Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini, banyak terjadi bencana alam di mana-mana. Salah satunya adalah banjir.
Banjir adalah bencana alam yang paling sering terjadi dan paling banyak merugikan baik
dalam segi kemanusiaan maupun ekonomi 90% dari kejadian bencana alam yang
berhubungan dengan banjir ( tidak termasuk bencana kekeringan). Banjir menyebabkan
banyak masalah terjadi. Seperti gagal panen, tergenangnya rumah penduduk, pencemaran
air, sarana penyebaran penyakit, dan masih banyak hal lain. Agar kita dapat menghindari
atau mengatasi masalah tersebut, kita perlu mengetahui penyebab, dampak dan usaha
mengurangi resiko banjir.

B. Tujuan Kegiatan
1. Mengetahui pengertian banjir
2. Mengetahui beberapa jenis banjir menurut penyebab terjadinya
3. Mengetahui penyebab terjadinya banjir
4. Dapat menjelaskan dampak terjadinya banjir
5. Dapat menjelaskan usaha mengurangi resiko terjadinya banjir

C. Rumusan Masalah
1. Apa itu banjir?
2. Apasaja jenis banjir menurut penyebab terjadinya?
3. Apa penyebab terjadinya banjir?
4. Apasaja dampak terjadinya banjir?
5. Bagaimana usaha mengurangi resiko terjadinya banjir?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa tergenangnya daratan, yang biasanya kering, oleh air yang berasal
dari sumber-sumber air di sekitar daratan. Sumber-sumber air tersebut antara lain sungai, danau,
dan laut. Yang hanya bersifat sementara karena bisa surut kembali.
Banjir terjadi karena sumber-sumber air tersebut tidak mampu lagi menampung banyaknya
air, baik air hujan, salju yang mencair, maupun air pasang sehingga air meluap melampaui batas-
batas sumber air. Air yang meluap tersebut juga tidak mampu diserap oleh daratan di sekitarnya
sehingga daratn menjadi tergenang. Hujan yang sangat deras dalam jangka waktu yang lama
adalah penyebab umum terjadinya banjir di dunia.
Hujan yang deras di daerah hulu sungai dapat menyebabkan terjadinya banjir bandang.
Banjir bandang adalah banjir yang besar yang dating secara tiba-tiba dan mengalir deras sehingga
menghanyutkan banda-benda besar, misalnya batu dan kayu.

B. Jenis Banjir
Ada tiga jenis banjir yang umumnya terjadi, yaitu banjir sungai, banjir danau dan banjir laut.
1. Banjir Sungai
Banjir sungai umumnya terjadi secara berkala. Meluapnya sungai dapat terjadi
karena hujan lebat atau mencairnya es atau salju di daerah hulu. Di Indonesia banjir sungai
terjadi pada saat musim hujan karena tersumbatnya aliran air sungai oleh sampah dan
peralihan daerah resapan air hujan menjadi pemukiman ataupun gedung-gedung.

2. Banjir Danau
Air danau dapat meluap ke daratan di sekitarnya antara lain karena badai atau angin
yang sangat besar. Setelah badai berhenti, air danau masih dapat bergerak secara
mendadak ke satu arah kemudian kea rah yang lain. Banjir danau juga dapat terjadi karena
bendungan jebol.

3. Banjir Pasang
Banjir pasang dapat terjadi antara lain karena angin topan, letusan gunung berapi,
dan gempa bumi. Gelombang pasang akibat gempa bumi dikenal dengan istilah tsunami.
Contoh terjadinya banjir pasang :
a. Siklon dan gelombang pasang di teluk Bengala pada tahun 1970 menewaskan
266.000 orang di Bangladesh.
b. Letusan gunung berapi Krakatau pada tahun 1883 menimbulkan gelombang
pasang setinggi 12 m di atas permukaan laut normal.

2
C. Penyebab Terjadinya Banjir
Hujan, salju/ es yang mencair dan air pasang merupakan penyebab terjadinya banjir.
Namun terdapat beberapa factor lain yang juga berperan sehingga terjadi banjir. Antara lain :
a. Penebangan hutan di sekitar DAS bagian hulu sehingga tidak ada penutup lahan yang
dapat menahan aliran air.
b. Perubahan penggunaan lahan di sekitar DAS secara sembarangan.
c. Tertutupnya aliran sungai, baik oleh sampah maupun sedimentasi.
d. Pembuatan saluran air atau system pembuangan air yang tidak efektif

D. Dampak Terjadinya Banjir


a. Dampak Positif :
Ada berbagai dampak negatif banjir terhadap permukiman manusia dan aktivitas
ekonomi. Namun, banjir (khususnya banjir rutin/kecil) juga dapat membawa banyak
keuntungan, seperti mengisi kembali air tanah, menyuburkan serta memberikan nutrisi
kepada tanah, karena banjir mengangkut tanah yang subur dari hulu. Air banjir
menyediakan air yang cukup di kawasan kering dan semi-kering yang curah hujannya
tidak menentu sepanjang tahun. Air banjir tawar memainkan peran penting dalam
menyeimbangkan ekosistem di koridor sungai dan merupakan faktor utama dalam
penyeimbangan keragaman makhluk hidup di dataran banjir. Banjir menambahkan banyak
sekali nutrisi untuk danau dan sungai yang semakin memajukan industri perikanan pada
tahun-tahun mendatang, selain itu juga karena kecocokan dataran banjir untuk
pengembangbiakan ikan (sedikit predasi dan banyak nutrisi). Ikan seperti ikan cuaca
memanfaatkan banjir untuk berenang mencari habitat baru. Selain itu, burung juga
mendapatkan manfaat dari produksi pangan yang meledak setelah banjir surut.

a. Dampak Negatif :
1. Menghanyutkan tanaman dan lapisan humus tanah
2. Menggenangi daerah pertanian
3. Memutus hubungan transportasi sehingga daerahnya menjadi terisolasi
4. Persedian air bersih menjadi berkurang
5. Aliran dan genangan banjir dapat menyebarkan penyakit

E. Usaha Mengurangi Resiko Terjadinya Banjir


a. Tidak melakukan penebangan hutan di DAS bagian hulu
b. Melakukan reboisasi di DAS bagian hulu
c. Membuat saluran air atau sistem pembuangan air yang efektif
d. Melakukan pengerukan sedimen di daerah hilir
e. Tidak membuang sampah ke saluran-saluran air

3
F. Kronologi Bencana Banjir

Banjir Bandang Wasior

Adanya Sungai Wosimi. Sungai yang membelah kota Wasior ini menurut masyarakat
setempat berfungsi mengalirkan air hujan dari Kawasan Wasior dan sekitranya ke laut dengan ujung
muara dekat Pelabuhan Wasior. Penampang sungai itu hanya sekitar 8 meter dengan kedalaman 2
meter, sehingga akan sangat kewalahan untuk menampung seluruh air hujan dari seluruh kota. Pak
Marey Markus, yang menjabat sebagai Kepala Pelabuhan Wasior. Ia mengatakan jika hujan besar,
serung kali kantor pelabuhannya terendam air.
Berdasarkan data RTRW Sungai Wosimi dikatakan panjangnya 55 km yang oleh penduduk
setempat dijadikan sebagai sarana transportasi. Pada musim kemarau, air yang mengalir hanya
selebar 2 meter dengan kedalaman rata-rata sekitar 30 cm. Sangat mustahil digunakan sebagai
sarana transportasi, karena muaranya saja sangat kecil sehingga badan sunga di atasnya tidak
mungkin lebih besar dari itu.
Kota Wasior adalah pusat keramaian Kabupaten Teluk Wondama, kabupaten baru hasil
pemekaran wilayah 2002. Wasior juga merupakan pintu gerbang Kabupaten Teluk Wondama ke
wilayah lain, sehingga tumbuh menjadi pusat perekonomian Kabupaten Wondama. Pada awalnya
Kota Wasior merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Teluk Wondama, namun untuk percepatan
pertumbuhan wilayah, pusat pemerintahan itu di pindah ke Rasie sekitar 25 km lebih ke atas kota
tersebut.
Kota yang pada tahun 2008 berpenduduk sekitar 8000 jiwa ini memiliki infrastruktur
wilayah yang paling lengkap di seluruh Kabupaten Teluk Wondama. Selain fasilitas perekonomian
standar seperti pasar dan pertokoan, Wasior juga memiliki pelabuhan yang dapat disinggahi kapal
besar, bandar udara perintis dan sarana perbankan. Karena itu,
sebagian pegawai Pemda masih memilih tinggal di Wasior daripada di Rasie yang
merupakan pusat pemerintahan resmi Kabupaten Teluk Wondama. Meski kantor-kantor
pemerintahan sudah dibangun di Rasie sekitar tahun 2006, namun sampai tahun 2008 sebagian
besar kantor Pemerintah Kabupaten Wasior masih berkantor di Wasior.
Seperti wilayah pesisir terpencil pada umumnya, mata pencaharian masyarakat asalnya
adalah melaut dan berkebun. Dengan pernah dijadikannya pusat pemerintahan Kabupaten Teluk
Wondama di awal pendiriannya, sebagian masyarakat menjadi pegawai pemerintah daerah dan
sebagian lagi penyedia jasa,pedagang, tukang bangunan dan tukang ojek.
Banjir bandang telah meluluh-lantakan Kota Wasior, dengan korban tewas mencapai ratusan
orang. Adanya hujan besar yang air lariannya tak tertapung Sungai Wosimi sehingga akan
merendam bangunan-bangunan di sekitar pelabuhan, dan dampak yang ditimbulkan hampir sama
dengan Tsunami Aceh.

4
Dalam dokumen RTRW terdapat penjelasan bahwa, telaga di atas bukit yang konon
kabarnya merupakan “pengirim” banjir bandang sama sekali tak terpetakan. Potensi bencanapun
sama sekali tak memprediksi akan adanya banjir karena kontur wilayah cukup miring untuk ukuran
sebuah kawasan perkampungan pesisir. Dokumen rencana induk kabupaten tersebut hanya
menyebutkan kemungkinan adanya potensi gempa dari jalur lempeng teknonik Australia.
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menilai banjir bandang di Kota Wasior, Papua,
memang disebabkan oleh kerusakan hutan di kawasan Kabupaten Teluk Wondama.
Manajer Desk Bencana Eksekutif Walhi Irhash Ahmady mengatakan Walhi memperkirakan
sekitar 30-40 persen hutan di kawasan Hutan Suaka Alam Gunung Wondiboi dan kawasan Taman
Nasional Laut Teruk Cenderawasih mengalami alih fungsi. Akibatnya, Kali Angris dan Kali Kiot
meluap dan membawa bencana bagi Wasior.
Setelah terjadi bencana ini, penderitaan warga Wasior semakin menjadi. Pada saat
normalpun mereka serba kekurangan dengan akses transportsi ke wilayah lain maksimal 2 kali
seminggu, apalagi setelah ditimpa bencana ini. Seiring berita-berita kerusakan infrastruktur kota
pasca bencana itu.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Memang faktor umum penyebab terjadinya banjir adalah hujan deras yang terjadi dalam
kurun waktu yang lama, namun tidak dipungkiri pula bahwa banyak faktor-faktor lain yang
disebabkan oleh ulah manusia. Berbagai dampak yang ditimbulkan dari bencana banjir lebih
didominasi dampak negatifnya. Karena cenderung lebih merugikan bagi makhluk hidup yang
secara langsung maupun tidak langsung menjadi korban bencana banjir ini.
Perlunya kesadaran diri untuk lebih meningkatkan kualitas hidup dengan berbagai usaha
mencegah ataupun mengurangi resiko terjadinya banjir ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk
memecahkan beberapa masalah dari bencana alam yang telah terjadi. Maka dari itu, kita harus
menerapkannya mulai dari sekarang agar dampaknya tidak meluas.

B. Saran
Sekarang, berbagai macam bencana alam telah terjadi di mana-mana dan di sebabkan dari
berbagai macam faktor. Salah satunya adalah banjir. Untuk itu sekarang kita harus memulihkan
kembali lingkungan di sekitar dan memaksimalkan pengelolaan lingkungan agar dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Untuk itu, kita harus mulai menerapkan usaha-usaha untuk mencegah
ataupun mengatasi resiko terjadinya bencana alam tersebut. Dan kita juga harus menjaga dan
melestarikan lingkungan sekitar untuk warisan di masa mendatang.

6
DAFTAR PUSTAKA

Hestiyanto, Yusman. 2010. Geografi 1 SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira.


http://www.Banjir-Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
https://pdf2doc.com/id/

7
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita taufiq dan
hidayah-Nya, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan,
baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga
semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih kami ucapkan kepada guru pembimbing kami serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga
pembuatan makalah “Banjir” terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Melalui makalah ini diharapkan dapat menambah relasi dan pengetahuan tentang
bencana banjir yang sering terjadi di sekitar kita. Serta kita dapat menanggulangi dan
mencegah masalah-masalah yang timbul di lingkungan sekitar sehingga dampaknya tidak
terlalu besar dalam kehidupan.

Kami menyadari, dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta
banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun penulisan serta
penyampaiannya, untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran yang dapat membangun dan
menyempurnakannya sehingga makalah ini bisa lebih bermanfaat.

Tasikmalaya, Agustus 2021

Penyusun

i8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................1

B. Tujuan Kegiatan.............................................................................................................1

C. Rumusan Masalah.........................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Banjir...........................................................................................................2

B. Jenis Banjir.......................................................................................................................2

C. Penyebab Terjadinya Banjir.......................................................................................3

D. Dampak Terjadinya Banjir.........................................................................................3

E. Usaha Mengurangi Resiko Terjadinya Banjir.....................................................3

F. Kronologi Terjadinya Bencana Banjir....................................................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................................6

B. Saran...................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................7

ii9

Anda mungkin juga menyukai