Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Spektran Vol… , No… , Juni 2016

ANALISIS PRIORITAS PADA PROGRAM PEMELIHARAAN JEMBATAN DENGAN


METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: PEMELIHARAAN
JEMBATAN DI SATKER PJN METROPOLITAN DENPASAR)
IB. Made Artamana1, P. Alit Suthanaya2, DM. Priyantha Wedagama2
Abstrak: Untuk menjaga dan mempertahankan kondisi jembatan agar tetap dalam kondisi
fungsional, maka diperlukan pemeliharaan jembatan. Permasalahan dinegara berkembang seperti
Indonesia adalah terbatasnya dana yang tersedia, oleh karena itu diperlukan suatu prioritas dalam
penyusunan program pemeliharaan jembatan. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan struktur
hirarki dan menentukan ukuran kuantitatif dari masing-masing kriteria dan subkriteria pada
struktur hirarki untuk menyusun skala prioritas dengan mengambil studi kasus di Satker PJN
Metropolitan Denpasar dengan metode Analytical Hierarchy Process.
Kriteria yang berpengaruh yaitu i). kriteria sistem jaringan (subkriterianya yaitu: kondisi
jembatan (A1), fungsi jembatan (A2) dan material penyusun bangunan atas jembatan (A3)), ii).
kriteria sistem kelembagaan (subkriterianya antara lain biaya pemeliharaan (B1), tertuang dalam
renstra (B2) dan sejarah pemeliharaan jembatan (B3)), iii).kriteria sistem tata guna lahan
(subkriterianya antara lain: menuju kawasan strategis transportasi (C1), menuju kawasan strategis
pariwisata (C2) dan menuju kawasan strategis tempat suci/warisan budaya dan alam (C3)) serta
iv).kriteria sistem pergerakan dengan sub kriteria LHR (D1) dan penyempitan jalan (D2)
Dari analisis diperoleh hasil:19 jembatan menempati skala prioritas sangat tinggi, 16 jembatan
dengan skala prioritas tinggi, 19 jembatan dengan skala prioritas sedang, 15 jembatan dengan
skala prioritas rendah dan 17 jembatan dengan skala prioritas sangat rendah. Hasil diperoleh
dengan formula penentuan prioritas pemeliharaan jembatan yaitu: Y = 23,74A1 + 7,05A2 +
5,01A3 + 4,13B1 + 3,87B2 + 6,39B3 + 12,4C1 + 5,22C2 + 5,38C3 + 10,61D1 + 16,19D2.
Kata kunci : Pemeliharaan Jembatan, Prioritas, Metode AHP.
PRIORITY ANALYSIS ON BRIDGE MAINTENANCE PROGRAM USING
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS METHOD (CASE STUDY: BRIDGE
MAINTENANCE IN WORK UNIT FOR THE IMPLEMENTATION OF DENPASAR
METROPOLITAN NATIONAL ROADS)
Abstact: Bridge maintenance is required in order to keep the bridge workable. A serious
problem in some developing countries including Indonesia is the financial constraint in allocating
the budget. To overcome this, a priority analysis is required within bridge maintenance program.
The study aims to analyse a hierarchical structure of their respective quantitative criteria and sub-
criteria and to determine priority scales by using a case study in Work Unit for the Implementation
of Denpasar Metropolitan National Roads by employs a method of analytical hierarchy process.
The influential criteria in the preparation of bridge maintenance priority contain i). network
system criteria consisting the sub-criteria of bridge conditions (A1), bridge function (A2) and
material constituent building over bridges (A3)), ii). institutional criteria systems consisting sub-
criteria of maintenance cost (B1), strategic planning (B2) and bridge maintenance history (B3)),
iii). land use criteria comprising towards transportation strategic areas (C1), towards tourism
strategic areas (C2) and towards sanctuaries/cultural heritage and nature strategic areas (C3)) and
iv). system movement criteria taking in sub-criteria of average daily traffic (D1) and road
narrowing (D2).
From the analysis obtained the results: 19 bridges occupies the very high priority scale, 16
bridges with high priority scale, 19 bridges on a scale of being priority, 15 bridges with a scale of
low priority and 17 bridges with very low priority scale. The results obtained from an equation of
bridge maintenance priority which is: Y = 23,74A1 + 7,05A2 + 5,01A3 + 4,13B1 + 3,87B2 +
6,39B3 + 12,4C1 + 5,22C2 + 5,38C3 + 10,61D1 + 16,19D2.
Keywords : Bridge Maintenance, Priority, AHP method.
1
Mahasiswa Program Pascasarjana, Universitas Udayana, Denpasar
2
Staf Pengajar Program Pascasarjana, Universitas Udayana, Denpasar

1
Jurnal Spektran Vol… , No… , Juni 2016

PENDAHULUAN TujuanPenelitian
Latar Belakang 1. Menyusun hirarki dan ukuran kuantitatif
Untuk menjaga dan mempertahankan dari masing-masing kriteria yang
kondisi jembatan agar tetap dalam kondisi berpengaruh pada penyusunan prioritas
fungsional, maka diperlukan pemeliharaan penanganan jembatan berdasarkan
jembatan. Permasalahan dinegara metode AHP.
berkembang seperti Indonesia adalah 2. Menyusun rumusan matematis
terbatasnya dana yang tersedia, oleh karena penyusunan prioritas pemeliharaan
itu diperlukan suatu prioritas dalam jembatan.
penyusunan program pemeliharaan 3. Menyusun skala prioritas penanganan
jembatan. jembatan di Jalan Nasional Kota
Pada saat ini penyusunan program Metropolitan Denpasar berdasarkan
penanganan jembatan hanya diprioritaskan metode AHP.
berdasarkan nilai kondisi jembatan, padahal
Manfaat Penelitian
menurut Wiyono (2011), banyak kriteria lain
1. Bagi penulis adalah sebagai sarana
yang berpengaruh antara lain seperti tingkat
untuk menerapkan ilmu transportasi
kepadatan lalu lintas, aksesibilitas jembatan,
yang didapat dalam perkuliahan.
biaya penanganan dan sistem pengadaan
2. Bagi institusi adalah sebagai tambahan
barang dan jasa.. Dengan variable yang
untuk memperkaya khasanah penelitian.
bersifat multikriteria maka metode yang
3. Bagi pemerintah yang bersangkutan,
paling tepat untuk penyusunan prioritas
penelitian ini dapat digunakan sebagai
adalah Metode Analytical Hierarchy
metode alternatif dalam penyusunan
Process (AHP) oleh karena dalam
prioritas pemeliharaan jembatan.
pengukuran yang bersifat kuantitatif, bobot
4. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat
kriteria (ukuran kuantitatif) dalam metode
dipakai sebagai bahan informasi dan
AHP akan didapat langsung dari hasil
masukan pada program-program
analisis bukan ditentukan terlebih dahulu.
pemeliharaan jembatan.
Studi kasus dipilih pada kasus
pemeliharaan jembatan pada Satker PJN
KAJIAN PUSTAKA
Metropolitan Denpasar. Dimana data
Metode AHP
jembatan tercatat dengan baik dan terdapat
Menurut Saaty (1986), AHP (Analytic
beberapa program pemeliharaan yang tidak
Hierarchy Process) adalah suatu teori umum
sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
tentang pengukuran yang digunakan untuk
Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan
menemukan skala rasio, baik dari
suatu analisis untuk mengetahui penyusunan
perbandingan berpasangan yang diskrit
prioritas pemeliharaan jembatan pada Satker
maupun kontinyu. AHP menguraikan
PJN Metropolitan Denpasar dengan metode
masalah multi faktor atau multi kriteria yang
AHP.
kompleks menjadi suatu hirarki. Hirarki
RumusanMasalah didefinisikan sebagai suatu representasi dari
Adapun rumusan masalah penelitian ini sebuah permasalahan yang kompleks dalam
adalah: suatu struktur multi level dimana level
1. Bagaimana susunan hirarki dan ukuran pertama adalah tujuan, yang diikuti level
kuantitatif dari masing-masing kriteria faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya
yang berpengaruh pada penyusunan ke bawah hingga level terakhir dari
prioritas penanganan jembatan alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah
berdasarkan metode AHP? yang kompleks dapat diuraikan ke dalam
2. Bagaimana rumusan matematis kelompok-kelompoknya yang kemudian
penyusunan prioritas penanganan diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga
jembatan berdasarkan metode AHP? permasalahan akan tampak lebih terstruktur
3. Bagaimana susunan skala prioritas dan sistematis.
pemeliharaan jembatan di Jalan Nasional Untuk setiap kriteria dan alternatif kita
Kota Metropolitan Denpasar berdasarkan harus melakukan perbandingan berpasangan
metode AHP? (pairwise comparison) yaitu
membandingkan setiap elemen yang lainnya

2
Jurnal Spektran Vol… , No… , Juni 2016

pada setiap tingkat hirarki secara kontribusi relatif atau pengaruh setiap
berpasangan sehingga nilai tingkat elemen terhadap kriteria yang setingkat di
kepentingan elemen dalam bentuk pendapat atasnya.
kualitatif. Untuk mengkuantitifkan pendapat
kualitatif tersebut digunakan skala penilaian a(ij) = Ai / Aj, (1)
antara 1 sampai 9 sehingga akan diperoleh Dimana : i,j = 1,2,3,...n
nilai pendapat dalam bentuk angka 4. Melakukan perbandingan berpasangan
(kualitatif). sehingga diperoleh judgment (keputusan)
sebanyak n x ((n-1)/2)bh, dengan n
Tabel 1 Definisi dan Skala Pendapat adalah banyaknya elemen yang
A B C dibandingkan.
1 Sama Kedua elemen Bila vektor-vektor pembobotan operasi
Penting mempunyai pengaruh A1,A2,...An maka hasil perbandingan
yang sama terhadap berpasangan dinyatakan dengan vektor
tujuan W, dengan W = (W1, W2, W3....Wn)
3 Agak Pengalaman dan maka nilai intensitas kepentingan elemen
Penting pertimbangan sedikit operasi Ai terhadap Aj yang dinyatakan
mendukung satu elemen sama dengan aij. Maka matrik
atas elemen lain perbandingan berpasangan (pairwise
5 Penting Pengalaman dan comparison matrik), dapat digambarkan
pertimbangan dengan menjadi matrik perbandingan preferensi
kuat mendukung satu dengan rumus:
elemen atas elemen lain
7 Sangat Pengalaman dan Wi = n√(ai1 x ai2 x ai3,…x ain) (2)
Penting pertimbangan sangat kuat 5. Menghitung nilai eigen dan menguji
mendukung satu elemen konsistensinya jika tidak konsisten maka
atas elemen lain pengambilan data diulangi lagi.
9 Mutlak Bukti yang mendukung 6. Mengulangi langkah 3,4 dan 5 untuk
Penting elemen yang satu atas setiap tingkatan hirarki.
yang lain memiliki 7. Menghitung vector eigen dari setiap
penegasan yang tinggi matrik perbandingan berpasangan.
2, Nilai- Kompromi diperuntukan Matrik yang diperoleh pada point 4.
4, nilai untuk dua pertimbangan tersebut merupakan eigen vector yang
6, Antara yang berbeda juga merupakan bobot kriteria (Xi).
8
Sumber: Saaty (1986). Xi =(Wi/ Σ Wi) (3)
Keterangan : Dengan eigen vektor terbesar adalah:
A = Intensitas Kepentingan
λmaks=Σaij.Xj (4)
B = Definisi
8. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika
C = Uraian
nilainya lebih dari 10 persen maka
Adapun proses-proses yang terjadi pada penilaian data judgment harus diperbaiki.
metode AHP adalah sebagai berikut : 9. Penyimpangan terhadap konsistensi
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan dinyatakan dengan indeks konsistensi
solusi yang diinginkan. didapat rumus :
2. Membuat struktur hirarki yang diawali λ
IC = (5)
tujuan umum dilanjutkan dengan kriteria
dan kemungkinan alternatif pada Keterangan :
tingkatan kriteria paling bawah dengan IC = Konsistensi indek.
tingkatan sbb: λmax = Nilai eigen vektor maksimum,
i. Level 1 : Fokus/sasaran/goal n = Ukuran matrik.
ii. Level 2 : Faktor/kriteria Nilai random indek, setiap ordo matriks
iii. Level 3 : Alternatif/subkriteria seperti diperlihatkan pada Tabel 1.
3. Membuat matrik perbandingan
berpasangan yang menggambarkan

3
Jurnal Spektran Vol… , No… , Juni 2016

Tabel 2 Nilai Random Indek


Ordo Studi Pendahuluan
1 2 3 4 5
Matrik
RI 0 0 0,58 0,9 1,12 Latar Belakang, Rumusan Masalah dan
Sumber : Saaty (1986) Penetapan Tujuan

Dari nilai IC selanjutnya dapat dihitung


konsistensi rasio sbb: Kajian
Pengumpulan Data
Pustaka
IC
CR = ≤ 0,1 (OK) (6)
RI
Data Primer Data Sekunder
Keterangan :
IC = Konsistensi indek.
RI = Random indek.
CR = Konsistensi rasio.
Pemilihan Metode Penelitian
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan studi Analisis dan Pengolahan Data AHP
pendahuluan yang meliputi: pengenalan
lokasi studi, tinjauan pustaka dan identifikasi
data. Kemudian dilanjutkan dengan Penyusunan Hirarki AHP
identifikasi masalah sehingga dapat disusun - Tujuan
latar belakang masalah dan rumusan masalah - Kriteria
serta penetapan tujuan penelitian. - Subkriteria
Selanjutnya dilakukan pengumpulan, data
primer dalam penelitian ini diperoleh
Matrik Perbandingan Berpasangan
melalui kuesioner kepada pihak-pihak
dan Eigen Vektor
(stakeholders) yang berkompeten dalam
penanganan jembatan, sedangkan data
sekunder diperoleh dari instansi terkait yang Tidak
mengelola jembatan.
Langkah selanjutnya adalah menentukan Uji Konsistensi:
urutan prioritas penanganan jembatan CR ≤ 10%
dengan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP). Metode ini diawali dengan
penyusunan hirarki yaitu dengan penentuan Ya
kriteria dan penentuan subkriteria.
Selanjutnya dilakukan analisis pembobotan Perhitungan Skor Skala Prioritas
dalam penentuan skala prioritas jembatan,
dilanjutkan dengan uji konsistensi terhadap
Pengelompokan Skala Prioritas
data, jika telah memenuhi konsistensi
dibawah 10% maka diperoleh nilai kualitatif
dari masing-masing kriteria dan Simpulan dan Saran
subkriterianya sehingga dapat dilakukan
penentuan prioritas masing-masing jembatan
untuk selanjutnya dikelompokkan menjadi Gambar 1. Rancangan Penelitian
prioritas tertentu dengan percentile 0,2.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah pada jaringan
jalan primer di Kota Metropolitan Denpasar
(Kota Denpasar, Kabupaten Badung,
Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan,

4
Jurnal Spektran Vol… , No… , Juni 2016

Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Level I Level II Level III


Klungkung). Sedangkan waktu penelitian Tujuan Kriteria
dilaksanakan dari tahun 2014-2016. A1.Kondisi Jembatan
Sumber Data A.Sistem
Sumber data terdiri dari data primer dan Jaringan A2. Fungsi Jembatan
data sekunder. Data primer dikumpulkan
langsung dari responden melalui wawancara. A3. Material
Sedangkan data sekunder diperoleh melalui Penyusun Jembatan
instansi terkait yang berhubungan dengan
pemeliharaan jembatan di Satker PJN B1. Biaya
Metropolitan Denpasar. Pemeliharaan

Populasi dan sampel B. Sistem B2. Tertuang dalam


Kelembaga-
Populasi dalam penelitian ini adalah an
Renstra Jembatan
semua stakeholder yang terkait dengan Susunan
pemeliharaan jembatan di Satker PJN Skala B.3 Sejarah
Metropolitan Denpasar meliputi perencana, Prioritas Pemeliharaan
Pemel.
pelaksana dan pengawas baik dari aparatur Jembatan
pemerintahan, auditor, anggota parlemen, SPJNM C1. Menuju
swasta, penyedia jasa, akademisi dan Denpasar Kawasan Strategis
Transportasi
masyarakat. Sampel diambil dengan teknik C. Sistem
purposive sampling dengan responden Tata Guna C2. Menuju Kawasan
expert dari populasi yang memiliki minimal Lahan Strategis Pariwisata
salah satu persyaratan antara lain: memiliki
kewenangan dalam pengambilan kebijakan C3. Menuju Kawasan
Strategis Tempat
pemeliharaan jembatan, mempunyai tugas Suci/ Warisan Budaya
sehari-hari terkait pemeliharaan jembatan,
professional di bidang pemeliharaan
D. Sistem D1. LHR
jembatan, serta mempunyai latar belakang Pergerakan
pendidikan di bidang program pemeliharaan
D2. Penyempitan
jembatan. Jalan pada Jembatan
Variabel Penelitian
Varibel dalam penelitian ini meliputi Gambar 2. Struktur Hirarki AHP
kriteria dan subkriteria yang berpengaruh Instrumen Penelitian
dalam penentuan tujuan.yaitu penentuan Penelitian ini menggunakan kuesioner
skala prioritas pemeliharaan jembatan. sebagai instrumen penelitian, dengan teknik
Variabel tersebut antara lain i). kriteria purposive sampling pada responden expert.
sistem jaringan (subkriterianya yaitu: kondisi
jembatan (A1), fungsi jembatan (A2) dan HASIL DAN PEMBAHASAN
material penyusun bangunan atas jembatan Pengumpulan Data Sekunder
(A3)), ii). kriteria sistem kelembagaan Terdapat 86 jembatan pada jaringan
(subkriterianya antara lain biaya jalan primer Kota Metropolitan Denpasar.
pemeliharaan (B1), tertuang dalam renstra Delapan jembatan dikategorikan memiliki
(B2) dan sejarah pemeliharaan jembatan nilai kondisi 2, lima belas jembatan memiliki
(B3)), iii).kriteria sistem tata guna lahan nilai kondisi 1 sedangkan 63 jembatan dalam
(subkriterianya antara lain: menuju kawasan kondisi baik tanpa kerusakan. Enam puluh
strategis transportasi (C1), menuju kawasan dua jembatan berfungsi dalam jaringan jalan
strategis pariwisata (C2) dan menuju arteri dan dua puluh empat jembatan berada
kawasan strategis tempat suci/warisan dalam jaringan jalan kolektor. Sebanyak 66
budaya dan alam (C3)) serta iv).kriteria bangunan atas jembatan tersusun dari
sistem pergerakan dengan sub kriteria LHR material beton, sedangkan sisanya sebanyak
(D1) dan penyempitan jalan (D2). Struktur 20 jembatan merupakan jembatan dengan
hirarki yang terbentuk dari variabel diatas material baja sebagai penyusun bangunan
dapat dilihat pada Gambar 2. atasnya. Dari pengumpulan data sekunder

5
Jurnal Spektran Vol… , No… , Juni 2016

juga dikumpulkan jembatan yang tercantum ρi = aiA x aiB x aiC x aiD.


dalam rencana strategis dan dialokasikan
ρA = 1,0 x 2,76 x 1,42 x 1,32 = 5,21.
biaya penanganannya dalam Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Beberapa Dengan cara yang sama maka didapat :
jembatan juga diketahui memiliki lebar lebih
ρB = 0,08 ; ρC = 1,21 ; ρD = 1,64.
sempit dari jalan pendekatnya sehingga
menyebabkan bottle neck dan dari umur =
konstruksinya diketahui 2 jembatan telah
berumur diatas 50 tahun, 29 jembatan Dimana n adalah jumlah baris dari matrik
berumur antara 25-50 tahun, 36 jembatan pairwise comparison dan dalam hal ini
memiliki umur antara 10-25 tahun dan 21 bernilai 4 (empat) sehingga didapat :
jembatan memiliki umur dibawah 10 tahun.
WA = 4√ 5,21 = 1,51.
Pengumpulan Data Primer
Dari jawaban responden terhadap
Dengan cara yang sama maka didapat :
pertanyaan analisis AHP pada setiap hirarki,
diperoleh hasil penilaian berpasangan.
WB = 0,61; WC =0,97 dan WD=1,13.
Perbandingan berpasangan tersebut
selanjutnya didesimalkan untuk
c. Menghitung bobot pengaruh kuantitatif:
mempermudah memperoleh rata-rata
geometrinya.
=∑ , sehingga didapat :
Eigen Vektor Masing-masing Kriteria
Dari hasil perbandingan berpasangan ,
antar elemen yang terdiri dari pendapat para = = 0,358.
( , , , , )
responden, kemudian digabungkan
pendapatnya dengan rata-rata geometri Dengan cara yang sama maka didapat:
sehingga dapat dibuat matrik berpasangan
pada analisa AHP pada tiap level. XB = 0,144; XC = 0,230; XD =0,268.
Selanjutnya dihitung eigen vektor (ukuran
kuantitatif) dan eigen vektor terbesar, d. Mengkontrol konsistensi eigen vektor:
menggunakan Persamaan (2), Persamaan (3) Mencari max:
dan Persamaan (4). Setelah eigen vektor
didapat maka ditinjau konsistensi hasil max=∑aijXi
perhitungan dengan menggunakan
Persamaan (5) dan Persamaan (6). Jika
1,00 2,76 1,42 1,32 0,358 1,438
konsistensi dibawah 10% maka eigen vector
dapat digunakan sebagai ukuran kuantitatif 0,36 1,00 0,66 0,56 0,144 0,577
X =
masing-masing kriteria. Contohnya 0,70 1,51 1,00 0,83 0,230 0,921
perhitungan analisa AHP pada Level 2
adalah sebagai berikut: 0,76 1,77 1,20 1,00 0,268 1,071

a. Matriks perbandingan berpasangan AHP


pada Level-2 dapat dilihat pada Tabel 3. max = 1,438+0,577+0,921+1,071
Tabel 3 Matrik Perbandingan Berpasangan = 4,007.
AHP Level-2
e. Mencari indek konsistensi
Kriteria A B C D
,
A 1,00 2,76 1,42 1,32
= = = = 0,002475

B 0,36 1,00 0,66 0,56 Dengan menggunakan Persamaan (6) dan


sesuai Tabel 2, maka dengan jumlah
C 0,70 1,51 1,00 0,83
kriteria = 4, maka random indek (RI)=0,9
D 0,76 1,77 1,20 1,00 sehingga:
,
= = =
b. Menghitung eigen vektor: ,
Mencari Wi

6
Jurnal Spektran Vol… , No… , Juni 2016

CR = 0,00275 < 0,1 ( Konsisten ). b. Fungsi jembatan adalah arteri sehingga


A2=1.
Jadi bobot pengaruh kuantitatif masing- c. Material penyusun bangunan atas
masing kriteria pada level 2 adalah eigen jembatan adalah baja sehingga A3=1.
vektor yang didapat antara lain : d. Dalam DIPA Satker PJN Metropolitan
Kriteria sistem jaringan (A) = 35,8 % Denpasar TA. 2015 tidak teralokasikan
Kriteria sistem kelembagaan (B) = 14,4 % dana untuk pemeliharaan jembatan ini,
Kriteri sistem tata guna lahan (C) = 23,0 % sehingga B1=0.
Kriteri sistem pergerakan (D) = 26,8 % e. Dalam renstra jembatan, Jembatan Tukad
Sangsang A tidak tercantum dalam
Dengan cara yang sama seperti diatas dapat
penanganan tahun 2015 sehingga B2=0.
diperoleh ukuran bobot kuantitatif pada level
f. Umur jembatan ini adalah 13 tahun.
subkriteria, sehingga diperoleh ukuran bobot
Dengan umur konstruksi jembatan
kuantitatif masing-masing subkriteria yang
minimum 50 tahun, maka diperoleh
terlihat antara lain:
B3=13/50 =0,26.
1. Subkriteria kondisi jembatan (A1) = g. Jembatan ini berada pada jalur menuju
0,663 x 35,8 % = 23,74 %. Pelabuhan Penyeberangan Padangbai C1
2. Subkriteria fungsi jembatan (A2) = = 1,0.
0,197 x 35,8 % = 7,05 %. h. Jembatan ini tidak berada pada jalur
3. Subkriteria material penyusun bangunan menuju kawasan strategis pariwisata,
atas jembatan (A3) = 0,140 x 35,8 % = sehingga C2=0.
5,01%. i. Jjembatan ini berada pada jalur menuju
4. Subkriteria biaya pemeliharaan (B1) = kawasan tempat suci yaitu Pura Erjeruk,
0,287 x 14,40 % = 4,13 %. Pura Masceti, Pura Watuklotok dan Pura
5. Subkriteria tertuang dalam renstra (B2) Selukat sehingga C3=1.
= 0,269 x 14,40 % = 3,87 %. j. LHR yang melalui jembatan ini sebanyak
6. Subkriteria sejarah pemeliharaan (B3) = 15.765 smp/hari. LHR tertinggi yang
0,444 x 14,40% = 6,39%. tercatat melalui jembatan di lokasi studi
7. Subkriteria menuju kawasan strategis adalah 113.238 (Jembatan Tukad Kuta),
transportasi (C1) = 0,539x23% = 12,4% sehingga diperoleh D1=15.765/113.238 =
8. Subkriteria menuju kawasan strategis 0,14
pariwisata (C2) = 0,227x23% = 5,22% k. Jembatan ini lebih lebar dari jalur jalan
9. Subkriteria menuju kawasan strategis eksistingnya sehingga D2=0.
tempat suci/ warisan budaya/alam (C3) Maka total skor prioritas Jembatan
= 0,234x23% = 5,38% Tukad Sangsang A adalah sbb:
10. Subkriteria LHR(D1) = 0,396 x 26,80% Y = 23,74x0,4 + 7,05x1 + 5,01x1 + 4,13x0 +
= 10,61% 3,87x0 + 6,39x0,26 + 12,4x1 + 5,22x0 +
11. Subkriteria Penyempitan Jalan (D2)= 5,38x1 + 10,61x0,14 + 16,19x0 = 45,02
0,604 x 26,80% =16,19%
Dari perhitungan diatas diketahui
Jika rumusan penyusunan prioritas
jembatan Tukad Sangsang A memperoleh
adalah penjumlahan dari perkalian antara
nilai skor prioritas sebesar 46,81 dari 100
bobot ukuran kuantitatif dengan koefisien
poin maksimum. Perhitungan ini kemudian
data, maka dapat dirumuskan persamaan
dilakukan berulang pada semua jembatan,
untuk menghitung skor prioritas penyusunan
sehingga diperoleh skor prioritas masing-
jembatan sebagai berikut:
masing jembatan.
Y = 23,74A1 + 7,05A2 + 5,01A3 + 4,13B1
+ 3,87B2 + 6,39B3 + 12,4C1 + 5,22C2 + Pengelompokan Skala Prioritas
5,38C3 + 10,61D1 + 16,19D2 Setelah diperoleh skor prioritas masing-
masing jembatan kemudian skor tersebut
Perhitungan Skor Skala Prioritas
dikelompokkan kedalam 5 bagian
Salah satu contoh perhitungan pada
menggunakan fungsi percentil kelipatan 0,2.
Jembatan Tukad Sangsang A:
Sehingga diperoleh 18 jembatan dengan
a. Data nilai kerusakan jembatan adalah 2, skala prioritas sangat tinggi, 17 jembatan
karena nilai kerusakan maksimum adalah dengan skala prioritas tinggi, 19 jembatan
5 maka A1=2/5 = 0,4. dengan skala prioritas sedang, 15 jembatan

7
Jurnal Spektran Vol… , No… , Juni 2016

dengan skala prioritas rendah dan 17 jembatan dengan prioritas sangat rendah
jembatan dengan skala prioritas sangat dengan skor prioritas 19,56%.
rendah. Jembatan Tukad Bindu memperoleh
Saran
prioritas tertingi dengan skor prioritas
57,83%, sedangkan jembatan Tukad 1. Perlu dilakukan perbandingan hasil antara
Jimbaran di Uluwatu merupakan jembatan penentuan skala prioritas dengan metode
dengan prioritas sangat rendah dengan skor AHP dan penentuan skala prioritas yang
prioritas 19,95%. diperoleh dari running program BMS.
2. Perlu dilakukan survai kondisi jembatan
SIMPULAN DAN SARAN yang lebih seksama, karena data kondisi
Simpulan jembatan memiliki kecendrungan untuk
berubah dari waktu ke waktu.
1. Kriteria dan subkriteria yang berpengaruh
3. Perlu dilakukan survai LHR pada
dalam penentuan tujuan yaitu penentuan
jembatan yang lebih seksama, karena data
skala prioritas pemeliharaan jembatan
kondisi jembatan memiliki kecendrungan
antara lain kriteria sistem jaringan (A)
untuk berubah dari waktu ke waktu.
sebesar 36,8 %, kriteria sistem
kelembagaan (B)= 12,4 %, kriteri sistem
DAFTAR PUSTAKA
tata guna lahan (C) = 24,4 % dan kriteri
sistem pergerakan (D)=26,4 %. Sementara Saaty, T.L. 1986. The Analytic Hierarchy
itu bobot pengaruh kuantitatif subkriteria Process. 1st. Great Britain:University of
antara lain subkriteria kondisi jembatan Pittsburgh.
(A1) sebesar 25,16%, subkriteria fungsi
jembatan (A2) = 7,03%, subkriteria Wiyono, T. 2011. “Sistem Penentuan
material penyusun bangunan atas jembatan Prioritas Penanganan Pemeliharaan
(A3) = 4,81%, subkriteria biaya Jembatan di Kabupaten Karanganyar”
pemeliharaan (B1) = 3,36 %, subkriteria (tesis). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
tertuang dalam renstra (B2) = 3,06 %,
subkriteria sejarah pemeliharaan (B3) =
6%, subkriteria menuju kawasan strategis
transportasi (C1) = 14,32%, subkriteria
menuju kawasan strategis pariwisata (C2)
= 4,98%, subkriteria menuju kawasan
strategis tempat suci/ warisan budaya/alam
(C3) = 5,10%, subkriteria LHR(D1) =
10,43% dan subkriteria Penyempitan Jalan
(D2)= 15,91%.
2. Rumus matematis penyusunan prioritas
pemeliharaan jembatan adalah:
=24,88 1 + 7,14 2 + 4,78 3 +
3,36 1 + 3,04 2 + 6,00 3 +
14,32 1 + 4,98 2 + 5,10 3 +
10,45 1 + 15,95 2
3. Hasil penelitian adalah 17 jembatan
menempati skala prioritas sangat tinggi, 17
jembatan dengan skala prioritas tinggi, 15
jembatan dengan skala prioritas sedang, 18
jembatan dengan skala prioritas rendah
dan 17 jembatan dengan skala prioritas
sangat rendah. Jembatan Tukad Bindu dan
Jembatan Tukad Penatih memperoleh
prioritas tertingi dengan point skor
prioritas 57,48%, sedangkan jembatan
Tukad Jimbaran di Uluwatu merupakan

Anda mungkin juga menyukai