A. Kompetensi Dasar
3.1 Menelaah struktur dan ciri kebahasaan pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang
didengar dan dibaca
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan Scientifik, peserta didik dapat menelaah ciri kebahasaan teks pidato
persuasif yang dibaca dengan tepat (kata sapaan orang kedua dan pernyataan langsung).
C. Materi
Kata sapaan adalah kata yang digunakan untuk menyapa seseorang atau pihak kedua,
baik tunggal ataupun jamak. Kalimat atau kata sapaan seringkali dipakai dalam pidato dan
penyampaian kalimat berita baik di televisi maupun di radio.
Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/kata-sapaan/
a. Kalimat langsung didefinisikan sebagai kalimat hasil kutipan dari seseorang persis seperti
yang dia katakan tanpa mengunah apa pun.
Kalimat langsung terdiri dari kalimat pengiring dan kalimat kutipan. Misal pada kalimat : Dr.
Ilyas berkata, “Vaksin yang diberikan saat ini, dapat mengurangi dampak dari virus covid-19”
dibaca dengan nada yang lebih tinggi. Hal ini agar frasa tersebut mendapat perhatian
pendengar mengingat ketika pengucapkan kalimat langsung pokok utama yang ingin
disampaikan terdapat pada kalimat kutipan.
1. Huruf pertama dari kalimat yang disadur atau dikutip berupa huruf kapital.
Benar -> “Jadilah pemuda yang semangat, jangan manja, cengeng apalagi gengsian!” kata
Pak Jokowi.
Salah -> “jadilah pemuda yang semangat, jangan manja, cengeng apalagi gengsian!” kata
Pak Jokowi.
Benar -> Pak Jokowi berkata, “Jadilah pemuda yang cerdas, tahan banting, jangan manja,
cengeng apalagi gengsian!”
Salah -> Pak Jokowi berkata, “jadilah pemuda yang cerdas, tahan banting, jangan manja,
cengeng apalagi gengsian!”
Namun jika kalimat petikannya lebih dari satu, maka huruf kapital hanya berlaku pada
huruf awal pada petikan pertamanya saja.
Benar -> “Ayo cepat!,” teriak Bagas, “nanti busnya keburu berangkat!”
Salah -> “Ayo cepat!,” teriak Bagas, “Nanti busnya keburu berangkat!”
Benar -> “Cepatlah sedikit!,” kata Anggit, “pintu gerbang sekolah mau ditutup.”
Salah -> “Cepatlah sedikit!,” kata Anggit, “Pintu gerbang sekolah mau ditutup.”
2. Antara kalimat pengiring dan kalimat kutipan dipisahkan oleh tanda koma (,).
Benar -> “Kamu harus menjadi anak rule sholeh,” kata Bu Kainem.
Salah -> “Kamu harus menjadi anak rule sholeh” kata Bu Kainem.
Benar -> Bu Kainem berkata, “Kamu harus menjadi anak rule sholeh”
Salah -> Bu Kainem berkata “Kamu harus menjadi anak rule sholeh”
3. Pada kalimat langsung penulisan kutipannya diawali dan diakhiri dengan menggunakan
tanda kutip (“…”).
Benar -> “Aku gak mau pulang!,” teriak Andi di depan rumah kakeknya.
Salah -> Aku gak mau pulang!, teriak Andi di depan rumah kakeknya.
4. Jika kalimatnya berupa atau ada dalam dialog berurutan, maka kita beri tanda pisah berupa
tanda titik dua (:) antara orang yang bicara atau mengutarakan dengan yang dibicarakan atau
diutarakan.
Tami : “Kayaknya, aku rasa tahun ini musim hujannya akan lebih banyak deh daripada musim
kemarau.”
Nita: “Iya, kayaknya soalnya hari-hari ini mendung terus.”
Tami: “Lha, kemarin di tempatku (daerah Bantul) hujannya deras banget. Di tempatmu gimana
Nit?”
Nita: “Kalau dibilang hujan deras sih enggak juga, cuma gerimis doang dan mendung-
mendung gitu.”
Tami: “Bikin bete! hahaha.”
Nita: “Iya sih. Mau jalan-jalan keluar jadi malas, tapi di rumah bosen. Gimana tuh?”
Tami: “Ya tidur-tidur saja, nonton-nonton tv hahaha.”
b. Kalimat tak langsung merupakan kalimat yang megutarakan kembali isi perkataan seseorang
tanpa mengulangi perkataan yang diucapkannya sebelumnya. Kalimat langsung dan kalimat
tidak langsung tentu memiliki ciri-ciri hingga kaidah penulisannya masing-masing. Untuk itu,
berikut ulasan tentang kalimat langsung dan kalimat tidak langsung yang lebih mendalam
dilengkapi dengan cara merubah kalimat langsung menjadi tidak langsung dan sebaliknya.
“Dia dulu anaknya pintar sebelum sekarang menjadi orang gila karena depresi.” Kata
kakekku. (langsung)
Kakekku berkata bahwa Anton dulu anak yang pintar sebelum sekarang menjadi orang gila
kerena depresi. (tak langsung)
Kepala madrasah berkata, “Kalian harus bisa semangat, rajin belajar dan bisa menjaga
nama baik sekolah.” (langsung)
Kepala madrasah memberi nasehat bahwa setiap murid harus semangat, rajin belajar dan
bisa menjaga nama baik sekolah. (tak langsung)
4. Penulisannya menggunakan kata hubung (konjungsi) tentang, supaya, agar, bahwa, sebab
dsb.
5. Kalimat tidak langsung merupakan pengulangan perkataan seseorang sehingga kalimat ini
hanya berupa kalimat berita saja.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan perbedaan kalimat langsung dan tidak langsung
sebagai berikut.
.