Anda di halaman 1dari 6

SOAL UTS EPIDEMIOLOGI INTERMEDIET

1. Suatu prosedur skriniing diketahui dapat mendeteksi penyakit X dengan sensitifitas 80% dan
spesifisitas 90%. Diketahui pula prevalensi penyakit X pada 10.000 orang sebesar 1%. Berapa jumlah
orang yang termasuk dalam kategori false positif?
a. 85
b. 990
c. 20
d. 150

Infeksi saluran kemih (ISK) Data


Rumah sakit A Rumah Sakit B Propinsi
Prosedur ƩPasie ƩISK Rate ISK ƩPasien ƩISK Rate ISK ƩPasien
n
Non Kateter 200 80 0.4 400 140 0.35 800
Kateter 500 400 0.8 100 85 0.85 1200
Total 700 480 500 225
2. Angka insidens standar infeksi saluran kemih (ISK) pada pasien di rumah sakit A dengan
menggunakan metoda standardisasi direct
a. BSSD
b. 64%
c. 29%
d. 65%
e. 36%
3. ((Dengan tabel yg sama dgn no 2))
Berapakah insidens infeksi saluran kemih (ISK) pada pasien di rumah sakit B?
a. 28%
b. 45%
c. 50%
d. 37%

4. Insidens infeksi saluran kemih di rumah sakit A dan B yang sudah di standardisasi dapat
dibandingkan, namun kelemahan menggunakan nilai ini adalah
a. BSSD
b. Bukan merupakan angka insidens yang sebenarnya
c. merepotkan karena harus membandingkan antara sub-kelompok
d. Sulit untuk diinterpretasikan adanya perbedaan antara rumah sakit A dan B

5. Pada suatu studi kohort prospektif di suatu rumah sakit yang mengikutkan semua petugas
kesehatan dengan jumlah tetap, ditentukan jumlah populasi studi pada awal tahun pengamatan
sebesar 1.000 populasi. Jumlah penderita penyakit X yang sudah ada sejak awal tahun sebesar 20
orang, kemudian pada akhir tahun ke 5 masa pengamatan (follow-up period) didapatkan lagi
tambahan penderita penyakit X yang baru sebanyak 20 orang. Selama masa 5 tahun pengamatan
tersebut tidak ada subyek yang meninggal atau loss to follow-up. Berdasarkan soal tersebut,
insidens kumulatif penyakit X dalam 5 tahun adalah :
a. 20 per 1000
b. 40 per 980
c. 20 per 980
d. 40 per 1000
6. Pada suatu studi kohort prospektif di suatu rumah sakit yang mengikutkan semua petugas
kesehatan dengan jumlah tetap, ditentukan jumlah populasi studi pada awal tahun pengamatan
sebesar 1.000 populasi. Jumlah penderita penyakit X yang sudah ada sejak awal tahun sebesar 20
orang, kemudian pada akhir tahun ke 5 masa pengamatan (follow-up period) didapatkan lagi
tambahan penderita penyakit X yang baru sebanyak 20 orang. Selama masa 5 tahun pengamatan
tersebut tidak ada subyek yang meninggal atau loss to follow-up. Berdasarkan soal tersebut,
prevalence rate penyakit X pada akhir tahun pengamatan adalah:
a. 0,5%
b. 1,5%
c. 2%
d. 4%
7.
8. Suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas vaksin untuk mencegah penyakit X
mendapat hasil sebagai berikut :

Mendapat vaksin Jumlah populasi Sakit


Ya 600 15
Tidak 1600 160
Berapa persen efektivitas vaksin dalam menurunkan terjadi sakit X?
a. 1,5%
b. 75%
c. 6%
d. 4%
9. Insidens infeksi saluran kemih dirumah sakit A dan B yang sudah distandardisasi dapat
dibandingkan, namun kelemahan menggunakan nilai ini adalah :
a. BSSD
b. Bukan merupakan angka insidens yang sebenarnya
c. Merepotkan karena harus membandingkan antara sub-kelompok
d. Sulit untuk diinterpretasikan adanya perbedaan antara rumah sakit A dan B

10. Odds Ratio (OR) pada studi kasus kontrol merupakan asosiasi yang berasal dari
a. A dan B benar
b. Perbandingan antara risk penyakit pada kelompok terpajan dan risk penyakit pada
kelompok tidak terpajan
c. Perbandingan antara odds penyakit pada kelompok terpajan dan odds tidak sakit pada
kelompok tidak terpajan
d. Perbandingan antara odds terpajan pada kasus dan odds terpajan pada kontrol
11. Pajanan asbes sebagai penyebab asbestosis :
a. Tidak necessary tetapi sufficient
b. Necessary dan sufficient
c. Tidak necessary dan tidak sufficient
d. Necessary tapi tidak sufficient
12. Periode laten suatu penyakit adalah
a. Waktu antara pajanan mulai berisiko sampai terlihat gejala klinis
b. Waktu antara mulai terjadi penyakit sampai terlihat gejala klinis
c. Waktu antara pajanan mulai berisiko sampai mulai terjadi penyakit
d. Waktu antara mulai terjadi penyakit sampai penyakit dapat dideteksi

ISK
Penggunaan kateter Ya Tidak Total
Ya 30 170 200
Tidak 10 190 200
Total 40 360 400
13. Berapa presentase kasus infeksi saluran kemih yang dapat dicegah bila tidak menggunakan kateter
(PAR%)?
a. 52%
b. 11%
c. 36%
d. 40%
14. ((Dengan tabel no 10 diatas)) Dari hasil OR yang didapatkan dari tabel diatas, dapat
diinterpretasikan sebagai berikut :
a. Subyek yang menggunakan kateter mempunyai risiko lebih untuk terjadi ISK
dibandingkan dengan yang tidak menggunakan kateter
b. Subyek yang menggunakan kateter mempunyai risiko lebih rendah untuk terjadi ISK
dibandingkan dengan yang tidak menggunakan kateter
c. Subyek yang menggunakan kateter mempunyai risiko yang sama untuk terjadi ISK
dibanding dengan yang tidak menggunakan kateter
d. A dan C benar
15. ((Dengan tabel no 10 diatas)) Berapa odds ratio kejadian infeksi saluran kemih yang dikaitkan
dengan penggunaan kateter
a. 1,64
b. 1,39
c. 0,72
d. 3,35
16. Epidemiologi mempelajari hal-hal berikut ini
a. Epidemi
b. Faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit
c. Distribusi penyakit di populasi
d. Semua hal di atas benar
17. John Snow berjasa dalam :
a. mengembangkan konsep penyebab
b. Mengembangkan analistik kematian
c. Mengembangkan metode investigasi wabah di lapangan
d. Mengembagkan metode eskperimental
18. Merokok sebagai penyebab kanker paru?
a. Tidak necessary dan tidak sufficient
b. Necessary dan sufficient
c. Tidak necessary tetapi sufficient
d. Necessary tetapi tidak sufficient
19. Suatu studi menunjukkan hubungan antara konsumsi makan garam dengan hipertensi dimana
semakin banyak orang mengkonsumsi garam semakin besar risikonya untuk mendapatkan
hipertensi
a. Konsistensi
b. Temporal Relationship
c. Biological Plausibility
d. Biological Gradient
e. Specificity effect
20. Suatu prosedur skrining diketahui dapat mendeteksi penyakit x dengan sensitifitas 80% dan
spesifisitas 90%. Diketahui pula prevalensi penyakit x pada 10.000 orang sebesar 1%. Berapakah
positive predictive value prosedur skrining tersebut?
a. 99,8%
b. 7,5%
c. 29,6%
d. 80%
21. Konsumsi lemak sebagai penyebab penyakit jantung koroner
a. Necessary dan sufficient
b. Tidak necessary dan tidak sufficient
c. Tidak necessary tapi sufficient
d. Necessari tetapi tidak sufficient
22. Incidence rate kanker lambung di US dan Jepang memang berbeda. Peneliti mempertanyakan
kemungkinan faktor genetik atau gaya hidup atau lingkungan sebagai penyebab Ca lambung.
Metode formulasi hipotesis seperti ini :
a. Metode variasi beringin (method of concomitant variation)
b. Metode perbedaan (method of difference)
c. Metode persetujuan (method of agree)
d. Metode analogi method (method of analogy)
23. Tertusuk jarum bekas yang terkontaminasi virus hepatitis
a. Necessary dan sufficient
b. Tidak necessary dan tidak sufficient
c. Tidak necessary tapi sufficient
d. Necessari tetapi tidak sufficient
24. Berikut ini yang bukan merupakan ukuran asosiasi untuk menentukan risiko suatu penyakit secara
relatif atau absolut
a. Risk ratio
b. Risk difference
c. Odds ratio
d. incidence density rate
25. Efek dari sinar matahari dalam menimbulkan kanker kulit dapat dipastikan pada suatu studi yang
dilakukan di perancis. Studi yang sama di venezuella juga mendpatkan hasil yang sama bahwa sinar
matahari dapat menyebabkan kanker kutiannya
a. biological Plausibility
b. Biological Gradient
c. Specificity effect
d. Konsistensi
e. Temporal relationship
26. Untuk menentukan apakah penyakit disebabkan oleh suatu pajanan diperlukan informasi periode
induksi pajanan terhadap penyakit yaitu:
a. Waktu antara pajanan mulai berisiko sampai mulai terjadi penyakit
b. Waktu antara pajanan mulai berisiko sampai terlihat gejala klinis
c. Waktu antara terpajan sampai terlihat gejala klinis
d. Waktu antara mulai terjadi penyakit sampai penyakit dapat dideteksi
27. Prevalence HIV tinggi pada penerima donor darah, pengguna obat bius suntik, penderita hemofilia.
Penularan lewat darah, diduga merupakan faktor penyebab tingginya prevalensi di kelompok
tersebut. Metode formulasi hipotesis seperti ini disebut :
a. Metode analogi (method of analogy)
b. Metode variasi beriringan (method of concomitant variation)
c. Metode perbedaan (method of difference)
d. Metode persetujuan (method of agreement)

28. Sebuah studi dilakukan untuk melihat hubungan antara pajanan radiasi sinar dan penyakit katarak
lensa mata di sebuah laboratotium perusahaan besar X. Setelah dilakukan skrining, semua pegawai
lab yang bebas dari katarak diajak berpartisipasi dalam studi prospektif terbsebut. Dengan asumsi
tidak ada drop out atau loss to follow-up, setelah 10 tahun masa pengamatan, dari 500 pegawai
yang terpajan/terpapar radiasi didiagnosis sebanyak 50 kasus katarak, sementara dari 1000 pegawai
yang tidak terpajan, ditemukan 500 kasus. Berapa presentasi kasus katarak yang disebabkan oleh
radiasi pada penelitian ini (PAR%)?
a. 33%
b. 25%
c. 50%
d. 14%
29. Sebuah studi dilakukan untuk melihat hubungan antara pajanan radiasi sinar dan penyakit katarak
lensa mata di sebuah laboratotium perusahaan besar X. Setelah dilakukan skrining, semua pegawai
lab yang bebas dari katarak diajak berpartisipasi dalam studi prospektif terbsebut. Dengan asumsi
tidak ada drop out atau loss to follow-up, setelah 10 tahun masa pengamatan, dari 500 pegawai
yang terpajan/terpapar radiasi didiagnosis sebanyak 50 kasus katarak, sementara dari 1000 pegawai
yang tidak terpajan, ditemukan 500 kasus. Besarnya risiko untuk terjadi katarak pada kelompok
pegawai yang terpajan radiasi dalam waktu 10 tahun adalah..
a. 8%
b. 10%
c. 3%
d. 20%
30. Anemia defisiensi zat besi merupakan suatu penyakit yang dapat ditimbulkan oleh karena seseorang
kekurangan mengkonsumsi zat besi, mengingat bahwa zat besi dibutuhkan dalam pembentukan
hemoglobin :
a. Konsistensi
b. Specificity effect
c. temporal relationship
d. biological plausibility
e. bological gradient

Anda mungkin juga menyukai