Anda di halaman 1dari 10

ASPEK PSIKOSOSIAL PADA HEMODIALISA

Hemodialisa merupakan suatu metode pengobatan yang dilakukan pada penyakit


ginjal stadium lanjut / end-stage-kidney-disease (ESKD) yang disebut juga Chronic Kidney
Disease (CKD) stadium 5 dengan tujuan memperpanjang hidup pasien. Gagal Ginjal Kronis
(CRF) merupakan gagal ginjal yang ireversibel dan progresif dimana tubuh gagal menjaga
keseimbangan metabolik dan elektrolitik, mengakibatkan uremia, asidosis metabolik, anemia,
ketidakseimbangan elektrolit dan kelainan endokrin (Papadakis, 2010). Penyebab utamanya
adalah diabetes, hipertensi, glomerulonefritis, dan penyakit ginjal polikistik (Leung, 2003).
Prevalensi CKD di seluruh dunia adalah 8-16% (Ene-Iordache et al., 2016).

“Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan batas kemampuannya. Baginya
ganjaran untuk apa yang diusahakannya, dan ia akan mendapat siksaan untuk apa yang
diusahakannya....” (Al Baqarah : 287)

Ujian itu akan selalu menimpa seorang hamba sampai Allâh membiarkannya berjalan di atas
bumi dengan tidak memiliki dosa (HR. at-Tirmidzi no.2398 , an-Nasâ’i di as-Sunan al-Kubrâ
no. 7482 dan Ibnu Mâjah no. 4523 (Hadits shahîh. Ash-Shahîhah no. 143)

”Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus,


kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang
menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya.
(HR. Muslim)

“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua


urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang
mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu
merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia
bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim)
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat
sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan)
kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah)
dengan tunduk merendahkan diri. (QS. al-An’am: 42) yaitu supaya mereka
mau tunduk kepada-Ku, memurnikan ibadah kepada-Ku, dan hanya mencintai-
Ku, bukan mencintai selain-Ku, dengan cara taat dan pasrah kepada-Ku. (Tafsir
Ibnu Jarir)

Hemodialisa memberikan beban yang cukup besar pada pasien CKD sehingga dapat
berpengaruh buruk terhadap perubahan kebiasaan sehari-hari dan gaya hidup pasien maupun
keluarga /caregiver pasien. Pada saat yang sama akan sangat mempengaruhi kesehatan fisik,
fungsi peran, hubungan interpersonal dan status sosial dan ekonomi yang disebut kualitas
hidup pasien baik kesehatan fisik maupun psikologis (Gerogianni, 2003). Beban perawatan
dan beban baik pasien maupun caregiver pasien hemodialisa ini akan menimbulkan masalah
psikososial (Theofilou, 2011). Aspek psikososial merupakan gabungan komponen psikologis
dan komponen sosial (Thompson & Ski, 2013). Berdasarkan penelitian meta analisis
melaporkan intervensi psikososial misalnya kombinasi komponen psikologis (seperti
cognitive behavioral therapy / CBT) dan sosial (seperti dukungan sosial) dapat menurunkan
gejala depresi dan memperbaiki kualitas hidup pasien CKD dan caregiver nya dan juga
berdampak menguntungkan pada kecemasan (Pascoe MC et al, 2017). Dibawah ini adalah
beberapa aspek psikososial pada hemodialisa yang berpengaruh terhadap kualitas hidup
pasien dengan pengobatan hemodialisa.

1. Stressor pasien menjalani hemodialisa


2. Faktor psikologis individual pada pasien yang menjalani hemodialisa
a. Psikopatologi
b. Kepribadian
c. Periode penyesuaian
d. Harga diri
3. Faktor fisik pasien yang menjalani hemodialisa
a. Kelelahan
b. Nyeri
4. Faktor perilaku pasien yang menjalani hemodialisa
a. Kepatuhan
b. Diet- gangguan makan
c. Exercise
d. Gangguan tidur
e. Disfungsi seksual

“Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api


Neraka.” (HR. Al Bazzar, shohih)

1. Stressor pasien menjalani hemodialisa


Stres yang paling sering terjadi pada pasien yang menjalani dialisa adalah
kesulitan keuangan, perubahan hubungan sosial dan penikahan (Leung, 2003),
sering masuk Rumah Sakit, tidak bisa liburan, pembatasan waktu luang,
hubungan dengan staf perawatan dan medis, ketakutan akan disabilitas atau
kematian, peningkatan ketergantungan pada mesin ginjal buatan, ketidakpastian
tentang masa depan dan kelelahan fisik (Cukor et al, 2007). Menurut
Gerogianni, 2003, keterbatasan cairan dan makanan merupakan penyebab stres
paling sering terjadi pada pasien ini. Penelitian terbaru dari Kaitelidou et al,
2010 menunjukkan bahwa pengangguran adalah penyebab stres paling
signifikan pada pasien hemodialisis. Kehilangan pekerjaan merupakan
penyebab munculnya kecemasan dan masalah fungsi seksual yang intens

2. Faktor psikologis individual pada pasien yang menjalani hemodialisa


a. Psikopatologi
Hemodialisa dapat menyebabkan tingkat kecemasan dan depresi. Depresi
merupakan komplikasi psikologis yang paling sering dan dapat berdampak
serius terhadap kesehatan sosial, ekonomi dan psikologis yang mempengaruhi
kualitas hidup pasien hemodialisa maupun caregiver mereka (Aness et al,
2011). Pasien yang mengalami depresi dan kecemasan akan cenderung tidak
mengikuti dan melanjutkan rencana pengobatan mereka sehingga resiko untuk
mengalami kematian makin tinggi (Theofilou, 2011).
b. Kepribadian
Kepatuhan pasien hemodialiasa tergantung pada kepribadian pasien yang
bersamaan dengan dukungan yang diterima dari profesional kesehatan,
lingungan keluarga dan sosial (Spiridi et al, 2008). Ciri kepribadian dan
evaluasi kognisi berkorelasi kuat dengan kejadian depresi pada pasien dengan
gangguan ginjal stadium akhir (Chan et al, 2011). Sedang menurut penelitian
Koutsopoulou et al, 2009 bahwa pasien-pasien yang dipaksa mengikuti
program dialisis secara periodik menunjukkan gangguan kepribadian seperti
alexithymia, neurotisme, introversi dan psikotisme. Kepribadian
c. Periode penyesuaian
Ada 3 periode penyesuaian terhadap prosedur dialiasa yaitu:
1. Periode honeymoon, dimulai 1-3 minggu dari dialisa pertama
Pada periode honeymoon, pasien dapat menerima dengan mudah proses
dialisis dan mereka tergantung pada mesin dialisis dan ahli kesehatan
(Theofilou, 2010).
2. Periode frustasi dimana dimulai pada 3-12 bulan
Dilain pihak pada pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal yang
progesif akan mengalami ketakutan dan kecemasan yang hebat akan
kecacatan atau kematian serta khawatir pada penurunan kesehatan dan
sosial atau masalah keuangan. Selama periode ini, komorbid dengan
masalah tidur, gejala depresi dan kekhawatiran yang kuat pada hilangnya
otonomi, pekerjaan, peran keluarga dan fungsi seksual (Spiridi et al, 2008).
Selama perode keputusasaan dan frustasi, pasien merasa gejala dari
kesedihan dan kelelahan terasa sangat kuat. Periode ini bermanifestasi
pada kemarahn dan agresifitas pasien terhadap keluarga atau staff unit
dialisa (Theofilou, 2010).
3. Periode lama dari penyesuaian.
Akhirnya periode penyesuaian jangka panjang ditandai dengan penerimaan
keterbatasan pasien akibat dialisa setelah mereka mengalami periode
kepuasan dan depresi(Theofilou, 2010).
d. Harga diri
Menurut teori determinasi diri, otonomi merupakan salah satu kebutuhan
psikologis dasar manusia, dimana hal ini berkontribusi terhadap kesejahteraan
sehari-hari dan psikologis. Bila pemenuhan kebutuhan otonomi terhambat oleh
berbagai faktor, pasien akan mengalami harga diri yang rendah dan kondisi
psikologis yang buruk (Ryan & Brown, 2003). Sedang pada pasien dialisa,
harga dirinya masih moderat sampai tinggi, dimana hal ini terjadi pada pasien
dengan kondisi ekonomi yang baik dan masih bekerja (Moschopoulou &
Savvidaki, 2003).
3. Faktor fisik pasien yang menjalani hemodialisa
a. Kelelahan
Kelelahan mempengaruhi 42-89% pasien ESKD dan ada pada semua
spektrum penyakit ginjal kronis (CKD). Sepertinya ada hubungan dua arah pada
kelelahan dimana kelelahan dapat mempengaruhi secara langsung kondisi
klinis atau kondisi fisik yang buruk mempengaruhi kelelahan (Picariello F et al,
2017). Kelelahan dapat mempengaruhi fungsi peran, kualitas hidup dan
outcome pasien dengan hemodialisa (Gerogianni, 2003).
Dibawah ini model biopsikosial awal dari kelelahan pada ESKD.
Gambar ini menunjukkan bahwa kelelahan (fisik, mental dan kelemahan) dapat
dipicu oleh penyakit, ketidakseimbangan biokimia, stres, khawatir dan
kemudian dipengaruhi siklus kepercayaan negatif, depresi dan /atau kecemasan
dan pola perilaku yang maladaptif. Kemudian kelelahan mempengaruhi faktor
kognisi, distres / psikologis dan perilaku dimana ketiga hal ini bisa menjadi
sasaran intervensi kelelahan kronis pada pasien hemodialisa (Picariello F et al,
2017).

(Picariello F et al, 2017).


b. Nyeri
Munculnya nyeri kronis pada pasien dialisis biasanya berkisar 37-50%,
sementara 82% di antaranya menunjukkan nyeri intensitas sedang sampai
berat. Etiologi nyeri bersifat multifaktorial dan mungkin juga karena proses
dialisis (tusukan, kram otot, sakit kepala) atau karena adanya penyakit
sistemik dan sindrom yang menyakitkan. Rasa sakit adalah gejala yang paling
umum yang berupa ketidaknyamanan pada pasien yang menyebabkan
penurunan kualitas hidup secara signifikan. Hal ini karena kejadian sakit
kronis dikaitkan dengan timbulnya gangguan afektif (kecemasan, depresi),
gangguan sosial (isolasi, kelalaian) dan dampak ekonomi (misal:
ketidakmampuan untuk mempertahankan pekerjaan) (Balodimos et al, 2006).
4. Faktor perilaku pasien yang menjalani hemodialisa
a. Kepatuhan
Pada periode dialisa, kesejahteraan dan kesehatan pasien tergantung pada
partisipasi aktif pasien dalam program perawatan dan kepatuhan terhadap
instruksi medis, regimen dan rekomendasi. Ketaatan pasien dalam proses
pengobatan sangat pentig karena mempengaruhi prognosis dan kualitas
hidup penyakit kronis seperti ESRD. Kepatuhan meliputi ketaatan terhadap
regimen pengobatan (jadwal dialisa, durasi pengobatan, diet khusus, batasan
cairan, obat-obatan yang tepat), perubahan perilaku, kebiasaan dan lifestyle
dan kadang penyesuaian aspek kepribadaian terhadap pengobatan dialisa
(Theofilou, 2011b; Theofilou, 2012).
b. Diet - gangguan makan
Nutrisi yang buruk merupakan faktor penting dari kualitas hidup akrena
dapat meningkatkan level morbiditas dan mortalitas dan mengurangi
aktifitas fisik (Zyga, 2012). Sementara itu, ada peningkatan kerentanan
terhadap infeksi karena stok protein tubuh dan lemak berada pada tingkat
rendah (Theofilou, 2010).
c. Exercise
Setiap jenis exercise sistematis, dilaksanakan dengan cara dan metode yang
tepat, dapat menjadi tambahan yang aman, dan agen terapeutik non-
farmakologi saat dialisis. Exercise fisik berhubungan positif dengan kualitas
hidup, karena membuat pasien lebih aktif secara 'fisik', dalam hal kebugaran
dan mengurangi keparahan komplikasi yang terjadi saat dialisis. Awal
exercise pada pasien tersebut perlu bersifat progresif dan individual sesuai
dengan keterbatasan pasien (jenis exercise, frekuensi exercise, intensitas
exercise ) dan kondisi patofisiologis. Untuk alasan ini, pasien hemodialisis
harus didorong untuk exercise secara individu dan kolektif dengan
keterbatasan yang sesuai dengan kondisi kesehatan mereka (Mavromatis,
2005).
d. Gangguan tidur
Gangguan tidur adalah masalah yang sering terjadi pada pasien dialisa dan
telah banyak diteliti dimasa lalu. Dalam penelitian penelitian Ju-Yeh Yang
et al. 2007, 47 85% pasien hemodialisis tidak memiliki kualitas tidur yang
baik. Faktor psikososial utama yang mempengaruhi kualitas tidur adalah
depresi berat, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan status perkawinan.
Penting juga untuk dicatat bahwa ketergantungan pasien hemodialisis dari
mesin dialisa, staf unit medis dan keperawatan dan keluarga mereka dan
hilangnya kontrol fungsi fisik menyebabkan insomnia dan stres permanen
(Theofilou, 2008).
e. Disfungsi seksual
Disfungsi seksual adalah masalah yang sering dan umum pada pasien
dengan CRF dengan prevalensi 50% pria dengan ESRD dan 55% wanita
yang menjalani dialisis dilaporkan kesulitan mencapai orgasme (Barroso et
al, 2007; Balioti & Bristogianni, 2007). Studi kasus kontrol dari Yun Seob
Song et al, 2008, pada fungsi seksual dan kualitas hidup dari wanita di
Korea dengan CRF saat dialisis, melaporkan bahwa 70% pasien
menunjukkan disfungsi seksual. Menurut penelitian tersebut, disfungsi
seksual lebih tinggi pada wanita dengan hemodialisis atau clearance
peritoneal karena kurangnya minat seksual.

DAFTAR PUSTAKA

Anees M, Hameed F, Mumtaz A, Ibrahim M, Nasir Saeed Khan M. Dialysis – related factors
affecting quality of life in patients on hemodialysis. Iran Journal of Kidney Diseases
2011; 5 (1): 9-14.

Balodimos C, Petropoulou H, Triantafyllou G. The treatment of chronic pain in patients with


hemodialysis. Dialysis Living 2006; 15: 6-12.

Balioti A, Bristogiannis G. Sexual dysfunction in patients with chronic kidney disease. INFO
UROLOGY 2007; 47: 10-12

Barroso LVS, Miranda EP, Cruz NI, Medeiros M AS, Araujo ACO, Mota Filho FHA,
Medeiros FC. Analysis of sexual function in kidney transplant men. Transplant Proc
2008; 40: 3489-3491.
Chan R, Steel Z, Brooks R, Heung T, Erlich J, Chow J, Suranyi M. Psychosocial risk and
protective factors for depression in the dialysis population: a systematic review and
meta-regression analysis. J Psychosom Res 2011; 71(5):300-10.

Cukor D, Scott D, Cohen Rolf A, Peterson, Kimmel P. Psychosocial Aspects of Chronic


Disease: ESRD as a Paradigmatic Illness. J Am Soc Nephrol 2007; 18: 3042–305.

Ene-Iordache, B., Perico, N., Bikbov, B., Carminati, S., Remuzzi, A., Perna, A., et al. (2016).
Chronic kidney disease and cardiovascular risk in six regions of the world (ISN-
KDDC): a cross-sectional study. Lancet Glob. Health 4, e307–e319. doi:
10.1016/S2214-109X(16)00071-1

Gerogianni KG. Stressors of patients undergoing chronic hemodialysis. Nursing 2003; 42 (2):
228-246.

Ju-Yeh Yang, Jenq-Wen Huang, Yu-Sen Peng, Shou-Shang Chiang, Chwei- Shiun Yang,
Chin-Ching Yang, Huey- Wen Chen, Ming- Shiou Wu, Kwan- Dun Wu, Tun- Jun
Tsai, Wan- Yu Chen. Quality of sleep and psychosocial factors for patients
undergoing peritoneal dialysis. Perit Dial Int 2007; 27: 675-680.

Koutsopoulou - Sofikiti EB, Kelesi - Stavropoulou NM, Vlachou DE., Fasoi - Barka GG. The
effect of chronic dialysis in personality of patients with chronic renal failure. Vima of
Asklipiou 2009; 8 (3): 240-254.

Leung KCD. Psychosocial aspects in renal patients. Perit Dial Int 2003; 23(S2): S90-S94.

Mavromatis P. Exercise and chronic renal failure. Dialysis Living 2005; 13: 22-38.

Papadakis E. Approach of patients with kidney disease and patients with beta-thalassemia in
a general hospital in Crete and investigation of their quality of life. Thesis, 2010;
available on website: http://mph.med.uoc.gr/files/Dissertations/Papadakis
%20Evag_2010.pdf (19/05/12).
Pascoe MC, Thompson DR, Castle, DJ, Mc-Evedy SM & Ski. CF, Psychosocial
Interventions for Depressive and Anxiety Symptoms in Individuals with Chronic
Kidney Disease: Systematic Review and Meta-Analysis, Frontiers in Psychology |
www.frontiersin.org, June 2017 | Volume 8 | Article 992, ORIGINAL RESEARCH
published: 13 June 2017 doi: 10.3389/fpsyg.2017.00992

Picariello F, Moss-Morris R, Macdougall IC, Chilcot J, The role of psychological factors in


fatigue among end-stage kidney disease patients: a critical review, Clinical Kidney
Journal, 2017, vol. 10, no. 1, 79–88

Spiridi S, Iakovakis A, Kaprinis G. Renal insufficiency: Biological and psychosocial


consequences. In: Psychiatry 2008; 19: 28-34.

Theofilou P. Quality of life and mental health of patients with chronic periodic hemodialysis.
Dialysis Living 2008; 21: 42-50.

Theofilou P. Psychiatric disorders in chronic periodic hemodialysis. Vima of Asklipiou 2010;


9 (4): 420-440.
Theofilou P. Quality of life in end - stage renal disease: a qualitative analysis. Interscientific
health care 2011a; 3 (2): 70-80.

Theofilou P. Noncompliance with medical regimen in hemodialysis treatment: A case study.


Case reports in Nephrology 2011b; 1-4.

Theofilou P. Medication adherence in Greek hemodialysis patients: The contribution of


depression and health cognitions. Int J Behav Med 2012a; springer.

Thompson, D. R., and Ski, C. F. (2013). Psychosocial interventions in cardiovascular


disease–what are they? Eur. J. Prev. Cardiol. 20, 916–917. doi:
10.1177/2047487313494031

Υun Seob Song, Hee Jo Yang, Eun Seop Song, Dong Cheol Han, Chul Moon, Ja Hyeon Ku.
Sexual function and quality of life in Korean women with chronic renal failure on
haemodialysis: case-control study. Urology 2008; 71(2): 243-246.

Zyga S. Chronic kidney disease and quality of life. Proceedings of the 9th Panhellenic
Conference of public health and health services, 26-28/03/2012: "The health of the
Greeks in the light of new 'epidemics.'" Round table: Haemodialysis patients and their
approach to primary health care.

Anda mungkin juga menyukai