Anda di halaman 1dari 2

INSISI ABSES

No. Kode : SOP/VII/UGD/28

SOP No. Revisi


Tgl. Mulai Berlaku
: 00
: 17 Agustus 2016
Halaman :1-2
UPTD PUSKESMAS drg. Novy Roosita Hayatie
TEMBELANG NIP: 19601110 198701 2 001
1. Pengertian Dalam arti umum berarti melakukan irisan pada kulit. Sedangkan dalam khusus,
insisi abses berarti mengiris abses untuk mengeluarkan pus yang ada didalamnya.
Syarat :
 Irisan harus langsung, tidak terputus-putus langsung sampai ke jaringan subkutis
 Insisi harus sesuai garis Langer
 Irisan yang dekat garis persendian harus sejajar dengan aksis  / sumbu sendi
 Insisi sedapat mungkin disembunyikan, misal pada abses mammae
 Sterilitas harus dijaga
 Arah insisi tidak boleh tegak lurus dengan alat penting yang ada di daerah itu,
missal arteri, vena, syaraf  
 Instrumentasi tehnik insisi abses dilakukan pada pasien dengan abses yang sudah
matang.

2. Tujuan Sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah dalam tehnik instrumentasi insisi
abses

3. Kebijakan 3.1 SK Kepala Puskesmas Tembelang Nomor 188.4/180/415.25.11/2015 tentang


Manual Mutu.
3.2 SK Kepala Puskesmas Tembelang Nomor 188.4/180.a/415.25.11/2015 tentang
Kebijakan Mutu dan Keselamatan Pasien.
3.3 SK Kepala Puskesmas Tembelang Nomor 188.4/201/415.25.11/2015 Tentang
Standar Pelayanan Publik Puskesmas Tembelang
3.4 Pedoman Pelayanan Klinis Puskesmas Tembelang Tahun 2015

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

5. Langkah - 5.1 ALAT DAN BAHAN


langkah a. Minor set
b. Cat gut, Ziede,,jarum heating
c. Mess insisi
d. Kassa steril
e. Anti septik
f. Sarung tangan
g. Larutan desinfektan
h. Cairan H202 dan cairan PZ
i. Spuit 3 cc
j. Lidokain  / chlor etyl
k. Tampon
l. Bengkok
m. Kassa gulung bebat atau plester

5.2 ALUR PROSES


a. Jelaskan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan 
b. Inform consent 
c. Cuci tangan 
d. Siapkan alat
e. Pakai sarung tangan
f. Lakukan anastesi local yang terlebih dulu dilakukan desinfektan dengan
alkohol pada area yang akan di anasthesi
g. Lakukan insisi di tempat fluktuasi yang maksimal irisan sampai fascia 
h. Buka abses dengan memasukkan sumbu atau klem  ( secara tumpul )
supaya pus keluar 
i. Keluarkan semua infiltrat dengan memakai sonde, atau cukup memakai jari
tangan saja. 
j. Keluarkan pus dengan bersih, semprotkan H2O2 ke rongga kemudian
semprotkan PZ lakukan secara berulang samapi benar benar bersih dan beri
bethadine
k. Masukkan tampon (lebar ± 1cm)yang telah mengandung betadine kedalam
rongga abses
l. Tampon tidak boleh dimasukkan terlalu padat, kemudian disisakan
sepanjang ± 5cm untuk mempermudah pengangkatan atau gunakan drain
(dari bekas sarung tangan), dimasukkan kedalam rongga abses, ganti
tampon tiap hari, sampai secret berwarna jernih (±5 hari) 
m. Beri salep untuk merangsang jaringan setelah tampon dikeluarkan 
n. Tutup luka dengan kasa dan betadine
o. Cuci tangan

6. Diagram alir
Siapkan alat dan pakai sarung
Mulai tangan

Lakukan anastesi local dan insisi di


tempat fluktuasi

Beri salep untuk merangsang


Buka abses, keluarkan semua jaringan setelah tampon
infiltrate, lalu masukkan tampon
dikeluarkan

Tutup luka dengan kasa dan


betadine

Cuci tangan , lepas handscoon,


dan bersihkan alat

Selesai

7. Unit Terkait - Unit Obat


- Unit Poli Umum

Rekaman Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan

SOP/VII/UGD/28 - Page 2 of 2

Anda mungkin juga menyukai