AUDITING
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
A. AUDITING INTERNAL
Defiinisi Auditing Internal
Institude of Internal Auditors (IIA) mendefinisikan auditing internal sebagai: Auditing
internal adalah aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang independen dari
objektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi.
B. AUDITING OPERASIONAL
Definisi Auditing Operasional
IIA mendefinisikan auditing operasional: adalah suatu proses sitematis yang mengevaluasi
efektivitas, efisiensi, dan kehematan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian
manajemen serta melaporkan kepada orang-orang yang tepat hasil-hasil evaluasi tersebut
beserta rekomendasi perbaikan.
Tahap-Tahap Audit Operasional
1. Memilih Auditee
Pemilihan auditee dimulai dengan studi (survey) pendahuluan terhadap calon-calon
auditee dalam entitas untuk menodentifikasi aktivitas yang mempunyai potensi audit
tertinggi dilihat dari segi perbaikan efektivitas, efisensi, dan kehematan operasi.
Pemahaman calon auditee diperoleh dengan: (1) Mereview data arsip latar belakang
setiap auditee, (2) Meninjau fasilitas auditee untuk meastikan bagaimna auditee
mencapai tujuan, (3) Mempelajari dokumentasi yang relevan tentang operasi auditee
seperti buku petunjuk kebijakan dan prosedur, bagan arus, standar kinerja dengan
pengendalian mutu, serta deksripsi tugas, (4) Mewawancarai manajer ektivitas tersebut
mengenai bidang-bidang permasalahan tertentu ( seringkali disebut entry review), (5)
Melakukan pemeriksaan audit mini untuk mengaskan atau menjernihkan pemahamn
auditor tentang masalah potensial.
2. Merencanakan Audit
Perencanaan audit yang cermat sangat penting baik bagi efektivitas maupun
efisiensi audit operasional. Perencanaan terutama panting dalam jenis audit ini karena
sangat beragamnya audit operasional. Landasan utama dari perencanaan audit adalah
pengembangan program audit, yang harus dibuat sesuai dengan keadaan auditee yang
ditemui pada tahap studi pendahuluan audit.
3. Melaksanakan Audit: (1) Selama melaksanakan audit, auditor secara ekstensif harus
mencari fakta-fakta yang berhubungan dengan masalah yang teridentifikasi dalam
auditee selama studi pendahuluan, (2)Dalam suatu audit operasional, auditor harus
sangat mengandalkan pada pengajuan pertanyaan dan pengamatan, (3)Auditor juga
harus menggunakan Analisa dalam audit operasional, (4)Pekerjaan yang dilakukan,
temuan, dan rekomendasi harus harus didokumentasikan dalam kertas kerja.
4. Melaporkan Temuan
Laporan itu harus memuat: (1) suatu pernyataan tentang tujuan dan ruang lingkup
audit, (2) uraian umum mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam audit, (3) Ikhtisar
temuan-temuan, (4) rekomendasi perbaikan, (5) komentar auditee
5. Melakukan Tindak Lanjut
Tahap terakhir atau tahap tindak lanjut (follow-up phase) dalam audit operasional
adalah tahap bagi auditor untuk menindaklanjuti tanggapan auditee terhadap laporan
audit.
Ruang Lingkup Audit Menurut Single Audit Act: 1) General, secara umum audit harus
sesuai dengan GAGAS, 2) Laporan keuangan, auditor harus memastikan apakah laporan
keuangan auditee disajikan secara wajar dengan semua hal yang material sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum, 3) Pengendalian Internal. Selain persyaratan
GAGAS, auditor harus melakukan prosedur untuk memperoleh pemahaman tentang
pengendalian internal atas program federal yang cukup untuk merencanakan audit guna
mendukung tingkat risiko pengendalian yang dinilai rendah untuk program utama, 4)
Kepatuhan. Selain persyaratan GAGAS, auditor harus menentukan apakah auditee telah
mematuhi undang-undang, peraturan, dan ketentuan kontrak atau perjanjian hibah yang
mungkin memiliki dampak langsung dan material pada setiap program utamanya, 5) Tindak
Lanjut Audit. Auditor harus menindaklanjuti temuan audit sebelumnya dan melakukan
prosedur untuk menilai kewajaran skedul ringkasan temuan audit sebelumnya yang
disiapkan oleh auditee, 6) Persyaratan Pelaporan. Laporan auditor dapat berbentuk
laporan gabungan atau terpisah, 7) Opini atas Laporan Keuangan. Pertama, auditor harus
memberikan opini (atau pernyataan tidak memberikan pendapat) apakah laporan keuangan
disajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, 8) Laporan Pengendalian Internal. Kedua, auditor harus menerbitkan
laporan pengendalian internal yang berkaitan dengan laporan keuangan dan program-
program utama, 9) Laporan Kepatuhan. Ketiga, auditor harus menerbitkan laporan tentang
kepatuhan terhadap hukum, peraturan, dan ketentuan kontrak atau perjanjian hibah di mana
ketidakpatuhan dapat berdampak material terhadap laporan keuangan, 10) Jadwal Temuan
dan Biaya Yang Dipertanyakan. Terakhir, auditor harus mencantumkan ringkasan hasil
auditor dalam bentuk Jadwal Temuan dan Biaya Yang Dipertanyakan. Biaya yang
dipertanyakan termasuk biaya yang dibebankan pada program yang tidak diperbolehkan,
tidak terdokumentasi, tidak disetujui, atau tidak masuk akal.