2 (2019)
e-ISSN: 2655-3570
Abstrak
Salah satu peta jalan aktifitas pengabdian masyarakat tahun 2016 – 2020 pada Universitas Swiss German adalah
tentang pengelolaan limbah sampah non organik. Desa Keranggan merupakan desa binaan dan sekaligus
percontohan untuk pengelolaan limbah sampah non organik yang berlokasi di wilayah kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten, Indonesia. Universitas Swiss German menyediakan fasilitas pengelolaan sampah non organik
yang berguna untuk membakar sampah non organic. Fasilitas tersebut adalah insinerator sederhana. Aktifitas ini
telah dilakukan di tahun 2018. Selanjutnya dilakukan evaluasi atas penggunaan alat insinerator di tahun 2019.
Hasil dari evaluasi menunjukan bahwa alat insinerator sederhana tersebut jarang digunakan untuk pembakaran
sampah sehingga berdampak terhadap lingkungan sekitar. Hal ini menjadi input bagi LPPM SGU untuk
melaksanakan aktifitas pengabdian masyarakat di Desa Keranggan tersebut agar lingkungan di desa Keranggan
tersebut menjadi bersih
Kata Kunci : Pengelolaan Sampah, Fasilitas pengelolaan sampah, sampah non organic, kebersihan lingkungan,
Desa Binaan.
pembakaran sampah rumah tangga dari hasil industry Dari hasil observasi dan diskusi dengan
rumah tangga. masyarakat lingkungan sekitar, bahwa alat tersebut
Tempat atau area ke kedua (2) bertempat di tidak pernah dimanfaatkan untuk pembakaran
pinggiran sungai cisadane yang dimana banyak sampah oleh masyarakat setempat dan alat tersebut
bermukim rumah penduduk yang juga merupakan hanya dibiarkan saja hingga rubuh ketika banjir besar
pelaku home industry sehingga banyak menghasil datang meluap dari sungai Cisadane hingga akhirnya
kan sampah organic. Di tempatkan alat incinerator menjadi barang rongsokan tua. Dikarenakan tidak
mini di tempat/area tersebut, gunanya untuk dimanfaatkan alat tersebut maka berdampak
mencegah masyarkat membuang sampah organic di terhadap lingkungan di wilayah tersebut.
sungai cisadane. Lingkungan bertambah kotor ditambah sampah dari
Tempat atau area ke tiga (3) bertempat di luapan banjir sungai Cisadane.
area perbukitan pemukiman di desa Keranggan. Di Hal ini juga terjadi pada alat insinerator yang
area tersebut bermukim rumah penduduk yang juga bertempat di Area 3 yang mana sama hal nya dengan
merupakan pelaku home industri. Ditempatkan alat alat insinerator di Area 2, yang mana tidak
insinirator di area tersebut, sebagai fasilitas untuk dimanfaatkan dan rusak hingga menjadi alat
pembakaran sampah, agar lingkungan di sekitar rongsokan tua. Masyarakat di dua area tersebut
bersih dari pada sampah rumah tangga dan sampah cenderung membuang sampah ditempat yang bukan
home industri. pada tempatnya. Sehingga menimbulkan bau kotor
dan banyak nya nyamuk dan nanti nya berdampak
2. Penggunaan alat Insinerator oleh Masyarakat pada kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.
dan dampak terhadap lingkungan sekitar Namun demikian, 1 buah alat insinerator mini
yang ditempatkan di area 1 digunakan. Yaitu
Dari hasil observasi/pengamatan langsung di bertempat di belakang Café. Namun tidak dapat
lapangan menunjukan masih kurang nya kesadaran bertahan lama dikarenakan ketidaktahanan material
masyarakat sekitar untuk buang sampah pada tempat yang ada pada di alat tersebut atas panas pembakaran
nya. Hal ini ditunjukkan kurang nya memaksimalkan sampah serta hujan. Atas ketidaktahanan panas dan
penggunaan alat incinerator tersebut untuk dingin tersebut drum serta corong asap menjadi
pembakaran sampah di sekitar nya dan juga rapuh dan rusak. Ini seperti yang terlihat pada
kurangnya pemeliharaan alat insinerator, ini seperti gambar 2 dibawah ini
yang tergambar pada gambar 1 berikut ini
Gambar 1 menunjukan alat insinerator yang Hal ini juga diutarakan oleh pengelola sampah di
bertempat di area 2 yaitu berdekatan dengan sungai wilayah area 1 bahwa alat tidak mampu bertahan
Cisadane. lama dikarenakan pembakaran sampah dilakukan
Lingkungan Hidup dan Bencana 703
Prosiding PKM-CSR, Vol. 2 (2019)
e-ISSN: 2655-3570
dalam 2 hari sekali dan menyebabkan drum menjadi kesadaran masyarakat desa Keranggan penting nya
rapuh ditambah lagi dengan hujan. Dengan suhu pengunaan alat tersebut sehingga nanti nya
yang panas dan dingin tersebut membuat pinggiran berdampak terhadap lingkungan desa Keranggan.
drum menjadi berlobang, sama hal nya dengan Adapun metode dan cara yang dapat digunakan
pinggiran corong asap menjadi berlobang dan rapuh adalah dengan merekruit/melibatkan beberapa warga
serta pengikat tumpuan corong asap menjadi rapuh setempat untuk mengumpulkan sampah-sampah di
juga dan patah. Dengan ini alat tidak dapat berfungsi rumah warga dan membawanya ke tempat
kembali sehingga berdampak terhadap lingkungan pembakaran sampah yang dimana alat insinerator
disekitar area 1. Pengelola sampah di area 1 meminta tersebut di tempatkan. Mendesign ulang alat
agar di buat kembali dengan men design ulang alat insinerator yang telah rusak agar dapat dipakai dalam
insinerator tersebut sehingga alat mampu menahan waktu yang lama serta dibuatkan kembali dengan
panas dan dingin nya suhu udara sehingga alat dapat design baru tersebut. Menambah pembuatan alat
dipakai dalam waktu yang lama. insinerator sehingga dapat mencakupi seluruh
wilayah desa Keranggan serta memberikan eduksi
yang berterusan kepada masyarakat penting nya
KESIMPULAN menjaga lingkungan Desa Keranggan.
Desa Kranggan merupakan desa wisata dan
juga merupajan desa “home industry” yang di yang UCAPAN TERIMAKASIH (Bila ada)
berlokasi di kecamatan Setu, Kabupaten Tangerang. Ucapan terimakasih disampaikan kepada
Desa tersebut mempunyai permasalahan sampah lembaga/institusi yang telah memberikan kontribusi
yang serius dan dibutuhkan peran akademisi dalam pelaksanaan kegiatan.
(universitas) untuk mengedukasi masyarakat Ucapan terima kasih disampaikan kepada lembaga/i
setempat tentang pengelolaan sampah. Universitas nstitusi an nomor kegiatan (bila ada) serta tahun.
Swiss German sebagai salah satu universitas swasta
di Indonesia memainkan peran penting dalam REFERENSI
mengedukasi masyarakat desa Kranggan tentang
Chandra, B. (2006). Pengantar Kesehatan
manajemen sampah serta memfasilitasi tempat
Lingkungan. Jakarta: EGC.
pembakaran sampah yang effektif yang dapat di daur
ulang kembali sampah tersebut sehingga dapat Fadhilah, A., Sugianto, H., Hadi, K.,
meningkatkan ekonomi masyarakat desa Kranggan. Firmandhani, S. W., Murtini, T. W., & Pandelaki, E.
Universitas Swiss German mendesign alat E. (2011,August). Kajian Pengelolaan Sampah
insenerator yang sederhana sehingga mudah untuk Kampus Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
dimanfaatkan dan dikelola oleh masyarakat desa Universitas Diponegoro.
Kranggan sehingga berdampak terhadap lingkungan Morgan, S. (2009). Daur Ulang Sampah.
desa Kranggan. Namun dari hasil evaluasi dan Solo: Tiga Serangkai.
observasi di temukan bahwa 2 alat yang ditempatkan Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Kesehatan
di are berbeda tidak dimanfaatkan dengan baik oleh
Masyarakat dan Prinsip-Prinsip Dasar. Cipta,
masyarakat setempat sehingga berdampak terhadap
lingkungan di 2 area berbeda tersebut. Berbeda hal Jakarta.
nya dengan area 1 yang memaksimalkan P3M, P. P. (2014, Juni 1). Pengelolaan
pemanfaatan alat insinerator sederhana tersebut, Sampah Mandiri Ramah Lingkungan Skala Rumah
namun dikarenakan ketidaktahanan material pada Tangga Studi Kasus Desa Cupang. SCIENTIAE
alat tersebut, menyebabkan kerusakan dan EDUCATIA, p. Volume 3.
dbutuhkan mendisign ulang dan membuat kembali Qodriyatun, S. N. (2014). Meningkatkan
alat tersebut sehingga mampu dimanfaatkan dalam Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pengelolaan
waktu yang lama. Sampah Berdasarkan UU N0. 18 Tahun 2008.
Dengan hasil evaluasi ini menuntut Aspirasi. Standard, N. I. (2008). Pengelolaan
dibuatnya metode dan cara baru agar meningkatkan
Sampah di Pemukiman.
Lingkungan Hidup dan Bencana 704
Prosiding PKM-CSR, Vol. 2 (2019)
e-ISSN: 2655-3570
Tobing, I. S. (2005). Dampak Sampah Yasa, I., M, T., & Sudiarsa, I. M. (2012,
Terhadap Kesehatan Lingkungan dan Manusia. Maret 2). Pengelolaan Sampah Dengan Konsep 3R
Aspek Lingkungan dan Legalitas Pembuangan Studi Kasus: Kecamatan Denpasar Selatan (Kodya
Sampah serta Sosialisasi Pemanfaatan Sampah Denpasar). Jurnal Matrix, pp. 51-56.
Organik Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kompos .
Jakarta.