Corpus Alienum
Corpus Alienum
1. Pengertian
Corpus Alienum adalah benda, baik tajam atau tumpul, atau makanan yang tersangkut
dan terjepit di esophagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun tidak sengaj ( Kapita
Selekta Editor Mansjoer Arif Edisi 3, 1999 ).
Corpus Alienum adalah terdapatnya suatu benda asing di dalam rongga mulut baik tajam
maupun tumpul atau makanan yang tersangkut dan terjepit di esophagus karena tertelan, baik
secara sengaja maupun tidak sengaja ( Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, 2000 ).
1.1.2 Etiologi
1.1.2.2 Pada orang dewasa sering terjadi akibat mabuk, pemakai gigi palsu yang telah
kehilangan sensasi rasa palatum, gangguan mental dan psikosis.
1.1.3 Fisiologi
Esophagus bagian servikal terletak kurang lebih pada garis tengah leher di belakang trakea
dan di depan korpus vertebra. Saraf laringeus rekurens terdapat pada lur diantara esophagus
dan trakea. Arteri karotis komunis dan isi dari selubung karotis terletak di lateral esophagus.
Pada lapisan otofaring terdapat daerah trigonum yang lemah di atas krikofaringeus yang
berkembang dari krikoid dan mengelilingi esophagus bagian atas. Divertikulum yang disebut
divertikulum zenker dapat keluar melalui daerah yang lemah ini dan berlawanan dengan
penelanan.
1.1.4 Patofisiologi
- Benda mati
- Benda hidup
- Faktor kecerobohan
Esophagus
Gangguan
pertukaran gas
Risti infeksi
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
Benda asing baik itu benda mati, hidup ataupun komponen tubuh dapat masuk ke rongga
mulut karen faktor kesengajaan, kecerobohan maupun faktor kebutuhan. Ketika benda asing
tersebut tertelan dan masuk ke esophagus yang menyebabkan tersangkutnya benda itu, maka
akan dilakukan ekstraksi untuk menghindari komplikasi yang lebih lanjut. Ekstraksi tersebut
dapat menimbulkan lesi pada esophagus sehingga akan terasa nyeri jika digunakan untuk
menelan.
1.1.5 Klasifikasi
Banyak terjadi pada anak – anak. Hal ini disebabkan anak – anak mempunyai kebiasaan
sering memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya. Pada umumnya benda asing yang tertelan
berupa uang logam, peniti, tutup bollpoin dan lain – lain. Pada orang tua hal ini juga dapat
terjadi, kebanyakan terjadi pada golongan lansia yang giginya sudahj habis sehingga
makanan tidak dapat dikunyah dengan baik. Benda yang tertelan biasanya daging yang liat,
bakso, abon, tulang ayam/bebek, paku, jarum, kawat gigi palsu dan lain – lain.
Benda asing yang masuk ke trakea atau bronkus kebanyakan karena terhirup. Banyak terjadi
pada anak kecil karena gigi gerahamnya belum tumbuh sehingga makanan tidak dapat
dikunyah dengan baik. Secara tidak sadar karena menangis, berteriak atau terjatuh makanan
akan terhirup dan masuk ke jalan nafas. Benda yang terhirup pada umumnya adalah makanan
misalnya kacang, nasi dan lain – lain. Pada orang dewasa hal ini juga dapat terjadi terutama
saat bekerja. Benda yang terhirup misalnya jarum pentul, paku.
1.1.6 Manifestasi klinis
Gejala sumbatan tergantung pada ukuran, bentuk dan jenis benda asing, lokasi tersangkutnya,
komplikasi yang timbul dan lama tertelan.
3. Rasa tercekik.
6. BB turun.
7. Regurgitasi.
8. Gangguan nafas.
9. Ronchi/mengi.
10. Demam.
11. Abses leher.
12. Emfisema subkutan.
13. Gangguan pertumbuhan.
1.1.7 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radiologi berupa foto polos esophagus servikal dan torakal anteroposterior dan
lateral harus dilakukan pada semua pasien yang diduga tertelan benda asing. Bila benda asing
radioopak mudah diketahui lokasinya, sedangkan bila radiolusen dapat diketahui tanda
inflamasi periesofagus atau hiperinflamasi hipofaring dan esophagus bagian proksimal.
Esofagogram dilakukan untuk benda asing radiolusen, yang akan memperlihatkan filling
detect persisten. Dapat dilakukan MRI dan tomografis computer.
1.1.8 Penatalaksanaan
Pasien dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan esofaguskopi dengan menamai cunam yang
sesuai agar benda asing tersebut dapat dikeluarkan. Kemudian dilakukan esofagoskopi ulang
untuk menilai kelainan – kelainan esophagus yang telah ada sebelumnya.
Untuk benda asing tajam yang tidak bisa dikeluarkan dengan esophagus harus segera
dilakukan pembedahan sesuai lokasi benda asing tersebut. Bila dicurigai adanya perforasi
kecil, segera dipasang pipa nasogaster agar pasien tidak menelan dan diberikan antibiotik
berspektrum luas selama 7 – 10 hari agar tidak terjadi sepsis. Bila letak benda asing menetap
selama 2 kali 24 jam maka benda asing tersebut harus dikeluarkan secara pembedahan.
1.2.1 Pengkajian
1.2.1.1 Anamnesa
5. Hematemesis.
10. Suara serak
1.2.1.2 Pemeriksaan fisik
1. Pada pemeriksaan esophagus dengan endoskopi ditemukan adanya benda asing, lesi
atau mungkin hematom.
5. Jika terjadi obstruksi saluran nafas pasien bisa cyianosis dan takipnea.
1.2.2.1 Diagnosa 1
2. Batasan karakteristik :
Mayor ( 80 – 100 % )
Minor (60 – 79 % )
Mengatupkan rahang atau pergelangan tangan.
Agitasi.
Ansietas.
Peka rangsang.
Mengorok
Gambaran kurus.
R : Penjelasan dapat memberikan pengertian pada pasien dan keluarga tentang proses
penyakitnya sehingga pasien dan keluarga dapat turut serta untuk mengurangi nyeri.
4) Anjurkan pada keluarga dan pasien untuk memberikan posisi tidur yang nyaman.
R : Posisi tidur yang nyaman dapat mengurangi rasa nyeri pada pasien.
R : Lingkungan yang tenang dan nyaman dapat membuat pasien beristirahat dengan baik.
6) Observasi TTV.
1.2.2.2 Diagnosa 2
2. Batasan karakteristik :
Individu yang tidak puasa melaporkan atau mengalami : masukan makanan tidak adekuat
kurang dari yang dianjurkan dengan atau tanpa penurunan berat badan atau kebutuhan –
kebutuhan metabolik aktual atau potensial dalam masukan yang berlebihan.
Berat badan 10% sampai 20% atau lebih dibawah berat badan ideal untuk tinggi dan
kerangka tubuh.
Lipatan kulit trisep, lingkar lengan tengah, dan lingkar otot pertengahan lengan kurang dari
60 % standar pengukuran.
R : Dengan menyajikan makanan dalam porsi kecil tapi sering diharapkan lambung tetap
terisi.
3) Hidangkan makanan dalam keadaan hangat dan menarik serta sesuaikan dengan selera
pasien.
R : Dengan menghidangkan makanan dalam keadaan hangat, menarik serta sesuai dengan
selera pasien dapat mengoptimalkan kerja enzim dalam tubuh dan menarik selera makan
pasien.
R : Pada pasien yang tidak sadar/tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisinya, bantuan
perawat sangan dibutuhkan.
1.2.2.3 Diagnosa 3
2. Batasan Karakteristik : -
4. Kriteria hasil :
Individu akan : Memperlihatkan teknik mencuci tangan yang sangat cermat pada waktu
pulang.
1) Pertahankan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat bagi pasien, pengunjung
maupun staf. Pantau dan batasi pengunjung / staf sesuai kebutuhan.
2) Pantau suhu secara teratur. Catat munculnya tanda – tanda klinis dari proses infeksi.
R : Terapi obat biasanya akan diberikan terus selama kurang lebih 5 hari setelah suhu turun
( kembali normal ) dan tanda – tanda klinisnya jelas.
4) Ubah posisi dengan teratur dan anjurkan untuk melakukan nafas dalam.
R : Memobilisasi sekret dan meningkatkan kebocoran sekret yang akan menurunkan risiko
terjadinya komplikasi terhadap pernafasan.
R : Urin statis, dehidrasi dan kelemahan umum meningkatkan risiko terhadap infeksi
kandung kemih/ginjal/awitan sepsis.
R : Obat yang dipilih tergantung pada tipe infeksi dan sensitivitas individu.
BAB 2
TINJAUAN KASUS
2.1 Pengkajian
1. Biodata :
Nama : Ny. W No Reg : 0518128
Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Golongan Darah : -
2. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan tenggorokannya nyeri saat dibuat menelan dengan skala nyeri 6
Tanggal 31 Agustus 2005 jam 16.00 makan bakso secara tidak sengaja gigi palsu sebanyak 4
buah tertelan. Kemudian dibawa ke RSSA dan MRS jam 20.00 WIB. Pasien diberi IV FD RL
500 ml, Ampicillin 1 gr IV, dan puasa. Tanggal 1- 9 - 2005 pasien dipasang NGT dengan diit
cair NGT dan dilakukan extraksi corpus alienum. Tanggal 2 - 9 - 2005 post extraksi hari 7
dengan diit terapi tetap sedangkan pada tanggal 3 - 9-2005 infus dilepas, Amoxillin 3 x 500
mg.
4. Riwayat Penyakit Masa Lalu
Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti DM, HT, dan tidak pernah
menderita penyakit menular seperti TBC atau Hepatitis.
Keluarga tidak ada yang menderita HT, DM, TBC atau Hepatitis atau penyakit menular
lainnya.
Genogram
Keterangan
: Laki - laki
X
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Hubungan perkawinan
: Hubungan saudara
: Tinggal serumah
- Hubungan pasien dengan keluarga, pasien lain dan perawat cukup baik.
Personal Hygiene
Suhu tubuh : 365 0C
Respirasi : 24 x/mnt
TB / BB : -
10. Pemeriksaan Fisik (diutamakan ada sistem yang terganggu sesuai dengan penyakitnya ) :
Rambut : rambut hitam dan tebal, pada kulit kepala tidak ada lesi.
Turgor kulit baik, warna kulit sawo matang dan agak kering.
Inspeksi Thorak : dada simetris, tidak ada lesi, saat inspirasi dan ekspirasi dada kanan dan
kiri bergerak bersamaan.
Perkusi : sonor
Auskultasi paru : tidak ada suara paru tambahan seperti ronchi atau wheezing, suara nafas
bronkial pada trakea, suara bronkovesikuler pada percabangan bronkus dan trakea, vesikuler
disemua lapang paru.
5) Jantung
6) Pemeriksaan Abdomen
Palpasi : turgor kulit baik, tidak ada hepato dan splenomegali, tidak nyeri tekan
Perkusi : timpani
MMT 5 5
5 5
9) Pemeriksaan Neurologi
Kesadaran komposmentis
GCS 4 - 5 – 6
Darah Lengkap :
- PCV : 34,8 %
- Trombosit : 288.000/ μl
- APTT : 36 detik
Kimia Darah :
- SGOT : 21 mv/ml
- SGPT : 15 mv/ml
Foto roentgen cervical AP / lat dengan hasil massa radiopague setinggi V corialis 5 - 6
esofagus endoskopi
12) Pelaksanaan / Therapi
Ampicillin 3 x 1 gr IV
Amoxillin 3 x 500 mg
Bisolvon 3 x 1sdm
IV FD RL 500 ml
Pasien berharap bahwa sakitnya cepat sembuh sehingga bisa melakukan aktivitasnya sehari-
hari dan dapat berkumpul kembali bersama keluarganya.
2.2 ANALISA DATA
Nama Pasien : Ny. W
Umur : 36 tahun
No. Register : 0518128
DATA SUBYEKTIF
- TTV :
Nadi : 88 x/mnt
TD : 120/80 mmHg
Nama Pasien : Ny. W
Umur : 36 tahun
No. Register : 0518128
TANGGAL TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TTD
MUNCUL TERATASI
2. 5 - 9 - 2005
2.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. W
Umur : 36 tahun
No. Register : 0518128
IAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
EPERAWATAN
angguan nyaman nyeri (nyeri Nyeri berkurang / teratasi 1. Jelaskan pada keluarga 1. Penjelasan dapat
an) berhubungan dengan dengan kriteria hasil : dan pasien tentang proses memberikan pengertian pada
anya lesi pada esofagus yang terjadinya nyeri pasien dan keluarga tentang
tandai dengan pasien - Pasien mengatakan proses penyakitnya, sehingga
engatakan bahwa lehernya saat menelan sakit pada pasien dan keluarga dapat turut
kit saat dibuat untuk menelan lehernya sudah berkurang / serta untuk menguranginya
kala nyeri 6), saat menelan hilang
sien sangat hati-hati, pasien 2. Dapat memonitor manfaat
- Pasien tampak rileks ketidakefektifan dari
mpak kesakitan saat menelan dan tidak kesakitan saat 2. Kaji intensitas dan pengobatan, perkembangan dan
r ludah, nadi : 88 x/mnt, TD : menelan lokasi nyeri penyembuhan
0/80 mmHg
- TTV dalam batas
normal nadi 60-100 x/mnt
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASION
KEPERAWATAN
4. Posi
dapat m
4. Anjurkan pada keluarga pasien
dan pasien untuk memberikan
posisi tidur yang nyaman 5. Ling
nyaman
5. Ciptakan lingkungan yang beristira
tenang dan nyaman
6. TTV
dari per
8. Ana
7. Kolaborasi dengan ahli mengur
gizi dalam pemberian diet
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASION
KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
akumulasi se
terjadinya in
4. Memobil
4. Ubah posisi pasien meningkatka
dengan teratur dan anjurkan akan menuru
untuk melakukan nafas
dalam komplikasi te
5. urine stat
kelemahan u
5. Catat karakteristik terhadap infe
urine, seperti warna, ginjal/ awitan
kejernihan, dan bau
6. a. Menga
pernafasan
6. Kolaborasi dengan b. Merang
dokter dalam pemberian dan ekspekto
terapi : cairan abnorm
a. Amoxillin 3 x 500 mg batang tengg
b. Bisolvon 3 x 1 sdm
2.5 TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. W
Umur : 36 tahun
No. Register : 0518128
Nama Pasien : Ny. W
Umur : 36 tahun
No. Register : 0518128
A: Intervensi dilanjutkan
P:
-
Intervensi dilanjutkan
A:
P:
NO NO. DX TGL/JAM EVALUASI TTD
Tujuan tercapai
A: Intervensi dihentikan
P:
-
Tujuan tercapai
Intervensi dihentikan.
A:
P:
DAFTAR PUSTAKA
Boies, Lawrence R. 1997. BOIES Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. EGC : Jakarta.
Capernito, Lynda Juall 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. EGC : Jakarta.
Mansjoer, Arief. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 jilid 1. Media Aesculapius FKUI :
Jakarta
Rukmini, Sri. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorok Untuk
Perawat. Surabaya.