Contoh Kasus Kegagalan Manajemen Risiko PT Astra Honda Motor PDF Free
Contoh Kasus Kegagalan Manajemen Risiko PT Astra Honda Motor PDF Free
Profil Perusahaan
Nama Perusahaan: PT Astra Honda Motor
Status
: Perseroan Terbatas
Perusahaan
Sejarah Perusahaan
PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di
Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor, yang sahamnya
secara mayoritas dimiliki oleh PT Astra International. Saat itu, PT Federal Motor hanya
merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely
knock down).
Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar sepeda motor
terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda motor Honda ini. Pada
tahun 2000 PT Federal Motor dan beberapa anak perusahaan di merger menjadi satu dengan
nama PT Astra Honda Motor, yang komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT
Astra International Tbk dan 50% milik Honda Motor Co. Japan.
Saat ini PT Astra Honda Motor memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan, pabrik pertama
berlokasi Sunter, Jakarta Utara yang juga berfungsi sebagai kantor pusat. Pabrik ke dua
berlokasi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, serta pabrik ke 3 yang berlokasi di kawasan
MM 2100 Cikarang Barat, Bekasi. Pabrik ke 3 ini merupakan fasilitas pabrik perakitan
terbaru yang mulai beroperasi sejak tahun 2005.
Dengan keseluruhan fasilitas ini PT Astra Honda Motor saat ini memiliki kapasitas
produksi 4.2 juta unit sepeda motor per-tahunnya, untuk permintaan pasar sepeda motor di
Indonesia yang terus meningkat. Salah satu puncak prestasi yang berhasil diraih PT Astra
Honda Motor adalah pencapaian produksi ke 35 juta pada tahun 2012. Prestasi ini merupakan
prestasi pertama yang yang berhasil diraih oleh industri sepeda motor di Indonesia bahkan
untuk tingkat ASEAN.
Industri sepeda motor saat ini merupakan suatu industri yang besar di Indonesia.
Karyawan PT Astra Honda Motor saja saat ini berjumlah sekitar 18.000 orang,
ditambah ratusan vendor dan supplier serta ribuan jaringan lainnya, yang kesemuanya ini
memberikan dampak ekonomi berantai yang luar biasa. Keseluruhan rantai ekonomi tersebut
diperkirakan dapat memberikan kesempatan kerja kepada sekitar setengah juta orang. PT
Astra Honda Motor akan terus berkarya menghasilkan sarana transportasi roda 2 yang
menyenangkan, aman dan ekonomis sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat
Indonesia
PT Astra Honda Motor, perusahaan yang menjalankan fungsi produksi, penjualan dan
pelayanan purna jual yang lengkap untuk kepuasan pelanggan dan memiliki:
Visi
To take a lead in Indonesian motorcycle market by making customers’ dream come true,
creating joy to customers and contribute to Indonesia society.
Misi
PENDAHULUAN
Penilaian Kualitatif
Penggunaan penilaian kualitatif risiko kredit berdasarkan 3R dan 5C adalah sebuah
usaha pendekatan untuk mendapatkan nilai pengukuran risiko kredit yang dialami oleh
perusahaan. .
Return;
Repayment Capacity;
Character;
Capacity;
Capital;
Collateral;
Condition.
Secara sederhana dapat kita simpulkan bahwa penilaian secara kualitatif ini di
dasarkan pada pencintraan terhadap perusahaan di dalam hal ini PT. Astra Honda Motor
dalam perspektif 3R ataupun 5C.
Pedoman 3R
Return (pendapatan) yaitu menilai apakah PT. Astra Honda Motor mempunyai
pendapatan yang memadai dalam mencukupi atau melunasi hutang dan bunganya.
Risk-bearing Ability yaitu menilai kemampuan PT. Astra Honda Motor dalam
menanggung risiko kegagalan atau ketidakpastian yang berkaitan dengan penggunaan
kredit.
Pedoman 5C
Character yaitu penilaian kualitatif atas kemauan peminjam untuk memenuhi
kewajiban hutangnya dan bunganya.
Collateral yaitu penilaian kualitatif aset yang dijaminkan (dijadikan agunan) untuk
suatu pinjaman.
Condition yaitu penilaian kualitatif tentang sejauh mana kondisi perekonomian akan
mempengaruhi kemampuan mengembalikan pinjaman.
Risiko ini dapat terjadi karena adanya perubahan regulasi atau hukum dari regulator atau
pemerintah yang dapat mengancam posisi kompetitif dan kemampuan perusahaan untuk
menjalankan bisnis secara efisien, demikian juga dengan kebijakan internal perusahaan yang
selalu berubah-ubah. Termasuk di dalamnya ketidakpatuhan dalam standar industri. Macam-
macam risiko regulasi dan hukum yang mungkin dihadapi oleh manajemen disajikan dalam
tabel berikut.
Risiko Dampak
Batasan-batasan dalam industri yang Besar
menyebabkan kehilangan peluang dan
pendapatan
Penjelasan:
Risiko pertama, batasan-batasan dalam industri yang menyebabkan kehilangan peluang dan
pendapatan dapat berdampak pada keuntungan yang dihasilkan dan strategi yang diterapkan
akan berubah. Risiko ini tidak dapat dihindari karena merupakan kebijakan pemerintah dalam
menentukan batasan-batasan industri sehingga manajemen harus menyiapkan langkah
antisipasinya.
Risiko kedua, perubahan regulasi pemerintah juga merupakan risiko yang tidak bisa
diprediksi. Risiko ini memiliki dampak yang cukup besar pada kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan sehingga ketika risiko ini terjadi, manajemen diharapkan untuk
menyesuaikan dengan regulasi yang baru secepatnya dan sebaiknya menyiapkan strategi
cadangan untuk berjaga-jaga apabila regulasi pemerintah berubah lagi.
Risiko ketiga, risiko kehilangan lisensi memiliki dampak yang sangat besar pada kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Namun, risiko ini kecil kemungkinannya terjadi karena
biasanya perusahaan akan segera mendaftarkan lisensinya begitu usaha telah berjalan.
Risiko keempat, risiko ini memiliki dampak yang besar bagi perusahaan. Masalah sengketa
dalam perjanjian kontrak dengan pihak lain dalam bentuk kerjasama maupun ijin penggunaan
aset/lahan untuk mendirikan tower apabila tidak segera diselesaikan, maka akan
menimbulkan masalah berkepanjangan yang bisa menyebabkan kinerja perusahaan menurun.
Risiko ini dapat dicegah apabila kedua belah pihak dalam perjanjian saling mematuhi aturan
yang ada.
Risiko tingkat suku bunga ini merupakan risiko terkait dengan kesehatan finansial
perusahaan. Adanya risiko Tingkat Suku Bunga merupakan salah satu indikasi bahwa PT.
Astra Honda Motor menggunakan pendanaan atas investasi dan operasionalnya dengan
modal yang berasal dari luar (external capital). Dengan demikian akan merubah struktur
modal dari perusahaan. Indikasi yang dari modal yang didapatkan dari luar berupa hutang
merupakan salah satu sebab berubahnya struktur modal perusahaan. Dengan struktur modal
yang berubah seiring dengan bertambahnya utang perusahaan maka akan menambah biaya
kebangkrutan perusahaan walaupun taxshield nya bertambah. Biaya kebangkrutan merupakan
salah satu sebab perusahaan sedang mengalami financia distress.
Risiko Tingkat suku bunga ini dapat dilihat dengan mengetahui utang perusahaan dan
membandingkanya dengan modal sendiri perusahaan yang terhubung dalam struktur modal.
Dengan melihat perbandingan antara keduanya, maka kita bisa melihat bagaimana
perusahaan tersebut mempunyai risiko perubahan tingkat suku bunga yang besar atau rendah.
Sumber :
http://ibnuhaya.blogspot.com/2012/06/contoh-kasus-manajemen-risiko-pt-telkom.html
http://www.astra-honda.com/
http://inet.detik.com/read/2013/04/25/161546/2230499/319/stop-kredit-macet-dengan-sistem-
manajemen-risiko
www.gunadarma.ac.id