Anda di halaman 1dari 8

EVALUASI SISTEM LOGISTIK

DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

Sugeng Adi Prasetyo*1, Achmad Wicaksono2, M. Ruslin Anwar2


1
Mahasiswa / Program Magister / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
2
Dosen / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur
Korespondensi : sap.nav00@gmail.com

ABSTRAK

Sistem logistik yang kurang optimal di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menyebabkan terhambatnya
distribusi barang dan jasa serta tingginya biaya logistik. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui persepsi pengguna jasa tentang sistem logistik yang ada saat ini, mengembangkan model sistem
logistik dan memberikan rekomendasi perbaikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Important Performance Analysis dan Supply Chain Management. Hasil penelitian menunjukkan secara
umum aspek layanan sisi laut dan sisi darat di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada kondisi
memuaskan.Variabel sistem logistik yang mendapat prioritas utama perbaikan adalah pemanduan (X2),
waktu antrian kapal, armada pengangkut, layanan informasi di pelabuhan, peralatan bongkar muat (X6),
tenaga kerja bongkar muat (X7) serta layanan dokumen kapal (X4) dan barang (X10). Diperoleh persamaan
regresi model sistem logistik: Y1 = 34,345 + 1,76X2 + 1,66X4 + 1,015X6 + 0,929X7 + 1,532X10 dengan R2 =
0,919 (proses storage) dan Y2 = 27,909 + 1,38X2 + 1,654X4 + 1,149X6 + 0,923X7 + 1,165X10 dengan R2 =
0,916 (proses truck losing). Beberapa rekomendasi perbaikan seperti: penambahan jumlah kapal pandu,
penambahan peralatan baru, peningkatan fasilitas emplasemen serta pengurusan dokumen secara online.

Kata kunci: evaluasi kinerja pelabuhan, metode IPA, metode SCM, model sistem logistik, Pelabuhan
Tanjung Perak

1. PENDAHULUAN persen biaya produksi barang di wilayah


Pelabuhan memegang peran penting Indonesia termasuk di Surabaya dan
sebagai salah satu mata rantai distribusi Indonesia Timur merupakan biaya logistik.
barang (logistik) dan penumpang. Kinerja Bila 80 persen biaya itu dilakukan lewat
operasional pelabuhan yang masih kurang laut, dan porsi 70:30 antara pelayaran dan
optimal seperti waktu tunggu (waiting time) pelabuhan, maka diperkirakan biaya
sandar dan bongkar muat kapal yang masih pelayaran mengambil porsi 7 persen
lama, fasilitas terminal dan tenaga kerja ongkos produksi dan wilayah jasa terkait
bongkar muat yang kurang memadai dapat kepelabuhanan sekitar 3 persennya (Gurning
menghambat proses distribusi barang di S, 2011). Dari uraian di atas, maka
pelabuhan. diperlukan suatu evaluasi terhadap kondisi
Permasalahan di atas terjadi di sistem logistik di Pelabuhan Tanjung Perak
hampir semua pelabuhan Indonesia Surabaya sehingga menyebabkan
termasuk Pelabuhan Tanjung Perak permasalahan di atas serta rekomendasi
Surabaya. Sebagai pelabuhan utama di perbaikan. Adapun tujuan penelitian ini
Jawa Timur dan Kawasan Timur Indonesia, adalah :
permasalahan sistem logistik di Pelabuhan 1. Mengetahui persepsi pengguna jasa
Tanjung Perak Surabaya dapat tentang sistem logistik di Pelabuhan
menyebabkan tingginya biaya logistik di Tanjung Perak Surabaya.
pelabuhan yang banyak dikeluhkan pelaku 2. Membuat model sistem logistik di
usaha. Saat ini diperkirakan sekitar 12-14 Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2 – 2014 ISSN 1978-5658 113
3. Membuat rekomendasi perbaikan / keterangan yang diperlukan yang
pengembangan kedepannya. berhubungan dengan sistem logistik di
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
2. METODE PENELITIAN 2. Kuesioner
Untuk lebih mengarahkan pada Pada penelitian ini menggunakan 2 (dua)
jalannya penelitian dan dapat menghasilkan jenis kuesioner yaitu :
hasil penelitian yang cermat dan teliti, a. Kuesioner metode IPA : mengetahui
maka dibuatlah bagan alir penelitian persepsi kepuasan responden
sebagai pedoman dalam pelaksanaannya terhadap sistem logistik di Pelabuhan
seperti dalam gambar berikut : Tanjung Perak Surabaya.
b. Kuesioner metode SCM : mengetahui
Perumusan Masalah
persepsi responden terhadap variabel-
variabel yang mempengaruhi sistem
Tinjauan Pustaka logistik di Pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya.
3. Studi Pustaka
Survei Pendahuluan
Mempelajari buku-buku referensi yang
ada hubungannya dengan obyek yang
Pengumpulan Data diteliti.

Data Primer : Data Sekunder :


2.2 Penentuan Jumlah Sampel
 Data Penetapan Sandar Kapal; Untuk menentukan jumlah sampel,
Survei Lapangan / Kuisioner  Data Peralatan & TKBM; digunakan rumus Slovin :
 Data Pergudangan;
 Data Pengguna Jasa
 Data lainnya.

Dimana:
Analisis Data + Pembahasan 1 : Konstanta
n : Ukuran sampel
N : Ukuran Populasi = 84 perusahaan
Analisis IPA : Analisis Regresi Linear Berganda SCM : ekspor impor.
Tingkat Kepuasan Uji F, Uji T,Uji Korelasi
e : Kelonggaran ketelitian yang dapat
Pengguna Jasa Terhadap
Sistem Logistik Pelabuhan ditolerir (10% = 0,1)
Analisis Model Sistem Logistik :
a. Storage (Y1)
b. Truck Lossing (Y2)
Maka diperoleh :
n= ( )
=
Arahan Rekomendasi Perbaikan

n = 46 sampel
Kesimpulan dan Saran
2.3 Metode Analisis
Gambar 1. Diagram alir penelitian Metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
2.1 Metode Pengumpulan Data 1. Important Performance Analysis (IPA)
Metode yang digunakan dalam Untuk mengetahui persepsi pengguna
pengumpulan data adalah: jasa terhadap tingkat kinerja dan tingkat
1. Wawancara kepentingan dari variabel-variabel
Daftar pertanyaan yang mengacu pada sistem logistik di Pelabuhan Tanjung
kuesioner dibuat dan ditujukan kepada Perak Surabaya dan hasilnya diplot
responden untuk dapat memberikan dalam sebuah diagram kartesius.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2 – 2014 ISSN 1978-5658 114


2. Supply Chain Management (SCM)
Untuk mengetahui variabel yang paling
berpengaruh pada proses bongkar muat EXIM
28% KSOP
di pelabuhan dimana secara garis besar 42%

dibagi 2 (dua) yaitu bongkar muat secara TKBM


7%
langsung dikirim ke konsumen (truck ALFI/ILFA
losing) dan melalui penimbunan 8%
INSA
BUP
8%
(storage) (Pelindo III, 2009) serta 7%

hasilnya berupa persamaan regresi Gambar 4. Instansi responden


model sistem logistik.
Dari hasil analisis 2 (dua) metode tersebut, < 1 Tahun
dibuat usulan rekomendasi perbaikan 8%
> 5 Tahun
sistem logistik di Pelabuhan Tanjung 25%
1-3 Tahun
Perak. 25%

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3-5 Tahun


42%
3.1 Analisis Deskriptif Gambaran
Responden
Penelitian ini menggunakan sampel Gambar 5. Pengalaman kerja responden
60 responden. Responden diambil dari
3.2 Analisis Persepsi Pengguna Jasa
berbagai instansi yang berkaitan dengan
Tentang Sistem Logistik di
sistem logistik di Pelabuhan Tanjung Perak
Pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya, khususnya untuk kegiatan ekspor
Surabaya dengan Metode IPA
impor. Berdasarkan data yang diperoleh
Penelitian ini menggunakan 3 aspek
dari hasil survei di lapangan, diperoleh
tingkat kinerja dan tingkat kepentingan
karakteristik dari responden secara umum
sistem logistik, yang didetailkan lagi dalam
adalah sebagai berikut :
17 variabel tingkat kinerja dan tingkat
kepentingan sistem logistik. Adapun
Perempuan
8%
penjabarannya sebagai berikut :
1. Layanan Sisi Laut, meliputi:
a. Ketepatan pelayanan pemanduan
b. Keterampilan tenaga pandu
Laki-Laki c. Penetapan sandar kapal
92%
d. Waktu antrian kapal
e. Penetapan jangka waktu B/M
f. Pelayanan dokumen kapal
Gambar 2. Jenis kelamin responden 2. Layanan Sisi Darat, meliputi:
a. Kinerja Peralatan B/M
SMU
b. Kinerja Tenaga Kerja B/M
8% c. Supervisi operasional di terminal
d. Armada pengangkut (truk/KA)
Diploma
25%
e. Layanan gudang lini I dan II
Sarjana
f. Pelayanan dokumen barang
67%
3. Layanan Penunjang, meliputi:
a. Sistem dan Prosedur (SOP)
pelayanan kapal dan barang di
Gambar 3. Tingkat pendidikan responden pelabuhan
b. Kerapian & kebersihan
c. Layanan informasi di pelabuhan

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2 – 2014 ISSN 1978-5658 115


d. Fasilitas penunjang (tempat d. 15 (layanan informasi di
ibadah, MCK, kantin, dll) pelabuhan).
e. Kinerja staf di kantor pelayanan.  Kuadran B (Pertahankan Prestasi)
dengan tingkat kepentingan tinggi
A. Tingkat Kinerja dan Tingkat dan tingkat kinerjanya tinggi,
Kepentingan Sistem Logistik. yakni item nomor :
Dari rekapitulasi data kuesioner a. 2 (keterampilan tenaga pandu)
metode IPA, diperoleh hasil b. 3 (penetapan sandar kapal)
sebagaimana yang ada di dalam tabel c. 5 (penetapan jangka waktu
1. Skor Total Tingkat Kinerja Sistem bongkar muat)
Logistik (X) dan tabel 2. Skor Total d. 6 (pelayanan dokumen kapal)
Tingkat Kepentingan Sistem Logistik e. 7 (kinerja peralatan bongkar
(Y). muat di terminal)
f. 13 (sispro pelayanan kapal dan
B. Diagram Kartesius Sistem Logistik barang di pelabuhan).
Dari rekapitulasi data kuesioner  Kuadran C (Prioritas Rendah)
metode IPA, diperoleh Diagram dengan tingkat kepentingan rendah
Kartesius Persepsi Kepuasan dan tingkat kinerjanya rendah,
Responden Terhadap Sistem Logistik yakni item nomor :
Di Pelabuhan Tanjung Perak a. 8 (kinerja tenaga kerja bongkar
Surabaya, yaitu: hasil Penilaian muat/operator di terminal)
Terhadap Item-Item Sistem Logistik b. 11 (layanan gudang di lini I dan
di Pelabuhan Tanjung Perak II)
Surabaya, sebagaimana yang ada di c. 14 (kerapian dan kebersihan
dalam Gambar 6. Diagram Kartesius pelabuhan)
17 Item Kinerja & Kepentingan. d. 16 (fasilitas penunjang/tempat
Dari gambar 6, dapat diketahui ibadah, MCK, kantin, tempat
item-item apa saja yang masuk tiap parkir, dll).
kuadran. Adapun penjabarannya  Kuadran D (Berlebihan) dengan
sebagai berikut: tingkat kepentingan rendah tapi
 Kuadran A (Prioritas Utama) tingkat kinerjanya tinggi, yakni
dengan tingkat kepentingan tinggi item nomor :
tapi tingkat kinerjanya rendah, a. 9 (supervisi operasional di
yakni item nomor : pelabuhan
a. 1 (ketepatan layanan b. 12 (pelayanan dokumen
pemanduan) barang)
b. 4 (waktu antrian/waiting time c. 17 (kinerja staf di kantor
kapal) pelayanan).
c. 10 (armada pengangkut yaitu
truk/kereta api)

Tabel 1. Skor total tingkat kinerja sistem Logistik (X)


SKOR TINGKAT KINERJA (X)
ASPEK Layanan Sisi Laut Layanan Sisi Darat Layanan Penunjang
ITEM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
TOTAL SKOR ITEM 163 191 183 132 179 202 177 168 181 175 162 184 203 164 173 157 183
TOTAL SKOR ASPEK 1050 1047 880
RATA - RATA ITEM 175.12
RATA - RATA ASPEK 992.33

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2 – 2014 ISSN 1978-5658 116


Tabel 2. Skor total tingkat kepentingan sistem logistik (Y)
SKOR TINGKAT KEPENTINGAN (Y)
ASPEK Layanan Sisi Laut Layanan Sisi Darat Layanan Penunjang
ITEM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
TOTAL SKOR ITEM 284 275 277 274 273 272 273 260 252 267 255 262 269 251 268 256 262
TOTAL SKOR ASPEK 1655 1569 1306
RATA - RATA ITEM 266.47
RATA - RATA ASPEK 1510.00

295
KEPENTINGAN (Y)

Keterangan :
1 = Layanan Pandu
290 2 = Tenaga Pandu
3 = Sandar Kapal

285
A 1 B 4 = Antrian Kapal
5 = Waktu B/M
6 = Dokumen Kapal
7 = Peralatan B/M
280 8 = TKBM / Operator
3 9 = Supervisi Operasional
4 2 10 = Armada Angkut
275 11 = Gudang
7 12 = Dokumen Barang
5 6 13 = SISPRO
270 14 = Kerapian & Kebersihan
15 13 15 = Layanan Informasi
10
16 = Fasilitas Penunjang
265 17 = Kinerja Staf Pelayanan

8 12 17
260 SKOR PER ITEM

16 11
255 KINERJA RATA-RATA
C D
9 KEPENTINGAN RATA-RATA
250
14

245
125 130 135 140 145 150 155 160 165 170 175 180 185 190 195 200 205 210
KINERJA (X)

Gambar 6. Diagram kartesius 17 item kinerja & kepentingan sistem logistik

Muat (TKBM)
3.3 Analisis Model Sistem Logistik di - Ketersediaan &
Pelabuhan Tanjung Perak X8 = Kinerja
kapasitas truk di
terminal.
Surabaya Dengan Metode Rantai Kendaraan
Pengangkut
- Jangka waktu
pengiriman ke
Pasok (Supply Chain). (Truk/KA)
gudang/pemilik
A. Variabel dan Definisi Operasional barang
X9 = Gudang - Lokasi gudang
Variabel penelitian dan definisi Penyimpanan / dengan terminal.
Distribusi - Jam kerja & fasilitas
operasional serta indikatornya adalah (CDC) gudang
sebagai berikut: X10 = Pelayanan
- Jangka waktu
pelayanan dokumen.
Dokumen
- Kelengkapan
Barang
dokumen
Tabel 3. Variabel penelitian
Konsep Variabel Indikator
X1 = Aspek Hidro - Alur pelayaran.
oseanogarafi - Pasang surut
B. Korelasi Variabel - Variabel Sistem
Sistem
Logistik X2 = Pelayanan
- Jangka waktu Logistik
pemanduan
Storage Pemanduan
- Fasilitas pemanduan Pada penelitian ini, analisis
- Waktu operasi
X3 = Pelayanan pelabuhan
dilakukan pada proses bongkar muat
Sandar Kapal - Waktu tunggu untuk kegiatan ekspor impor melalui
sandar
Dan
X4 = Pelayanan
- Waktu layanan penimbunan (storage) dimana barang
dokumen
Dokumen
- Kelengkapan
dari dan kapal pada prosesnya melalui
Kapal
dokumen gudang dari dan ke pengguna jasa, serta
- Jenis muatan.
Sistem
X5 = Muatan Kapal
- Kemasan muatan. pada proses bongkar muat untuk kegiatan
X6 = Kinerja - Kapasitas peralatan
Logistik
Peralatan - Produktifitas
ekspor impor secara langsung (truck
Truck
Losing Bongkar Muat peralatan losing) dimana barang dari dan kapal
X7 = Kinerja Tenaga - Produktifitas TKBM
Kerja Bongkar - Kompetensi TKBM

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2 – 2014 ISSN 1978-5658 117


pada prosesnya tanpa melalui gudang dari C. Persamaan Model Sistem Logistik
dan ke pengguna jasa. Setelah mendapatkan variabel-
Dari rekapitulasi data kuesioner variabel yang sangat mempengaruhi
SCM dan dengan bantuan software sistem logistik baik proses storage (Y1)
statistik, diperoleh korelasi bivariat untuk maupun proses truck losing (Y2) dan
kegiatan storage, seperti pada tabel di dilakukan analisis regresi linear berganda
bawah ini : seperti uji t, uji F dan uji korelasi,
didapatkan persamaan regresi model
sistem logistik di Pelabuhan Tanjung
Tabel 4. Korelasi bivariat sistem logistik
proses storage Perak Surabaya, yaitu :
X1 X2 X3 X4 X5 1. Model sistem logistik untuk proses
Y1 Korelasi .475** .551** .186 .683** .347** storage (Y1) :
Sig .000 .000 .155 .000 .007
N 60 60 60 60 60
Dari rekapitulasi data kuesioner
SCM dan dengan bantuan software
X6 X7 X8 X9 X10 statistik, diperoleh persamaan regresi
Y1 Korelasi .736** .715** .354** .422** .687** model sistem logistik untuk proses
Sig .000 .000 .006 .001 .000
N 60 60 60 60 60
storage (Y1):
Y1 = 34,345 + 1,76X2 + 1,66X4 +
Dari Tabel 4 di atas, diketahui 1,015X6 + 0,929X7 + 1,532X10
bahwa variabel yang sangat berpengaruh Dengan nilai R2 = 0,919
pada sistem logistik ekspor impor jenis Dimana :
storage (Y1) adalah : X2 (Pemanduan), X4 Y1 = Sislog Storage (jam)
(Dokumen Kapal), X6 (Peralatan Bongkar R2 = Koefisien Determinasi
Muat), X7 (Tenaga Kerja Bongkar Muat), X2 = Pemanduan
dan X10 (Dokumen Barang). X4 = Layanan Dokumen Kapal
Adapun korelasi bivariat untuk X6 = Peralatan Bongkar Muat
kegiatan truck losing dapat dilihat pada X7 = TKBM
tabel di bawah ini : X10 = Layanan Dokumen Barang

Tabel 5. Korelasi bivariat sistem logistik 2. Model sistem logistik untuk proses
proses truck lossing truck losing (Y2) :
X1 X2 X3 X4 X5 Dari rekapitulasi data kuesioner
Y2 Korelasi .486** .505** .238 .697** .319*
SCM dan dengan bantuan statistik,
Sig .000 .000 .067 .000 .013
N 60 60 60 60 60 diperoleh persamaan regresi model
sistem logistik untuk proses truck losing
X6 X7 X8 X10 (Y2):
Y2 Korelasi .762** .731** .371** .683**
Y2 = 27,909 + 1,38X2 + 1,654X4 +
Sig .000 .000 .004 .000
N 60 60 60 60 1,149X6 + 0,923X7 + 1,165X10
Dengan nilai R2 = 0,916
Dari Tabel 5 di atas, dapat Dimana :
diketahui bahwa variabel yang sangat Y2 = Sislog Truck Losing (jam)
berpengaruh pada sistem logistik ekspor R2 = Koefisien Determinasi
impor jenis truck lossing (Y2) adalah : X2 X2 = Pemanduan
(Pemanduan), X4 (Dokumen Kapal), X6 X4 = Layanan Dokumen Kapal
(Peralatan Bongkar Muat), X7 (Tenaga X6 = Peralatan Bongkar Muat
Kerja Bongkar Muat), dan X10 (Dokumen X7 = TKBM
Barang). X10 = Layanan Dokumen Barang

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2 – 2014 ISSN 1978-5658 118


Dari persamaan regresi kedua b. Variabel sistem logistik yang
model sistem logistik (Y1 dan Y2), mendapat prioritas utama perbaikan
diketahui bahwa X2 (Pemanduan), X4 adalah :
(Dokumen Kapal), X6 (Peralatan Bongkar 1) Pemanduan : kapal pandu/tunda
Muat), X7 (Tenaga Kerja Bongkar Muat), yang beroperasi terbatas,
dan X10 (Dokumen Barang) memberikan sementara permintaan layanan
efek positif pada lamanya sistem logistik pandu/tunda sangat tinggi.
berlangsung. Artinya, semakin besar nilai 2) Waktu antrian/waiting time
masukan dari variabel, mengakibatkan kapal : penetapan waktu sandar
semakin lamanya proses sistem logistik kapal sudah disepakati bersama
dan akan menambah waktu dan biaya stakeholder pelabuhan, tapi
operasional (biaya logistik) di pelaksanaannya tidak optimal.
pelabuhan,. 3) Armada pengangkut yakni
Dari hasil analisis dengan metode truk/kereta api : kondisi armada
IPA dan metode SCM, diperoleh pengangkut dan fasilitas
kesamaan hasil yakni variabel emplasemen yang kurang layak
pemanduan (X2) merupakan variabel untuk beroperasi.
yang paling berpengaruh pada sistem 4) Layanan informasi di pelabuhan:
logistik dan yang mendapat prioritas sistem informasi masih terbatas
utama perbaikan. dan kurang dipahami pengguna
Hasil penelitian ini sejalan dengan jasa.
hasil penelitian terdahulu yaitu masalah 5) Peralatan bongkar muat:
yang ada di sistem handling cargodoring produktifitas peralatan tidak
di pelabuhan Indonesia adalah optimal karena sudah tua dan
terbatasnya jumlah crane (aspek kurang terawat.
peralatan bongkar muat/X6) dan 6) Tenaga kerja bongkar muat :
dibutuhkan truk dalam jumlah yang kompetensi tenaga kerja masih
banyak (aspek armada pengangkut/X8), rendah dan banyak tenaga kerja
serta usulan perbaikan yakni melakukan yang di luar usia produktif (di
hal yang serupa dengan yang dilakukan atas 60 tahun).
oleh pelabuhan Fremantle Australia yaitu 7) Layanan dokumen kapal dan
menggunakan kereta api dan sistem barang : sistem pelayanan masih
conveyor (Maryanie DW dan Sutopo W, manual/belum online lewat
2011). internet dan rawan pungutan liar
(pungli).
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan 2. Dari hasil analisis dan pembahasan,
Berdasarkan uraian dan analisis diperoleh persamaan regresi model
yang telah dikemukakan, maka penelitian sistem logistik di Pelabuhan Tanjung
ini dapat disimpulkan sebagai berikut : Perak Surabaya, yaitu :
1. Persepsi pengguna jasa tentang sistem a. Untuk proses storage (Y1) :
logistik di Pelabuhan Tanjung Perak Y1 = 34,345 + 1,76X2 + 1,66X4 +
Surabaya yakni : 1,015X6 + 0,929X7 +
a. Secara umum aspek layanan sisi 1,532X10
laut dan sisi darat di Pelabuhan Dengan nilai R2 model Y1 = 0,919
Tanjung Perak Surabaya pada b. Untuk proses truck losing (Y2) :
kondisi memuaskan, sementara Y2 = 27,909 + 1,38X2 + 1,654X4 +
untuk aspek layanan penunjang 1,149X6 + 0,923X7 +
masih kurang memuaskan. 1,165X10

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2 – 2014 ISSN 1978-5658 119


Dengan nilai R2 model Y2 = 0,916 g. Aspek Layanan Informasi di
Pelabuhan :
3. Rekomendasi perbaikan sistem  Penyediaan sistem informasi
logistik di Pelabuhan Tanjung Perak yang mudah diakses dan
Surabaya, yaitu : dipahami oleh pengguna jasa
a. Aspek Pemanduan : baik secara langsung di
1) Penambahan jumlah armada pelabuhan maupun secara online
kapal pandu/tunda. melalui internet.
2) Penambahan dan peningkatan
kompetensi tenaga pandu. 4.2 Saran
b. Aspek Waktu Antrian/Waiting Berdasarkan kesimpulan di atas,
Time Kapal : maka dapat dikemukakan beberapa saran,
1) Pelaksanaan sistem first come yaitu :
first service serta sistem reward 1. Untuk mendapatkan hasil
dan punishment yang lebih penelitian yang lebih lengkap,
tegas. sebaiknya evaluasi sistem
2) Adanya acuan/target kinerja logistik juga dilakukan pada
layanan operasional pelabuhan kegiatan layanan domestik/dalam
yang berupa regulasi/pedoman negeri atau digabung layanan
yang jelas dan ditaati oleh semua domestik dan ekspor impor.
stakeholder. 2. Untuk mendapatkan hasil
c. Aspek Peralatan Bongkar Muat : penelitian yang lebih lengkap,
1) Penambahan peralatan baru yang sebaiknya juga dilakukan analisis
lebih besar kapasitasnya dan ekonomi untuk mengetahui biaya
efisien pemakaiannya seperti logistik yang timbul dan
Harbor Mobile Crane (HMC). pengaruhnya terhadap harga di
2) Pemeriksaan/pengecekan secara pasaran / yang harus ditanggung
berkala peralatan bongkar muat. konsumen.
d. Aspek TKBM :
1) Peningkatan kompetensi dengan 5. DAFTAR PUSTAKA
pelatihan atau uji kompetensi. Gurning, S. 2011. Tanjung Perak dan Bisnis
2) Rasionalisasi usia tenaga kerja. Maritim, Launching Bisnis Surabaya ,
Hotel Inna Simpang, Surabaya.
e. Aspek Armada Pengangkut : Maryanie D.W dan Sutopo W. 2011. Usulan
1) Pemerikasaan secara berkala ijin Perbaikan Sistem Handling Cargodoring
dan kondisi truk-truk yang Di Pelabuhan Peti Kemas Untuk
beroperasi. Meminimalkan Biaya Distribusi Logistik,
2) Peningkatan fasilitas J@TI Undip, Vol VI, No 3.
PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo). 2009.
emplasemen kereta api di Manajemen Kepelabuhanan (Sebuah
pelabuhan dan terkoneksi Ringkasan Seri Kepelabuhanan, Seri 01
dengan double track kereta api Edisi II), Jakarta.
di pantai utara Jawa.
f. Aspek Layanan Dokumen Kapal
dan Barang :
1) Pelayanan pengurusan dokumen
secara online melalui internet.
2) Adanya regulasi/pedoman yang
jelas dan ditaati oleh semua
stakeholder.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2 – 2014 ISSN 1978-5658 120

Anda mungkin juga menyukai