Anda di halaman 1dari 7

ACARA IHMB HA

DISAIN SAMPLING 03 November 2021

1) Gunakan (tambahkan layer) polygon batas luar HPH yang mempunyai koordinat.
2) Buat Grid untuk membuat petak (1 km x 1 km) jika perusahaan tersebut belum
mempunyai petak. Buat dengan fishnet pada tool bos: Data Management | Feature
class | Create Fishnet. Berikan tanda centang pada Create labelnya. Diperoleh dua
file-file sebagai berikut:

File: Petak_1km1km.shp & Petak_1km1km_label. Selanjutnya


lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Check pada view berapa jumlah kolom dan baris dari grid, misalnya
diperoleh.

Jumlah kolomnya JJ=30

b. Cara memberikan label grid.


Add field, nama NO_BRS & NO_JLR, tipe short integer

Gunakan field “FID” yang telah ada untuk membuat ID Petak. Berikan
nomor baris dengan rumus berikut pada field calculator: NO_BRS =
Int ([FID] / JJ) + 1
NO_JLR = ([FID] MOD JJ) + 1

Gambar 1 Penomoran Petak


3) Jika petak (kompartemen telah tersedia) maka langkah selanjutnya adalah mencari
bilangan acak X yang nilainya berkisar antara 100 dan 900 ,dan kemudian disusul
dengan membuat bilangan acak untuk Y. Cara yang paling sederhana adalah
menggunakan MS Excell:

Dengan formula: =RANDBETWEEN(100,900)

Lakukan sebanyak dua kali sehingga memperoleh bilangan random BA-


X=186 untuk X dan BA-Y = 755 untuk Y

4) Buat plot klaster berukuran 200 m x 200 yang dimulai dengan titik pusat bilangan
random, yang selanjutnya dibuat ke arah timur dan utara dengan masing-masing
interval 1000 m.

5) Untuk praktisnya, karena titik pusat grid (petak) GX, GY sudah tersedia, maka yang
diperlukan hanyalah melakukan penggeseran GX, GY sebesar bilangan acaknya,
sebagai berikut:

CX = GX-500+ BA-X ➔ CX = GX-500+186

CY = GY-500+ BA-Y ➔ CY = GY-500+755


Bilangan
acak X dan Y
(186,755)

Gambar 2 Bilangan Acak

6) Gunakan File Petak_1km1km_label


a. Open attribute Kemudian tambahkan field (add field) koordinat GX dan GY
dengan calculate geometric dengan type double, precision 12 dan scale 3.

Gambar 3 Penomoran Petak


b. Tambahkan dua field lagi yaitu CX dan CY dengan rumus di atas.

Gambar 4 Contoh menghitung koordinat X titik pusat Klaster

Gambar 5 Contoh menghitung koordinat Y titik pusat Klaster

c. Buat shapefile baru dari koordinat CX dan CY di atas, sebagai berikut:


▪ Export datanya misalnya diberinama coordinateklaster.dbf
▪ Kemudian File > Add Data > Add XY Data
▪ Data Export akan tampak dengan tambahan nama Events

d. Export table hasil CY dan CY, namanya Tabel_titik_pusat_klaster.dbf,


selanjutnya Display XY data, menggunakan CX, CY sebagai
koordinat. Selanjutnya export ke shp menjadi
TITIK_PUSAT_PLOT_KLASTER.SHp
e. Buat buffer dengan Analitic tools|proximity|buffer, menggunakan titik pusat
plot klaster, lebar buffernya : Buffer_klaster100

f. Konversi dari buffer bulat ke segiempat dengan : pada Data management


tools|Feature| Feature envelope to polygon, Selanjutnya dibuat nama
file Plot_klaster200.shp

PLOT_CLUSTER2.SHP (200 X 200)

Gambar 6 Ilustrasi pembuatan plot klaster

Dapat plot klaster yang akan dikerjakan untuk interpretasi

g. Buat sub klaster menggunakan fishnet dengan tempate file


Plot_klaster200.shp, dengan ukuran grid (width dan height) nya 100 m, nama
outputnya adalah Plot_klaster100.shp, kemudian diclip dengan
plot_klaster200.shp, nama barunya Plot_klaster100clip.shp
Gambar 7 Visualisasi Plot Klaster

Gambar 8 Visualisasi Sub-Plot Klas


4 Elemen klaster * 200
m x 100 m: E1 ~ E4

Gambar 9 Overlay plot klaster dan sub-klaster pada citra

Anda mungkin juga menyukai