Anda di halaman 1dari 7

RMK Pengauditan II

INTERNAL, OPERATING, AND GOVERNMENTAL

AUDITING

Disusun oleh: Kelompok 8

Moh. Gofaldi (A031191138)

Akhmad Qusyairi Amiruddin (A031191167)

Siti Zulfa Nur Ilmi (A031191198)

  

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
A. AUDITING INTERNAL
Defiinisi Auditing Internal
Institude of Internal Auditors (IIA) mendefinisikan auditing internal sebagai: Auditing
internal adalah aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang independen dari
objektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi.

Bagian-bagian penting dalam definisi ini sebagai berikut: 1) Internal menunjukkan


bahwa aktivitas auditing dilaksanakan dalam organisasi, 2) Independen dan objektif
menjelaskan bahwa pertimbangan auditor akan bernilai bila bebas dari bias atau
penyimpangan, 3) Pendekatan yang sistematis dan berdisiplin menyiratkan bahwa auditor
internal mengikuti standar profesional yang mengatur pekerjaan audit internal, 4) Membantu
oerganisasi mencapai tujuannya menunjukkan bahwa auditing internal dilakukan untuk
membantu atau memberi manfaat bagi keseluruhan organisasi diarahkan oleh sasaran serta
tujuan organisasi tersebut.

Evolusi Auditing Internal


Auditing internal berevolusi menjadi aktivitas yang sangat profesional yang
mencakup penilaian atas efisiensi dan efektivitas semua tahap perusahaan, baik yang
bersifat keuangan maupun nonkeuangan. Perubahan ini mengakibatkan terbentuknya
departemen auditing internal, status manajemen senior bagi direktur / manajer fungsi audit
internal, serta tanggungjawab pelaporan langsung kepada dewan komisaris atau komite
auditnya.
Pengesahan Foreign Corrupt Practices Act tahun 1977 memberikan penekanan tambahan
pada uditing internal. Undang-undang mengharuskan perusahaan untuk mneyelenggarakan
system (struktur) pengendalian internal yang efektif.
Untuk menjadi seorang auditor internal bersertifikat (CIA = certificate internal auditor),
seseorang harus lulus ujian ini dan memiliki minimum dua tahun pengalaman sebagai
auditor internal atau yang setara.

Kode Etik IIA


Seperti Kode Etik Profesi AICPA, Kode Etik IIA dibagi menjadi prinsip-prinsip etika
dan aturan etika. Meskipun auditor internal tidak dapat independen dengan cara yang sama
seperti auditor eksternal, IIA menempatkan penekanan yang signifikan pada integritas dan
objektivitas baik dalam prinsip dan aturan. Dua fitur utama lainnya membahas kerahasiaan
informasi dan kompetensi auditor internal.

Standar Atribut dan Kinerja IIA


Kerangka kerja baru ini menyajikan tiga set standar baru: (a) Standar atribut yang
membahas karakteristik organisasi dan individu yang melakukan jasa audit internal, (b)
Standar kinerja yang menguraikan sifat jasa auditing internal serta memberikan kriteria mutu
untuk mengukur pelaksanaan jasa-jasa ini, (c) Standar implementasi yang menerapkan
standar atribut dan kinerja pada jenis-jenis jasa tertentu (mislnya, audit keteaatan,
investigasi kecurangan, proyek penilaian sendiri pengendalian).
Hubungan Dengan Auditor Eksternal
Biasanya terdapat hubungan yang era tantara auditor internal dan auditor
independent dari luar entitas. Sperti yang ditunjukkan pada bab terdahulu, pekerjaan auditor
internal bisa menjadi pelengkap bagi, tetapi bukan pengganti, pekerjaan auditor independent
dalam suatu audit atas laporan keuangan.

B. AUDITING OPERASIONAL
Definisi Auditing Operasional
IIA mendefinisikan auditing operasional: adalah suatu proses sitematis yang mengevaluasi
efektivitas, efisiensi, dan kehematan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian
manajemen serta melaporkan kepada orang-orang yang tepat hasil-hasil evaluasi tersebut
beserta rekomendasi perbaikan.
Tahap-Tahap Audit Operasional
1. Memilih Auditee
Pemilihan auditee dimulai dengan studi (survey) pendahuluan terhadap calon-calon
auditee dalam entitas untuk menodentifikasi aktivitas yang mempunyai potensi audit
tertinggi dilihat dari segi perbaikan efektivitas, efisensi, dan kehematan operasi.
Pemahaman calon auditee diperoleh dengan: (1) Mereview data arsip latar belakang
setiap auditee, (2) Meninjau fasilitas auditee untuk meastikan bagaimna auditee
mencapai tujuan, (3) Mempelajari dokumentasi yang relevan tentang operasi auditee
seperti buku petunjuk kebijakan dan prosedur, bagan arus, standar kinerja dengan
pengendalian mutu, serta deksripsi tugas, (4) Mewawancarai manajer ektivitas tersebut
mengenai bidang-bidang permasalahan tertentu ( seringkali disebut entry review), (5)
Melakukan pemeriksaan audit mini untuk mengaskan atau menjernihkan pemahamn
auditor tentang masalah potensial.
2. Merencanakan Audit
Perencanaan audit yang cermat sangat penting baik bagi efektivitas maupun
efisiensi audit operasional. Perencanaan terutama panting dalam jenis audit ini karena
sangat beragamnya audit operasional. Landasan utama dari perencanaan audit adalah
pengembangan program audit, yang harus dibuat sesuai dengan keadaan auditee yang
ditemui pada tahap studi pendahuluan audit.
3. Melaksanakan Audit: (1) Selama melaksanakan audit, auditor secara ekstensif harus
mencari fakta-fakta yang berhubungan dengan masalah yang teridentifikasi dalam
auditee selama studi pendahuluan, (2)Dalam suatu audit operasional, auditor harus
sangat mengandalkan pada pengajuan pertanyaan dan pengamatan, (3)Auditor juga
harus menggunakan Analisa dalam audit operasional, (4)Pekerjaan yang dilakukan,
temuan, dan rekomendasi harus harus didokumentasikan dalam kertas kerja.
4. Melaporkan Temuan
Laporan itu harus memuat: (1) suatu pernyataan tentang tujuan dan ruang lingkup
audit, (2) uraian umum mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam audit, (3) Ikhtisar
temuan-temuan, (4) rekomendasi perbaikan, (5) komentar auditee
5. Melakukan Tindak Lanjut
Tahap terakhir atau tahap tindak lanjut (follow-up phase) dalam audit operasional
adalah tahap bagi auditor untuk menindaklanjuti tanggapan auditee terhadap laporan
audit.

Keterlibatan dan Standar Akuntan Publik Independen


Berdasarkan keahlian dan pengalamannya, akuntan publik independent memenuhi
syarat untuk melakukan audit operasional. Pada tahun 1982, AICPA menunjuk Komite
Spesifik untuk Auditing Operasional dan Manajemen guna mepelajari keterlibatan akuntan
independent dalam auditing operasional.
C. AUDITING PEMERINTAH
Auditing pemerintahan (governmental auditing) mencakup semua audit yang dilakukan oleh
badan audit pemerintah serta semua audit atas organisasi pemerintahan.
Jenis-Jenis Audit Pemerintahan
1. Audit Keuangan (financial audits) berkaitan dengan memberikan keyakinana memadai
apakah laporan keuangan disajikan dengan wajar sesuai dengan GAAP. Dan tujuan lain
dari audit keuangan, yang memberikan tingkat jaminan yang berbeda mencakup : (1)
menyediakan laporan khusus untuk elemen, akun, atau item laporan keuangan tertentu,
(2) meninjau informasi keuangan interim menerbitkan surat untuk penjamin emisi dan
pihak peminta tertentu lainnya, (3) melaporkan pemrosesan transaksi oleh organisasi
jasa, (4)mengaudit kepatuhan terhadap peraturan yang berkaitan dengan pengeluaran
penghargaan federal dan lainnya bantuan keuangan pemerintah dalam hubungannya
dengan atau sebagai bantuan keuangan.
2. Perikatan Atestasi menyangkut pemeriksaan, penelahan, atau pelaksanaan prosedur
yang disepakati atas suatu hal pokok atau asersi tentang suatu hal pokok dan
pelaporan hasil. Subyek yang mungkin dari perikatan atestasi dapat mencakup
pelaporan tengang: (1) pengendalian internal entitas atas pelaporan keuangan, (2)
kepatuhan entitas terhadap persyaratan undang-undang, peraturan, aturan, kontrak,
atau hibah tertentu, (3) efektivitas pengendalian internal entitas atas kepatuhan
terhadap persyaratan tertentu, seperti persyaratan yang mengatur penawaran,
akuntansi, dan pelaporan hibah dan kontrak, (4) presentasi diskusi dan analisis
manajemen (MD&A), (5) laporan keuangan prospektif atau laporan keuangan proforma
informasi, (6) keandalan ukuran kinerja, (7) biaya kontrak akhir, (8) izin dan kewajaran
jumlah kontrak yang diusulkan dan prosedur spesifik yang dilakukan (prosedur yang
disepakati).
3. Audit Kinerja. Audit kinerja merupakan pemeriksaan obyektif atas bukti untuk
memberikan penilaian independen atas kinerja dan pengelolaan program terhadap
kriteria obyektif serta penilaian yang memberikan fokus prospektif atau yang
menyatukan informasi tentang praktik terbaik atau isu lintas sektoral.

Standar Auditing Pemerintah Yang Berlaku Umum (GAGAS)


Generally Accepted Government Auditing Standar (GAGAS) diklasifikasikan menjadi
6 kategori: (1) standar umum; (2) standar kerja lapangan untuk audit keuangan; (3) standar
pelaporan untuk audit keuangan; (4) standar umum, kerja lapangan, dan pelaporan untuk
penugasan atestasi; (5) standar kerja lapangan untuk audit kinerja, dan (6) standar
pelaporan untuk audit kinerja.
Pelaporan Mengenai Ketaatan Pada Hukum dan Peraturan
Standar pelaporan tambahan yang kedua mensyaratkan bahwa laporan auditor
mengenai laporan keuangan, atau laporan terpisah yang diacu dalam laporan auditor itu,
harus mencakup informasi yang sama mengenai penyimangan dan Tindakan illegal yang
dilaporkan kepada komite audit menurut standar AICPA.
Pelaporan Mengenai Pengendalian Internal
Kondisi yang dapat dilaporkan : 1) Tidak adanya pemisahan tugas yang sesuai
dengan tujuan pengendalian yang sesuai, 2) Bukti kegagalan untuk melindungi aset dari
kehilangan, kerusakan, atau penyalahgunaan 3)Tidak adanya tingkat kesadaran kontrol
yang memadai dalam organisasi, 4)Kegagalan untuk menindaklanjuti dan memperbaiki
kekurangan yang diidentifikasi sebelumnya dalam pengendalian internal.
D. SINGLE AUDIT ACT
Single Audit Act, yang disahkan oleh Congres tahun 1984 dan diamandemenkan
pada tahun 1996, menetapkan konsep atau audit pemerintah untuk keseluruhan organisasi
(audit tunggal atau audit single) yang mencakup baik audit keuangan maupun ketaatan.
Tujuan Undang-Undang
Bagian 1(a) Undang-undang menyatakan bahwa tujuan Undang-undang adalah
untuk: (1) Meningkatkan pengelolaan keuangan pemerintah negara bagian dan lokal dan
organisasi nirlaba sehubungan dengan program bantuan keuangan federal, (2) Menetapkan
persyaratan yang seragam untuk audit bantuan keuangan federal yang diberikan kepada
pemerintah negara bagian dan local, (3) Mempromosikan penggunaan sumber daya audit
yang efisien dan efektif, (4)Memastikan bahwa departemen dan badan federal, semaksimal
mungkin, mengandalkan dan menggunakan pekerjaan audit yang dilakukan sesuai dengan
persyaratan Single Audit Act

Penerapan dan Administrasi


Berdasarkan Undang-Undang, pemerintah negara bagian dan lokal serta organisasi
nirlaba yang menerima $500.000 atau lebih dalam bantuan keuangan federal pada tahun
fiskal mana pun, baik secara langsung dari lembaga federal atau tidak langsung melalui
badan pemerintah negara bagian atau lokal lainnya, diharuskan memiliki audit tahunan
tunggal sesuai dengan Undang-Undang.

Ruang Lingkup Audit Menurut Single Audit Act: 1) General, secara umum audit harus
sesuai dengan GAGAS, 2) Laporan keuangan, auditor harus memastikan apakah laporan
keuangan auditee disajikan secara wajar dengan semua hal yang material sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum, 3) Pengendalian Internal. Selain persyaratan
GAGAS, auditor harus melakukan prosedur untuk memperoleh pemahaman tentang
pengendalian internal atas program federal yang cukup untuk merencanakan audit guna
mendukung tingkat risiko pengendalian yang dinilai rendah untuk program utama, 4)
Kepatuhan. Selain persyaratan GAGAS, auditor harus menentukan apakah auditee telah
mematuhi undang-undang, peraturan, dan ketentuan kontrak atau perjanjian hibah yang
mungkin memiliki dampak langsung dan material pada setiap program utamanya, 5) Tindak
Lanjut Audit. Auditor harus menindaklanjuti temuan audit sebelumnya dan melakukan
prosedur untuk menilai kewajaran skedul ringkasan temuan audit sebelumnya yang
disiapkan oleh auditee, 6) Persyaratan Pelaporan. Laporan auditor dapat berbentuk
laporan gabungan atau terpisah, 7) Opini atas Laporan Keuangan. Pertama, auditor harus
memberikan opini (atau pernyataan tidak memberikan pendapat) apakah laporan keuangan
disajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, 8) Laporan Pengendalian Internal. Kedua, auditor harus menerbitkan
laporan pengendalian internal yang berkaitan dengan laporan keuangan dan program-
program utama, 9) Laporan Kepatuhan. Ketiga, auditor harus menerbitkan laporan tentang
kepatuhan terhadap hukum, peraturan, dan ketentuan kontrak atau perjanjian hibah di mana
ketidakpatuhan dapat berdampak material terhadap laporan keuangan, 10) Jadwal Temuan
dan Biaya Yang Dipertanyakan. Terakhir, auditor harus mencantumkan ringkasan hasil
auditor dalam bentuk Jadwal Temuan dan Biaya Yang Dipertanyakan. Biaya yang
dipertanyakan termasuk biaya yang dibebankan pada program yang tidak diperbolehkan,
tidak terdokumentasi, tidak disetujui, atau tidak masuk akal.

Anda mungkin juga menyukai