koroner, maka pacemaker serta jaringan konduksi jantung dapat terganggu
jantung, gangguan irama jantung juga dapat disebabkan hal lain (Kabo, 2014).
Data menunjukkan bahwa 5-7 persen penderita penyakit jantung koroner pada
perempuan berada pada rentang usia 45-67 tahun, 10 hingga 12% pada wanita
dengan usia 65-84 tahun mengalami angina pektoris stabil. Sebesar 4-7 persen
pada pria dengan umur 45-64 tahun, 12-14 persen pada umur 65-84 tahun
penderita baru penyakitjantung koroner di Amerika Serikat yaitu sebesar 1,5 juta
per tahun (Masriadi, 2016). Menurut WHO, pada tahun 2015 kematian karena
merupakan 15,9 persen dari total kematian. Di wilayah Asia Tenggara kematian
akibat penyakit jantung koroner yaitu sebanyak 2.004.393 jiwa (14,5% dari total
kematian), wilayah Eropa sebanyak 2.428.575 jiwa (26,2% dari total kematian),
dan di wilayah Afrika sebanyak 440.502 jiwa (4,8% dari total kematian) (WHO,
2016).
persen. Dari data tersebut juga diperoleh bahwa prevalensi penyakit jantung
berada di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu sebesar 0,8 persen. Provinsi Sulawesi
Utara, DKI Jakarta, dan Aceh memiliki prevalensi sebesar 0,7 dan berada di atas
koroner di dunia sebanyak 8.756.006 jiwa (15,5% dari total kematian di dunia)
(WHO, 2016). Pada tahun 2016 terdapat berkisar 17,9 juta orang meninggal dunia
akibat penyakit kardiovaskular dan kematian ini merupakan 31 persen dari seluruh
kematian di dunia, kematian akibat penyakit jantung koroner di dunia sebanyak
9.433.224 kematian dengan CDR sebesar 126,4 per 100.000 penduduk dan
jumlah tersebut merupakan 16,6 persen dari total seluruh kematian. Angka
dari faktor yang dapat diubah (dimodifikasi) dan tidak dapat diubah. Faktor yang
aktivitas fisik. Adapun faktor yang tak dapat diubah yaitu usia, jenis kelamin,
total seorang individu ditentukan dari faktor risiko keseluruhan yang dimiliki.
penting diantaranya hormon, vitamin D, asam empedu, membran sel dan lain-lain.
Selain itu kolesterol berperan dalam membantu proses transportasi dalam sel
termasuk untuk konduksi sel saraf. Namun bila kadar kolesterol dalam tubuh
pembuluh darah hingga menjadi plak. Lemak di dalam tubuh selalu berikatan
Cholesterol yang umunya disebut dengan kolesterol jahat serta HDL (High
pembuluh darah. Kadar kolesterol total sebaiknya yaitu <200 mg/dl, bila lebih
dari 200 mg/dl maka dikatakan berisiko untuk terserang penyakit jantung koroner.
lemak hewan, mentega, minyak kelapa, santan, dan susu mengandung lemak
percabangan banyak ditemui di arteri pada otak dan arteri koroner. Cedera yang
Tabel 1
Klasifikasi Hipertensi
normal. Adapun pada perempuan risikonya menjadi dua kali lipat (Masriadi,
2016).
jantung koroner, angina, hipertensi, stroke, dan diabetes. Obesitas termasuk beban
sensitivitas insulin. Hal tersebut dapat tercapai dengan mengurangi jumlah asupan
Tabel 2
langsung pada paru-paru, bahan toksik pada rokok yang masuk ke dalam darah
menjadi cepat kaku, sel darah lebih mudah menggumpal. Selain itu merokok dapat
Kurang aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang kurang ialah faktor risiko
kolesterol dapat ditingkatkan melalui aktivitas fisik, selain itu aktivitas fisik juga
lemak yang berlebihan dalam tubuh dapat berkurang bersamaan dengan turunnya
bagi kesehatan. Beberapa dampak negatif yang dapat terjadi yaitu kerusakan saraf,
alkohol juga menyebabkan tekanan darah tinggi sehingga menjadi risiko untuk
koroner terjadi pada kelompok usia 35-44 tahun serta mengalami peningkatan
laki-laki mulai terjadi pada usia 20 tahun. Peningkatan kadar kolesterol pada laki-
laki berlangsung hingga umur 50 tahun. Adapun pada perempuan ketika sebelum
monopause (45-50 tahun), kadar kolesteol lebih rendah daripada laki-laki dengan
usia yang setara, tetapi setelah monopause kadar kolesterol pada perempuan
Jenis kelamin. Penyakit jantung koroner secara umum dapat terjadi pada
laki-laki maupun perempuan meskipun kasus pada perempuan tidak sebesar laki-
laki. Gejala penyakit jantung koroner di wilayah Amerika Serikat di bawah usia
60 tahun didapat pada 1 dari 17 orang perempuandan 5 orang laki-laki. Hal ini
bermakna bahwa laki-laki memiliki risiko dua sampai tiga kali lebih tingi untuk
Riwayat keluarga. Salah satu di antara faktor risiko yang penting pada
jantung bervariasi antara 2-9 di antara orang dengan riwayat penyakit jantung
tahun, keturunan langsungnya akan memiliki risiko dua kali lebih besar untuk
terkena penyakit jantung koroner. Laki-laki di bawah 55 tahun dengan kedua
orang tua yang memiliki penyakit kardiovaskular di bawah umur 55 tahun, maka
peningkatan maka dapat menyebabkan denyut jantung semakin kuat dan cepat,
menggumpal. Dengan demikian stres dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya
Pencegahan
Pencegahan penyakit jantung koroner sebaiknya dilakukan sejak dini yaitu sejak
usia remaja karena proses atherosklerosis sudah terjadi sejak remaja. Upaya yang
dapat dilakukan untuk mencegah terkena penyakit jantung koroner yaitu dengan
melakukan cek kesehatan secara rutin bagi orang yang sehat maupun memiliki
risiko minimal satu kali dalam setahun, mengenyahkan asap rokok dimulai dengan
yang bukan perokok agar tidak mulai merokok dan bagi perokok diharapkan agar
berhenti merokok, melaksanakan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan lima
hari seminggu, konsumsi makanan yang bernutrisi dengan gizi seimbang serta
membatasi asupan gula (4 sendok makan), lemak (5 sendok makan lemak/ minyak
goreng), garam (1 sendok teh), istirahat dengan cukup yaitu tidur 7-8 jam atau
minimal 6 jam per hari, serta kelola stres (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
meningkatkan aktivitas fisik juga konsumsi sayur dan buah. Program Indonesia
hidup masyarakat Indonesia yang diawali dari keluarga antara lain yaitu penderita
hipertensi diharapkan berobat secara teratur serta tidak ada anggota keluarga yang
secara aman, mengupayakan diet sehat dengan gizi seimbang, menghindari asap
rokok, hindari minuman yang mengandung alkohol serta zat karsinogenik yang
yang diberikan pada penderita penyakit jantung koroner merupakan obat yang
mampu meningkatkan suplai darah untuk otot jantung, menurunkan beban pada
meningkatkan suplai darah diantaranya yaitu obat golongan nitrat dan obat-obat
beban jantung serta mengurangi kebutuhan atas oksigen dari otot jantung yaitu
beta-bloker dan antagonis kalsium. Selain itu diberikan pula obat yang berfungsi
dengan pemasangan stent dan balon pada arteri koroner. Pemasangan balon arteri
koroner merupakan suatu teknik yang dirancang untuk membuka arteri koroner
mengalami penyempitan lagi. Selain itu dapat pula dilakukan operasi bypass
yaitu menyambung pembuluh darah yang baru pada distal penyempitan agar
disesuaikan dengan kapasitas, memperbaiki gaya hidup , selain itu juga dilakukan
program latihan fisik, uji latih jantung, serta pengendalian faktor risiko (PERKI,
2019).
Landasan Teori
Penelitian ini menggunakan teori jaring laba-laba atau sebab akibat (the
web of causation).Teori ini ditemukan oleh Pugh dan Mac Mohan (1970). Teori
ini juga disebut konsep multifactiorial, dimana teori ini menyatakan suatu
penyakit tidak hanya bergantung pada satu penyebab yang berdiri sendiri. Suatu
penyakit terjadi akibat serangkaian proses sebab akibat dan dapat dihentikan atau
Hipertensi Umur
Diabetes melitus Jenis Kelamin
Kolesterol tinggi Riwayat
Obesitas Keluarga
Kurang aktivitas
fisik
Merokok
Konsumsi alkohol
Aterosklerosis koroner
Faktor risiko :
Penyakit Jantung
Hipertensi Koroner
Diabetes Melitus
Kadar Kolesterol
Riwayat keluarga
Obesitas
Aktivitas fisik
Merokok
Konsumsi alkohol