1
Jurnal Spektran Vol… , No… , Juni 2016
PENDAHULUAN TujuanPenelitian
Latar Belakang 1. Menyusun hirarki dan ukuran kuantitatif
Untuk menjaga dan mempertahankan dari masing-masing kriteria yang
kondisi jembatan agar tetap dalam kondisi berpengaruh pada penyusunan prioritas
fungsional, maka diperlukan pemeliharaan penanganan jembatan berdasarkan
jembatan. Permasalahan dinegara metode AHP.
berkembang seperti Indonesia adalah 2. Menyusun rumusan matematis
terbatasnya dana yang tersedia, oleh karena penyusunan prioritas pemeliharaan
itu diperlukan suatu prioritas dalam jembatan.
penyusunan program pemeliharaan 3. Menyusun skala prioritas penanganan
jembatan. jembatan di Jalan Nasional Kota
Pada saat ini penyusunan program Metropolitan Denpasar berdasarkan
penanganan jembatan hanya diprioritaskan metode AHP.
berdasarkan nilai kondisi jembatan, padahal
Manfaat Penelitian
menurut Wiyono (2011), banyak kriteria lain
1. Bagi penulis adalah sebagai sarana
yang berpengaruh antara lain seperti tingkat
untuk menerapkan ilmu transportasi
kepadatan lalu lintas, aksesibilitas jembatan,
yang didapat dalam perkuliahan.
biaya penanganan dan sistem pengadaan
2. Bagi institusi adalah sebagai tambahan
barang dan jasa.. Dengan variable yang
untuk memperkaya khasanah penelitian.
bersifat multikriteria maka metode yang
3. Bagi pemerintah yang bersangkutan,
paling tepat untuk penyusunan prioritas
penelitian ini dapat digunakan sebagai
adalah Metode Analytical Hierarchy
metode alternatif dalam penyusunan
Process (AHP) oleh karena dalam
prioritas pemeliharaan jembatan.
pengukuran yang bersifat kuantitatif, bobot
4. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat
kriteria (ukuran kuantitatif) dalam metode
dipakai sebagai bahan informasi dan
AHP akan didapat langsung dari hasil
masukan pada program-program
analisis bukan ditentukan terlebih dahulu.
pemeliharaan jembatan.
Studi kasus dipilih pada kasus
pemeliharaan jembatan pada Satker PJN
KAJIAN PUSTAKA
Metropolitan Denpasar. Dimana data
Metode AHP
jembatan tercatat dengan baik dan terdapat
Menurut Saaty (1986), AHP (Analytic
beberapa program pemeliharaan yang tidak
Hierarchy Process) adalah suatu teori umum
sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
tentang pengukuran yang digunakan untuk
Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan
menemukan skala rasio, baik dari
suatu analisis untuk mengetahui penyusunan
perbandingan berpasangan yang diskrit
prioritas pemeliharaan jembatan pada Satker
maupun kontinyu. AHP menguraikan
PJN Metropolitan Denpasar dengan metode
masalah multi faktor atau multi kriteria yang
AHP.
kompleks menjadi suatu hirarki. Hirarki
RumusanMasalah didefinisikan sebagai suatu representasi dari
Adapun rumusan masalah penelitian ini sebuah permasalahan yang kompleks dalam
adalah: suatu struktur multi level dimana level
1. Bagaimana susunan hirarki dan ukuran pertama adalah tujuan, yang diikuti level
kuantitatif dari masing-masing kriteria faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya
yang berpengaruh pada penyusunan ke bawah hingga level terakhir dari
prioritas penanganan jembatan alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah
berdasarkan metode AHP? yang kompleks dapat diuraikan ke dalam
2. Bagaimana rumusan matematis kelompok-kelompoknya yang kemudian
penyusunan prioritas penanganan diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga
jembatan berdasarkan metode AHP? permasalahan akan tampak lebih terstruktur
3. Bagaimana susunan skala prioritas dan sistematis.
pemeliharaan jembatan di Jalan Nasional Untuk setiap kriteria dan alternatif kita
Kota Metropolitan Denpasar berdasarkan harus melakukan perbandingan berpasangan
metode AHP? (pairwise comparison) yaitu
membandingkan setiap elemen yang lainnya
2
Jurnal Spektran Vol… , No… , Juni 2016
pada setiap tingkat hirarki secara kontribusi relatif atau pengaruh setiap
berpasangan sehingga nilai tingkat elemen terhadap kriteria yang setingkat di
kepentingan elemen dalam bentuk pendapat atasnya.
kualitatif. Untuk mengkuantitifkan pendapat
kualitatif tersebut digunakan skala penilaian a(ij) = Ai / Aj, (1)
antara 1 sampai 9 sehingga akan diperoleh Dimana : i,j = 1,2,3,...n
nilai pendapat dalam bentuk angka 4. Melakukan perbandingan berpasangan
(kualitatif). sehingga diperoleh judgment (keputusan)
sebanyak n x ((n-1)/2)bh, dengan n
Tabel 1 Definisi dan Skala Pendapat adalah banyaknya elemen yang
A B C dibandingkan.
1 Sama Kedua elemen Bila vektor-vektor pembobotan operasi
Penting mempunyai pengaruh A1,A2,...An maka hasil perbandingan
yang sama terhadap berpasangan dinyatakan dengan vektor
tujuan W, dengan W = (W1, W2, W3....Wn)
3 Agak Pengalaman dan maka nilai intensitas kepentingan elemen
Penting pertimbangan sedikit operasi Ai terhadap Aj yang dinyatakan
mendukung satu elemen sama dengan aij. Maka matrik
atas elemen lain perbandingan berpasangan (pairwise
5 Penting Pengalaman dan comparison matrik), dapat digambarkan
pertimbangan dengan menjadi matrik perbandingan preferensi
kuat mendukung satu dengan rumus:
elemen atas elemen lain
7 Sangat Pengalaman dan Wi = n√(ai1 x ai2 x ai3,…x ain) (2)
Penting pertimbangan sangat kuat 5. Menghitung nilai eigen dan menguji
mendukung satu elemen konsistensinya jika tidak konsisten maka
atas elemen lain pengambilan data diulangi lagi.
9 Mutlak Bukti yang mendukung 6. Mengulangi langkah 3,4 dan 5 untuk
Penting elemen yang satu atas setiap tingkatan hirarki.
yang lain memiliki 7. Menghitung vector eigen dari setiap
penegasan yang tinggi matrik perbandingan berpasangan.
2, Nilai- Kompromi diperuntukan Matrik yang diperoleh pada point 4.
4, nilai untuk dua pertimbangan tersebut merupakan eigen vector yang
6, Antara yang berbeda juga merupakan bobot kriteria (Xi).
8
Sumber: Saaty (1986). Xi =(Wi/ Σ Wi) (3)
Keterangan : Dengan eigen vektor terbesar adalah:
A = Intensitas Kepentingan
λmaks=Σaij.Xj (4)
B = Definisi
8. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika
C = Uraian
nilainya lebih dari 10 persen maka
Adapun proses-proses yang terjadi pada penilaian data judgment harus diperbaiki.
metode AHP adalah sebagai berikut : 9. Penyimpangan terhadap konsistensi
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan dinyatakan dengan indeks konsistensi
solusi yang diinginkan. didapat rumus :
2. Membuat struktur hirarki yang diawali λ
IC = (5)
tujuan umum dilanjutkan dengan kriteria
dan kemungkinan alternatif pada Keterangan :
tingkatan kriteria paling bawah dengan IC = Konsistensi indek.
tingkatan sbb: λmax = Nilai eigen vektor maksimum,
i. Level 1 : Fokus/sasaran/goal n = Ukuran matrik.
ii. Level 2 : Faktor/kriteria Nilai random indek, setiap ordo matriks
iii. Level 3 : Alternatif/subkriteria seperti diperlihatkan pada Tabel 1.
3. Membuat matrik perbandingan
berpasangan yang menggambarkan
3
Jurnal Spektran Vol… , No… , Juni 2016
4
Jurnal Spektran Vol… , No… , Juni 2016
5
Jurnal Spektran Vol… , No… , Juni 2016
6
Jurnal Spektran Vol… , No… , Juni 2016
7
Jurnal Spektran Vol… , No… , Juni 2016
dengan skala prioritas rendah dan 17 jembatan dengan prioritas sangat rendah
jembatan dengan skala prioritas sangat dengan skor prioritas 19,56%.
rendah. Jembatan Tukad Bindu memperoleh
Saran
prioritas tertingi dengan skor prioritas
57,83%, sedangkan jembatan Tukad 1. Perlu dilakukan perbandingan hasil antara
Jimbaran di Uluwatu merupakan jembatan penentuan skala prioritas dengan metode
dengan prioritas sangat rendah dengan skor AHP dan penentuan skala prioritas yang
prioritas 19,95%. diperoleh dari running program BMS.
2. Perlu dilakukan survai kondisi jembatan
SIMPULAN DAN SARAN yang lebih seksama, karena data kondisi
Simpulan jembatan memiliki kecendrungan untuk
berubah dari waktu ke waktu.
1. Kriteria dan subkriteria yang berpengaruh
3. Perlu dilakukan survai LHR pada
dalam penentuan tujuan yaitu penentuan
jembatan yang lebih seksama, karena data
skala prioritas pemeliharaan jembatan
kondisi jembatan memiliki kecendrungan
antara lain kriteria sistem jaringan (A)
untuk berubah dari waktu ke waktu.
sebesar 36,8 %, kriteria sistem
kelembagaan (B)= 12,4 %, kriteri sistem
DAFTAR PUSTAKA
tata guna lahan (C) = 24,4 % dan kriteri
sistem pergerakan (D)=26,4 %. Sementara Saaty, T.L. 1986. The Analytic Hierarchy
itu bobot pengaruh kuantitatif subkriteria Process. 1st. Great Britain:University of
antara lain subkriteria kondisi jembatan Pittsburgh.
(A1) sebesar 25,16%, subkriteria fungsi
jembatan (A2) = 7,03%, subkriteria Wiyono, T. 2011. “Sistem Penentuan
material penyusun bangunan atas jembatan Prioritas Penanganan Pemeliharaan
(A3) = 4,81%, subkriteria biaya Jembatan di Kabupaten Karanganyar”
pemeliharaan (B1) = 3,36 %, subkriteria (tesis). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
tertuang dalam renstra (B2) = 3,06 %,
subkriteria sejarah pemeliharaan (B3) =
6%, subkriteria menuju kawasan strategis
transportasi (C1) = 14,32%, subkriteria
menuju kawasan strategis pariwisata (C2)
= 4,98%, subkriteria menuju kawasan
strategis tempat suci/ warisan budaya/alam
(C3) = 5,10%, subkriteria LHR(D1) =
10,43% dan subkriteria Penyempitan Jalan
(D2)= 15,91%.
2. Rumus matematis penyusunan prioritas
pemeliharaan jembatan adalah:
=24,88 1 + 7,14 2 + 4,78 3 +
3,36 1 + 3,04 2 + 6,00 3 +
14,32 1 + 4,98 2 + 5,10 3 +
10,45 1 + 15,95 2
3. Hasil penelitian adalah 17 jembatan
menempati skala prioritas sangat tinggi, 17
jembatan dengan skala prioritas tinggi, 15
jembatan dengan skala prioritas sedang, 18
jembatan dengan skala prioritas rendah
dan 17 jembatan dengan skala prioritas
sangat rendah. Jembatan Tukad Bindu dan
Jembatan Tukad Penatih memperoleh
prioritas tertingi dengan point skor
prioritas 57,48%, sedangkan jembatan
Tukad Jimbaran di Uluwatu merupakan