5499 14464 1 PB
5499 14464 1 PB
Corresponding author:
Windawati
winsafir@gmail.com
Ners Muda, Vol 1 No 1, April 2020
e-ISSN:
DOI: 10.26714/nm.v1i1.5499
Ners Muda, Vol 1 No 1, April 2020/ page 59-67 60
serta maksimumnya adalah 37,7°C dan Pusat (RSUP) dr. Kariadi Semarang pada
39,5°C. Januari 2008-Maret 2009 mendapatkan 82
kasus. Tujuan peneliitian ini adalah: untuk
Serangan kejang demam pada anak yang mengidentifikasi efektifitas kompres
satu dengan yang lain tidaklah sama, hangat terhadap penurunan hipertermia
tergantung nilai ambang kejang masing- pada kasus kejang demam.
masing. Oleh karena itu, setiap serangan
kejang harus mendapat penanganan yang Penanganan terhadap kejang demam dapat
cepat dan tepat, apalagi kejang yang dilakukan dengan tindakan farmakologis,
berlangsung lama dan berulang.Sebab, tindakan non farmakologis maupun
keterlambatan dan kesalahan prosedur bisa kombinasi keduanya. Tindakan
mengakibatkan gejala sisa pada anak, farmakologis yaitu memberikan obat
bahkan bisa menyebabkan kematian (Fida antipiretik. Sedangkan tindakan non
& Maya, 2012). farmakologis yaitu tindakan tambahan
dalam menurunkan panas setelah
Kejang yang berlangsung lama biasanya pemberian obat antipiretik. Tindakan non
disertai apneu (henti nafas) yang dapat farmakologis antara lain memberikan
mengakibatkan terjadinya hipoksia minuman yang banyak, ditempatkan dalam
(berkurangnya kadar oksigen jaringan ruangan bersuhu normal, menggunakan
sehingga meninggikan permeabilitas pakaian yang tidak tebal, dan memberikan
kapiler dan timbul edema otak yang kompres hangat (Rahmasari & Lestari,
mengakibatkan kerusakan sel neuron otak. 2018)
Apabila anak sering kejang, akan semakin
banyak sel otak yang rusak dan mempunyai Kompres hangat adalah tindakan dengan
risiko menyebabkan keterlambatan menggunakan kain atau handuk yang telah
perkembangan, retardasi mental, dicelupkan pada air hangat, yang
kelumpuhan dan juga 2-10% dapat ditempelkan pada bagian tubuh tertentu
berkembang menjadi epilepsi sehingga dapat memberikan rasa nyaman
(Mohammadi, 2010). dan menurunkan suhu tubuh (Masruroh,
Hartini, & Astuti, 2017). Penelitian ini juga
World Health Organization memperkirakan sejalan dengan penelitian yang dilakukan
pada tahun 2010 terdapat lebih dari 21,65 oleh (Purwanti & Ambarwati, 2008) di
juta penderita kejang demam dan lebih dari RSUD dr. Moewardi Surakarta
216 ribu diantaranya meninggal. Di menunjukkan bahwa kompres hangat dapat
Amerika pada tahun 2008, kejadian kejang menurunkan suhu tubuh melalui proses
demam, hampir sebanyak 1,5 juta dan evaporasi.
sebagian besar lebih sering terjadi pada
rentang usia 6 bulan hingga 36 bulan. Di METODE
Indonesia dilaporkan angka kejadian kejang
demam pada tahun 2012 – 2013, terjadi 3- Penulisan karya ilmiah akhir ners ini
4% dari anak yang berusia 6 bulan – 5 tahun dengan jenis studi pendekatan kuantitatif
(Depkes, 2013). Untuk Angka kejadian di dengan pengambilan dua pasien dengan
wilayah Jawa Tengah pada tahun 2010, 2- diagnosa medis yang sama. Penulis
5% pada anak usia 6 bulan- 5 tahun dan 25- menggunakan metode deskriptif, adapun
50% kejang demam akan mengalami sampelnya adalah data ini diperoleh dengan
bangkitan kejang demam berulang cara yaitu : wawancara, pemeriksaan fisik,
(Gunawan, 2009). Sedangkan pada tahun observasi aktivitas, memperoleh catatan
2013 angka kejadian kejang demam pada dan laporan diagnostik. Pasien dikelola
anak usia 6 bulan sampai 5 tahun selama 3 hari.
mengalami penurunan yaitu 2-3% (Depkes,
2013). Sedangkan Di Rumah Sakit Umum
Windawati - Penurunan Hipertermia Pada Pasien Kejang Demam Menggunakan Kompres Hangat
Ners Muda, Vol 1 No 1, April 2020/ page 59-67 61
Windawati - Penurunan Hipertermia Pada Pasien Kejang Demam Menggunakan Kompres Hangat
Ners Muda, Vol 1 No 1, April 2020/ page 59-67 62
suhu setiap harinya selama di rawat di leukosit merupakan salah satu parameter
ruang Anak Lantai 1 RSUP Dr. Kariadi pemeriksaan untuk mendeteksi adanya
Semarang. infeksi. Pemeriksaan ini merupakan
pemeriksaan darah rutin yang sering
PEMBAHASAN dilakukan, karena jumlah leukosit dapat
memberikan petunjuk apakah terdapat
Hasil pengkajian yang didapat pada pasien suatu infeksi atau peradangan yang
An. R berjenis kelamin Perempuan dengan disebabkan oleh mikroorganisme atau
usia 3,5 tahun. Berdasarkan hasil suatu reaksi inflamasi terhadap masuknya
pemeriksaan fisik didapatkan data sebagai antigen ke dalam tubuh. Meningkatnya
berikut : klien tampak lemah, kesadaran jumlah leukosit (>10.000/mm3) disebut
composmentis, suhu tubuh tinggi 38.3 ⁰C, leukositosis merupakan indikatif adanya
kulit teraba hangat, klien tampak pucat, dan suatu peradangan. Selama dirawat kejang
badan lemah, keluhan saat ini pada kasus I tidak timbul lagi. Ibu An. R mengatakan ini
Ibu An. R mengatakan anaknya sudah merupakan sudah keempat kalinya dalam
mengalami demam sejak 4 hari ini turun periode tahun 2019 ini klien masuk RS
naik suhu badannya. dengan keluhan yang sama. Riwayat kejang
demam sebelumnya 3x di rawat di RS
Manifestasi klinis sehari sebelum masuk William Both dan pada saat dibawa ke RSUP
rumah sakit Ibu An. R mengatakan anaknya dr. Kariadi Semarang untuk diperiksa
mengalami perubahan tingkah laku seperti langsung klien dianjurkan untuk dirawat di
tidak aktif bermain dan mendadak RS pada tanggal 10 Agustus 2019.
badannya panas dan suhu naik. Penyakit
febris (demam) merupakan salah satu Pada pasien An. D berjenis kelamin laki-laki
penyebab masalah kesehatan di Indonesia. dengan usia 1 tahun yaitu usia kanak-kanak.
Demam sebagian disebabkan karena infeksi Usia merupakan suatu faktor risiko utama
atau virus. Namun data menunjukan bahwa pada beberapa penyakit. Hal ini disebabkan
justru sebagian besar tenaga medis karena usia dapat memperlihatkan kondisi
mendiagnosisnya sebagai infeksi bakteri kesehatan seseorang. Usia balita rentan
(Sodikin 2012). Keesokan harinya An. R terhadap penyakit karena daya tahan tubuh
mengalami kejang demam dengan yang belum stabil (Potter & Perry, 2010).
karakteristik kejang demam sederhana Masa balita menjadi periode yang penting
dengan durasi kejang, ±3 menit waktu awal dalam tumbuh kembang anak.
masuk Igd, Kondisi pasca terjadinya kejang Pertumbuhan dan perkembangan di masa
Ibu An. R mengatakan pasien dalam balita menjadi penentu keberhasilan
keadaan sadar dan dengan kondisi lemah. tumbuh kembang di periode selanjutnya.
Berdasarkan hasil penelitian (Kakalang,
Walaupun kejang demam tidak berbahaya Masloman, & Manoppo, 2016) kasus kejang
jika gejalanya tidak lebih dari 10 menit, demam di Bagian Ilmu Kesehatan Anak
namun kejang demam dapat membuat RSUP Prof. DR. R.D. Kandou Manado periode
kondisi kegawatdaruratan pada anak. Januari 2014 – Juni 2016 dapat disimpulkan
Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi bahwa kejang demam lebih banyak
jika kejang demam tidak segera ditangani. ditemukan pada usia 1 - <2 tahun, jenis
Kegawatdaruratan yang mungkin saja kelamin laki-laki, tanpa riwayat keluarga,
terjadi adalah sesak nafas, kenaikan suhu suhu badan >38oC, riwayat penyakit yang
yang terus menerus, dan cedera fisik. mendasari infeksi saluran pernapasan akut,
Penyebab kejang demam pada An. R tipe kejang demam kompleks, status gizi
diperkuat dengan adanya data hasil normal, riwayat berat badan lahir normal,
laboratorium yang abnormal yaitu leukosit serta riwayat jenis persalinan normal.
meningkat 21.8 10ˆ3/ul hal ini menandakan
bahwa adanya infeksi. Pemeriksaan jumlah
Windawati - Penurunan Hipertermia Pada Pasien Kejang Demam Menggunakan Kompres Hangat
Ners Muda, Vol 1 No 1, April 2020/ page 59-67 63
Windawati - Penurunan Hipertermia Pada Pasien Kejang Demam Menggunakan Kompres Hangat
Ners Muda, Vol 1 No 1, April 2020/ page 59-67 64
44% (Nurachman, 2009). Ibu klien minor tetapi sangat aktif (N-acetyl-p-
mengatakan ini merupakan ketiga kalinya benzoquinone) adalah penting dalam dosis
dalam periode tahun 2019 ini klien masuk besar karena efek toksiknya terhadap hati
RS dengan keluhan yang sama. Riwayat dan ginjal. Waktu paruh asetaminofen
kejang demam sebelumnya 1x di rawat di adalah 2-3 jam dan relatif tidak terpengaruh
RS Panti Wiloso selama 4 hari lalu di rujuk oleh fungsi ginjal. Reaksi alergi terhadap
ke RSWN di rawat selama 3 Minggu di Hcu parasetamol jarang terjadi. Manifestasinya
tanggal 05 Juli 2019 pulang. Dan setelah itu berupa eritema atau urtikaria dan gejala
kambuh lagi pada tanggal 02 September yang lebih berat berupa demam dan lesi
2019 klien panas tinggi dan kejang di IGD pada mukosa. Methemoglobinemia dan
RSUP dr.Kariadi selama 2 menit oleh dokter sulfhemoglobinemia jarang menimbulkan
jaga di IGD klien dianjurkan untuk dirawat masalah pada dosis terapi karena hanya
di RS pada tanggal 02 September 2019. kira-kira 1-3 % Hb yang diubah menjadi
Pendidikan kesehatan selama ibu hamil met-Hb. Penggunaan sebagai analgesik
juga penting untuk mempersiapkan dalam dosis besar secara menahun
kelahiran anak jika terjadi demam (Al Jihad, terutama dalam kombinasi berpotensi
Hartati, & Rejeki, 2019). Terutama motivasi menyebabkan nefropati diabetik (Wilwana
ibu untuk pemberian ASI eksklusif pada dan Gan, 2009). Penurunan suhu tubuh
anak dalam rangka meningkatkan gizi pada menurut penelitian yang dilakukan oleh
bayi (Rejeki, 2008). (Purwanti & Ambarwati, 2008) dalam
penelitian (Wowor et al., 2017) bahwa akan
Farmakoterapi yang diberikan untuk lebih efektif jika diberikan obat antipiretik
menurunkan suhu tubuh pada kedua pasien seperti paracetamol yang mampu
sama yaitu dengan parasetamol menurunkan sampai 0.2 ̊C, jika diberikan
(asetaminofen) merupakan metabolit bersamaan dengan kompres hangat dalam
fenasetin dengan efek antipiretik yang sama menurunkan suhu tubuh pada penderita
dan telah digunakan sejak tahun 1893. Efek demam.
anti inflamasi parasetamol hampir tidak
ada. Asetaminofen di Indonesia lebih Dari hasil pengkajian yang diperoleh dari
dikenal dengan nama parasetamol, dan kedua pasien maka diangkat masalah
tersedia sebagai obat bebas, misalnya keperawatan utama yaitu hipertermia.
Panadol®, Bodrex®, INZA®, dan Diagnosis keperawatan adalah penilaian
Termorex®. Parasetamol menurunkan klinis mengenai respon klien terhadap
suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga masalah kesehatan atau proses kehidupan
juga berdasarkan efek sentral. Parasetamol yang dialami. Diagnosis keperawatan
merupakan penghambat prostaglandin bertujuan untuk mengidentifikasi respons
yang lemah. Efek iritasi, erosi, dan klien, individu, keluarga dan komunitas
perdarahan lambung tidak terlihat pada terhadap situasi yang berkaitan dengan
obat ini, demikian juga gangguan masalah kesehatan. Diagnosa keperaatan
pernafasan dan keseimbangan asam basa. sebagai dasar pengembangan rencana
Parasetamol diberikan secara oral. intervensi keperawatan (SDKI, 2016).
Penyerapan dihubungkan dengan tingkat Diagnosa keperawatan utama yang muncul
pengosongan perut, konsentrasi darah pada kedua pasien adalah hipertermia.
puncak biasanya tercapai dalam 30- 60 Menurut SDKI (2016) hipertermia adalah
menit. Parasetamol sedikit terikat pada Suhu tubuh meningkat di atas rentang
protein plasma dan sebagian normal tubuh. Penyebab terjadinya
dimetabolisme oleh enzim mikrosomal hati hipertermia diantaranya adalah dehidrasi,
dan diubah menjadi sulfat dan glikoronida terpapar lingkungan panas, proses penyakit
asetaminofen, yang secara farmakologis (mssal : infeksi,kanker), Ketidaksesuaian
tidak aktif. Kurang dari 5% diekskresikan pakaian dengan suhu lingkungan,
dalam keadaan tidak berubah. Metabolit peningkatan laju metabolisme, respon
Windawati - Penurunan Hipertermia Pada Pasien Kejang Demam Menggunakan Kompres Hangat
Ners Muda, Vol 1 No 1, April 2020/ page 59-67 65
Windawati - Penurunan Hipertermia Pada Pasien Kejang Demam Menggunakan Kompres Hangat
Ners Muda, Vol 1 No 1, April 2020/ page 59-67 66
Windawati - Penurunan Hipertermia Pada Pasien Kejang Demam Menggunakan Kompres Hangat
Ners Muda, Vol 1 No 1, April 2020/ page 59-67 67
Journal of Pediatrics, volume 20 (No 1), page Rosandy, RT dan Ismawati, Rita.2013.
5-15. http://journals.tums.ac.ir Pengembangan Buku Perencanaan Menu
Untuk Penderita Penyakit Kejang Demam.
Nurachman E. (2009). Asuhan Keperawatan
Ejournal boga. Volume 2, nomor 1, tahun
Bermutu di Rumah Sakit. Sumber:
2013, edisi yudisium periode Februari 2013,
http//www.pdpersi.co.id.?show=detailnews=
hal 109-117.
artikel
Sodikin. (2012). Prinsip Perawatan Demam Pada
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Buku ajar
Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
fumdamental keperawatan: konsep, proses,
dan praktik. Jakarta: EGC. Sujono Riyadi, Sukarmin (2009), Asuhan
Keperawatan Pada Anak, Edisi Pertama.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan
Yogyakarta : Graha Ilmu
Indonesia: Defenisi dan Indikator Diagnostik.
Jakarta: DPP PPNI Wardiyah, A., Setiawati, & Romayati, U. (2016).
Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres
Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2018.
Hangat Dan Tepid Sponge Terhadap
Semarang: Dinas Kesehatan Kota Semarang,
Penurunan Suhu Tubuh Anak Yang
2018.
Mengalami Demam Di Ruang Alamanda Rsud
Purwanti, S., & Ambarwati, W. N. (2008). Pengaruh Dr . H . Abdul Moeloek. Jurnal Kesehatan
kompres hangat terhadap perubahan suhu Holistik, 10(1), 36–44.
tubuh pada pasien anak hipertermia di ruang
Wibisono, A. (2015). Asuhan Keperawatan Pada
rawat inap RSUD DR. Moewardi surakarta.
An.M Dengan Gangguan Sistem Persarafan :
Berita Ilmu Keperawatn, 1(2), 81–86.
Kejang Demam Di Ruang Mawar RSUD
Rahmasari, V., & Lestari, K. (2018). Review: Banyudono Boyolali. Universitas
Manajemen Terapi Demam Tifoid: Kajian Muhammadiyah Surakarta.
Terapi Farmakologis dan Non Farmakologis.
Wong, DL Dkk (2009). Buku Ajar Keperawatan
Farmaka, 16(1), 184–195.
Pediatric Wong Ed.6, Vol.2,Jakarta : EGC
https://doi.org/10.24198/JF.V16I1.17445
Wowor, M. S., Katuuk, M. E., & Kallo, V. D. (2017).
Rejeki, S. (2008). Studi Fenomenologi: Pengalaman
Efektivitas Kompres Air Suhu Hangat Dengan
Menyusui Eksklusif Ibu Bekerja Di Wilayah
Kompres Plester Terhadap Penurunan Suhu
Kendal Jawa Tengah. Nurse Media: Journal of
Tubuh Anak Demam Usia Pra-Sekolah Di
Nursing, 2(1), 1–44.
Ruang Anak Rs Bethesda Gmim Tomohon.
https://doi.org/10.14710/nmjn.v2i1.734
Jurnal Keperawatan, 5(2).
Windawati - Penurunan Hipertermia Pada Pasien Kejang Demam Menggunakan Kompres Hangat