PASAL 3
Pembahasan :
Pembangunan kesehatan dan penyelesaian masalah kesehatan adalah tanggung-jawab
bersama Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam masa pandemi, kolaborasi
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah seharusnya dapat tercipta. Kolaborasi sangat
penting karena pemerintah daerah lebih memahami kondisi sosial kemasyarakatan, budaya,
geografis, dan segala aspek terkait daerah mereka, sehingga mereka dapat merumuskan strategi
yang tepat untuk melawan pandemi ini untuk masyarakat masing-masing.
Bentuk kolaborasi tersebut merupakan salah satu dari tiga model hubungan antara
pemerintahan pusat dan daerah. Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah yang pertama
adalah bentuk model relatif di mana pemerintah pusat memberikan kebebasan pada pemerintah
daerah dengan tetap memberikan pengakuan terhadap pemerintah pusat. Selain itu, ada model
agensi yaitu ketika pemerintah daerah hanya sebagai agen dan pelaksana teknis dari kebijakan-
kebijakan yang seluruhnya dibuat oleh pemerintah pusat lalu ada model interaksi yang
merupakan bentuk model yang paling fleksibel. Dalam model interaksi, pemerintah pusat
memberikan kebebasan yang amat luas kepada daerah untuk membuat kebijakan-kebijakan,
selama kebijakan tersebut dianggap menguntungkan kedua belah pihak.
Dari ketiganya, model relatif menjadi model yang disepakati oleh pemerintah Indonesia
sebagai proses pelaksanaan otonomi daerah. Meski dalam kondisi otonomi daerah, pemerintah
pusat dapat menjadi dominan sehingga bisa memiliki imunitas untuk melakukan tindakan-
tindakan di luar kewajaran dalam praktik hukum darurat, seperti yang diungkap oleh William
Nicholson, seorang profesor hukum di North Carolina Central University, Amerika Serikat.
Koordinasi pelaksanaan penanganan krisis kesehatan akibat bencana dilakukan secara
berjenjang mulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat.