Anda di halaman 1dari 6

CHAPTER 21: INTERNAL, OPERATIONAL, AND

GOVERNMENTAL AUDITING

aa

DISUSUN OLEH:
1. Yudhistira Dwi Ardika A031181338
2. Andini Rahayu A031191018

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
AUDITING INTERNAL
Definisi Auditing Internal
Auditing internal adalah aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang
independent dan objektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi
organisasi. Auditing internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan
memperkenalkanpendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta
meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan.

Evolusi Auditing Internal


Auditing internal dimulai sebagai fungsi klerikal yang dilakukan oleh satu orang, yang
terutama terdiri dari pelaksanaan verifikasi tagihan secara independent sebelum melakukan
pembayaran. Setelah bertahun-tahun, auditing internal berevolusi menjadi aktivitas yang
sangat professional yang mencakup penilaian atas efisiensi dan efektivitas semua tahap
operasi perusahaan, baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan.

Kode Etik IIA


Seperti Kode Etik Profesional AICPA, Kode Etik IIA dibagi menjadi prinsip etika dan
aturan etika. Meskipun auditor internal tidak dapat independen dengan cara yang sama
seperti auditor eksternal, IIA menempatkan penekanan yang signifikan pada integritas dan
objektivitas baik dalam prinsip maupun aturan.

Atribut dan Standar Kinerja IIA


Kerangka baru ini menyajikan tiga set standar baru:
 Standar Atribut yang membahas karakteristik organisasi dan individu yang
melaksanakan jasa audit internal.
 Standar Kinerja yang menjelaskan sifat layanan audit internal dan memberikan
kriteria kualitas yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja layanan tersebut.
 Standar implementasi yang menerapkan atribut dan standar kinerja untuk jenis
layanan tertentu.

Hubungan dengan Auditor Eksternal


Biasanya terdapat hubungan yang erat antara auditor internal dan auditor
independent dari luar entitas. Pekerjaan auditor internal bisa menjadi pelengkap, tetapi
bukan pengganti, pekerjaan auditor independen dalam suatu audit atas laporan keuangan.
Salah satu tanggung jawab direktur auditing internal adalah mengkoordinasikan pekerjaan
auditor internal dengan pekerjaan auditor eksternal.
Auditor Internal Auditor Eksternal
Pemberi kerja Perusahaan dan unit-unit Kantor akuntan public
pemerintahan
Organisasi nasional Institute of Internal Auditors American Institute of
(IIA) Certified Public Accountants
(AICPA)
Gelar sertifikasi Certified Internal Auditor Certified Public Accountant
(CIA) (CPA)
Lisensi untuk Tidak ada Ada
praktik
Tanggung jawab Kepada dewan komisaris Kepada pihak ketiga
utama
Ruang lingkup Semua aktivitas dalam suatu Terutama laporan keuangan
audit organisasi

AUDITING OPERASIONAL
Definisi Auditing Operasional
Auditing operasional adalah suatu proses sistematis yang mengevaluasi efektivitas,
efisiensi, dan kehematan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manajemen
serta melaporkan kepada orang orang yang tepat hasil-hasil evaluasi tersebut berserta
rekomendasi perbaikan.

Tahap-tahap dalam Audit Operasional


a. Memilih auditee
b. Merencanakan audit
c. Melaksanakan audit
d. Melaporkan temuan
e. Melakukan tindak lanjut

Keterlibatan dan Standar Akuntan Publik Independen


Berdasarkan keahlian dan pengalamannya, akuntan public independent memenuhi
syarat untuk ,elakukan audit operasional. Pada tahun 1982, AICPA menunjuk komite
spesifik untuk Auditing Operasiomal dan Manajemen guna mempelajari keterlibatan akuntan
independent dalam auditing operasional.

AUDITING PEMERINTAHAN
Jenis-jenis Audit Pemerintah
a. Audit keuangan
Terkait dengan :
 Audit atas laporan keuangan
 Audit terkait yang bersifat keuangan
b. Atestasi Keterikatan
Berkaitan dengan Examinasi, review, and melakukan prosedur terkait dengan
permasalah subjek
c. Audit kinerja
Berkaitan dengan :
 Audit kehematan dan efisiensi
 Audit program

Standar Auditing Pemerintah yang Berlaku Umum (GAGAS)


a. Standar umum
Kategori umum dari GAGAS terutama berkaitan dengan kualifikasi auditor
dan organisasi audit. Standar ini berlaku untuk audit pemerintah. Ada empat standar
dalam kategori ini, yaitu :
 Kualifikasi
 Independensi
 Kemahiran profesional
 Pengendalian mutu
b. Standar pekerjaan lapangan untuk audit keuangan
standar pekerjaan lapangan GAGAS memasukkan ketiga standar pekerjaan
lapangan AICPA tanpa modifikasi. Melalui referensi, juga dimasukkan semua SAS
terkait yang dikeluarkan oleh AICPA yang dapat dianggap sebagai interpretasi
standar pekerjaan lapangan. Untuk melengkapi standar-standar ini, GAGAS
memasukkan lima standar pekerjaan lapangan tambahan sebagai berikut :
 Komunikasi auditor
 Tindak lanjut audit
 Ketidaktaatan yang bukan tindakan illegal
 Pendokumentasian penilaian risiko pengendalian untuk asersi-asersi yang
secara signifikan tergantung pada sistem informasi yang terkomputerisasi
 Kertas kerja
c. Standar pelaporan untuk audit keuangan
Untuk melengkapi keempat standar pelaporan yang berlaku umum yang
dikeluarkan AICPA serta SAS terkait, yang semuanya dimasukksn ke dalam GAGAS
melalui referensi, yellow book mencantumkan lima standar pelaporan tambahan
berikut ini :
 Ketaatan pada GAGAS
 Ketaatan pada hukum dan peraturan serta pengendalian internal
 Informasi istimewa dan rahasia
 Pembagian laporan

Pelaporan mengenai Ketaatan pada Hukum dan Peraturan


Standar pelaporan yang kedua mensyaratkan bahwa laporan auditor mengenai
laporan keuangan, atau laporan terpisah yang diacu dalam laporan auditor itu, harus
mencakup informasi yang sama mengenai penyimpangan dan tindakan illegal yang
dilaporkan kepada komite audit menurut standar AICPA. Standar ini juga mengharuskan
auditor untuk melqporkan penyimpangan atau tindakan illegal secara langsung kepada
pihak-pihak eksternal dalam dua kondisi jika auditee tidak melakukannya sesegera mungkin
setelah auditor mengkomunikasikannya kepda badan pengatur auditee.

Pelaporan mengenai Pengendalian Internal


GAGAS mengharuskan auditor untuk melaporkan kekurangan-kekurangan dalam
pengendalian internal yang mereka anggap sebagai kondisi yang dapat dilaporkan. Contoh
kondisi yang dapat dilaporkan mencakup :
a. Tidak adanya pemisahan tugas yang bai dan konsisten dengan tujuan pengendalian
yang sesuai
b. Bukti gagalnya menjaga aktiva dari kehilangan, kerusakan, atau penyalahgunaan
c. Tidak cukupnya tingkat kesadaran pengendalian dalam organisasi
d. Kegagalan untuk menindaklanjuti dan mengoreksi kekurangan yang sebelumnya
teridentifikasi dalam pengendalian internal

SINGLE AUDIT ACT


Tujuan Single Audit Act
a. Memperbaiki pengelolaan keuangan pemerintah Negara bagian dan local serta
organisasi nirlaba berkenaan dengan program bantuankeuangan federal
b. Menetapkan persyaratan yang seragam untuk audit atas bantuan keuangan federal
yang diberikan kepada pemerintah Negara bagian dan local
c. Mendorong penggunaan sumberdaya audit secara efisien dan efektif
d. Memastikan bahwa departemen dan badan federal, hingga ke tingkat maksimum
yang memungkinkan, mengandalkan dan memanfaatkan pekerjaan audit yang
dilakukan mengikuti persyaratan Single Audit Act

Ruang Lingkup Audit Menurut Single Act


Ruang lingkup audit yang dilaksanakan dijelaskan dalam Undang-Undang dan OMB
Circular A-133, memiliki lima komponen utama, yaitu :
a. Umum
b. Laporan keuangan
c. Pengendalian internal
d. Ketaatan
e. Tindak lanjut audit

Persyaratan Pelaporan
Laporan auditor bisa ditulis dalam format laporan gabungan atau laporan terpisah.
Selain pedoman yang diberikan dalam OMB Circular A-133, auditor juga harus
memperhatikan hal-hal berikut :
a. AU 801, Pertimbangan Auditing Ketaatan dalam Audit atas Entitas Pemerintahan
dan Penerima Bantuan Keuangan Pemerintah (SAS No. 74 dan 75)
b. AT 100, Standar Atestasi (SSAE No. 1, 4, 5, 7, dan 9)
c. At 400, Atestasi Ketaatan (SSAE No. 3, 4, dan 9 serta SAS No. 74)
Isi laporan auditor terdiri atas :
a. Pendapat mengenai laporan keuangan
b. Laporan mengenai pengendalian internal
c. Laporan mengenai ketaatan
d. Skedul temuan dan biaya yang diragukan

Anda mungkin juga menyukai