o Kondisi perekonomian: perusahaan-perusahaan di Negara tertentu biasanya mengharapkan
kinerja lebih menguntungkan dengan beroprasi di negara lain.
o Harapan terhadap kurs valas: kebanyakan investor membeli surat-surat berharga dalam mata
uang yang nilainya diharapkan mengalami apresiasi terhadap mata uang Negara si investor.
Dari perspektif investor asing, kinerja investasi semacam ini amat tergantung dari pergerakan
nilai mata uang.
4.Sama seperti halnya dengan negara-negara yang lain,tujuan utama dari kebijakan nilai tukar diindonesia
sebagai penunjang efektifitas kebijakan moneter dalam rangka menjaga stabilitas harga,Nilai tukar yang
stabil dapat mendorong terjadinya tingkat harga yang stabil terutama untuk stabilitas barang-barang yang
berasal dari impor.Apabila terjadi depresiasi nilai tukar yang sangat besar dapat mengakibatkan tingkat
harga yang berasal dari impor menjadi relatif lebih mahal dan secara keseluruhan laju inflasi juga ikut
meningkat.Terlebih lagi,tingkat laju inflasi yang tinggi juga dapat menurunkan tingkat daya beli masyarakat
serta dapat menurunkan juga kegiatan perekonomian.Tujuan dari kebijakan nilai tukar lainnya yang tidak
kalah pentingnya adalah mendukung terciptanya kesinambungan dalam pelaksanaan
pembangunan.Menjaga terciptanya kesinambungan dalam pelaksanaan pembangunan.Menjaga terciptanya
nilai tukar yang seimbang dalam rangka untuk mendukung neraca perdagangan sangatlah perlu dipelihara
karena apabila terjadi nilai tukar yang over-valued dapat menyebabkan kinerja neraca perdagangan menjadi
buruk dan merugikan kegiatan perekonomian nasional.
5.Berbagai kebijikan nilai tukar tersebut nyatanya tidak mampu untuk meredam depresiasilebih lanjut atas
nilai tukar rupiah.Keberhasilan dari intervensi pasar valuta yang dilakukan oleh bank Indonesia ternyata
hanya memiliki dampak yang sangatlah marginal,sementara itu jumlah cadangan devisa pun mengalami
penurunan akibat dari adanya kebijakan ini.Dalam mencegah agar tidak terkurasnya cadangan devisa,maka
pemerintah mengambil Tindakan dengan mengambangkan rupiah dengan mengambangankan
memberlakukan sistem nilai tukar mengambang bebas pada tanggal 14 agustus 1997.Kebijakan yang
dilakukan ini sama seperti dengan kebijakan yang diterapkan dinegara-negara tetangga diantaranya seperti
Thailand yang mengambangkan nilai tukar bath sesuai dengan mekanisme pasar pada tanggal 2 juli 1997
dan filipina juga mengambangkan peso pada tanggal 11 juli 1997.Dengan adanya penerapan sistem nilaim
tukar mengambang ini menyebabkan nilai tukar juga melemah lebih lanjut.Bahkan hanya dalam jangka
waktu 4 bulan setelah pemberlakuan sistem nilai tuker mengambang,nilai tukar melemah hingga mencapai
53,2% dari yang tadinya sebesar Rp.3.035 per satu dollar amerika diakhir agustus 1997 menjadi sebesar
Rp.4.650 pada akhir desember 1997,dan bahkan diakhir januari 1998 nilai tukar rupiah anjlok Kembali
menjadi Rp.10.375.