Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM PEMANENAN HASIL HUTAN

ACARA II
PEMBUATAN RENCANA TRASE JALAN SARAD DAN
JALAN ANGKUTAN

Oleh:
Nama : Nanda Mustika Nurbaiti
NIM : 20/457040/SV/17487
Co Ass : Siti Aminah
Kelompok : 3
Kelas :A

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PENGELOLAAN HUTAN


DEPARTEMEN TEKNOLOGI HAYATI DAN VETERINER
SEKOLAH VOKASI
UNVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
ACARA II
PEMBUATAN RENCANA TRASE JALAN SARAD DAN JALAN
ANGKUTAN

I. TUJUAN
1. Mempelajari cara-cara pembuatan rencana trase jalanan angkutan
dengan peta topografi
2. Membuat rencana trase jalan angkutan di atas peta topografi
3. Mempelajari cara-cara pembuatan rencana trase jalan sarad dengan peta
potensi tegakan
4. Membuat rencana trase jalan sarad di atas peta potensi tegakan

II. DASAR TEORI


Elias (2012), jaringan jalan hutan merupakan kumpulan sekmen-sekmen
jalan hutan yang saling terhubung sehingga membentuk suatu jaringan jalan
terpadu. Sekmen-sekmen jalan hutan tersebut dapat berupa jalan lurus,
belokan jalan dan prasarana PWH lainnya seperti: TPn, TPK antara, TPK
akhir, base camp dan log pond (Elias, 2012 dalam Junaedi, dkk., 2021).
Pembuatan jaringan jalan merupakan bentuk kegiatan Pembukaan Wilayah
Hutan (PWH), yaitu kegiatan pengelolaan hutan yang menyediakan
infrastruktur untuk melancarkan kegiatan pengelolaan hutan. Dalam
perencanaan PWH penting dilakukan perencaan lokasi jalan utama, jalan
cabang, jalan ranting serta merencanakan luas, jumlah dan jarak antara TPN
serta lokasi TPN yang optimal (Kehutanan, 2010). Pola jaringan jalan hutan
yang ideal dapat dilihat dengan PWH secara merata dan menyeluruh. Hal
tersebut nantinya dapat menghasilkan presentase PWH yang tinggi dengan
kerapatan yang optimal. Pola jaringan sebaiknya dibuat dengan panjang
total sependek mungkin dan dapat mencakup seluruh areal kerja (Elias,
1988 dalam Dulsalam 1997). Jaringan jalan hutan dalam pola jaringan ini
meliputi 4 jenis jalan yakni jalan induk/utama, jalan cabang, jalan ranting,
dan jalan sarad. Jalan utama berfungsi untuk menghubungkan daerah luar
Kawasan hutan dengan Kawasan hutan. Jalan cabang berfungsi sebagai
penghubung antara jalan induk dan jalan ranting. Jalan ranting berfungsi
menghubungkan jalan cabang dengan suatu unit tebangan. Jalan ini
digunakan selama kegiatan pengangkutan kayu dari unit tebangan.
Sedangkan jalan sarad adalah jalan yang menghubungkan tempat
penebangan ke jalan cabang atau jalan ranting agar penyaradan dapat
berjalan dengan lancar (Tinambunan, 1975). Menurut Marydu (2002) dalam
Sudirman (2020) terdapat spesifikasi kelas kualitas jalan hutan yakni jumlah
jalur lalu lintas, lebar badan jalan, lebar permukaan jalan yang diperkeras,
radius belokan, lereng memanjang jalan, beban/kapasitas jalan, kecepatan
kendaraan yang diizinkan bagi kendaraan bermuatan, dan dapat dipakai
sepanjang tahun atau hanya pada musim kemarau.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Peta topografi (kontur) 4. Kertas kalkir
2. Peta potensi tegakan 5. Busur derajat
3. Peta persebaran pohon 6. Penggaris

IV. CARA KERJA


a. Pembuatan Rencana Trase Jalan Angkut

Menggambar
Melakukan overlay rencana trase
Menyalin peta
antara peta kontur jalan angkut
topografi di
dengan potensi di peta hasil
kertas kalkir.
tegakan. overlay di
kertas kalkir.

Mewarnai peta potensi


tegakan pada kertas
kalkir di setiap petaknya.
b. Pembuatan Rencana Trase Jalur Sarad

Memberi nama
Membuat kisi
masing-masing kisi Menghitung
berukuran 2  jumlah pohon
berdasarkan arah
2 cm pada pada tiap kisi.
horizontal dan
peta pohon.
vertikal.

Membuat Menghitung dot grid


Menyusun laporan. garis jalur 𝑓𝑖.𝑥𝑖
dengan rumus: 𝑓𝑖
sarad.

Uraian:
Peta topografi disalin di kertas kalkir menggunakan mesin fotokopi. Peta
topografi dibagi-bagi menjadi beberapa bagian berdasarkan petak yang ada
di peta pontensi tegakan. Selanjutnya membuat jalan angkut pada peta
tersebut berupa jalan utama, jalan cabang, dan jalan ranting (apabila
diperlukan) berdasarkan ketentuan yang sudah ditetapkan. Masing-masing
petak diwarnai sebagai pembeda antarpetak, lalu masing-masing warna
petak dimasukkan ke dalam legenda. Kegiatan selanjutnya membuat
rencana trase jalur sarad. Peta pohon dibagi menjadi beberapa bagian
berdasarkan kisi-kisi berukuran 2  2 cm. Pada arah horizontal kisi pada
peta pohon diberi nama huruf A sampai J. Pada arah vertikal kisi pada peta
pohon diberi nama angka 1 sampai 6. Jumlah pohon yang ada di dalam kisi
dihitung. Apabila terdapat pohon yang berada di tengah-tengah garis kisi,
maka pohon tersebut masuk ke kisi yang dipilih praktikan. Jumlah pohon
tiap kisi serta koordinat kisi pada arah vertikal dimasukkan dalam rumus
dengan fi adalah jumlah pohon dan xi adalah titik koordinat vertikal kisi.
Hasil perhitungan dot grid digunakan sebagai titik berat kisi yang lalu ditarik
garis ke jalan utama.
LAMPIRAN

Lampiran 2.1 Jurnal Yang Digunakan Lampiran 2.4 Jurnal Yang Digunakan

Lampiran 2.5 Bacaan Yang


Lampiran 2.2 Jurnal Yang Digunakan
Digunakan

Lampiran 2.3 Buku Yang Digunakan


V. DATA DAN HASIL PERHITUNGAN
a. Tabel 2.1 Rencana PembuatanTrase Jalan Angkutan
HE Jarak
HE Peta Slope
Segmen Status Jalan A (n) VI (cm) A x VI Lapangan VI (m) Lapangan Keterangan
(cm) (%)
(m) (m)
b. Tabel 2.2 Pembuatan Trase Jalur Sarad

Blok xi fi xi.fi Dot Grid Pola Jalur Sarad

Anda mungkin juga menyukai