Anda di halaman 1dari 3

1.

(a)MOTIF TRANSAKSI

-Bagi rumah tangga konsumen,motif transaksi berkaitan dengan pembayaran pemakaian listrik
,telepon dan belanja harian.

-Bagi rumah tangga perusahaan motif transaksi berhubungan dengan pengeluaran upah atau gaji
karyawan dan pengeluaran-pengeluaran perusahaan lainnya.

(b)MOTIF BERJAGA-JAGA

-Transaksi pengeluaran sering kali terjadi lebih dahulu daripada penerimaan/pendapatannya.

-Pengeluaran sering kali tidak dapat diperkirakan sebelumnya.

-Penerimaan yang diharapkan tidak jadi diterima.

-Pengeluaran yang terjadi sangat penting dan menguntungkan untuk dilakukan lebih dahulu.

(c)MOTIF UNTUK SPEKULASI

-Masyarakat menghendaki jumlah uang kas yang melebihi keperluan transaksi karena keinginan
untuk menyimpan kekayaan dalam bentuk uang kas.

2.Menurut pandangan pertama,jumlah uang beredar (JUB) sepenuhnya ditentukan oleh otoritas
moneter.Hal ini berarti bahwa jumlah uang beredar bersifat otonom,dalam arti bahwa jumlah uang
beredar tersebut tidak dipengaruhi oleh tingkat bunga pasar uang.Di Indonesia,jumlah uang beredar
menurut pandangan ini ditunjukan oleh jumlah uang primer.Walaupun besarnya jumlah uang primer
ini tidak dipengaruhi oleh tingkat bunga pasar uang,akan tetapi jumlah uang primer tersebut
dipengaruhi oleh kebijakan otoritas moneter dalam menentukan instrumen-instrumen Bank
Idonesia yang akan menjadi signal suku bunga sertifikat bank Indonesia dan besarnya Giro Wajib
Minimium yang ditetapkan oleh Bank Indonesia karena besarnya jumlah uang beredar ditentukan
secara otonom oleh otoritas moneter,maka bentuk kurva penukaran uang adalah vertical.Dengan
demikian,yang mempengaruhi jumlah uang beredar selain dipengaruhi oleh instrumen-instrumen
yang bersifat otonom yang dilakukan otoritas moneter,juga oleh kebijkan bank umum dalam
menentukan tingkat bunga pasar uang.

3. Bank Syariah bisa dinikmati semua orang tidak terbatas pada golongan tertentu. Perbedaan bank
syariah dan bank konvensional yang pertama adalah dari sisi pengertian. Bank syariah merupakan
bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang
diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa
tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar,
maysir, riba, zalim dan obyek yang haram. Sedangkan bank konvensional yaitu bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang mana dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran berdasarkan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan.

Asas

Asas pada bank syariah dan konvensional sebetulnya sama yaitu berasaskan demokrasi ekonomi
dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Namun, pada bank syariah terdapat asas prinsip syariah
yang tidak ada pada bank konvensional.

Fungsi

Bank syariah memiliki fungsi yang lebih luas dibanding bank konvensional. Meskipun keduanya
berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, namun pada bank syariah meliputi
beberapa fungsi lain yaitu bank syariah menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal;
menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan
menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. Selain itu, bank syariah juga dapat menghimpun
dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir)
sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).

Regulasi

Dari sisi regulasi, pengawasan bank syariah dan konvensional sama-sama dilakukan oleh Bank
Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun, pada bank syariah ada tambahan pengawas
yaitu Dewan Pengaws Syariah (DSN). Tujuannya tentu saja memastikan semua bank syariah
beroperasi dengan tetap mematuhi prinsip-prinsip perbankan syariah.

Struktur Organisasi

Selain dewan komisaris dan direksi sebagai bagian dari struktur organisasi di bank syariah dan
konvensional, di bank syariah terdapat dewan pengawas syariah dalam struktur organisasinya.

Sumber Pendapatan

Sumber pendapatan yang diperoleh bank syariah dan konvensional juga berbeda. Pada bank syariah
sumber pendapatan diperoleh dengan sistem bagi hasil. Prinsip sistem bagi hasil ini sama seperti
perdagangan pada umumnya di mana bank syariah berperan sebagai perantara antara penjual dan
pembeli. Selisih harganya yang antara lain menjadi sumber pendapatan bank syariah. Sedangkan
bank konvensional menggunakan sistem bunga yang sifatnya tetap. Bank syariah berinvestasi hanya
pada usaha yang halal, sedangkan pada bank konvensional tidak dibatasi/bebas nilai. Pada bank
syariah besaran bagi hasil berubah-ubah tergantung kinerja usaha, sedangkan pada bank
konvensional besaran bunga tetap.

4. Menurut teori Keynes dalam Prathama Rahardja dan Mandala Manurung (2004) ada 3 motivasi
orang memegang uang, yaitu untuk transaksi (transaction motive), berjaga-jaga (precautionary
motive), dan memperoleh keuntungan (speculative motive).

A. Motif Transaksi (Transaction Motive)

Permintaan uang untuk transaksi dalam teori Keynes adalah sama dengan permintaan uang dalam
teori Klasik. Masyarakat memengang uang (holding money) dalam rangka mempermudah kegiatan
transaksi sehari-hari. Permintaan uang untuk transaksi berhubungan positif dengan tingkat
pendapatan. Bila pendapatan meningkat, maka kebutuhan uang untuk transaksi meningkat.

B. Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive)

Hal lain yang juga memotivasi orang memengang uang adalah persiapan untuk menghadapi hal-hal
yang tidak diinginkan atau tak terduga, misalnya sakit atau mengalami kecelakaan. Permintaan uang
untuk berjaga-jaga juga berhubungan positif dengan tingkat pendapatan. Jika pendapatan
meningkat, permintaan uang untuk berjaga-jaga juga meningkat.
C. Motif Memperoleh Keuntungan (Speculative Motive)

Permintaan akan uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga tidak menyimpang dari teori Klasik,
yang memandang kebutuhan akan uang dari fungsinya sebagai “medium of exchange”. Yang
merupakan pembaharuan dalam teori moneter dari Keynes adalah unsur yang ketiga dari
permintaan akan uang, yaitu permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi. Yang dimaksud dengan
spekulasi disini adalah spekulasi dalam surat-surat berharga khususnya surat obligasi. Dengan ini
spekulan berharap memperole keuntungan atas obligasi yang dimilikinya.

5. Velocity Of Money(V1)pada level short run adalah konstan.karena ditentukan oleh karakteristik
kelembagaan perbankan pada masa itu.sistem kelembagaan perbankan mencerminkan “tingkat
monetisasi”dari sector-sektor ekonomi,kredit perdagangan,perbaikan komunikasi dan sistem
jaringan perbankan.proses transaksi yang berlaku di masyarakat inilah yang pada akhirnya
mempengaruhi besarnya nominal Vt- sistem kelembagaan dan perubahan teknologi yang dimaksud
dapat mempengaruhi velocity of money dengan proses yang memerlukan waktu secara
lambat,sehingga terjadi perubahan secara gradual dalam long run money demand.sedangkan pada
level short runnya,kebutuhan akan uang relative terhadap volume transaksidapat dianggap
konstan.demikian juga dengan volume transaksi relative terhadap output masyarakat juga
diasumsikan memiliki proporsi yang konstan dalam jangka pendek tersebut.

Anda mungkin juga menyukai